• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Pasca otonomi daerah yang telah berjalan dua belas (12) tahun, persoalan penyelenggaraan kekuasaan daerah masih beberapa kali diproses. Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 memberikan kebebasan kepada daerah untuk melaksanakan otonomi daerah. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintahan daerah adalah kepala daerah sebagai unsur organisasi pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.” Pasal 60 undang-undang tersebut menyatakan bahwa pembentukan perangkat daerah dilakukan sesuai kebutuhan daerah. Jika berbicara mengenai kewenangan pemerintahan, maka tidak lepas dari Pasal 7(1) UU No. 22 Tahun 1999 yang merugikan pengakuan pemerintah pusat terhadap daerah.

Untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai amanat UUD 1945, pemerintahan daerah yang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (medebewind) adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan. Pemerintah daerah adalah pemimpin daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang mengarahkan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.” Daerah yang bersifat otonom atau sekedar daerah administratif tunduk pada segala peraturan yang akan ditentukan. menurut hukum.

Hubungan antara pemerintah dan pemerintah daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri mempunyai hubungan pengawasan.

Konsep peranan

Terkait dengan peran-peran yang harus dipenuhi, tidak semua orang mampu memenuhi peran-peran yang ada pada dirinya. Konflik Peran Setiap orang memainkan berbagai peran, dan terkadang peran-peran ini mempunyai ekspektasi yang bertentangan. Menurut Hendropuspito, konflik peran sering terjadi pada orang-orang yang mempunyai peran yang beragam, jika peran-peran tersebut mempunyai pola perilaku yang berlawanan, meskipun subjek atau tujuan yang dituju sama33.

Ketegangan peran – adanya ekspektasi yang bertentangan dalam peran yang sama disebut ketegangan peran. Sampai batas tertentu, masing-masing interaksi ini mendefinisikan peran yang berbeda karena terdapat ekspektasi berbeda yang terkait dengannya. Ketiga, arbitrase, suatu prosedur resmi untuk mengalihkan penyelesaian konflik peran yang sulit kepada pihak ketiga, sehingga seseorang merasa bebas dari tanggung jawab dan dosa.

Ketika orang melakukan peran yang tidak mereka sukai, terkadang mereka mengatakan bahwa mereka hanya melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Konflik nyata antara peran dan diri ini dapat dianalisis dengan menggunakan konsep jarak peran yang dikembangkan oleh Erving Goffman. Dia membuat komunikasi yang tidak sesuai dengan sifat perannya untuk menunjukkan bahwa dia lebih dari sekedar peran yang dia mainkan.

Sedangkan Thoha menyatakan bahwa peranan adalah seperangkat tingkah laku biasa yang timbul karena adanya suatu jabatan yang diketahui, karena peranan yang dimaksud di sini menyangkut suatu jabatan dan jabatan itu memuat seperangkat tugas, wewenang, hak, kewajiban dan tanggung jawab yang bersifat umum. dalam sebuah organisasi. Secara formal, semua itu terangkum dalam uraian tugas, sehingga setiap organisasi formal pada umumnya berusaha menyusun uraian tugas untuk menjelaskan secara lebih rinci tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab setiap orang yang ditetapkan untuk menduduki jabatan tersebut.39. Menyiapkan bahan penentuan jaringan trayek angkutan perkotaan, bus kota, angkutan kota, dan angkutan khusus dalam kawasan kota. Menyiapkan bahan penentuan kebutuhan kendaraan pada jalur angkutan perkotaan, bus kota, angkutan kota, dan angkutan khusus.

Menerbitkan atau menerbitkan izin trayek angkutan perkotaan, bus perkotaan, angkutan perkotaan dan angkutan khusus, disertai dengan kartu pengawasan. Menyiapkan bahan penetapan tarif bagi penumpang kelas ekonomi angkutan kota, bus kota, angkutan kota, dan angkutan khusus. Pemberian/penerbitan izin trayek angkutan khusus yang terdiri atas angkutan personel, angkutan sekolah, angkutan kombinasi moda (angkutan pelabuhan khusus, angkutan khusus bandar udara dan mobil dinas perusahaan, angkutan/perusahaan pelayaran).

Penerbitan/penerbitan izin pool dan/atau loket penjualan tiket angkutan antar kota dan carteran di luar terminal penumpang. Penetapan wilayah operasional angkutan orang dengan menggunakan angkutan kota di wilayah perkotaan yang wilayah operasionalnya berada dalam wilayah Kota Dumai.

Konsep Pelayanan Publik

Berkoordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai ruang lingkup kerjanya untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Menurut Sinambela, pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah terhadap sejumlah orang yang mempunyai kegiatan yang menguntungkan suatu kelompok atau kesatuan dan memberikan kepuasan. Kurniawan mengatakan pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) kebutuhan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi sesuai dengan aturan pokok dan prosedur yang telah ditetapkan48.

Menurut Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui kegiatan orang lain dan menerimanya secara langsung49. Masyarakat sebagai pengguna atau konsumen pada hakikatnya mengharapkan pelayanan yang baik dan berkualitas dalam setiap penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan pemerintah. Pelayanan yang berkualitas merupakan pelayanan yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan atau pengguna jasa, dalam hal ini masyarakat.

47 Lijan Sinambela Poltak, dkk, 2006, Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi, Bumi Aksara, Jakarta, hal. Sedangkan menurut Syafia, dari kegiatan pelayanan yang diberikan pemerintah, yang diharapkan masyarakat dari pelayanan tersebut adalah biaya yang relatif lebih murah, waktu bekerja yang lebih cepat, dan kualitas yang ditawarkan relatif lebih baik51 . Menurut undang-undang no. 25 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk sehubungan dengan barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh pemberi pelayanan. publik55.

Aspek nyata; kualitas pelayanan berupa tampilan fisik secara kasat mata, dengan indikator antara lain fasilitas parkir, ruang tunggu, komputerisasi, jumlah pegawai, media informasi manajemen, media informasi pengaduan dan jarak ke lokasi pelayanan. Menurut Sadu Wasistiono, pelayanan publik adalah pemberian pelayanan baik oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah atau swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran untuk memenuhi kebutuhan dan/atau kepentingan masyarakat.57 . Bambang Istianto HP.M, Pemerintah dalam Perspektif Manajemen Pelayanan Publik, Media Wacana Mitra STIAMI .Jakarta.

Dengan demikian, menurut Thoha60, pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan (melayani) kebutuhan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi sesuai dengan aturan pokok dan prosedur yang telah ditetapkan. Bersyarat (sesuai kondisi) Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima jasa, dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan efektivitas. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pemberian pelayanan publik dengan memperhatikan keinginan, kebutuhan dan harapan masyarakat.

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus tersedia standar pelayanan, sebagai jaminan keamanan bagi penyelenggara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, serta bagi penerima layanan dalam proses pengajuan permohonannya. Menurut Ibrahim, kualitas pelayanan publik adalah kualitas pelayanan, yaitu suatu keadaan dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, manusia, proses dan lingkungan, yang penilaian kualitasnya ditentukan pada saat penyampaiannya.

Gambar 1.2 : KERANGKA PEMIKIRAN

Referensi

Dokumen terkait

(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003)Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang

Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

Sementara itu, pelayanan publik bisa dipahami sebagai pemberi layanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang memiliki kepentingan pada organisasi

Dalam konteks pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat maupun organisasi lain

Dari beberapa pengertian pelayanan publik yang telah diuraikan, dalam konteks pemerintah daerah pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani

6 Dari beberapa pengertian pelayanan publik di atas, dalam konteks pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani

Sedangkan menurut Agung Kurniawan (Harbani, 2007:135) pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai

Berdasarkan uraian maka disimpulkan pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada kerja itu