METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Salah satu syarat diterbitkannya SLF (Sertifikat Layak Fungsi) adalah dipenuhinya persyaratan teknis, yang Salah satu syarat diterbitkannya SLF (Sertifikat Layak Fungsi) adalah dipenuhinya persyaratan teknis, yang mana perlu d
mana perlu dipenuhinya ipenuhinya adalah kesesuaian data adalah kesesuaian data actual terakhir dengan actual terakhir dengan data dalam data dalam dokumen pelaksanaandokumen pelaksanaan konstruksi
konstruksi bangunan gedung; pengujian bangunan gedung; pengujian test di latest di lapangan dan atau pangan dan atau laboratorium untuk aspek laboratorium untuk aspek keselamatan,keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan; pengujian test dilakukan sesuai dengan pedoman teknis dan tata kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan; pengujian test dilakukan sesuai dengan pedoman teknis dan tata cara pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
cara pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
Lingkup dan metode pelaksanaan pekerjaan kelaikan fungsi bangunan gedung antara lain pemeriksaan Lingkup dan metode pelaksanaan pekerjaan kelaikan fungsi bangunan gedung antara lain pemeriksaan pemenuhan persyaratan persyaratan teknis. Untuk pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis meliputi
pemenuhan persyaratan persyaratan teknis. Untuk pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis meliputi 1.
1. Pemenuhan Persyaratan Tata BangunanPemenuhan Persyaratan Tata Bangunan
Persyaratan tata bangunan gedung dan lingkungan terdiri dari peruntukan lokasi dan intensitas Persyaratan tata bangunan gedung dan lingkungan terdiri dari peruntukan lokasi dan intensitas bangunan gedung; arsitektur bangunan gedung; pengendalian dampak lingkungan; rencana tata bangunan gedung; arsitektur bangunan gedung; pengendalian dampak lingkungan; rencana tata bangunan dan lingkungan; pembangunan gedung di atas dan atau di bawah tanah, air dan atau bangunan dan lingkungan; pembangunan gedung di atas dan atau di bawah tanah, air dan atau prasarana sarana umum.
prasarana sarana umum.
2.
2. Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung.Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung.
Persyaratan keandalan terdiri dari persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan. Persyaratan keandalan terdiri dari persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan.
Berdasarkan hal
Berdasarkan hal tersebut maka tersebut maka dalam melaksanakan dalam melaksanakan Pekerjaan Kajian Pekerjaan Kajian SLF SLF ini, metode ini, metode pekerjaan yang pekerjaan yang akanakan dilakukan sebagai berikut :
dilakukan sebagai berikut :
I.I. Pekerjaan PendahuluanPekerjaan Pendahuluan 1.
1. Gambar Perencanaan (As Built Drawing) dari Bangunan yang menjadi Gambar Perencanaan (As Built Drawing) dari Bangunan yang menjadi Objek Kajian meliputi :Objek Kajian meliputi : 1)
1) Gambar Gambar ArsitektualArsitektual 2)
2) Gambar Gambar StrukturStruktur 3)
3) Gambar Gambar ME ME (Mekanikal (Mekanikal ElektrikalElektrikal
Tahapan ini dilakukan guna mendapatkan data dokumen eksisting yang nantinya diverifikasi terhadap Tahapan ini dilakukan guna mendapatkan data dokumen eksisting yang nantinya diverifikasi terhadap bangunan dan struktur yang akan diukur dan diujikan.
2.
2. Survey Visual :Survey Visual :
Melakukan pengamatan terhadap objek kajian dalam hal ini Gudang Blok E 02
Melakukan pengamatan terhadap objek kajian dalam hal ini Gudang Blok E 02 – – 23 Marunda di area 23 Marunda di area KBN,
KBN, dengan dengan fokus fokus kondisi kondisi bangunan bangunan utama utama dengan dengan bangunan bangunan lingkungannya lingkungannya seperti seperti aspekaspek Arsitektur, Struktur,
Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Elektrikal dan lingkungan slingkungan sekitar seperti ekitar seperti infrastruktur infrastruktur jalan , jalan , saluran saluran dan bangunandan bangunan gedung-gedung sekitar.
gedung-gedung sekitar.
3.
3. Pengukuran Pengukuran Bangunan Bangunan Existing Existing ::
Melakukan pengukuran objek bangunan dalam hal ini Gudang Blok E 02 - 23 termasuk bangunan luar Melakukan pengukuran objek bangunan dalam hal ini Gudang Blok E 02 - 23 termasuk bangunan luar jalan,
jalan, parker parker dan dan prasarana prasarana umum. umum. Pengukuran Pengukuran meliputi meliputi ukuran-ukuran ukuran-ukuran panjang, panjang, lebar, lebar, luas luas dandan ketinggian per bangunan ruang baik bagian dalam dan luar.
ketinggian per bangunan ruang baik bagian dalam dan luar.
Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal kondisi bangunan eksisting yang kemudian Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal kondisi bangunan eksisting yang kemudian akan membantu dalam
akan membantu dalam menentukan pengujian menentukan pengujian apa saja apa saja yang dibutuhkan sesuai yang dibutuhkan sesuai kondisi bangunankondisi bangunan tersebut. Tahapan
tersebut. Tahapan ini dilakukan ini dilakukan guna memverifikasi guna memverifikasi konfigurasi dan ukonfigurasi dan ukuran kuran bangunan terhadapbangunan terhadap bangunan dan struktur yang lama ( As Built Drawing ) pada tahap analisis.
bangunan dan struktur yang lama ( As Built Drawing ) pada tahap analisis.
4.
4. Kelengkapan Komponen Instalasi Mekanikal & Elektrikal seperti Perpipaan (Plumbing) dan InstalasiKelengkapan Komponen Instalasi Mekanikal & Elektrikal seperti Perpipaan (Plumbing) dan Instalasi Kelistrikan (Panel-Panel dan Perpipaan).
Kelistrikan (Panel-Panel dan Perpipaan). Maksud dan tujuan pekerjaan
Maksud dan tujuan pekerjaan pendahuluan pendahuluan sebagai berikut :sebagai berikut : a.
a. Mendapatkan data data teknis struktur bangunan eksistingMendapatkan data data teknis struktur bangunan eksisting b.
b. Melakukan kompilasi data (termasuk data kerusakan-kerusakan) serta pengukuran diMelakukan kompilasi data (termasuk data kerusakan-kerusakan) serta pengukuran di lapangan yang akan di sajikan dalam laporan kajian dan rekomendasi.
lapangan yang akan di sajikan dalam laporan kajian dan rekomendasi.
II.
II. PengujianPengujian – – pengujian pengujian
Untuk mengetahui kondisi aktual struktur ini diperlukan pengujian yang bisa dilakukan menggunakan Untuk mengetahui kondisi aktual struktur ini diperlukan pengujian yang bisa dilakukan menggunakan pengujian Non Destructive Test (NDT). Dimana pengujian NDT ini semakin banyak diterima dan pengujian Non Destructive Test (NDT). Dimana pengujian NDT ini semakin banyak diterima dan diaplikasikan dalam rekayasa teknik sipil dan struktur khususnya metode pengujian beton NDT.
diaplikasikan dalam rekayasa teknik sipil dan struktur khususnya metode pengujian beton NDT.
Sebagai alat untuk mengevaluasi kekuatan, keseragaman, keawetan dan sifat-sifat lainnya dari struktur Sebagai alat untuk mengevaluasi kekuatan, keseragaman, keawetan dan sifat-sifat lainnya dari struktur beton dan baja eksisting. D
beton dan baja eksisting. Dasar-dasar metode NDT asar-dasar metode NDT terus dieksplorasikan, metode terus dieksplorasikan, metode maupun interpretasimaupun interpretasi hasil ujinya. Non Destructive Testing yang akan digunakan pada Pekerjaan Kajian SLF ini antara lain hasil ujinya. Non Destructive Testing yang akan digunakan pada Pekerjaan Kajian SLF ini antara lain adalah :
1)
1) Pengujian BetonPengujian Beton
Untuk mengetahui kekuatan beton bangunan eksisting pada struktur pondasi dilakukan, Untuk mengetahui kekuatan beton bangunan eksisting pada struktur pondasi dilakukan, pengambilan sample beton dengan sistim core drill. Kemudian sample tersebut di bawa ke pengambilan sample beton dengan sistim core drill. Kemudian sample tersebut di bawa ke laboratorium beton untuk dilakukan tes tekan ( Crushing Test )
laboratorium beton untuk dilakukan tes tekan ( Crushing Test )
Untuk mengetahui terjadinya crack pada pondasi maka dilakukan uji gelombang. Untuk mengetahui terjadinya crack pada pondasi maka dilakukan uji gelombang. 2)
2) Pengujian BajaPengujian Baja
Di lakukan pada konstruksi struktur baja utuk mengetahui korosivitas, ketebalan dan kekuatan Di lakukan pada konstruksi struktur baja utuk mengetahui korosivitas, ketebalan dan kekuatan sistim sambungan.
sistim sambungan. 3)
3) Pengujian Instalasi ListrikPengujian Instalasi Listrik
Dilakukan pada instalasi kelistrikan untuk mengetahui apakah kondisi instalasi dalam kondisi Dilakukan pada instalasi kelistrikan untuk mengetahui apakah kondisi instalasi dalam kondisi normal dan aman .
normal dan aman .
Untuk
Untuk selanjutnya selanjutnya perlu perlu dilakukan dilakukan beberapa beberapa pengujian pengujian terhadap terhadap kondisi kondisi bangunan bangunan eksisting, eksisting, adapunadapun tahapan dan rincian pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
tahapan dan rincian pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1
1 Pengujian Pengujian Struktur Struktur PondasiPondasi 1.1
1.1 PIT PIT TestTest 1.2
1.2 Ultrasonic Ultrasonic Pulse Pulse Velocity Velocity Test Test (UPVT)(UPVT)
2
2 Pengujian Pengujian Struktur Struktur AtasAtas 2.1
2.1 Concrete Concrete PerformancePerformance 1.
1. Hammer TestHammer Test 2.
2. UPV / Pundit ( column, beam & slab UPV / Pundit ( column, beam & slab )) 3.
3. Core DrillCore Drill 4.
4. UPVT crackUPVT crack 5.
5. ChippingChipping 6.
6. Convermeter/Rebar ScanConvermeter/Rebar Scan
2.2
2.2 Steel Steel PerformancePerformance 1.
1. Half Cell Potential TestHalf Cell Potential Test 2.
2. Carbonation TestCarbonation Test 3.
3. Brinnel TestBrinnel Test 4.
PILE INTEGRITY TEST PILE INTEGRITY TEST
Pile Test Intergrity (PIT)
Pile Test Intergrity (PIT) merupakan merupakan uji rendah ketegangan dinamis, uji rendah ketegangan dinamis, uji gamma sonic dan uji gamma sonic dan ujiuji intergitas strain rendah, yang merupakan salah satu metode untuk mengetahui nilai kondisi intergitas strain rendah, yang merupakan salah satu metode untuk mengetahui nilai kondisi kerusakan pada pondasi. Selain itu digunakan untuk mengetahui keutuhan integritas luas dan kerusakan pada pondasi. Selain itu digunakan untuk mengetahui keutuhan integritas luas dan volume pondasi dengan menganalisa kemungkinan adanya retakan (cracking) yang terjadi volume pondasi dengan menganalisa kemungkinan adanya retakan (cracking) yang terjadi pada. Test ini berdasarkan pada rambatan gelombang.
pada. Test ini berdasarkan pada rambatan gelombang.
Pada Objek Kajian Bangunan ini akan dilakukan pembongkaran non struktur untuk Pada Objek Kajian Bangunan ini akan dilakukan pembongkaran non struktur untuk mendapatkan Konstruksi Struktur yang akan dilakukan pengambilan sample ujinya seperti di mendapatkan Konstruksi Struktur yang akan dilakukan pengambilan sample ujinya seperti di Sloof/Tie Beam dan Pondasi.
Sloof/Tie Beam dan Pondasi.
Konsep dasar dari pengujian metode Pile Integrity Test adalah untuk menguji keutuhan Konsep dasar dari pengujian metode Pile Integrity Test adalah untuk menguji keutuhan pondasi secara tepat dan ekonomis. Pengujian ini akan mengabnalisa Pondasi apakah pondasi secara tepat dan ekonomis. Pengujian ini akan mengabnalisa Pondasi apakah mengalami kerusakan, penyusutan, pembesaran, ataupun kekosongan material pengisi mengalami kerusakan, penyusutan, pembesaran, ataupun kekosongan material pengisi pondasi. Pengujian keutuhan intergritas dengan PIT dilakukan berdasarkan karatristik pondasi. Pengujian keutuhan intergritas dengan PIT dilakukan berdasarkan karatristik gelombang satu dimensi yang merambat sepanjang tiang ketika dipukul.
gelombang satu dimensi yang merambat sepanjang tiang ketika dipukul.
Gambar :Pelaksanaan PIT Gambar :Pelaksanaan PIT
Tumbukan dilakukan menggunakan palu tangan yang berkepala lunak, sehingga tiang tidak Tumbukan dilakukan menggunakan palu tangan yang berkepala lunak, sehingga tiang tidak mengalami deformasi yang berarti dan tetap berada dalam keadaan elatis.
mengalami deformasi yang berarti dan tetap berada dalam keadaan elatis.
Proses Pengujian Proses Pengujian
Pengujian ini merupakan pemantauan respons tiang pondasi terhadap beban tumbukan yang Pengujian ini merupakan pemantauan respons tiang pondasi terhadap beban tumbukan yang diberikan pada kepala tiang pondasi. Responsi tersebut akan diukur dalam term gaya diberikan pada kepala tiang pondasi. Responsi tersebut akan diukur dalam term gaya kecepatan penurunan di dekat kepala tiang pondasi. Hasil respons tersebut akan mengetahui kecepatan penurunan di dekat kepala tiang pondasi. Hasil respons tersebut akan mengetahui kondisi kerusakan pada pondasi.
kondisi kerusakan pada pondasi.
Pekerjaaan pengujian ini tidak memerlukan alat-alat yang sangat rumit, karena pada dasarnya Pekerjaaan pengujian ini tidak memerlukan alat-alat yang sangat rumit, karena pada dasarnya pengujian ini menggunakan alat hammer yang dapat menghasilkan gelombang suara biasa pengujian ini menggunakan alat hammer yang dapat menghasilkan gelombang suara biasa atau ultrasonic, yang dapat memterjemahkan gelombang suara tersebut dalam bentuk atau ultrasonic, yang dapat memterjemahkan gelombang suara tersebut dalam bentuk data-data pengujian pembebanan.
Peralatan Peralatan
Jenis alat yang digunakan selama pengujian dengan metode Pile Intergrity Test adalah Jenis alat yang digunakan selama pengujian dengan metode Pile Intergrity Test adalah sebagai berikut :
sebagai berikut : a.
a. HammerHammer
Hammer ini digunakan untuk menghasilkan gelombang suara, yang akan ditumbukan Hammer ini digunakan untuk menghasilkan gelombang suara, yang akan ditumbukan pada bagian pondasi ( kepala tiang pondasi)
pada bagian pondasi ( kepala tiang pondasi) b.
b. Accelerometer Accelerometer
Menerima gelombang suara yang telah merambat kedalam tiang pondasi Menerima gelombang suara yang telah merambat kedalam tiang pondasi danmentransfernya ke signal amplifier. Diletakan pada tengah-tengah kepala tiang danmentransfernya ke signal amplifier. Diletakan pada tengah-tengah kepala tiang pondasi.
pondasi. c.
c. Signal AmplifierSignal Amplifier
Menerima transfer gelombang dari accelerometer, dan mempertejemahkan dalam Menerima transfer gelombang dari accelerometer, dan mempertejemahkan dalam bentuk gelombang tetrtentu ke alat uji Pile Intergrity Test
bentuk gelombang tetrtentu ke alat uji Pile Intergrity Test d.
d. Pile Intergrity TestPile Intergrity Test
Menerima gelombang signal yang ditransferkan oleh signal amplifier, dan mengubah Menerima gelombang signal yang ditransferkan oleh signal amplifier, dan mengubah gelombang tersebut ke dalam bentuk gelombang grafis ke komuter.
gelombang tersebut ke dalam bentuk gelombang grafis ke komuter. e.
e. KomputerKomputer
Mempertejemahkan gelombang yang diterima oleh alat uji PIT dalam bentuk grafis Mempertejemahkan gelombang yang diterima oleh alat uji PIT dalam bentuk grafis agar mudah dibaca dan memberikan keterangan-keterangan yang cukup terhadap agar mudah dibaca dan memberikan keterangan-keterangan yang cukup terhadap keadaan tiang pondasi pada kedalaman tertentu, setelah diberikannya gelombang keadaan tiang pondasi pada kedalaman tertentu, setelah diberikannya gelombang suara.
suara.
Gambar
Proses Pengujian Proses Pengujian
Dalam pelaksanaan pengujian PIT ini, memerlukan beberapa orang operator untuk satu kali Dalam pelaksanaan pengujian PIT ini, memerlukan beberapa orang operator untuk satu kali pengujian serta peralatan yang lengkap.
pengujian serta peralatan yang lengkap.
Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pengujian metode PIT adalah sebagai berikut : Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pengujian metode PIT adalah sebagai berikut :
1.
1. Operator mempersiapkan Operator mempersiapkan alat-alat yang diperlukan alat-alat yang diperlukan dalam pengujian, seperti dalam pengujian, seperti tersebuttersebut diatas.
diatas. 2.
2. Operator lapangan Operator lapangan memasangkan accelerometer pada memasangkan accelerometer pada dasar kepalam tiang dasar kepalam tiang pondasipondasi 3.
3. Kepala tiang pondasi aKepala tiang pondasi akan diberikan tumbukan dengan kan diberikan tumbukan dengan menggunakan hammer untukmenggunakan hammer untuk menghasilkan gelombang suara, Gelombang suara yang dihasilkan dari hasil hasil menghasilkan gelombang suara, Gelombang suara yang dihasilkan dari hasil hasil penumbukan hammer dengan kepala tiang pondasi akan merambat ke bawah hingga penumbukan hammer dengan kepala tiang pondasi akan merambat ke bawah hingga kedalaman tertentu.
kedalaman tertentu.
4. Gelombang yang merambat ke dalam tiang pondasi tersebut dipantau oleh alat 4. Gelombang yang merambat ke dalam tiang pondasi tersebut dipantau oleh alat
accelerometer. accelerometer. 5.
5. Accelerometer akan Accelerometer akan menyampaikan hasil menyampaikan hasil pantauannya ke pantauannya ke signal amplifiersignal amplifier
6. Gelombang suara yang disampaikan akan diuraikan oleh signal amplifier dalam 6. Gelombang suara yang disampaikan akan diuraikan oleh signal amplifier dalam bentuk signal-signal tertentu tentang kerusakan-kerusakan yang terjadi pada tiang bentuk signal-signal tertentu tentang kerusakan-kerusakan yang terjadi pada tiang pondasi.
pondasi. 7.
7. Kemudian alat PIT Kemudian alat PIT akan mempertejemahkan signal-signal akan mempertejemahkan signal-signal dari alata signal dari alata signal amplifieramplifier dalam bentuk grafis
dalam bentuk grafis 8.
8. Komputer akan Komputer akan menerima grafis menerima grafis terjemahan dari terjemahan dari alat PITalat PIT 9.
9. Kemudian komputer akan menguraikan dalam bentuk grafis-grafis atau data-dataKemudian komputer akan menguraikan dalam bentuk grafis-grafis atau data-data yang dianggap perlu untuk mengetahui keadaan atau kerusakan-kerusakan uyang yang dianggap perlu untuk mengetahui keadaan atau kerusakan-kerusakan uyang terjadi pada tiang pondasi.
terjadi pada tiang pondasi.
Dalam pendataan dan grafis di komputer akan terlihat perbedaan-perbedaan gelombang suara Dalam pendataan dan grafis di komputer akan terlihat perbedaan-perbedaan gelombang suara yang dipantau oleh accelerometer. Perbedaan tersebut menandakan keanehan tiang pondasi yang dipantau oleh accelerometer. Perbedaan tersebut menandakan keanehan tiang pondasi pada kedalaman tertentu. Keanehan yang terjadi dapat berupa kerusakan, penyusutan ukuran pada kedalaman tertentu. Keanehan yang terjadi dapat berupa kerusakan, penyusutan ukuran diameter tiang pondasi, maka pihak konsultan dan kontraktor harus melakukan tindakan yang diameter tiang pondasi, maka pihak konsultan dan kontraktor harus melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki keadaan tersebut.
dianggap perlu untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Cacat pada Pondasi yang Dapat Terdeteksi oleh uji PIT Cacat pada Pondasi yang Dapat Terdeteksi oleh uji PIT
Setelah pelaksanaan uji pembebenan pondasi dengan menggunakan metode PIT maka dapat Setelah pelaksanaan uji pembebenan pondasi dengan menggunakan metode PIT maka dapat terlihat pondasi yang kondisinya tidak bagus sehingga perlu diperbaiki. Cacat yang terdeteksi terlihat pondasi yang kondisinya tidak bagus sehingga perlu diperbaiki. Cacat yang terdeteksi tersebut adalah sebagai berikut :
tersebut adalah sebagai berikut : 1.
2.
2. Bagian Bagian sisi sisi pondasi pondasi yang yang runtuhruntuh
Keunggulan Pengujian PIT Keunggulan Pengujian PIT
Pengujian ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan pengujian lainnya yaitu, signal Pengujian ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan pengujian lainnya yaitu, signal gelombang tidakterpengaruh pada gelombang pada keadaan struktur pondasi sehingga gelombang tidakterpengaruh pada gelombang pada keadaan struktur pondasi sehingga dapat mendeteksi hingga kedalaman pondasi tersebut. Kesalahan pengecoran ataupun dapat mendeteksi hingga kedalaman pondasi tersebut. Kesalahan pengecoran ataupun kerusakan pondasi tidak menghalangi gelombang untuk mendeteksi pondasi tersebut. kerusakan pondasi tidak menghalangi gelombang untuk mendeteksi pondasi tersebut. Waktu yang digunakan untuk melakukan pengujian juga relatif sangat singkat.
Waktu yang digunakan untuk melakukan pengujian juga relatif sangat singkat.
Kelemahan Pengujian PIT Kelemahan Pengujian PIT
Selain memiliki keunggulan pengujian ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat Selain memiliki keunggulan pengujian ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mendeteksi kerusakan beton secara detail. Hal ini disebabkan karena gelombang hanya mendeteksi kerusakan beton secara detail. Hal ini disebabkan karena gelombang hanya bergerak pada satu titik yang arahnya tegak lurus. Jadi pada waktu hammer dipukul ke bergerak pada satu titik yang arahnya tegak lurus. Jadi pada waktu hammer dipukul ke pondasi hasilnya langsung dapat terlihat pada komputer.
pondasi hasilnya langsung dapat terlihat pada komputer.
Hasil Pengujian PIT Hasil Pengujian PIT
Hasil pengujian PIT terlihat dalam bentuk grafis yang menggambarkan kondisi bored pile yang diuji. Hasil pengujian PIT terlihat dalam bentuk grafis yang menggambarkan kondisi bored pile yang diuji. Pada grafis tersebut terdapat sebuah grafis lurus mendatar sebagai batas antara keadaan pondasi Pada grafis tersebut terdapat sebuah grafis lurus mendatar sebagai batas antara keadaan pondasi yang baik dan pondasi yang kurang baik. Jika grafisnya naik maka, pondasi mengalami kerusakan dan yang baik dan pondasi yang kurang baik. Jika grafisnya naik maka, pondasi mengalami kerusakan dan pengecilan. Sebaliknya jika grafis menurun maka pondasi mengalami pembesaran.
pengecilan. Sebaliknya jika grafis menurun maka pondasi mengalami pembesaran. ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST ( UPVT )
ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST ( UPVT )
Kekuatan tekan beton dapat diuji dalam dua cara, destruktif dan non destruktif. Cara destruktif adalah Kekuatan tekan beton dapat diuji dalam dua cara, destruktif dan non destruktif. Cara destruktif adalah pengujian yang sifatnya merusak benda uji, sampel ditekan sampai pecah, dari situ diperoleh data pengujian yang sifatnya merusak benda uji, sampel ditekan sampai pecah, dari situ diperoleh data kekuatan tekan beton yang sifatnya aktual. Tetapi dalam beberapa hal, cara ini dipandang kurang kekuatan tekan beton yang sifatnya aktual. Tetapi dalam beberapa hal, cara ini dipandang kurang praktis, sebab pelaksanaannya harus dilakukan di laboratorium, sehingga cocok digunakan untuk praktis, sebab pelaksanaannya harus dilakukan di laboratorium, sehingga cocok digunakan untuk
sampel beton baru yang dibuat waktu pekerjaan pengecoran. Untuk bangunan yang telah berdiri sampel beton baru yang dibuat waktu pekerjaan pengecoran. Untuk bangunan yang telah berdiri maupun bangunan lama, sampel diperoleh dari pemboran inti (coring), kemudian hasilnya dibawa ke maupun bangunan lama, sampel diperoleh dari pemboran inti (coring), kemudian hasilnya dibawa ke laboratorium untuk diuji tekan, oleh sebab itu dipandang kurang praktis, dan lebih praktis jika laboratorium untuk diuji tekan, oleh sebab itu dipandang kurang praktis, dan lebih praktis jika menggunakan cara non destruktif. Pengujian cara non destruktif dilakukan tanpa merusak benda uji, menggunakan cara non destruktif. Pengujian cara non destruktif dilakukan tanpa merusak benda uji, pelaksanaannya dapat dilakukan di tempat kerja (insitu), hasilnya berupa data kekuatan beton yang pelaksanaannya dapat dilakukan di tempat kerja (insitu), hasilnya berupa data kekuatan beton yang bersifat perkiraan; metode yang umum dipakai, (1) hammer test dan (2) tes UPV.(Hannachi dan bersifat perkiraan; metode yang umum dipakai, (1) hammer test dan (2) tes UPV.(Hannachi dan Guetteche, 2012).
Guetteche, 2012).
Gambar :Pelaksanaan UPVT Gambar :Pelaksanaan UPVT
Hammer test sudah lazim dilakukan di Indonesia, tetapi tes UPV (Ultrasonic Pulse Velocity) masih Hammer test sudah lazim dilakukan di Indonesia, tetapi tes UPV (Ultrasonic Pulse Velocity) masih jarang
jarang dilakukan, dilakukan, sebab sebab beayanya beayanya mahal. mahal. Tes Tes UPV UPV adalah adalah cara cara untuk untuk memperkirakan memperkirakan kekerasankekerasan beton, yang didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton, dengan beton, yang didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton, dengan kekuatan tekan beton itu. (International Atomic Energy Agency,2002). Di negara lain, misalnya India kekuatan tekan beton itu. (International Atomic Energy Agency,2002). Di negara lain, misalnya India dan Turki, tes ini banyak digunakan, kemungkinan di masa mendatang tes UPV juga banyak dan Turki, tes ini banyak digunakan, kemungkinan di masa mendatang tes UPV juga banyak dilakukan di Indonesia.
dilakukan di Indonesia.
Penelitian ini merupakan upaya awal untuk mengetahui perbandingan perkiraan kekuatan beton dari Penelitian ini merupakan upaya awal untuk mengetahui perbandingan perkiraan kekuatan beton dari tes UPV, dengan hasil uji kekuatan tekan aktual beton yang dibuat di Indonesia. Perkiraan kekuatan tes UPV, dengan hasil uji kekuatan tekan aktual beton yang dibuat di Indonesia. Perkiraan kekuatan tekan beton berdasarkan hasil tes UPV, sejauh ini masih dihitung menggunakan formula hasil tekan beton berdasarkan hasil tes UPV, sejauh ini masih dihitung menggunakan formula hasil penelitian di negera lain, yang bahan dan iklimnya berbeda dengan Indonesia, sebab belum diperoleh penelitian di negera lain, yang bahan dan iklimnya berbeda dengan Indonesia, sebab belum diperoleh formula perkiraan kekuatan beton dari hasil penelitian tes UPV yang dilakukan di Indonesia. formula perkiraan kekuatan beton dari hasil penelitian tes UPV yang dilakukan di Indonesia. Penggunaan formula hasil penelitian dengan karakteristik bahan dan iklim yang berbeda, akan Penggunaan formula hasil penelitian dengan karakteristik bahan dan iklim yang berbeda, akan memengaruhi hasil perkiraan kekuatan beton dari tes UPV, sebab sifat beton tergantung dari memengaruhi hasil perkiraan kekuatan beton dari tes UPV, sebab sifat beton tergantung dari sifat-sifat dasar bahan dan perbandingan campurannya (Lorenzi dkk, 2011).
sifat dasar bahan dan perbandingan campurannya (Lorenzi dkk, 2011).
Ultrasonic Pulse Velocity test (tes UPV) adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton secara Ultrasonic Pulse Velocity test (tes UPV) adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton secara tidak langsung, tes bersifat non destruktif dengan mengukur kecetapan gelombang ultrasonik pada tidak langsung, tes bersifat non destruktif dengan mengukur kecetapan gelombang ultrasonik pada
media beton, kemudian menggunakan formula tertentu, data UPV dikonversi untuk memperkirakan media beton, kemudian menggunakan formula tertentu, data UPV dikonversi untuk memperkirakan kekuatan tekan beton,. Penelitian ini merupakan uji coba awal metode tes UPV untuk memperkirakan kekuatan tekan beton,. Penelitian ini merupakan uji coba awal metode tes UPV untuk memperkirakan kekuatan tekan beton yang dibuat dengan kondisi bahan di Indonesia; kemudian hasilnya kekuatan tekan beton yang dibuat dengan kondisi bahan di Indonesia; kemudian hasilnya dibandingkan dengan tes uji kekuatan tekan beton tersebut. Sampel menggunakan 10 buah silinder dibandingkan dengan tes uji kekuatan tekan beton tersebut. Sampel menggunakan 10 buah silinder beton fc’ 16 MPa (setara K 200). Tes UPV menggunakan me
beton fc’ 16 MPa (setara K 200). Tes UPV menggunakan metode langsung, perkiraan kekuatan betontode langsung, perkiraan kekuatan beton dihitung dengan formula hasil penelitian terdahulu di negara lain.
dihitung dengan formula hasil penelitian terdahulu di negara lain. Hasil penelitian :
Hasil penelitian : (1)
(1) Formula Mahure dkk untuk mutu beton M20 (20 N/mm2), memberi hasilFormula Mahure dkk untuk mutu beton M20 (20 N/mm2), memberi hasil
perkiraan rerata kekuatan beton yang 8% lebih besar dari rerata kekuatan tekan aktual beton perkiraan rerata kekuatan beton yang 8% lebih besar dari rerata kekuatan tekan aktual beton yang
yang
dibuat dengan mutu karakteristik beton yang mendekati M20; dibuat dengan mutu karakteristik beton yang mendekati M20; (2)
(2) Perkiraan kekuatan beton berdasarkan tes UPV yang diturunkan dari mutu beton yang sesuaiPerkiraan kekuatan beton berdasarkan tes UPV yang diturunkan dari mutu beton yang sesuai dengan target mutu beton yang diselidiki, memberi hasil paling mendekati hasil tes kekuatan dengan target mutu beton yang diselidiki, memberi hasil paling mendekati hasil tes kekuatan tekan beton tersebut,
tekan beton tersebut, (3)
(3) Formula yang diturunkan berdasarkan komposisi campuran bahan pembuat beton, tanpaFormula yang diturunkan berdasarkan komposisi campuran bahan pembuat beton, tanpa mengetahui kekuatan tekan aktual yang dihasilkan dari campuran itu, tidak selalu dapat mengetahui kekuatan tekan aktual yang dihasilkan dari campuran itu, tidak selalu dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton yang dibuat dari campuran bahan yang digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton yang dibuat dari campuran bahan yang sama, dengan hasil memuaskan.
sama, dengan hasil memuaskan.
Kata kunci: perkiraan, kekuatan, beton, te
Kata kunci: perkiraan, kekuatan, beton, tes UPV, uji tekan Metode Pengujian s UPV, uji tekan Metode Pengujian UPVUPV
Test Ultrasonic ini dilakukan berdasarkan ASTM C597-83(91), test ini memanfaatkan getaran Test Ultrasonic ini dilakukan berdasarkan ASTM C597-83(91), test ini memanfaatkan getaran ultrasonic dengan frekuensi 50Khz. Gelombang yang melewati media elemen yang diukur adalagh ultrasonic dengan frekuensi 50Khz. Gelombang yang melewati media elemen yang diukur adalagh beton, dengan memperhatikan kecepatan rambatan gelombang. Pada media beton yang padat beton, dengan memperhatikan kecepatan rambatan gelombang. Pada media beton yang padat akan diperoleh kecepatan rambat gelombang yang cepat, sebaliknya pada beton yang kurang akan diperoleh kecepatan rambat gelombang yang cepat, sebaliknya pada beton yang kurang padat. Sehingga dengan alat ini dapat mengetahui keseragaman mutu beton dan retakan yang padat. Sehingga dengan alat ini dapat mengetahui keseragaman mutu beton dan retakan yang terjadi pada beton yang diuji. Alat ini dapat juga dipakai untuk mengukur dalamnya retak yang terjadi pada beton yang diuji. Alat ini dapat juga dipakai untuk mengukur dalamnya retak yang terjadi pada beton. Untuk pengoperasian kerja alat ini diperlukan media tranducer yang berfungsi terjadi pada beton. Untuk pengoperasian kerja alat ini diperlukan media tranducer yang berfungsi untuk mengeluarkan gelombang ultrasonis dan media receiver yang bersifat menerima gelombang untuk mengeluarkan gelombang ultrasonis dan media receiver yang bersifat menerima gelombang yang dihasilkan oleh media tranducer. Dengan menempelkan kedua media ini pada jarak tertentu, yang dihasilkan oleh media tranducer. Dengan menempelkan kedua media ini pada jarak tertentu, akan dicatat beberapa mikro detik (µsec) dari lintasan itu, jarak terpendek beton yang dapat akan dicatat beberapa mikro detik (µsec) dari lintasan itu, jarak terpendek beton yang dapat ditempuh. Kecepatan rambat itulah yang dapat memberi makna pada beton yang diamati.
ditempuh. Kecepatan rambat itulah yang dapat memberi makna pada beton yang diamati.
Terdapat tiga cara pengamatan yaitu : cara langsung (Direct) hal ini dilakukan dengan cara Terdapat tiga cara pengamatan yaitu : cara langsung (Direct) hal ini dilakukan dengan cara meletakan media tranducer dan receiver saling berhadapan langsung, dengan benda uji beton meletakan media tranducer dan receiver saling berhadapan langsung, dengan benda uji beton yang diamati berada ditengahnya. Cara tidak langsung (Indirect) adalah pola pengamatan dengan yang diamati berada ditengahnya. Cara tidak langsung (Indirect) adalah pola pengamatan dengan meletakkan media tranducer dan receiver berada sejajar pada satu bidang permukaan beton yang meletakkan media tranducer dan receiver berada sejajar pada satu bidang permukaan beton yang diuji. Cara semi direct yaitu pola pengamatan dengan meletakkan media tranducer dan receiver diuji. Cara semi direct yaitu pola pengamatan dengan meletakkan media tranducer dan receiver pada bidang pengamatan yang berbentuk sudut biasanya 90®)
Hasil pengamatan dinyatakan dengan kecepatan rambat yang terjadi pada benda uji beton , besar Hasil pengamatan dinyatakan dengan kecepatan rambat yang terjadi pada benda uji beton , besar kecepatan rambatan gelombang ini berbanding lurus dengan kepadatan beton dan sekaligus juga kecepatan rambatan gelombang ini berbanding lurus dengan kepadatan beton dan sekaligus juga berbanding lurus dengan kuat tekan beton tersebut. Beberapa referensi menyatakan bahwa berbanding lurus dengan kuat tekan beton tersebut. Beberapa referensi menyatakan bahwa hubungan antara kecepatan dan kuat tekan beton sangat tergantung kepada agregat betonnya hubungan antara kecepatan dan kuat tekan beton sangat tergantung kepada agregat betonnya yang antara lain adalah jenis batuan, gradasi dan diameter maksimumnya. Oleh karena itu yang antara lain adalah jenis batuan, gradasi dan diameter maksimumnya. Oleh karena itu hubungan ini perlu dirujukan terlebih dahulu dengan benda uji bor inti beton (Core Drill), sehingga hubungan ini perlu dirujukan terlebih dahulu dengan benda uji bor inti beton (Core Drill), sehingga hasil kuat tekan beton yang diperoleh telah disesuaikan dengan pengaruh dari agregat yang hasil kuat tekan beton yang diperoleh telah disesuaikan dengan pengaruh dari agregat yang digunakan. Bentuk rujukan tersebut akan berupa grafik hubungan tegangan antara Core drill dan digunakan. Bentuk rujukan tersebut akan berupa grafik hubungan tegangan antara Core drill dan Ultrasonic.
Ultrasonic.
Tes UPV adalah pengujian kekuatan tekan beton secara tidak langsung, melalui pengukuran Tes UPV adalah pengujian kekuatan tekan beton secara tidak langsung, melalui pengukuran kecepatan perambatan gelombang elektronik longitudinal pada media beton. Pelaksanaannya kecepatan perambatan gelombang elektronik longitudinal pada media beton. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) langsung (1) langsung (2) semi langsung (2) semi langsung (3) tidak langsung (3) tidak langsung Cara kerja
Cara kerja alat, dengan alat, dengan memberi getaran memberi getaran gelombang longitudinal gelombang longitudinal lewat lewat tranduser elektrotranduser elektro – – akustik, melalui cairan perangkai yang berwujud gemuk ataupun sejenis pasta selulose, yang akustik, melalui cairan perangkai yang berwujud gemuk ataupun sejenis pasta selulose, yang dioleskan pada permukaan beton sebelum tes dimulai. Saat gelombang merambat melalui media dioleskan pada permukaan beton sebelum tes dimulai. Saat gelombang merambat melalui media yang berbeda, yaitu gemuk dan beton, pada batas gemuk dan beton akan terjadi pantulan yang berbeda, yaitu gemuk dan beton, pada batas gemuk dan beton akan terjadi pantulan gelombang yang merambat dalam bentuk gelombang geser dan longitudinal.
gelombang yang merambat dalam bentuk gelombang geser dan longitudinal.
Gelombang geser merambat tegak lurus lintasan, dan gelombang longitudinal merambat sejajar Gelombang geser merambat tegak lurus lintasan, dan gelombang longitudinal merambat sejajar lintasan. Pertama kali yang mencapai tranduser penerima adalah gelombang longitudinal. Oleh lintasan. Pertama kali yang mencapai tranduser penerima adalah gelombang longitudinal. Oleh tranduser, gelombang ini diubah menjadi sinyal gelombang elektronik yang dapat dideteksi oleh tranduser, gelombang ini diubah menjadi sinyal gelombang elektronik yang dapat dideteksi oleh tranduser penerima, sehingga waktu tempuh gelombang dapat diukur. Waktu tempuh T yang tranduser penerima, sehingga waktu tempuh gelombang dapat diukur. Waktu tempuh T yang dibutuhkan untuk merambatkan gelombang pada lintasan beton sepanjang L dapat diukur, dibutuhkan untuk merambatkan gelombang pada lintasan beton sepanjang L dapat diukur, sehingga kecepatan gelombang dapat dicari dengan rumus (Lawson dkk, 2011):
sehingga kecepatan gelombang dapat dicari dengan rumus (Lawson dkk, 2011): „V = L / T
„V = L / T Keterangan rumus:
Keterangan rumus:
V„ = Kecepatan gelombang longitudinal (km/detik atau m/detik) V„ = Kecepatan gelombang longitudinal (km/detik atau m/detik) L = Panjang lintasan beton yang dilewati (km , m)
L = Panjang lintasan beton yang dilewati (km , m)
T = Waktu tempuh gelombang longitudinal ultrasonik pada sepanjang lintasan L (detik) T = Waktu tempuh gelombang longitudinal ultrasonik pada sepanjang lintasan L (detik)
Tes UPV dapat digunakan untuk: (1) mengetahui keseragaman kualitas beton, (2) mengetahui Tes UPV dapat digunakan untuk: (1) mengetahui keseragaman kualitas beton, (2) mengetahui kualitas struktur beton setelah umur beberapa tahun, (3) mengetahui kekuatan tekan beton, serta kualitas struktur beton setelah umur beberapa tahun, (3) mengetahui kekuatan tekan beton, serta (4) menghitung modulus elastisitas dan koefisien poisson beton.(Inernational Atomic Energy (4) menghitung modulus elastisitas dan koefisien poisson beton.(Inernational Atomic Energy
Agency,
Agency, 2002) Kecepatan 2002) Kecepatan gelombang gelombang ultrasonik ultrasonik dipengaruhi oldipengaruhi oleh kekakueh kekakuan elastis an elastis dan kekdan kekuatanuatan beton. Pada beton yang pemadatannya kurang baik, atau mengalami kerusakan butiran material, beton. Pada beton yang pemadatannya kurang baik, atau mengalami kerusakan butiran material, gelombang UPV akan mengalami penurunan kecepatan. Perubahan kekuatan beton pada tes gelombang UPV akan mengalami penurunan kecepatan. Perubahan kekuatan beton pada tes UPV ditunjukkan dengan perbedaan kecepatan gelombangnya; jika turun, adalah tanda bahwa UPV ditunjukkan dengan perbedaan kecepatan gelombangnya; jika turun, adalah tanda bahwa beton mengalami penurunan kekuatan, sebaliknya jika kecepatannya naik, adalah tanda bahwa beton mengalami penurunan kekuatan, sebaliknya jika kecepatannya naik, adalah tanda bahwa kekuatan beton meningkat (Hamidian dkk, 2012). Whitehurst melakukan penelitian untuk kekuatan beton meningkat (Hamidian dkk, 2012). Whitehurst melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kecepatan gelombang dan kualitas beton, hasilnya seperti pada Tabel 1. mengetahui hubungan kecepatan gelombang dan kualitas beton, hasilnya seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi kualitas beton berdasarkan kecepatan gelombang Tabel 1. Klasifikasi kualitas beton berdasarkan kecepatan gelombang
Kecepatan
Kecepatan gelombang gelombang longitudinal longitudinal Kualitas Kualitas betonbeton km/
km/ (detik.103) (detik.103) Ft/ Ft/ detikdetik >4,5
>4,5 > > 15 15 Sangat Sangat bagusbagus 3,5 3,5 – – 4,5 4,5 1212 – – 15 15 BagusBagus 3,0 3,0 – – 3,5 3,5 1010 – – 12 12 DiragukanDiragukan 2,0 2,0 – – 3,0 3,0 77 – – 10 10 JelekJelek <
< 2,0 2,0 <7 <7 Sangat jelekSangat jelek
(Sumber:
(Sumber: International Atomic Energy Agency,International Atomic Energy Agency, 2002 : 110)2002 : 110)
HAMMER TEST HAMMER TEST
Metode yang umum dipakai pada non destructive test (NDT) adalah hammer test dan ultra pulse elocity Metode yang umum dipakai pada non destructive test (NDT) adalah hammer test dan ultra pulse elocity (UPV) test. Hammer test adalah salah satu metode NDT yang sering digunakan di Indonesia etapi untuk (UPV) test. Hammer test adalah salah satu metode NDT yang sering digunakan di Indonesia etapi untuk UPV test masih jarang digunakan. UPV test adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton yang UPV test masih jarang digunakan. UPV test adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton yang didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton. International Atomic Energy didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton. International Atomic Energy Agency, 2002).
Agency, 2002). Akan te
Akan tetapi tapi hasil dahasil dari meri metode non tode non destructive destructive test test ini belini belum mewakili um mewakili kekuatan kekuatan suatu ssuatu struktur, Sehinggatruktur, Sehingga diperlukan hubungan/korelasi dengan pengujian kuat tekan yang lain (Mindess et al., 2003).
diperlukan hubungan/korelasi dengan pengujian kuat tekan yang lain (Mindess et al., 2003).
Sehingga penelitian ini dilakukan untuk memberikan nilai korelasi hasil pengujian kuat tekan beton di Sehingga penelitian ini dilakukan untuk memberikan nilai korelasi hasil pengujian kuat tekan beton di laboratorium dengan menggunakan alat compression strength machine dan pengujian yang bersifat tidak laboratorium dengan menggunakan alat compression strength machine dan pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test) dengan menggunakan alat hammer test dan UPV test. Penelitian ini merusak (non destructive test) dengan menggunakan alat hammer test dan UPV test. Penelitian ini dilakukan pada beberapa benda uji dengan beberapa mutu beton yang berbeda. Dari nilai korelasi ini dilakukan pada beberapa benda uji dengan beberapa mutu beton yang berbeda. Dari nilai korelasi ini bisa digunakan untuk menentukan nilai kuat tekan beton jika destructive test tidak bisa dilakukan bisa digunakan untuk menentukan nilai kuat tekan beton jika destructive test tidak bisa dilakukan sehingga mampu meningkatkan penerapan metode NDT (hammer test dan UPV test) di Indonesia. sehingga mampu meningkatkan penerapan metode NDT (hammer test dan UPV test) di Indonesia. Sehingga dengan mudah bisa mengetahui kualitas struktur dari suatu bangunan.
Proses Pengujian Proses Pengujian
Metode uji ini merupakan acuan dan pegangan bagi para penanggung jawab dan teknisi dalam pengujian Metode uji ini merupakan acuan dan pegangan bagi para penanggung jawab dan teknisi dalam pengujian angka pantul beton yang sudah mengeras sehingga diperoleh hasil yang benar dan akurat.
angka pantul beton yang sudah mengeras sehingga diperoleh hasil yang benar dan akurat.
Dalam metode uji ini, dijelaskan secara detail dan singkat cara uji angka pantul beton keras, penjelasan Dalam metode uji ini, dijelaskan secara detail dan singkat cara uji angka pantul beton keras, penjelasan pengujian kalibrasi (uji anvil) dan penjelasan mengenai syarat dan cara perhitungan.
pengujian kalibrasi (uji anvil) dan penjelasan mengenai syarat dan cara perhitungan.
Pengujian dilaksanakan untuk menyelidiki secara cepat suatu area yang luas dari struktur yang terbuat Pengujian dilaksanakan untuk menyelidiki secara cepat suatu area yang luas dari struktur yang terbuat dari beton, akan tetapi tidak dimaksudkan sebagai alternatif untuk menetapkan kekuatan beton.
dari beton, akan tetapi tidak dimaksudkan sebagai alternatif untuk menetapkan kekuatan beton. Metode uji angka pantul beton keras
Metode uji angka pantul beton keras
Gambar : Pelaksanaan Hammer Test Gambar : Pelaksanaan Hammer Test
1. Ruang lingkup 1. Ruang lingkup
Metode uji ini mencakup penentuan angka pantul beton keras dengan menggunakan palu pantulMetode uji ini mencakup penentuan angka pantul beton keras dengan menggunakan palu pantul
yang dikendalikan oleh pegas. yang dikendalikan oleh pegas.
Satuan yang digunakan dalam standar ini adalah SI.Satuan yang digunakan dalam standar ini adalah SI.
Standar ini tidak mencantumkan semua yang berkaitan dengan keselamatan kerja, bila adaStandar ini tidak mencantumkan semua yang berkaitan dengan keselamatan kerja, bila ada
menjadi tanggung jawab pengguna standar ini untuk menentukan keselamatan dan kesehatan menjadi tanggung jawab pengguna standar ini untuk menentukan keselamatan dan kesehatan serta menentukan aplikasi batasan-batasan regulasi ketentuan sebelum digunakan.
2. Acuan Standar 2. Acuan Standar
Standar ASTMStandar ASTM
C 125, Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates. C 670, Practice for C 125, Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates. C 670, Practice for Preparing Precision and
Preparing Precision and Bias Statements for Bias Statements for Test Methods for Test Methods for Construction Materials (SConstruction Materials (SNI 03-NI 03-6865-2002, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium untuk penentuan presisi 6865-2002, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium untuk penentuan presisi metode uji bahan konstruksi). E 18, Test Methods for Rockwell and Rockwell Superficial metode uji bahan konstruksi). E 18, Test Methods for Rockwell and Rockwell Superficial Hardness of Metallic Materials.
Hardness of Metallic Materials.
3. Kegunaan 3. Kegunaan
Metode ini dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan, menggambarkanMetode ini dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan, menggambarkan
bagian dari struktur yang mempunyai kualitas jelek atau beton yang mengalami kerusakan, serta bagian dari struktur yang mempunyai kualitas jelek atau beton yang mengalami kerusakan, serta memperkirakan perkembangan kekuatan beton di lapangan.
memperkirakan perkembangan kekuatan beton di lapangan.
Metode uji ini dapat juga digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton, untuk itu dibutuhkanMetode uji ini dapat juga digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton, untuk itu dibutuhkan
korelasi antara kekuatan beton dan angka pantul. Hubungan ini harus ditetapkan dari campuran korelasi antara kekuatan beton dan angka pantul. Hubungan ini harus ditetapkan dari campuran beton dan alat yang telah ditetapkan. Hubungan beton dan angka pantul dibuat dari kekuatan beton dan alat yang telah ditetapkan. Hubungan beton dan angka pantul dibuat dari kekuatan beton yang biasa digunakan. Untuk memperkirakan kekuatan pada saat pembangunan, tetapkan beton yang biasa digunakan. Untuk memperkirakan kekuatan pada saat pembangunan, tetapkan hubungan dengan menampilkan angka pantul pada benda uji yang dicetak dan mengukur hubungan dengan menampilkan angka pantul pada benda uji yang dicetak dan mengukur kekuatan dari benda uji yang sama atau serupa. Untuk memperkirakan kekuatan pada struktur kekuatan dari benda uji yang sama atau serupa. Untuk memperkirakan kekuatan pada struktur yang ada, tetapkan hubungan
yang ada, tetapkan hubungan antara angka pantul yang antara angka pantul yang diukur pada struktur dediukur pada struktur dengan kekuatanngan kekuatan inti beton yang diambil dari lokasi yang bersangkutan. Lihat ACI 228.1R untuk informasi inti beton yang diambil dari lokasi yang bersangkutan. Lihat ACI 228.1R untuk informasi tambahan pada perkembangan hubungan dan pada penggunaan hubungan untuk tambahan pada perkembangan hubungan dan pada penggunaan hubungan untuk memperkirakan kekuatan beton di lapangan.
memperkirakan kekuatan beton di lapangan.
Untuk campuran beton yang diketahui, angka pantul dipengaruhi oleh beberapa faktor antaraUntuk campuran beton yang diketahui, angka pantul dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain kelembapan pada permukaan bidang uji, metode yang digunakan untuk memperoleh lain kelembapan pada permukaan bidang uji, metode yang digunakan untuk memperoleh permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan tipe penyelesaian akhir
permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan tipe penyelesaian akhirfinishing finishing ), dan kedalaman), dan kedalaman karbonasi. Faktor-faktor ini harus diperhatikan untuk mempersiapkan hubungan kekuatan dan karbonasi. Faktor-faktor ini harus diperhatikan untuk mempersiapkan hubungan kekuatan dan menginterpretasikan hasil pengujian.
menginterpretasikan hasil pengujian.
Palu pantul yang berbeda dengan desain nominal beton rencana yang sama dapat memberikanPalu pantul yang berbeda dengan desain nominal beton rencana yang sama dapat memberikan
angka pantul yang berbeda antara 1 satuan sampai dengan 3 satuan. Oleh karena itu pengujian angka pantul yang berbeda antara 1 satuan sampai dengan 3 satuan. Oleh karena itu pengujian harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila hendak membandingkan hasil. Jika harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila hendak membandingkan hasil. Jika digunakan lebih dari satu palu pantul , lakukan pengujian pada sejumlah permukaan beton tipikal digunakan lebih dari satu palu pantul , lakukan pengujian pada sejumlah permukaan beton tipikal sehingga dapat digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan angka pantul.
sehingga dapat digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan angka pantul.
Metode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan beton karenaMetode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan beton karena
ketidakpastian yang tersirat dalam perkiraan kekuatan. ketidakpastian yang tersirat dalam perkiraan kekuatan.
4. Peralatan 4. Peralatan
Palu pantul , terdiri dari sebuah palu baja yang gerakannya dikendalikan oleh pegas, apabila dilepasPalu pantul , terdiri dari sebuah palu baja yang gerakannya dikendalikan oleh pegas, apabila dilepas
akan memukul hulu palu yang terbuat dari baja yang kontak langsung pada permukaan beton. Palu akan memukul hulu palu yang terbuat dari baja yang kontak langsung pada permukaan beton. Palu baja harus bergerak dengan kecepatan konstan dan dapat dilakukan ulang. Jarak pantul antara palu baja harus bergerak dengan kecepatan konstan dan dapat dilakukan ulang. Jarak pantul antara palu baja dan hulu palu diukur dalam skala linier.
baja dan hulu palu diukur dalam skala linier. CATATAN 1
CATATAN 1 - Palu pantul tersedia dalam beberapa tipe dan ukuran yang pemilihannya disesuaikan dengan- Palu pantul tersedia dalam beberapa tipe dan ukuran yang pemilihannya disesuaikan dengan ukuran dan tipe struktur beton yang akan diuji.
ukuran dan tipe struktur beton yang akan diuji.
Batu penggosok, terbuat dari silika karbid atau bahan lain yang sejenis dengan tekstur butiran sedang.Batu penggosok, terbuat dari silika karbid atau bahan lain yang sejenis dengan tekstur butiran sedang.
Anvil penguji, silin Anvil penguji, silinder dengan diameter 150 der dengan diameter 150 mm dan tinggi mm dan tinggi 150 mm terbuat 150 mm terbuat dari baja dengan kdari baja dengan kekerasanekerasan
permukaan tumbukan sampai dengan 66
permukaan tumbukan sampai dengan 66 HRCHRC ± ± 22 HRCHRC diukur dengan metode uji ASTM E 18.diukur dengan metode uji ASTM E 18. Anvil Anvil memiliki alat pengarah agar palu pantul berada di tengah daerah tumbukan dan berfungsi menjaga alat memiliki alat pengarah agar palu pantul berada di tengah daerah tumbukan dan berfungsi menjaga alat tetap tegak lurus permukaan uji.
tetap tegak lurus permukaan uji.
Verifikasi, palu pantul harus dirawat dan diverifikasi setiap tahun serta apabila pengoperasiannyaVerifikasi, palu pantul harus dirawat dan diverifikasi setiap tahun serta apabila pengoperasiannya
diragukan. Verifikasi pengoperasian palu pantul dengan menggunakan anvil seperti dijelaskan pada diragukan. Verifikasi pengoperasian palu pantul dengan menggunakan anvil seperti dijelaskan pada butir 6.3. Selama verifikasi, anvil diletakkan pada pelat atau lantai beton. Pabrik harus melaporkan butir 6.3. Selama verifikasi, anvil diletakkan pada pelat atau lantai beton. Pabrik harus melaporkan angka pantul yang diperoleh dari pengoperasian alat yang benar ketika pengujian dilakukan pada anvil angka pantul yang diperoleh dari pengoperasian alat yang benar ketika pengujian dilakukan pada anvil dengan kekerasan sesuai spesifikasi.
dengan kekerasan sesuai spesifikasi.
Umumnya palu pantul menghasilkan angka pantul 80 ± 2 ketika diuji pada
Umumnya palu pantul menghasilkan angka pantul 80 ± 2 ketika diuji pada anvilanvil seperti dijelaskan padaseperti dijelaskan pada butir 6.3. Pada saat pemeriksaan,
butir 6.3. Pada saat pemeriksaan, anvilanvil harus berada di atas landasan kaku untuk memperoleh angkaharus berada di atas landasan kaku untuk memperoleh angka pantul yang benar. Verifikasi pada tes
pantul yang benar. Verifikasi pada tes anvilanvil tidak menjamin menghasilkan angka pantul yang selalutidak menjamin menghasilkan angka pantul yang selalu sama. Palu dapat diverifikasi pada angka pantul yang lebih rendah dengan menggunakan landasan sama. Palu dapat diverifikasi pada angka pantul yang lebih rendah dengan menggunakan landasan batu yang sudah dihaluskan dan memiliki kekerasan yang seragam. Beberapa pengguna batu yang sudah dihaluskan dan memiliki kekerasan yang seragam. Beberapa pengguna membandingkan beberapa pengujian pada permukaan beton atau batu yang sudah diketahui membandingkan beberapa pengujian pada permukaan beton atau batu yang sudah diketahui kekerasannya untuk mengetahui rentang angka pantul yang terdapat di lapangan.
kekerasannya untuk mengetahui rentang angka pantul yang terdapat di lapangan.
Gambar
7.
7. Daerah pengujian Daerah pengujian dan hambatandan hambatan
Pemilihan permukaan uji - elemen beton yang akan diuji harus memiliki tebal minimum 100 mm danPemilihan permukaan uji - elemen beton yang akan diuji harus memiliki tebal minimum 100 mm dan
menyatu dengan struktur. Benda uji yang lebih kecil harus diletakkan pada tumpuan kaku. Hindari menyatu dengan struktur. Benda uji yang lebih kecil harus diletakkan pada tumpuan kaku. Hindari pengujian pada daerah yang menunjukkan adanya keropos, permukaan beralur
pengujian pada daerah yang menunjukkan adanya keropos, permukaan beralur (scaling (scaling ), permukaan), permukaan kasar atau daerah dengan porositas yang tinggi. Hasil pengujian tidak dapat dibandingkan jika beton kasar atau daerah dengan porositas yang tinggi. Hasil pengujian tidak dapat dibandingkan jika beton menggunakan bahan bekisting yang berbeda (lihat Catatan 3). Permukaan beton yang digosok menggunakan bahan bekisting yang berbeda (lihat Catatan 3). Permukaan beton yang digosok ((troweled troweled ) akan menghasilkan angka pantul yang lebih tinggi daripada permukaan yang diplester atau) akan menghasilkan angka pantul yang lebih tinggi daripada permukaan yang diplester atau diaci (
diaci (finishing finishing ). Bila memungkinkan pengujian pada plat lantai sebaiknya dilakukan pada permukaan). Bila memungkinkan pengujian pada plat lantai sebaiknya dilakukan pada permukaan bagian bawah untuk memperoleh permukaan benda uji yang berhubungan langsung dengan cetakan. bagian bawah untuk memperoleh permukaan benda uji yang berhubungan langsung dengan cetakan.
Persiapan permukaan bidang uji - Diameter bidang uji minimum 150 mm. Permukaan dengan teksturPersiapan permukaan bidang uji - Diameter bidang uji minimum 150 mm. Permukaan dengan tekstur
yang kasar, lunak atau terkelupas mortarnya harus diratakan dengan batu penggosok seperti yang yang kasar, lunak atau terkelupas mortarnya harus diratakan dengan batu penggosok seperti yang diuraikan diata.
diuraikan diata. Permukaan bekas cetakan Permukaan bekas cetakan yang sudah rata yang sudah rata dan permukaan yang sudah halus dan permukaan yang sudah halus tidaktidak perlu digosok sebelum pengujian (lihat Catatan 3). Jangan membandingkan hasil dari permukaan yang perlu digosok sebelum pengujian (lihat Catatan 3). Jangan membandingkan hasil dari permukaan yang sudah dan tidak dihaluskan.
sudah dan tidak dihaluskan. Apabila
Apabila permukaan permukaan beton beton bekas bekas cetakan cetakan dihaluskan, dihaluskan, peningkatan peningkatan angka angka pantul pantul sebesar sebesar 2,1 2,1 untukuntuk cetakan dari kayu lapis dan 0,4 untuk cetakan dari kayu lapis dengan kerapatan tinggi tercantum pada cetakan dari kayu lapis dan 0,4 untuk cetakan dari kayu lapis dengan kerapatan tinggi tercantum pada bibliografi no. 3. Permukaan kering memberikan angka pantul yang lebih tinggi dari pada permukaan bibliografi no. 3. Permukaan kering memberikan angka pantul yang lebih tinggi dari pada permukaan basah. Karbonasi pada permukaan juga dapat meningkatkan angka pantul. Efek permukaan kering dan basah. Karbonasi pada permukaan juga dapat meningkatkan angka pantul. Efek permukaan kering dan karbonasi pada permukaan dapat dikurangi dengan membasahi permukaan beton secara terus karbonasi pada permukaan dapat dikurangi dengan membasahi permukaan beton secara terus menerus selama 24 jam sebelum pengujian. Apabila terdapat lapisan karbonasi yang tebal pada menerus selama 24 jam sebelum pengujian. Apabila terdapat lapisan karbonasi yang tebal pada permukaan beton, lapisan tersebut harus dibuang dengan menggunakan gerinda untuk memperoleh permukaan beton, lapisan tersebut harus dibuang dengan menggunakan gerinda untuk memperoleh angka pantul yang mewakili bagian dalam beton yang sebenarnya. Belum ada data hubungan antara angka pantul yang mewakili bagian dalam beton yang sebenarnya. Belum ada data hubungan antara angka pantul dengan ketebalan beton yang terkarbonasi. Apabila menguji beton yang terkarbonasi angka pantul dengan ketebalan beton yang terkarbonasi. Apabila menguji beton yang terkarbonasi harus menggunakan pertimbangan profesional.
harus menggunakan pertimbangan profesional.
Jangan menguji beton yang membekuJangan menguji beton yang membeku
Kelembapan beton pada 0 °C (32 F) atau kurang dapat meningkatkan angka pantul. Beton seharusnya Kelembapan beton pada 0 °C (32 F) atau kurang dapat meningkatkan angka pantul. Beton seharusnya diuji hanya sesudah mencair. Temperatur pada palu pemantulnya dapat mempengaruhi angka pantul. diuji hanya sesudah mencair. Temperatur pada palu pemantulnya dapat mempengaruhi angka pantul. Palu pemantul pada 18 °C (0 °F) dapat
Palu pemantul pada 18 °C (0 °F) dapat mengurangi angka pantul sebanyak 2 atamengurangi angka pantul sebanyak 2 atau 3.u 3.
Untuk pembacaan yang akan dibandingkan, arah tumbukan baik horizontal, ke bawah, ke atas atauUntuk pembacaan yang akan dibandingkan, arah tumbukan baik horizontal, ke bawah, ke atas atau
arah lainnya harus sama atau hasil pembacaan dikoreksi dengan faktor koreksi yang sudah ada. arah lainnya harus sama atau hasil pembacaan dikoreksi dengan faktor koreksi yang sudah ada.
Pengujian tidak diijinkan apabila di bawah permukaan beton terdapat batang tulangan dengan selimutPengujian tidak diijinkan apabila di bawah permukaan beton terdapat batang tulangan dengan selimut
kurang dari 20 mm. kurang dari 20 mm.
Letak tulangan dapat ditentukan dengan detektor logam (
Letak tulangan dapat ditentukan dengan detektor logam (cover-meter cover-meter ) sesuai dengan petunjuk) sesuai dengan petunjuk pengoperasian dari alat tersebut.
pengoperasian dari alat tersebut.
6. Proses uji 6. Proses uji
Pegang alat dengan kokoh sehingga posisi hulu palu tegak lurus dengan permukaan beton yang diuji.Pegang alat dengan kokoh sehingga posisi hulu palu tegak lurus dengan permukaan beton yang diuji.
Tekan alat secara perlahan ke arah permukaan uji sampai palu pantul menumbuk hulu palu. Setelah Tekan alat secara perlahan ke arah permukaan uji sampai palu pantul menumbuk hulu palu. Setelah tumbukan tahan tekanan pada alat dan apabila perlu tekan tombol pada sisi alat untuk mengunci hulu tumbukan tahan tekanan pada alat dan apabila perlu tekan tombol pada sisi alat untuk mengunci hulu palu pada posisinya. Baca dan catat angka pantul pada skala untuk angka yang terdekat. Lakukan 10 palu pada posisinya. Baca dan catat angka pantul pada skala untuk angka yang terdekat. Lakukan 10 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing
titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing – –masing titik bacaan tidak boleh lebihmasing titik bacaan tidak boleh lebih kecil dari 25 mm. Periksa permukaan beton setelah tumbukan, batalkan pembacaan jika tumbukan kecil dari 25 mm. Periksa permukaan beton setelah tumbukan, batalkan pembacaan jika tumbukan memecahkan atau menghancurkan permukaan beton karena terdapat rongga udara, dan ambil titik memecahkan atau menghancurkan permukaan beton karena terdapat rongga udara, dan ambil titik bacaan yang lain.
bacaan yang lain.
7. Perhitungan 7. Perhitungan
Hasil pembacaan yang berbeda lebih dari 6 satuan dari rata-rata 10 titik bacaan diabaikan dan tentukanHasil pembacaan yang berbeda lebih dari 6 satuan dari rata-rata 10 titik bacaan diabaikan dan tentukan
nilai rata-rata dihitung dari pembacaan data yang memenuhi syarat. Bila lebih dari 2 titik bacaan nilai rata-rata dihitung dari pembacaan data yang memenuhi syarat. Bila lebih dari 2 titik bacaan memiliki perbedaan lebih dari 6 satuan dari nilai rata-rata, maka seluruh rangkaian pembacaan harus memiliki perbedaan lebih dari 6 satuan dari nilai rata-rata, maka seluruh rangkaian pembacaan harus dibatalkan dan tentukan angka pantul pada 10 titik bacaan baru pada daerah pengujian.
dibatalkan dan tentukan angka pantul pada 10 titik bacaan baru pada daerah pengujian.
8. Pelaporan 8. Pelaporan
Laporkan informasi berikut untuk setiap area pengujian:Laporkan informasi berikut untuk setiap area pengujian:
Tanggal dan waktu pengujian.Tanggal dan waktu pengujian.
Identifikasi lokasi pengujian pada konstruksi beton dan tipe serta ukuran dari bagian yang diuji,Identifikasi lokasi pengujian pada konstruksi beton dan tipe serta ukuran dari bagian yang diuji,
Deskripsi dari area pengujian termasuk:Deskripsi dari area pengujian termasuk:
Identifikasi palu pantul dan nomor seri,Identifikasi palu pantul dan nomor seri,
Rata-rata angka pantul dari daerah pengujian (contoh formulir pengujian palu pantulRata-rata angka pantul dari daerah pengujian (contoh formulir pengujian palu pantul
9. Ketelitian dan penyimpangan 9. Ketelitian dan penyimpangan
KetelitianKetelitian - untuk benda uji tunggal, operator tunggal, mesin, pada hari yang sama maka standar- untuk benda uji tunggal, operator tunggal, mesin, pada hari yang sama maka standar
deviasi adalah 2,5 satuan sebagaimana didefinisikan dalam ASTM C 670. Dengan demikian rentang deviasi adalah 2,5 satuan sebagaimana didefinisikan dalam ASTM C 670. Dengan demikian rentang dari sepuluh bacaan tidak boleh melebihi 12.
dari sepuluh bacaan tidak boleh melebihi 12.
PenyimpanganPenyimpangan - Penyimpangan dari cara uji ini tidak dapat dievaluasi karena angka pantul hanya- Penyimpangan dari cara uji ini tidak dapat dievaluasi karena angka pantul hanya
dapat ditentukan dalam kerangka metode uji ini. dapat ditentukan dalam kerangka metode uji ini.
CORE DRILL CORE DRILL
Metode core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Metode core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan. Pengambilan sample beton dengan coredrill (pengeboran inti) dan uji kuat tekan seperti Kuat tekan. Pengambilan sample beton dengan coredrill (pengeboran inti) dan uji kuat tekan beton di laboratorium untuk Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa beton di laboratorium untuk Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, se
“pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder. Sama dengan Pit diman padahingga diperoleh contoh beton berupa silinder. Sama dengan Pit diman pada Pekerjaan Kajian ini Untuk dilakukan mendapatkan sampel yang memiliki maka harus dilakukan Pekerjaan Kajian ini Untuk dilakukan mendapatkan sampel yang memiliki maka harus dilakukan Pengeboran Konstruksi non Struktur.
Pengeboran Konstruksi non Struktur.
Contoh alat pengambilan sample beton dengan metode core drill tersebut yaitu sebagai berikut: Contoh alat pengambilan sample beton dengan metode core drill tersebut yaitu sebagai berikut:
Gambar
Gambar : : Pelaksanaan Pelaksanaan Core Core DrillDrill
Gambar : Alat Core Drill Gambar : Alat Core Drill
Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter
mata-Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 2” sampaibornya, umumnya antara 2” sampai 8”. Dan disarankan diameter silinder tidak kurang dari
8”. Dan disarankan diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya. 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sample beton: Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sample beton:
Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari hasil NDT berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada
bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama.
tulangan utama.
Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan agregat kasar Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm.
Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm.
Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L = panjang dan D =diameter benda uji.
panjang dan D =diameter benda uji.
Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton. Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama. Apabila
Apabila ada ada kandungan kandungan tulangan tulangan besi besi dalam dalam benda benda uji uji beton beton inti, inti, letaknya letaknya harus harus tegak tegak luruslurus terhadap
terhadap sumbu sumbu benda benda uji;uji;
Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang; Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang; Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda
Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang, benda uji beton inti lebih dari 2 batang, benda ujiuji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan bila harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan
tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan
Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00 dimana Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00 dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
Metode pengambilan dan
Metode pengambilan dan pengujian beton inti pengujian beton inti SNI 03-2492-2002 SNI 03-2492-2002 berdasarkan acuan. berdasarkan acuan. UntukUntuk kebutuhan Pengambilan Sample Beton Dengan Coredrill yang anda butuhkan, silahkan kebutuhan Pengambilan Sample Beton Dengan Coredrill yang anda butuhkan, silahkan mengubungi kami PT Hesa Laras Cemerlang. Konsultan civi engineering dan jasa pengujian mengubungi kami PT Hesa Laras Cemerlang. Konsultan civi engineering dan jasa pengujian lengkap dengan kualitas terbaik.
lengkap dengan kualitas terbaik.
Sebagai Konsultan Non Destructive Test NDT kami sudah dipercaya untuk melakukan Uji Mutu Sebagai Konsultan Non Destructive Test NDT kami sudah dipercaya untuk melakukan Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test di banyak gedung, jembatan dan bangunan Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test di banyak gedung, jembatan dan bangunan lainnya di Indonesia. Jika anda membutuhkan jasa ahli spesialis NDT maka anda berada di lainnya di Indonesia. Jika anda membutuhkan jasa ahli spesialis NDT maka anda berada di website yang tepat. Untuk solusi kebutuhan pengujian mutu beton dan pengujian lainnya dengan website yang tepat. Untuk solusi kebutuhan pengujian mutu beton dan pengujian lainnya dengan metode uji tanpa rusak, silahkan hubungi Konsultan Non Destructive Test dan Analisa Struktur metode uji tanpa rusak, silahkan hubungi Konsultan Non Destructive Test dan Analisa Struktur Terbaik dan terpercaya:
Terbaik dan terpercaya:
Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak baik dari segi mutu (keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat bangunan yang layak baik dari segi mutu (keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Maka diperlukan uji Kelayakan Teknis Bangunan. melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Maka diperlukan uji Kelayakan Teknis Bangunan.