23 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir
Tidak
YA Mulai
Persiapan bahan - Semen
- Pasir - Kerikil - Air
- Mikrobakteri Identifikasi
Uji material
Semen Agregat halus Agregat kasar
Mix desain Pembuatan benda uji
Perawatan benda uji
Hasil dan pembahasan data hasil uji Kesimpulan
Pengujian benda uji kuat tekan
24 3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen bioconc sebagai campuran beton, untuk mendapatkan data-data dan hasil penelitian dengan melakukan pengujian dan penelitian di laboratorium.
3.3. Proporsi campuran
Prosedur pemilihan proporsi campuran yang dijelaskan dalam pasal ini mencakup untuk beton normal, beton massa, dan beton berat, dengan dukung oleh data-data bahan dasar yang akan digunakan.
1. Rasio air semen maksimum atau rasio air bahan bersifat semen 2. Kadar semen minimum
3. Slump
4. Ukuran besar butiran agregat maksimum 5. Kekuatan tekan yang ditargetkan
6. Persyaratan lain yang berkaitan dengan kekuatan yang berlebih, bahan tambahan, semen tipe khusus, bahan besifat semen lainnya, atau agregat.
3.4. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Semen portland
2. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen tipe 1 merk dagang semen gresik
3. Pasir
25 Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir biasa dari lumajang yang dibeli di toko bangunan terdekat.
4. Koral
Koral atau agregat kasar yang digunakan yakni Batu pecah alam.
5. Mikrobakteri
Mikrobakteri yang digunakan adalah Bioconc yang diambil dari PT.
Bangun Mukti Abadi dan dosis yang digunakan adalah 500ml/m3 beton (sofyan ali pradana,2016).
6. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air PDAM.
3.5. Pengujian material
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari material yang akan digunakan untuk campuran beton kedap air.
Pengujian material ini mengacu pada SNI-2914-2012. Pengujian material dilakukan di Laboratorium Beton Universitas Narotama Surabaya. Data hasil uji bahan terlampir. Material yang diuji antara lain :
a) Pasir b) Kerikil c) Semen
3.6. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan benda uji adalah sebagai berikut :
1. Timbangan digunakan untuk mengukut berat beban bahan campuran
26 beton.
Gambar 3.1 Timbangan
2. Cetakan untuk contoh beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Gambar 3.2 Cetakan Silinder 3. Sekop digunakan untuk mengaduk bahan uji
4. Cetok digunakan sebagai pengambilan bahan uji yang telah diaduk dan dimasukkan ke dalam tempat cetakan benda uji.
5. Alat molen yang kecil ukuran 50 kg untuk mencampur semua bahan- bahan dalam pembuatan beton.
27 Gambar 3.3 alat adukan bahan-bahan beton
6. Alat uji kuat tekan digunakan untuk menguji kekuatan beton silinder yang telah siap untuk diuji.
3.7. Mix desain
Setiap campuran perlu diketahui kualitasnya agar dapat diketahui mutu dari campuran yang telah dibuat. Salah satu indicator kualitas campuran adalah standar deviasi atau koefisien variasi dari benda uji campuran yang telah dibuat. Mix design beton yaitu cara dengan metode berat atau cara dengan metode absolute. Pada metode berat, berat jenis dari beton diketahui dari pengalaman sebelumnya. Dan apabila berat jenis material diketahui kita bisa mencari berat material yang terakhir, misal kerikil. Bila berat semen, air, pasir, dan admixture telah diketahui maka dari kerikil bisa kita cari. Berat jenis beton berkisar antara 2300 – 2400 kg/m³. Pada metode absolute volume total volume (1m³) adalah jumlah dari setiap material (contohnya semen, air, aggregate dan admixture). Saat berat semen, air, aggregate telah ditentukan maka volume bisa dihitung apabila berat jenis diketahui (Li, 2011). Dalam pekerjaan penelitian di lapangan bahwa metode dan cara pekerjaan yang digunakan sama untuk semua kombinasi mutu mix design atau sama perlakuannya.
28 3.8. Prosedur Pembuatan Benda Uji
Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan timbang bahansesuai kebutuhan yang didapatkan dari mix design. Bahan yang ditimbang antaralain agregat halus (pasir), agregat kasar (batu pecah), semen dan takar air serta bahanadditive sesuai kebutuhan.
1. Cetakan dibersihkan dari sisa pemakaian
2. Mesin mixer beton (molen) menyala dan campur semua bahan dengan urutan pencampuran kerikil, pasir, semen dan terakhir air, tungguh hingga semua tercampur secara merata ± 10 menit.
3. Ambil adonan beton segar untuk dilkukan tes slump.
Gambar 3.4 Tes Slump
4. Dituang ke masing-masing cetakan silinder dengan dimensi 15x30 cm untuk benda uji kuat tekan beton
5. Permukaan adukan di cetakan diratakan.Dalam hal ini ditetapkan perbandingan beton normal (tanpa tambahan additive) dengan beton yang ditambah aditif dan dengan kadar berbeda.
29 Gambar 3.5 ukuran beton silinder
3.9. Perawatan benda uji
Dilakukan untuk menjaga mutu benda uji mengacu pada SNI 2493-2011.
1. Penutupan setelah pekerjaan akhir Pembersihan alat dan tempat kerja pembuatan benda uji beton.
2. Pembukaan cetakan Cetakan silinder dibuka satuhari kemudian (24 jam) setelah proses pengecoran selesai.
3. Saat beton sudah mulai mengeras yang berada di dalam cetakan silinder bertujuan untuk menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban atau suhu beton, sehingga beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton mengalami atau memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah bekisting beton dilakukan bongkaran dengan durasi 24 jam yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisinya yang diperlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton. Proses curing pada beton yang sebelumnya sudah dilepas dari cetakan silinder memainkan peran penting pada pengembangan kekuatan dan daya tahan
30 beton. Proses curing ini meliputi pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, stabilitas dari dimensi suhu, menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan hari-hari pertama, dan menjaga keretakan, baik dalam beton maupun di permukaan beton dalam periode waktu tertentu.Lingkungan perawatan yang dilakukan atau yang biasa disebut curring beton dilakukan denga cara merendam semua bagian beton kedalam air.
Gambar 3.6 curing beton 3.10. Tahap Pengujian Benda Uji
Dalam penelitian ini dilakukan uji kuat tekan saja. Uji kuat tekan beton silinder dilakukan di Laboratorium beton Universitas Narotama Surabaya untuk mengetahui nilai kuat tekan beton dari semua sampel benda uji pada umur 28 hari. Untuk cara pengujiannya,Taruh benda uji pas ditengah alat tekan, kunci hidrolisny, selanjutnya nyalakan mesin tes tekannya dan amati jarum penunjuk untuk mengetahuai angka kuat tekannya. Jarum penunjuk angka besaran tekanan beton akan bergerak dan berhenti setelah beton benda uji terjadi retakan, segera matikan mesin setelah terdengar retakan dari benda uji dan catat hasilnya.
31 Gambar 3.7 alat uji tekan beton
3.11. Analisa dan Pembahasan
Setelah semua benda uji di tes, semua data hasil pengujian dicatat dan diolah untuk mendapatkan hasil data perbandingan komposisi yang telah dirancang.
3.12. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil atau data penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui komposisi optimum campuran yag telah direncanakan berdasarkan nilai kekuatan beton yang paling tinggi dari hasil percobaan, pengaruh factor reduksi semen dengan additive Bioconc terhadap kuat tekan, pengaruh Bioconc terhadap kuat tekan.