• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODA PENELITIAN - Repository STEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODA PENELITIAN - Repository STEI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

METODA PENELITIAN

3.1 Strategi Penelitian

Penelitian kualitatif dipilih sebagai jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan penelitian kualitatif disebabkan karena ada beberapa faktor yang lebih diutamakan dalam hal penjabaran dan penjelasan suatu fenomena yang akan diteliti. Penelitian kualitatif merupakan suatu jenis penelitian yang hasil temuannya tidak didapat dengan proses statistik atau perhitungan dengan rumus melainkan sebagai bentuk jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk menjelaskan gejala secara kontekstual dengan menggunakan peneliti sebagai bagian alami dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif lebih banyak menjelaskan, mendeskripsikan dan lebih banyak menganalisis dengan menggunakan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses dan makna yang didasari sudut pandang atau penilaian dari sisi subjek.

Metode penelitian kualitatif biasa disebut juga metode etnografi karena lebih banyak bermanfaat di bidang antropologi budaya. Keadaan latar yang alami dan sesuai dengan kondisi aslinya atau disebut sebagai metode penelitian naturalistik juga merupakan sebutan lain dari penelitian kualitatif. Oleh karena itu, keadaan pada saat peneliti datang ke lapangan atau objek yang akan diteliti, saat melakukan penelitian dan berada di lapangan, dan setelah keluar dari lapangan penelitian, keadaan objek yang diteliti akan tetap dan tidak berubah (Eko Sugianto, 2015:8).

Metode penelitian kualitatif disebut juga sebagai penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dengan memperhatikan keadaan sebenarnya lokasi penelitian dengan data kualitatif, tidak menggunakan model matematik (metode perhitungan) dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Moleong (2014) juga menjelaskan bahwa setelah melakukan analisis pada beberapa definisi dan arti dari penelitian kualitatif kemudian dibuatlah suatu kesimpulan yang berasal dari pokok- pokok pengertian penelitian kualitatif.

53 STIE Indonesia

(2)

Penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian fenomenologi yaitu jenis penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih dekat dan terperinci penjelasan dan pemahaman individual tentang pengalaman- pengalamannya. Penelitian fenomenologi memiliki tujuan yaitu guna menginterpretasikan serta menjelaskan pengalaman-pengalaman yang dialami seseorang dalam kehidupan ini, termasuk pengalaman saat interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Dalam konteks penelitian kualitatif, kehadiran suatu fenomena dapat dimaknai sebagai sesuatu yang ada dan muncul dalam kesadaran peneliti dengan menggunakan cara serta penjelasan tertentu bagaimana proses sesuatu menjadi terlihat jelas dan nyata. Pada penelitian fenomenologi lebih mengutamakan pada mencari, mempelajari dan menyampaikan arti fenomena, peristiwa yang terjadi dan hubungannya dengan orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Penelitian kualitatif termasuk dalam penelitian kualitatif murni karena dalam pelaksanaannya didasari pada usaha memahami serta menggambarkan ciri- ciri intrinsik dari fenomena-fenomena yang terjadi pada diri sendiri (Eko Sugianto, 2015:13).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penjabaran metode dan langkah-langkah yang dilakukan dengan merincikan secara eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan metode ini dengan bahan perimbangan bahwa fenomena yang diteliti termasuk fenomena yang membutuhkan penggunaan pengamatan serta observasi lebih dalam dan bukan menggunakan model angka atau statistik. Selain itu, dengan penelitian kualitatif akan lebih mudah apabila berhadapan dengan kondisi yang nyata atau data yang sebenarnya. Penelitian kualitatif dipilih dengan alasan karena adanya kedekatan dan kemudahan informasi yang bisa diakses terkait penelitian. Selain itu, alasan lainnya karena kedekatan antara peneliti dan responden maka dalam hal penyampaian informasi akan lebih terbuka dan transparan sehingga data yang dikumpulkan akan lebih mendalam.

(3)

Penelitian kualitatif dengen pendekatan fenomenologi dipilih karena belum banyak yang menggunakan pendeketan ini terlebih dengan tema atau masalah yang diteliti. Selain hal itu, fenomenologi juga menjelaskan sifat fenomena, sehingga mampu memberikan gambaran mengenai sesuatu yang apa adanya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Fenomenologi berfokus pada bagaimana orang mengalami fenomena tertentu, artinya orang mengalami sesuatu bukan karena pengalaman tetapi karena fenomena yang terjadi di kehidupannya. Peneliti ingin menggambarkan secara jelas tentang objek penelitian melalui fenomena yang dialami para informan terkait. Fenomena yang digambarkan berdasarkan keadaan nyata dan sebenarnya sehingga akan mampu memberikan kesan naturalistik sesuai definisi fenomenologi. Selain itu, dengan menerapkan metode kualitatif, data yang diperoleh akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, lebih luas informasinya dan akan lebih bermakna. Seluruh bidang atau aspek dalam kehidupan manusia disebut sebagai objek penelitian kualitatif. Manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi oleh manusia juga dikatakan sebagai objek penelitian.

Objek ini dijelaskan sebagaimana adanya atau dalam keadaan sebenarnya, mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Menekankan pada lingkungan yang alami dan sesuai keadaan sebenarnya merupakan ciri utama penelitan kualitatif. Alamiah dapat diartikan bahwa data yang diperoleh dengan melakukan observasi dan analisis mendalam di tempat penelitian tersebut dibuat (Marguerite. 2010).

Dalam metode kualitatif perlakuan terhadap orang yang berpartisipasi diberlakukan sebagai subjek dan bukan objek penelitian. Pada tahap ini partisipan menemukan bahwa keberadaan dirinya sangat berharga dan informasi yang diberikan sangat bermanfaat. Pada metode kualitatif ini lebh memberikan ruang yang besar pada partisipan. Mereka terhindar dari objektivitas peneliti yang pada umunya hanya menjawab pertanyaan yang telah disiapkan dan memilih jawaban yang telah disediakan. Melalu pendekatan kualitatif diharapkan mampu memberikan penjelasan yang mendalam tentang ucapan, tulisan, atau sikapyang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu

STIE Indonesia

(4)

dalam suatu aturan konteks tertentu yang dipelajari dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Dengan mengutamakan penjabaran secara menyelurh baik dalam hal ucapan maupun tulisan maka akan lebih menggambarkan sisi alami dan natural dari penelitian tersebut.

Dari penjabaran diatas, maka pendekatan kualitatif dianggap yang paling tepat dapat menjawab permasalahan penelitian ini. Dimana metode penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi ini berusaha untuk memahami peran religiusitas dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi di lembaga pengelola zakat, dalam penelitian ini di Rumah Zakat, Cabang Jakarta. Adanya pendekatan fenomenologi juga dapat membanta dalam menggambarkan secara mendalam dan lebih rinci tentang fenomena yang dialami oleh informan kunci sehingga masalah yang diteliti akan menemukan hasil dan penyelesaian.

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yang merupakan penelitian yang didasari dari pengalaman subjektif atau fenomenologikal yang dialami pada diri individu. Melalui pendekatan fenomenologi dapat memungkinkan untuk mengungkapkan konsep religiusitas yang seharusnya ada dalam diri setiap amil pengelola lembaga zakat. Fenomenologi diartikan pula sebagai pandangan berfikir yang menegaskan pada fokus pengalaman-pengalaman dan cerita subjektif manusia dan interpretasi ata pelaksanaan di dunia (Moleong, 2007 : 14-15).

Metode kualitatif merupakan suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya dilihat dari dudut pandang perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik. Metode kualitatif umumnya dilakukan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata - kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, L. J, 2004 :6)

(5)

Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif bermakna jenis penelitian yang diperuntukkn dengan tujuan untuk menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau dideskripsikan menggunakan perhitungan angka pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, penelitian ini banyak digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti bertugas sebagai perangkat utama, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna atau temuan dari fenomen tersebut daripada generalisasi secara umum.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai penjabaran peneliti dalam mengkaji tentang peran religiusitas dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi lembaga pengelola lembaga zakat di Rumah Zakat Jakarta Timur.

Metode kualitatif ini menghasilkan data deskriptif yang dapat dijelaskan lebih rinci bahwa salah satu penggunaan penelitian kualitatif dimanfaatkan oleh peneliti lain yang ingin melakukan penelitian segala sesuatu dari segi prosesnya karena dalam penelitian ini, penggunaan metode penelitian kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk memahami bagaimana peran religiusitas dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi lembaga pengelola zakat dengan mengutamakan persepsinya sendiri terhadap realita atau keadaan yang sebenarnya terjadi pada dirinya baik melalui pengalaman masa lalu, sekarang maupun pengalaan masa depan.

Studi fenomenologi digunakan dalam melakukan penelitian ini. hal tersebut didasari dari adanya ketertarikan peneliti utnuk mengkaji lebih mendalam mengenai fenomena yang dialami oleh informan kunci. Metode penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka atau metode statistik. Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan melakukan analisis pada

STIE Indonesia

(6)

kualitas-kualitasnya, bahkan beberapa ahli mengubah menjadi entitas-entitas kualitatif (Mulyana, 2003 : 150).

Sedangkan menurut Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh Baswori Sukidin (2002:6), penelitian kualitatif adalah conducted through an intense and or proglonged contact with a “field” or life situation. These situation are typically “banal” or normal ones, refrective of the everyay life individuals, groups, societies and orgamization. Melakukan hubungan denagn intensitas yang sering atau prolog kontak dengan cara “lapangan” atau situasi hidup, situasi hidup “normal” mencerminkan kehidupan sehari-hari individu, kelompok, masyarakat, organisasi. Pada penelitian kualitas seolah-olah dibuat adanya suatu kegiatan proses berpikir induktif untuk memahami suatu kenyataan yang ada, peneliti yang terlibat langsung dalam keadaan dan latar belakang fenomena yang diteliti serta memfokuskan perhatian pada suatu peristiwa kehidupan sesuai dengan konteks atau masalah yang diteliti. Thomas Lindlof dengan bukunya “Qualitative communication research methods”

dalam kuswarno (2004) menjelaskan bahwa metode kualitatif dalam penelitian komunikasi dengan pola fenomenologi, etnometodologi, interaksi simbolik, etnografi dan studi budaya sering disebut sebagai paradigma interpretif.

Pada proses pengumpulan data digunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data yang dikumpulkan dari informan kunci lebih akurat dan valid karena sesuai dnegan fenomena yang dialami secara langsung. Fenomenologi memiliki tujuan untuk mengetahui permasalahan atau fenomena yang terjadi dari sudut pandang seseorang yang mengalaminya secara langsung atau byang berhubungan dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia, dan makna yang melekat padanya. Fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang tidak menggunakan hipotesis atau dugaan sementara dalam proses analisisnya, meskipun fenomenologi bisa pula menghasilkan sebuah hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Selain itu, fenomenologi tidak diawali dan tidak memiliki tujuan untuk menguji teori melalui suatu hipotesis.

(7)

3.2.1 Fenomenologi

Fenomenologi merupakan studi interpretative yang bersifat apa adanya tentang pengalaman manusia, yang bertujuan untuk memahami dan mennggambarkan situasi manusia, peristiwa dan pengalaman, “sebagai sesuatu yang muncul dan hadir sehari-hari" (Von Eckartsberg, 1998: 3). Pendekatan fenomenologi sebagai salah satu cara pembaruan untuk memandang hubungan manusia dan lingkungan serta memepelajari kaitan hubungannya. Tantangan besar dalam pendekatan fenomenologi yaitu penggambaran hubungan yang erat antara manusia dengan dunia yang saling terkait dengan subjek-objek formal. Untuk memahami hubungan antar manusia dengan dunianya. Ada beberapa ciri-ciri pokok fenomenologis yang dilakukan oleh peneliti fenomenologis menurut Moleong (2007:8) yaitu: (a) memperhatikan pada kenyataan yang ada, dalam hal ini kesadaran tentang sesuatu benda secara jelas (b) memahami arti peristiwa atau kejadian ayng terjadi dan berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam situasi – situasi tertentu. (c) memulai dengan diam kemudian dilanjutkan dengan pendeskripsian secara jelas fenomena yang dialami secara langsung.

Secara disiplin keilmuan, fenomenologi mempelajari tatanan atau struktur pengalaman dan kesadaran seseorang. Secara harfiah, fenomenologi diartikan sebagai sebuah studi yang mempelajari fenomena, seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan makna yang kita bisa ambil dalam pengalaman kita. Fokus perhatian fenomenologi tidak hanya sekedar fenomena yang dialami, akan tetapi terfokus pada pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama atau yang mengalaminya secara langsung (Kuswarno, 2009:22).

Kuswarno (2009:36), lebih lanjut menjelaskan mengenai penggambaran sifat dasar penelitian kualitatif yang relevan dan akurat sehingga menggambarkan posisi metodologis fenomenologi dan yang membedakannya dari penelitian kuantitatif :

STIE Indonesia

(8)

1. Mencari lebih dalam nilai-nilai dalam pengalaman kehidupan manusia 2. Penelitian terfokus pada satu tujuan dan keseluruhan

3. Tujuan penelitian adalah menemukan makna dan hakikat dari pengalaman yang dialami informan, bukan sekedar mencari penjelasan atau mencari ukuran-ukuran dari realitas

4. Memperoleh gambaran kehidupan dari sudut pandang orang pertama 5. Data yang diperoleh berbentuk deskriptif dan penjabaran adalah dasar

bagi pengetahuan ilmiah untuk memahami perilaku manusia.

6. Pertanyaan yang dibuat mencerminkan kepentingan dalam keterlibatan dan komitmen dari peneliti

7. Adanya pengalaman dan perilaku sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, baik itu kesatuan antara subjek dan objek, maupun antara bagian dari keseluruh

Fenomenologi dalam pelaksanaannya berusaha untuk mengungkapkan, mempelajari serta memahami suatu fenomena yang sesuai konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu hingga tatanan “keyakinan” individu yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam memahami dam mempelajari harus didasari oleh sudut pandang, paradigma dan keyakinan langsung dari individu yang bersangkutan sebagai subjek yang mengalami fenomena tersebut secara langsung (first hand experience). Dapat dikatakan pula, penelitian fenomenologi berusaha untuk mengungkapkan dan menjabarkan makna secara psikologis dari suatu pengalaman hidup individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dengan cara wawancara dan observasi dalam hal pengalaman kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti (Herdiansyah, 2012).

Pada penelitian ini dilakukan pendekatan fenomenologi dengan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis bermaksud melihat darri sudut pandang Ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaning full action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial dalam kehidupan sehari-hari yang wajar atau alamiah, dengan tujuan agar mampu

(9)

memahami dan menjabarkan mengenai proses pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.

Penelitian ini didasari dengan tujuan untuk menggambarkan secara jelas dan lebih terperinci berdasarkan fenomena yang dialami informan mengenai bagaimana peran religiusitas dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi lembaga pengelola zakat. Seberapa pentingkah faktor religiusitas dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi serta bagaimana pengaruh religiusitas dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mengenal lembaga pengelola zakat. Sehingga diharapkan untuk ke depannya masyarakat mampu mempertimbangkan faktor religiusitas sebagai bentuk penilaian untuk menilai suatu lembaga pengelola zakat yang terpercaya.

Peneliti melakukan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian, mendeskripsikan dan menggambarkan kenyataan yang ada serta melakukan pendekatan terhadap sumber informasi, sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih maksimal dan sesuai dengan fenomena yang dialami oleh informan.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian diartikan sebagai suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi di Rumah Zakat, Rukan Mitra Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No. 5A, Jakarta Timur. Lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian oleh penulis dengan alasan bahwa di tempat tersebut penulis menemukan beberapa subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik atau fokus penelitian yang ingin penulis teliti serta penulis juga mendapatkan kemudahan akses untuk mencari narasumber kunci di Rumah Zakat.

Waktu penelitian merupakan waktu yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Dalam hal ini peneliti menargetkan waktu 4 bulan untuk menyelesaikan seluruh proses penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2020.

STIE Indonesia

(10)

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian berdasarkan Suharsimi Arikunto tahun (2016: 26) memberikan sekat atau pembatas subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang yang merupakan tempat data untuk variabel penelitian ada dan yang di permasalahkan. Dalam penelitian, data subjek penelitian sangat penting untuk dijelaskan karena menggambarkan mengenai penelitian yang akan diteliti.

Pada istilah penelitian kualitatif subjek penelitian dikatakan dengan sebutan informan atau narasumber, yang merupakan pihak yang memberi informasi mengenai data-data dan informsi lain yang dibutuhkan peneliti an terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini informan yang dimaksud meliputi : direktur dan staf karyawan Rumah Zakat cabang Jakarta Timur, para muzakki ataupun masyarakat. Namun, karena dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan informan kunci maka yang dibutuhkan hanya satu informan yaitu ketua pelaksana Rumah Zakat cabang Jakarta.

Objek penelitian yaitu sesuatu yang menjadi fokus dan pusat perhatian pada suatu penelitian, objek penelitian biasanya menjadi tujuan utama untuk memperoleh jawaban atau penyelesaian dari masalah yang terjadi di dalam penelitian. Objek penelitian biasanya tertuju pada suatu pokok permasalahan yang akan diteliti sehingga perlu untuk dicarikan solusi sebagai hasil dari penelitain tersbeu. Sugiyono (2017:41) mengungkapkan defini dari objek penelitian adalah “sasaran ilmiah dengan tujuan untuk memperoeleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah tertuju pada fokus penelitian. Fokus penelitian sebagai acuan dalam target untuk membatasi adanya penelitian ke variabel atau pembahasan yang lebih luas dan mendalam karena akan mengalami hambatan. Apabila fokus dalam penelitian

(11)

pengalaman seseorang akan mudah dalam memperoleh solusi dan hasil penelitiannya. Pada penelitian ini yang menjadi fokus untuk diteliti adalah : poin-poin penting pelaksanaan pengelolaan zakat di Rumah Zakat, mengenai penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keuangan di Rumah Zakat, serta peran religiusitas dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi lembaga pengeloa zakat. Pada penelitian ini juga lebih difokuskan tentang pengukuran serta penilaian bagaimana seseorang memandang diri mereka sendiri kedalam beberapa aspek religiusitas yaitu, religiusitas dalam hal pemahaman dan pengetahuan islam, religiusitas dalam hal pelaksanaan ibadah serta religiusitas dalam literasi zakat, dan bagaimana konsep religiusitas mereka terbentuk melalui pengalaman-pengalaman mereka terdahulu. Sehingga mampu memberikan pengaruh yang konkret dalam meningkatkan akuntabiilitas dan transparansi lembaga pengelola zakat.

3.5 Tahapan Penelitian

Proses penelitian kualitatif terbagai menjadi tiga tahap yaitu tahap orientasi atau deskripsi. tahap reduksi atau fokus, dan tahap seleksi. Sugiyono juga menjelaskan bahwa proses penelitian kualitatif bisa digambarkan sebagai orang asing yang akan melihat pertunjukkan suatu pentas seni, orang asing itu belum tahu apa, mengapa, dan bagaimana kesenian itu. Lalu setelah melihat, mengamati dan menganalisis dengan seksma barulah akan tahu dan paham (Sugiyono, 2013).

STIE Indonesia

(12)

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Fenomenologi

Tahapan penelitian yang dilakukan peneliti diawali dari pengamatan terhadap fenomena yang terjadi sekitar dan terjadi dalam kehidupan peneliti.

Untuk lebih mendekatkan pada fenomena yang sering terjadi maka diambil keutusan untuk melakukan penelitian dengan tema zakat. Karena zakat sudah umum di masyarakat maka penulis mencoba menambahkan fenomena dan pengalaman yang sering dialami para pengelola lembaga zakat. Penelitian dilakuakn di lemga zakat karena bertujuan untuk lebih mengembangkan lembaga pengelola zakat sehinggadapat memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang kelebihan dari lembaga pengelola zakat.

Kemudian tahapan dilanjutkan dengan mencari telaah pustaka dari berbagai referensi baik media cetak, elektronik serta sosial media apapun. Pencarian telaah pustaka juga harus berdasarkan referensi yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti. Mencari sumber dan referensi sebanyak mungkin untuk memberikan opsi dan masukan mengenai apa yang akan ditambahkan dalam penelitian tersebut. Referensi buku atau media informasi lain yang tercantum dalam penulisan penelitian kita harus dicantumkan sumber dan namanya. Hal

(13)

tersebut dilakukan uuntuk menghindari adanya persepsi plagiarisme atau mengambil karya orang lain tanpa izin.

Melalui referensi yang diperoleh sebaiknya fokus pada permasalahan yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai peran religiusitas dengan kaitannya dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi lembaga pengelola zakat. Masalah yang menjadi fokus adalah seberapa besar kaitan religiusitas dalam pengelolaan zakat. Oleh sebab itu, fokus permasalahan hanya pada peran religiusitas tanpa perlu diperlebar ke aspek yang lain. Karena akan mengurangi gambaran nyata fenomena dari aspek religiusitas tersebut.

Setelah fokus pada permasalahan, tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan data-data yang valid dan akurat dari objek yang diteliti.

Pengumpulan data-data yang dimaksud dapat berupa dokumentasi, arsip atau dokumen manajemen serta keterangan lain yang didapat melalui media sosial dan akun resmi lembaga pengelola zakat. Dalam penelitian ini karena mengutamakan pada metode fenomenologi maka kegiatan wawancara mendalam lebih difokuskan untuk memperoleh informasi yang akurat dan sesuai dengan pengalaman fenomena yang terjadi pada informan.

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data sebelum analisis, dengan cara mengelompokkan, mengklasifikan data, dan mereduksi data sehingga menjadi satu kesatuan yang saling terhubung dan dapat dicari pengaruhnya dengan masalah yang diteliti. Dalam analisis perlu adanya pendalaman fenomena yang terjadi dengan cara mereview hasil wawancara mendalam dan menemukan fenomena yang terjadi sesuai masalah tersbebut.

Kemudian, semua penjabaran dituangkan dalam pembahasan dan ditulis sedetail mungkin untuk menemukan fenomena tersebut.

Dalam penulisan pembahasan perlu adanya temuan dari penelitian tersebut dan harus dicantumkan berdasarkan teori atau dasar yang ada. Pembahasan mengenai informasi fenomena yang dialami oleh informan sebaiknya

STIE Indonesia

(14)

dijabarkan secara merinci dan sesuai dengan data yang valid agar pada saat menyampaikan hasil akhir akan lebih akurat.

Tahapan selanjutnya dalam menjabarkan pembahasan perlu dialkukan uji keabsahan data. Uji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengadakan uji data sehingga menghindari penggunaan data yang tidak valid dalam penelitian tersebut. Tujuan dari uji keabsahan data ini untuk memastikan kredibilitas data yang yang diuji serta memastikan bahwa data yang peroleh terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tahapan terakhir dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Kesimpulan diambil berdasarkan kumpulan data yang diperoleh baik secara dokumen, arsip maupun melalui keterangan langsung hasil wwancara dengan informan kunci. Dalam penulisan kesimpulan perlu diperhatikan agar tidak rumit dan terlalu banyak deskripsi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat dipahami oleh masyarakat luas serta menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya. Sertakan pula saran yang disampaikan untuk pihak terkait termasuk peneliti selanjutnya agar kelak dalam melakukan penelitian yang memiliki tema serupa akan lebih lengkap dan lebih baik lagi.

3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian fenomenologi metode pengumpulan data yang digunakan berfokus pada interview mendalam (in-depth interviews) dan narasi (narratives) sebagai langkah-langkah utama dalam membuat penjelasan dan penggambaran dari pengalaman yang pernah dialami dalam hidup. Selain menggambarkan pengalaman hidup seseorang, perlu untuk memperoleh data melalui metode dokumentasi (documentary methods) atau metode visual (visual methods).

Dokumentasi data dilakukan untuk memberikan bukti pada penelitian yang dilakukan bahwa penelitian tersebut valid karena dilengkapi dengan dokumentasi

(15)

yang dilakukan dapat divisualisasikan dan diberikan gambaran nyata tentang keadaan yang sebenarnya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menerapkan metode apapun, hal tersebut tidak akan mengurasi esensi dari pengalaman serta fenomena yang dialami, peneliti fenomenologi juga sebagai media penghubung diantara pendapat melalui cerita dan pengalaman informan serta masyarakat luas yang terlibat dalam fenomena tersebut (Muhammad Farid, 2018:46).

Dalam mendapatkan seumber data yang valid, akurat, terpercaya, lengkap, detail dan terjarmin keasliannya maka peneliti harus turun langsung ke lokasi penelitian dengan dibantu orang lain ataupun instrument serta alat utama alam penelitian ini. Suhiyono (2013) memberikan penjelasan bahwa penelitian kualitatif disebut sebagai bagian dari human instrumen, yang memeiliki fungsi untuk memastikan fokus utama, mencari informan yang dijadikan sebagai sumber perolehan data, melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi maupun observasi, mengecek kualitas data, menganalisis data yang diperoleh, menjelaskan hasil analisis data, serta membuat kesimpulan atau ringkasan atas temuan yang diperoleh dari penelitian tersebut. Peneliti sebagai salah satu alat utama yang mempunyai tanggung jawab penting dalam proses penelitian sehingga dalam pengambilan keputusan peneliti sangat berpengaruh terhadap penelitian yang sedang berlangsung (Sugiyono, 2010:306).

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini dibuat menggunakan jenis data yang diperlukan dalam pengumpulan informasi, data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder. Kedua jenis data tersebut diperoleh dengan teknik pengumpulan informasi yang berbeda-beda. Berikut dijelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan jenis data sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Observasi (observation)

Dalam memperoleh data primer yang menjadi data pokok dalam sebuah penelitian untuk mengetahui permasalahn yang ada, penelitian akan dibantau dengan menggunakan teknik pengamatan dari hasil kerja panca indra mata dan

STIE Indonesia

(16)

kinerja panca indra lainnya. Observasi dijelaskan sebagai salah satu teknik dalam memeperoleh data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian agar melihat secara langsung realitas yang ada di lapangan. Melalui penerapan teknik observasi, peneliti akan melakukan kunjungan secara langsung ke lokasi penelitian di sekitar wilayah Rumah Zakat Indonesia, Cabang Jakarta. Hal tersebut dilakukan guna memperoleh data yang valid dan akurat sesuai realitas yang diamati oleh peneliti.

b. Wawancara Mendalam (in depth interview)

Interview atau dikenal dengan istilah wawancara merupakan suatu teknik dalam pencarian data yang dilakukan dengan cara menjalin komunikasi secara langsung dengan subjek, responden atau informan (Riyanto, 2010:82) Afifuddin (2009:131) juga menjelaskan bahwa wawancara diartikan pula sebagai metode pengambilan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada seseorang yang menjadi informan atau responden untuk memperoleh informasi dari jawaban atas pertanyaan tersebut. dengan demikian itu, maka interview atau wawancara merupakan metode pengambilan data dengan cara bertukar informasi dan pemikiran melalui tanya jawab antara penanya dengan subyek atau responden yang akan ditanya dalam suatu topik pembahasan tertentu.

Metode wawancara mendalam diartikan pula sebagai suatu pembicaraan yang berbentuk pola tanya jawab yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan gagasan, ide, tanggapan, persepsi, perasaan, pemahaman, dan pengalaman yang diperoleh dari informan mengenai topic atau masalah yang diteliti. Oleh karena itu, wawancara menjadi salah satu unsur penting dalam mengumpulkan data yang penting danvalid keasliannya. Wawancara mendalam ini merupakan pembicaraan yang terjadi antara pihak yang bertanya dengan pihak pemberi informasi dengan tujuan untuk memperoleh gambaran dan struktur yang terjadi sekarang tentang orang, peristiwa, keseharian, organisasi, perasaan, motivasi (tekad yang kuat), pengakuan dan kegelisahan.

(17)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian fenomenologi dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan untuk mengungkapkan alur kesadaran serta mengajukan pertanyaan secara lisan dan langsung (bertatap muka) dengan informan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi secara lengkap, mendalam, dan komprehensif sesuai dengan tujuan penelitian, serta mencari tahu tentang topik permasalahan yang dapat diangkat berkaitan dengan orang-orang sekitar tempat penelitian. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak tersusun dengan rapi sesuai klasifikasi, namun lebih mencairkan suasana wawancara yang ada dengan mengajukan pertanyaan yang ringan, saling terikat dan sesuai dengan tema masalah. Sehingga dalam menjawab pun akan lebih natural dan tidak dibuat-buat sehingga akan mengalir ke pertanyaan selanjutnya yang saling terkait. Pertanyaan yang diajukan merujuk pedoman wawancara yang ada, dan jawaban informan dijawab secara lisan dengan diikuti makna dari ekspresi dalam setiap sesi pertanyaan. Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti kepada informan kunci yang terpilih sesuai kriteria tertentu sebagai sebuah metode dalam mengumpulkan data primer.

Pemilihan informan kunci yang terkait dengan penelitian, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi lengkap terkait dengan topic masalah yang diteliti agar peneliti dapat memperoleh data yang mendukung validitas hasil penelitian yang dilaksanakan. Sehingga akan mempermudah dalam uji keabsahan data dan pembahasan mengenai analisis data.

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknok wwancara mendalam. Dalam hal ini fokus dalam wawancara mendalam adalah adanya informan kunci yang telah sebelumnya diberikan akses untuk memberikan pertanyaan mendalam terkait topic masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan yakni ketua pelaksana sekaligus staff Rumah Zakat cabang Jakarta.

STIE Indonesia

(18)

2. Data Sekunder a. Dokumentasi

dalam memperoleh data sekunder yang berguna untuk melengkapi perolehan data dalam penelitian perlu dilakukan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan untuk memberikan kelangkapan data dari hasil wawancara dan observasi atau pengamatan langsung ke objek yang diteliti.

Dokumentasi pada umumnya berbentuk arsip, surat menyurat, gambar atau foto, data pelengkap lainnya serta ada pula catatan lain yang berkaitan dengan topik utama dalam penelitian. Teknik dokumentasi biasanya diperlukan untuk memberikan gambaran penegasan bahwa penelitian yang dilakukan terjamin keasliannya dengan mencantumkan bukti berupa gambar, video ataupun foto.

Teknik dokumentasi biasanya membutuhkan alat pendukung lainnya seperti rekaman dan dokumentasi.

Data sekunder dijadikan sebagai data tambahan yang telah dikumpulkan dengan tujuan selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data sekunder biasanya dapat ditemukan dengan cepat karena bukan merupakan data pokok. Data sekunder sebagai pelengkap dalam perluasan pembahasan di penelitian agar yang dikaji lebih kompleks dan meluas. Data sekunder karena merupakan data pendukung yang berfungsi sebagai pelengkap diperoleh melalui dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu memahami dokumen yang berhubungan dengan keseluruhan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data-data dari Rumah Zakat cabang Jakarta Timur, data peroleh bisa melalui website resmi, sosial media yang ada, maupun brosur atau edaran yang secara rutin diperbarui oleh Rumah Zakat untuk mengetahui secara detail mengenai gambaran kegiatan, program, kinerja pengelolaan, anggota pengelola, laporan kinerja serta laporan keuangan. Pada zaman modern saat ini dengan adanya publisitas website yang dengan mudah bisa diakses oleh maysrakat umum maka untuk memperoleh dokumentasi penelitian tidak menjadi hal yang sulit.

(19)

b. Penelusuran Internet (Internet Searching)

Penelusuran internet merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan dengan melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online. Melalui internet dan jaringan online membantu peneliti dalam memanfaatkan informasi online berupa data penelitian maupun informasi teori, secara cepat, tepat dan dengan mudah dengan dipertanggung jawabkan secara akademik. Penelusuran internet lebih efektif dilakukan melalui website resmi objek yang diteliti sehingga informasi yang didapat akan lebih akurat, valid dan terpercaya. Selain itu, melalui website resmi akan lebih jelas mengenai penjabaran sejarah, visi dan misi serta kebutuhan data internal yang diperoleh untuk keperluan penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti banyak mencari referensi guna mencari materi tambahan terkait permasalahn yang akan dibahas dalam penelitian. Penelitian dengan mengutamakn internet searching sebagai salah satu langkah dalam pengumpulan data yaitu dengan mencari artikel, tulisan ataupun materi-materi yang berkaitan dengan topic masalah yang sedang diteliti dengan menggunakan media internet. Teknik ini secara umum dilakukan peneliti terutama untuk membantu peneliti dalam menambah refernsi dan memperkaya khazanah teoritis yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikin, beberapa teori yang dicantumkan oleh peneliti sebagai landasan dalam penguatan teori masalah yang diteliti dapat dipahami dengan melakukan analisi terhadap artikel yang didapatkan dari sumber internet tersebut.

memperkaya kajian teoritis dapat dilakukan dengan mengunjungi berbagai situs resmi ataupun website dan link yang berkaitan dengan topic permasalahan yang dikaji dalam penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Tujuan dari adanya penelitian fenomenologi untuk mengamati, memahami, mennggali lebih dalam serta memberikan gambaran atas kejadian yang dialami oleh orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Penelitian fenomenologi

STIE Indonesia

(20)

menjadi bagian dari penelitain kualitatif karena mencoba untuk mengamati fenomena atau kejadian social yang secara natural terjadi berdasarkan kejadian nyata sesuai yang terjadi di lapangan. Pada pendekatan fenomenologi mencoba untuk mengerti atas makna dari kejadian atau fenomena yang saling berkaitan antara manusia dengan keadaan yang tak menentu. Fenomenologi juga dijelaskan sebagai fenomena yang dialami individu untuk kemudian diceritakan kembali dan dilakukan analisis untuk menemukan suatu pembahasan yang menarik untuk dijelaskan kembali (Moeloeng, 2011;13).

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode fenomenologi data analysis atau dikenal dengan istilah FDA. Analisis data digunakan untuk tujuan memperkecil dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur, terstruktur, lebih tersusun dan lebih memiliki makna. Dengan kata lain analisis data dapat diartikan sebagai proses penyederhanaan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dipahami dan diterjemahkan agar mampu diimplementasikan.

Analisis data dapat diartikan sebagai suatu proses dalam pencarain dan penyusunan secara berurut dan sesuai klasifikasi data yang diperoleh melalui metode wawancara mendalam, catatan dan temuan hasil observasi di lapangan, dokumentasi sebagai gambaran pelengkap data yang valid serta ada catatan-catatan pengkap lainnya. Melalui analisis data tersebut data yang diperoleh dapat lebih mudah untuk dipahami dan dalam hal analisis data akan semakin mudah untuk menyampaikan hasil dari temuan untuk diinformasikan ke masyarakat luas. Miles and Hubermen (Iskandar, 2008: 222-224) menjelaskan bahwa tahapan analisis terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Pada tahapan reduksi data peneliti akan mengumpulkan data penelitian sebanyak mungkin melalui metode observasi, wawancara mendalam atau dari berbagai dokumen yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Pada tahapan ini,

(21)

catatan-catatan penting yang tidak terlalu jelas deskripsinya, sehingga kemudian catatan tersebut akan diterjemahkan untukkemudian dipisahkan dan diklasifikan pada masing-masing data yang relevan sesuai dengan fokus masalah penelitian.

Bagi data yang tidak valid atau tidak sesuai topik permasalahan ada baiknya dipisahkan di file terpisah agar tidak tercampur saat melakukan analisis data.

Proses reduksi data ini penting dilakukan oleh peneliti untuk memudahkan dalam tahapan selanjutnya untuk menganalisis dari hasil data-data yang diperoleh sehingga akan lebih mudah menjelaskan mengenai temuan dalam penelitian tersebut.

Proses reduksi data dilakukan dengan cara meringkas, memisahkan secara kode, menemukan tema penelitian yang difokuskan dan reduksi ata akan berjalan selama prosespenelitian berlangsung mulai dari penelitian di lapangan sampai pada saat laporan penelitian selesai dibuat. Reduksi data merupakan bagian dari analisi data yang dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan hasil analisis dari data yang tidak perlu sehingga hasil analisis akan lebih terpercaya. Reduksi data merupakan proses menganalisis untuk yang menajamkan, mengorganisasikan data, membuang data yang tidak dibutuhkan sehingga akan memudahkan dalam menemukan kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan permasalahan dalam penelitian.

2. Display Data atau Penyajian Data

Data yang telah diperoleh melalui pematan dan observasi langsung dapat dibuat dalam bentuk matriks atau table yang berisi daftar dari klasifikasi setiap data yang dalam penyajiannya bisa dalam bentuk bagan maupun narasi yang berisi penjelasan deskripsi tentang data yang diperoleh. Pada penelitian kualitatif biasanya data yang diperoleh berbentuk narasi dan terdiri dari beberapa data.

Untuk memudahkan dalam mengelompokkan data tersebut perlu dilakukan penyajian data secara efektif dan benar. Data yang diperoleh begitu banyak dan kompleks sehingga tidak memungkinkan untuk dijabarkan secara menyeluruh maka dari itu perlu adanya penyajian data, yang harus dilakukan peneliti dalam penyajian data adalah harus menguraikan dan menjabarkan secara terstruktur dan

STIE Indonesia

(22)

secara bersama-sama sehingga data yang diperoleh akan sistematis sesuai urutan dan dapat menjelaskan atau menjawab topik dari permasalahan yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah penyajian data hal yang dilakukan selanjutnya menarik kesimpulan dari analisis data-data penelitian yang dilakukan. Mengambil kesimpulan adalah analisis lanjutan dan merupakan satu bagian dari reduksi data, dan display data sehingga peneliti dapat menyimpulkan sesuai dengan data-data atau fakta yang ditemukan dalam proses penelitian. Adanya kesimpulan menjadi suatu acuan bahwa analisis yang dilakukan sudah terverifikasi karena sudah mendapatkan temuan dan menghasilkan kesimpulan dari penelitain tersebut. Dalam mengambil kesimpulan tidak hanya dilakukan secara cepat dan akan menyebabkan tidak akurat melainkan perlu adanya uji kembali mnegnai keabsahan data yang analisis, dengan cara mempertimbangkan kembali melalui pertukaran pikiran dan diskusi dengan pihak lain, dengan menerapkan proses triangulasi sehingga kebenaran ilmiah akan tercapai. Setelah proses tersebut dijalani maka peneliti akan menemukan simpulan dari hasil analisis yang dilakukan dengan beberapa tahapan.

Penarikan kesimpulan tersebut dalam bentuk narasi deskriptif sebagai gambaran dan laporan penelitian.

(23)

Gambar 3.2 Skema model analisis Interaktif oleh Miles dan Huberman

Sumber: Muri Yusuf (2016: 408)

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan fenomenologi data analysis yang lebih mengutamakan analisis data melalui fenomena yang dialami informan kunci. Dalam menganalisis data perlu dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengkaji data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan mengamati fenomena yang terjadi pada informan dan responden dengan menerapkan beberapa teknik pengumpulan data yang telah dikemukakan sebelumnya, proses analisis data diawali dari reduksi data dengan cara memilah dan mengelompokkan data yang valid atau data yang harus dipisahkan karena tidak dibutuhkan dengan masalah yang diteliti. Setelah reduksi data selanjutnya data disajikan dengan menyusun data yang diperoleh kemudian dijelaskan secara rinci dan dianalisis sehingga memberikan informasi dan jawaban atas permasalahan yang menjadi sebab dilakukannya penelitian.

3.8 Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Zuldafrial (2012:89) “keabsahan data adalah bagian dari persamaan konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) berdasarkan varian penelitian kuantitatif dan disesuaikan dengan ketentuan

STIE Indonesia

(24)

pengetahuan, klasifikasi, dan gambaran polanya sendiri”. Keabsahan data bisa diperoleh dengan cara melakukan proses pengumpulan data yang tepat, cara yang paling sering digunakan dalam keabsahan data dengan proses triangulasi.

Proses triangulasi diartikan sebagai proses untuk mengkaji data yang diperoleh dari berbagai sumber dan referensi dengan berbagai teknik dan metode.

Teknik pemeriksaan kebenaran suatu data dengan menggunakan instrument lain di luar dari data tersebut untuk kebutuhan membandingkan dengan data yang diperoleh merupakan makna dari teknik triangulasi menurut Afifuddin (2009:143). Sedangkan Patton dalam Afifuddin (2009:143) juga menyatakan bahwa ada empat macam triangulasi sebagai teknik untuk memeriksa keabsahan data yang diteliti, yang terdiri dari :

a) Triangulasi data

Teknik keabsahan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber perolehan data, seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang memiliki fenomena yang berbeda sehingga menemukan data dari sudut pandang subjek yang berbeda. Pada teknik ini lebih ditekankan untuk menganalisis apakah data yang diperoleh sudah valid, akurat dan terpercaya. Perlu adanya bukti melalui dokumentasi atau laporan hasil wawancara agar data penelitian yang diperoleh terjamin keabsahannya.

b) Triangulasi pengamat

Proses keabsahan data dilakukan dengan mengutamakan hasil pemeriksaan dari pengamat diluar peneliti. Adaya pengamat diluar peneliti yang ikut andil dalam membantu memeriksa kebenaran data yang diperoleh. Sebaiknya pihak yang menjadi pengamat dalam hal ini adalah pembimbing yang memberikan masukan dan saran mengenai keabsahan data yang dikumpulkan. Pembimbing juga sebagai penilai dalam memberikan pendapat jika ada data yang perlu diperbaiki atau dilengkapi agar analisis data dilakukan secara valid.

(25)

c) Triangulasi teori

Teknik keabsahan data yang berdasarkan pada perkiraan bahwa fakta yang ditemukan dalam penelitian tidak dapat diukur tingkat kepercayaannya hanya dengan satu teori atau lebih banyak teori lainnya.

Fakta yang ditemukan biasanya dapat dijelaskan dengan penjelasan yang diikuti dengan perbandingan sehingga dari perbandingan tersebut dapat diperkuat dengan triangulasi teori.

d) Triangulasi metode pengumpulan data

Menggunakan beberapa metode untuk menlakukan penelitian dan menemukan hasil temuan dari masalah yang diteliti. Metode yang digunakan pada umumnya berupa wawancara mendalam kepada responden, melakukan pengamatan atau observasi serta perlu dilakukan dokumentasi dalam mengumpulkan data.

Gambar 3.3 Metode Triangulasi

Wawancara Observasi

Dokumentasi

STIE Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

لانیمرت ةرگ 8 : نازرواشک نیا لانیمرت بیسآ طسوتم زا رییغت میلقا ار تفایرد هدرک دنا و نس نآ اه رتلااب زا 44 لاس تسا و رب ساسا جیاتن تخرد میمصت نیا نازرواشک رد خساپ هب رییغت میلقا

Sampel diambil dari data Sukuk, Reksadana Syari’ah dan juga Pertumbuhan Ekonomi selama 6 tahun Hasil penelitian diketahui Sukuk berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional