25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).. Menurut Wiriaatmadja (2006:13), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dengan mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Arikunto, dkk ( 2012: 17 ) berpendapat, tindakan yang dilakukan pada penelitian ini akan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Kesesuaian jenis penelitian ini karena akan dilakukan secara kolaboratif yaitu adanya kerjasama antara guru dan peneliti terhadap siswa di kelas.
Pembelajaran adalah tugas dari guru, sedangkan peneliti akan mengamati proses dan hasil dari tindakan dari anak usia 3-4 tahun di PPT Madani Surbaya dengan menerapkan permainan engklek sebagai treatment motorik kasar anak.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Pos Paud Terpadu Madani Surabaya dengan alamat Jalan Mleto No.4 RT.004 / RW.006 Kelurahan Klampisngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 4 Maret – 30 Maret 2019 dengan menyesuaikan waktu pembelajaran yang biasa berlangsung. Waktu pembelajaran dilakukan 3 kali dalam seminggu pada hari senin, kamis dan
26
sabtu. Sekolah akan dimulai pada jam 8.00 – 10.00 pagi. Jumlah tatap muka 10 kali dan 5 kali digunakan untuk pengumpulan data dan penyusunan laporan di akhir pertemuan, Dengan alokasi 60 menit setiap pertemuannya.
C. Subyek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini subjek yang diteliti adalah 15 anak usia dini di PPT Madani Surabaya dengan rentang usia 3 sampai 4 tahun yang pencapaian perkembangannya rata-rata kurang sehingga belum mencapai STPPA.
Dengan obyek penelitian peningkatan kemampuan motorik kasar terhadap anak usia 3 sampai 4 tahun di PPT Madani Surabaya.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian yakni ada 3 tahapan: Pra tindakan, penelitian tindakan kelas (PTK). Model Penelitian Tindakan Kelas yang paling banyak digunakan oleh praktisi pendidikan di Indonesia dari Stephen Kemmis dan Robin McTaggart. Menurut Kusumah & dedi (2010:21), model penelitian ini berupa uraian-uraian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observe) dan refleksi (reflection).
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Robin Mc. Taggart (Sumber: Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, 2010:21)
27
Skema pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas pada penelitian ini Perencanaan
1. Membuat RPPH & RPPM (Rencana Pelaksanaan Pem- belajaran Harian & Mingguan) 2. Membuat Skenario pembela-
jaran
3. Mempersiapkan model pem- belajaran melalui permainan engklek
Tindakan
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai RPPH & RPPM
(Rencana Pelaksanaan Pem- belajaran Harian & Mingguan) 1. Memberikan materi cara
bermain
2. Bermain Engklek
Pengamatan
1. Peneliti dan observer meng - amati dan mencatat proses pembelajaran yang berlang- sung di dalam kelas
2. Observer mencatat secara cermat hasil dari pengamatan di lapangan
S I K L U S 1 Refleksi
1. Peneliti dan observer mendis- kusikan hasil dari pengamatan 2. Peneliti merencanakan program
pembelajaran siklus dua apabila dalam penelitian siklus 1 belum mencapau tujuan dari penelitian
Perencanaan 5. Membuat RPPH & RPPM
(Rencana Pelaksanaan Pem- belajaran Harian & Mingguan) 6. Mempersiapkan model pem- belajaran melalui permainan engklek
Tindakan
1. Melaksanakan proses pem- belajaran dalam bentuk permainan engklek
2. Melaksanakan kegiatan praktik langsung permainan engklek dengan hasil tertulis pada lembar pengamatan
Pengamatan
1. Peneliti dan observer meng- amati dan mencatat proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas
2.Observer mencatat secara cermat hasil dari pengamatan di lapangan
S I K L U S 2 Refleksi
1. Merefleksikan hasil peng- amatan terhadap siswa ketika pem-belajaran berlangsung tentang keterampilan permainan tradisi-onal engklek pada siklus 2 serta hasil pengamatan 2. Pelaksanaan tindakan dapat
dinyatakan berhasil apabila indikator keberhasilan telah 80% atau 12 anak tercapai.
28
1. Desain penelitian tindakan kelas pada penelitian ini a. Tahap pra tindakan
Tahap pra tindakan di lakukan sebelum masuk tahap siklus.
Tahap pra tindakan dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan motorik kasar anak sesudah di berikan treatment permainan engklek di PPT Madani Surabaya. Tahap pra tindakan akan dilakukan di sela kegiatan pembelajaran, guru sebelumnya akan memberikan gambaran dan contoh di depan aturan bermain engklek, tanpa membantu anak untuk bermain sehingga hasil yang di dapat murni dari anak mendengarkan penjelasan, dan melihat ketika diberikan contoh tanpa adanya pengulangan. Pendapat lain diungkapkan oleh Kamtini & Husni Wardi Tanjung (2005: 124) dalam perkembangan keterampilan motorik kasar anak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik, bimbingan, dan motivasi. Pada penelitian ini anak diharapkan mampu berfikir dan menerima perintah dalam sekali tangkap dan mampu mengingat contoh yang diberikan tanpa pengulangan.
b. Tahap Siklus
Tahap pra tindakan di lakukan sebelum masuk tahap siklus.
Tahap pra tindakan akan dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan anak sebelum dan sesudah di berikan treatment permainan engklek.
29 1. Tahap Perencanaan
a. Guru menetapkan cara meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di PPT Madani Surabaya melalui permaian engklek.
b. Guru dan peneliti membuat rencana dan perangkat pembelajaran yakni RPPH & RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian & Mingguan), Perangkat bermain engklek, dan instrumen Penelitian.
c. Perangkat permainan engklek di buat khusus oleh peneliti dari papan kayu yang bisa di bongkar pasang sehingga mudah dibawa kemana-mana dan dibuat berwarna-warni sehingga anak tertarik dan belajar mengenal warna.
d. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan mengenai aktifitas guru dan siswa selama mengikuti pembelajaran.
e. Peneliti menyiapkan media untuk mengambil gambar sebagai bentuk dokumentasi laporan.
2. Tahap Tindakan dan pengamatan
Tahap tindakan dan pengamatan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh guru sesuai RPPH & RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian & Mingguan) yang telah disusun. Tindakan penelitian yang dilaksanakan yakni : Kegiatan
30
awal (30 menit), Kegiatan Inti (60 menit) dan Kegiatan Penutup (30 menit).
Pengamatan akan dilaksanakan oleh 2 observer dan peneliti yang sebelumnya akan menjelaskan aturan permainan engklek pada anak PPT Madani Surabaya. Pelaksanaan kegiatan pengamatan dilakukan selama anak-anak melakukan permainan engklek. Pengamatan berpedoman pada lembar instrumen yang sudah disiapkan sebelumnya. Peneliti mengamati keadaan dilapangan baik yang dilaksanakan guru maupun siswa yang nyata di lapangan. Keterampilan motorik kasar yang diamati dilapangan yakni berdiri seimbang, melompat seimbang dan melempar. Kegiatan tersebut juga akan dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang akan diolah sebagai hasil dari penelitian.
3. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang ada dilapangan apa yang dilaksanakan guru dan siswa sesuai dengan tahap perencanaan dan bila belum sesuai atau masih ada kekurangan akang memberikan pemecahan masalah dengan tahap di siklus berikutnya sebagai bentuk perbaikan.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data 1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam hal ini menggunakan teknik pengamatan dan dokumentasi, pengamatan dalam bentuk Checklist (√), dengan 4 kolom skala
31
penilaian dengan 3 kriteria pengamatan. teknik pengamatan digunakan sebagai pengukur hasil belajar siswa yang usianya 3-4 tahun ini sangat efektif sudah dipertimbangankan dari berbagai teknik pengumpulan data yang ada.
Mendapatkan datanya pun secara cepat dan hasilnya dapat dipercaya.
Keadaan ini akan menjadikan sifat reliabilitas penilaian yang tinggi dengn dokumentasi gambar.
2. Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Pengamatan
Wina Sanjaya (2011:84), Instrumentasi penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah lembar pengamatan. Panduan pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun melalui permainan engklek. Berikut adalah pedoman pengamatan kisi- kisi instrumen sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen penilaian Tahap Pra tindakan dan Siklus Peningkatan kemampuan Anak 3-4 Tahun dengan permainan engklek di PPT Madani
Surabaya
No Nama Berdiri seimbang Melompat Seimbang Melempar
Total Rata -rata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Rakai
2 Daffa
3 Bhanu
4 Arsha
Jumlah
Keterangan nilai
BB : Belum berkembang (nilai 1 ) MB : Mulai Berkembang ( nilai 2 )
BSH : Berkembang sesuai harapan ( nilai 3 ) BSB : Berkembang sangat baik (nilai 4 )
32
Berdasarkan kisi-kisi instrumen pengamatan, peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun melalui permainan engklek di Pos Paud Terpadu Madani Surabaya. Maka kriteria penilaian kegiatan tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Kegiatan Permainan Engklek Tahap Pra tindakan dan siklus
No Indikator Nilai Deskripsi
1 Berdiri Seimbang
4 Sudah bisa berdiri satu kaki dengan seimbang tanpa bantuan
3 Berdiri satu kaki masih dengan motivasi guru dan sudah bisa 2 Berdiri satu kaki masih dengan
motivasi guru namun belum bisa 1 Tidak mau melakukan berdiri
dengan satu kaki
2 Melompat Seimbang
4
Melompat dengan satu kaki tidak menyentuh garis dan menyelesaikan permainan
3
Melompat satu kaki masih menyentuh garis tepi namun permainan selesai
2
Melompat satu kaki namun masih menyentuh garis tepi dan permainan tidak selesai
1 Melompat satu kaki masih dengan motivasi guru
3 melempar (gacu)
4 Anak melempar gacu dengan tepat sasaran
3
Anak melempar gacu namun belum tepat sasaran (masih dalam kotak permainan)
2
Anak melempar gacu namun belum belum tepat sasaran (diluar kotak permainan)
1 Anak melempar gacu dengan motivasi guru
33
Penilaian terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan engklek ini dilakukan dengan skala penilaian. Nilai hasil kemampuannya yaitu 1 sampai 4. Nilai 1 masuk ke dalam kategori belum berkembang (BB), nilai 2 anak sudah mulai berkembang (MB), nilai 3 anak berkembang sesuai harapan (BSH) dan nilai 4 anak berkembang sangat baik (BSB). Keterangan lebih lengkap akan terdapat pada lembar instrumen pengamatan dan rubrik penilaian yang terlampir pada halaman lampiran.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif. Deskriptif kualitatif merupakan menganalisa data denga cara menjelaskan dan menggambarkan hasil penelitian dengan kata-kata atau kalimat, sementara deskriptif kuantitatif merupakan data yang diperoleh berupa angka-angka untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun melalui permainan engklek di PPT Madani Surabaya. Melalui teknik pengamatan ini dapat diperoleh data dari hasil catatan lapangan yang terdapat pada lembar pengamatan dan dokumentasi foto yang dikumpulkan dari tes awal hingga tes akhir. Data yang diperoleh selama proses pembelajaran akan dianalisis dalam persentase Hariyadi, (2009:24).
P =F
nx100%
Keterangan :
P = Angka Persentase (%)
F = Frekuensi siswa yang mendapatkan treatment n = Jumlah keseluruhan anak.
34 1. Reduksi Data
Reduksi Data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok (menyajikan data inti/pokok), memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan Demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan bila diperlukan sugiyono (2013:338).
2. Display Data
Data yang banyak diperoleh dilapangan dan telah direduksi agar mudah dipahami baik oleh peneliti maupun orang lain, maka data tersebut perlu disajikan. Bentuk penyajiannya adalah teks Naratif (Pengungkapan secara tertulis) bertujuan untuk memudahkan untuk mendiskripsikan suatu peristiwa, sehingga mudah untuk diambil kesimpulan.
3. Menarik Kesimpulan
Data yang sudah dipolakan, kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk naratif. Kemudian di induksi, data tersebut didimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang diambil sekiranya masih terdapat kekurangan, maka akan ditambahkan Sugiyono (2008:99).
Indikator Keberhasilan pada penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, maka dari itu penelitian ini mengggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang
35
menggambarkan suatu keadaan sesungguhnya yang diperoleh bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan motorik anak. Dengan indikator keberhasilan 80% dari seluruh siswa anak usia 3-4 tahun di PPT Madani sudah berkembang sangat baik dalam bermain permainan engklek, sehingga dapat dibandingkan antara hasil penelitian yang dilakukan pada Pra tindakan dengan penelitian di siklus akhir pertemuan Kriteria yang dikemukakan oleh suharsimi Arikunto (2005:
44), mengenai persentase keberhasilan suatu penelitian sebagai berikut:
Jika memiliki kesesuaian 81 – 100% : sangat baik Jika memiliki kesesuaian 61 – 80% : baik
Jika memiliki kesesuaian 41 – 61% : cukup Jika memiliki kesesuaian 21 – 40% : kurang Jika memiliki kesesuaian 0 – 20% : kurang sekali