50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan korelasional. Penelitian korelasional mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain (Noor, 2011).
Penggunaan teknik korelasi dalam penelitian ini, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara frekuensi bermain terhadap kecemasan anak usia 3-6 tahun yang dirawat di rumah sakit.
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Noor (2011: 48) Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya atau variabel penelitian ialah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh.
Berdasarkan landasan teori, maka variabel dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu:
a. Variabel Bebas (independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat,
51
dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu frekuensi bermain di rumah sakit (X).b. Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi oleh beberapa faktor lain. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya yaitu kecemasan yang timbul karena dirawat di rumah sakit (Y)
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini, beberapa pengertian untuk lebih memahami masalah yang akan dijelaskan yaitu:
a. Frekuensi bermain di rumah sakit adalah seberapa sering anak melakukan kegiatan bermain di rumah sakit yaitu bermain sendiri, dengan orang tua atau perawat dengan alat permainan yang disenanginya.
Frekuensi bermain diungkap dengan menggunakan skala yang meliputi permainan fiksi, permainan reseptif atau apresiatif, permainan membentuk (konstruksi).
Semakin tinggi skor, artinya frekuensi bermain makin tinggi.
b. Kecemasan adalah suatu respon emosional terhadap persepsi adanya bahaya yang tidak spesifik atau tidak pasti sehingga menimbulkan perasaan terancam dan tidak nyaman.
52
Kecemasan diungkap dengan menggunakan aspek yang merupakan manifestasi kecemasan anak yaitu cemas akibat perpisahan yang ditunjukkan dengan protes, putus asa dan pelepasan, kehilangan kendali serta cedera tubuh dan nyeri.Semakin tinggi skor, artinya kecemasan anak semakin tinggi.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
Noor (2011: 147) mengatakan bahwa populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang sedang dirawat di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiyono. 2010).
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling/sampling jenuh yang menjadikan semua anggota populasi menjadi sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang dirawat di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
53
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:a. Anak usia 3-6 tahun, laki-laki dan perempuan b. Anak didampingi orang tua atau saudara
c. Anak dengan tingkat kesadaran composmentis (sadar penuh)
d. Anak dirawat minimal hari kedua di rumah sakit. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:
a. Anak usia < 3 tahun dan > 6 tahun, laki-laki dan perempuan
b. Anak yang tidak didampingi orang tua atau saudara c. Anak yang sedang koma atau tidak sadar
d. Anak yang baru hari pertama masuk dan dirawat di rumah sakit.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang ada (Noor, 2011).
Sumber Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2006:153) sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini yaitu angket yang diberikan dan diisi oleh partisipan.
54
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang tua atau dokumen, dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui observasi serta buku-buku teks literatur yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.1. Angket atau Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Noor, 2011).
Penelitian ini menggunakan dua buah angket yaitu angket frekuensi bermain dan angket kecemasan. Keduanya menggunakan skala likert.
Skala likert adalah salah satu skala yang digunakan untuk pengukuran perilaku, mengenai setuju-tidak setuju, sering-tidak pernah terhadap statment atau pernyataan yang dikemukakan. Penelitian ini menggunakan skala likert dengan tingkat jawaban yaitu selalu melakukan artinya langsung tiada berhentinya, senantiasa, sepanjang hari, sering melakukan artinya terjadi berulang-ulang, jarang melakukan artinya renggang atau lebar jaraknya, tidak pernah melakukan artinya tidak ada.
55
Berkaitan dengan angket yang dibuat untuk mengetahui antara variabel-variabel yang ada, maka digunakan skala frekuensi bermain dengan skala kecemasan.a. Skala Fekuensi Bermain
Indikator-indikator atau aspek-aspek yang digunakan dalam skala frekuensi bermain meliputi:
1. Permainan fiksi. Indikator dari permainan fiksi ini yaitu bermain dokter-dokteran, robot-robotan, tembak-tembakan dan bermain boneka
2. Permainan reseptif (apresiatif). Indikatornya yaitu mendengarkan cerita atau dongeng selama dirawat di rumah sakit, bercerita pada orang tua, melihat gambar, membaca buku cerita, melihat orang melukis dan menggambar
3. Permainan membentuk (konstruksi) indikatornya yaitu bermain puzzle.
Tabel 1. Blue Print Skala Frekuensi Bermain
Aspek Item Jumlah
Favourable Unfavourable Permainan fiksi
(permainan gerak)
1, 2, 3, - 3
56
b. Skala KecemasanIndikator-indikator atau aspek-aspek yang digunakan dalam skala kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit meliputi:
1. Fase perpisahan dengan orang tua yang terdiri dari:
a) Protes dimana anak akan menunjukkan rasa cemas dengan menyerang orang asing secara fisik dan verbal, mencari orang tua, menangis.
b) Putus asa dimana anak menjadi tidak aktif, menarik diri, terlihat depresi, tidak komunikatif
c) Pelepasan yaitu anak meningkatkan minatnya walaupun terpaksa, membangun hubungan tapi dangkal.
2. Aspek kehilangan kendali yaitu anak membentuk pemikiran yang egosentrik dimana anak merasa malu dengan sakitnya dan merasa dirawat di rumah sakit adalah hukuman baginya, menganggap semua perawat dapat menyebabkan nyeri. apresiatif Permainan membentuk (konstruksi) 11 - 1 Jumlah 11 0 11
57
3. Aspek cedera tubuh dan nyeri yaitu anak menjadi cemas bila melihat seseorang yang menurutnya bisa menyakitinya, sehingga anak akan mendorong orang asing yang akan mendekatinya, menangis, meminta dipeluk orang tua, mengatakan “aduh”, “auu”, “pergi dari sini”, “saya benci kau”.Tabel 2. Blue Print Skala Angket Kecemasan Pada Anak
Aspek Item Jumlah
Favourable Unfavourable Cemas akibat perpisahan:
- fase protes - putus asa - pelepasan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 - 9 10,11,12,13,14,15 ,16,17 8 18,19,20,21,22,23 6 Kehilangan kendali 24,25,26,27 - 4
Cedera tubuh dan nyeri 28,29,30,31,32,33 ,34,35,36,37,38,
39
- 12
Jumlah 39 0 39
Kedua skala tersebut mengikuti skala likert dengan penilaian yang bergerak dari angka 4 - 1 untuk pernyataan favourable dengan skor sebagai berikut:
58
1. Selalu Melakukan (SL) : 42. Sering Melakukan (SR) : 3 3. Jarang Melakukan (JR) : 2 4. Tidak Pernah Melakukan (TP) : 1
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Observasi yang digunakan adalah observasi tidak berstruktur. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi (Noor, 2011).
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Setiap penelitian selalu mengharapkan hasil yang benar-benar objektif, yang berarti hasil yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah-masalah yang sedang diteliti. Untuk itu, diperlukan suatu alat ukur yang dapat mengukur yang sebenarnya ingin diungkap dan alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur ini benar-benar mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas
59
butir menggunakan teknik item-total correlation. Cara yang paling banyak digunakan untuk mengetahui validitasnya adalah dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh setiap item dengan skor totalnya. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total haruslah signifikan. Program validitas ini dengan menggunakan teknik korelasi produk moment yaitu:Keterangan:
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y N : jumlah sampel
∑y : jumlah skor total ∑x : jumlah skor butir soal ∑xy : jumlah hasil kali
∑x2 : jumlah kuadrat skor butir soal ∑y2 : jumlah kuadrat skor butir soal
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Dalam pengujian reliabilitas alat ukur pada penelitian ini menggunakan teknik koefisien alpha cronbach. Teknik ini
60
merupakan pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan oleh karena dapat digunakan pada tes atau angket-angket yang jawaban atau tanggapan berupa pilihan. Pilihan terdiri dari dua pilihan atau lebih. Rumusnya adalah sebagai berikut:Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas alpha cronbach k : jumlah butir soal
∑s2 : varians butir soal ∑s2 total : varians skor total
Tingkat reliabilitas dengan metode alpha cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan kedalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan seperti pada tabel berikut:
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0.00 s.d. 0.20
Kurang reliabel
>0.20 s.d. 0.40
Agak Reliabel
>0.40 s.d. 0.60
Cukup Reliabel
>0.60 s.d. 0.80
Reliabel
>0.80 s.d. 1.00
Sangat Reliabel
61
3.7 Metode Analisa DataMetode yang digunakan untuk menganalisa data melalui metode kuantitatif, yaitu metode analisa yang digunakan untuk menganalisa variabel-variabel yang dapat diukur dengan angka untuk memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan analisa korelasi yaitu analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel frekuensi bermain dengan kecemasan pada anak usia 3-6 tahun yang dirawat di rumah sakit. Metode yang dipakai untuk mencari hubungan antara kedua variabel yaitu variabel frekuensi bermain dan variabel kecemasan adalah teknik Corelasi Product Moment dengan rumus:
Keterangan:
Rxy : nilai korelasi product moment N : jumlah data
∑x : jumlah skor butir x ∑x2 : jumlah skor x kuadrat ∑y : jumlah skor y
62
Koefisien korelasi adalah besaran yang menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Besar nilai r dapat diinterprestasikan untuk memperkirakan kekuatan hubungan korelasi, seperti ditampilkan pada tabel berikut:Interval Nilai r *) Interprestasi 0.001 – 0.200 Korelasi sangat lemah 0.201 – 0.400 Korelasi lemah 0.401 – 0.600 Korelasi cukup kuat 0.601 – 0.800 Korelasi kuat 0.801 – 1.000 Korelasi sangat kuat
Dalam penelitian ini juga perlu melakukan deskripsi data yang merupakan kategorisasi dan peringkasan data untuk memperoleh jawaban bagi pertanyaan penelitian. Untuk diperoleh tinggi rendahnya hasil pengukuran kedua variabel maka dilakukan pengukuran variabel frekuensi bermain dan variabel kecemasan pada anak. Caranya dengan menghitung skor dari item frekuensi bermain yang valid dan skor dari item kecemasan yang valid, dengan kategori skor pilihan 1,2,3,4. Ada 5 kategori yang digunakan yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Rumusnya yang digunakan yaitu:
Jumlah Skor Tertinggi – Jumlah Skor Terendah Jumlah Kategori
63
3.8 Uji DataData yang diperoleh dikatakan mempunyai sebaran data yang normal jika tingkat signifikan yang diperoleh lebih besar dari 0.05 atau dengan kata lain p > 0.05. Hasil data dihitung dengan uji asumsi yaitu dengan uji normalitas, uji linearitas dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui normalitas dalam penelitian ini, maka digunakan uji normalitas data dengan shapiro wilk. Shapiro wilk digunakan untuk sampel yang sedikit atau ≤ 50 (Dahlan, 2009).
Perhitungan normalitas dengan shapiro wilk menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS versi 16.00. Dikatakan berdistribusi normal jika signifikan > 0.05 atau p > 0.05
b. Uji linearitas
Uji linearitas merupakan suatu upaya untuk memenuhi salah satu asumsi analisis regresi linear yang mensyaratkan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yang saling membentuk kurva linear. Kurva linear dapat berbentuk apabila setiap kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat.
64
3.9. Etika PenelitianPada pelaksanaan penelitian ini, peneliti mendapatkan surat izin penelitian dari institusi pendidikan (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana) kemudian peneliti memberikan surat izin penelitian tersebut kepada kepala Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sebagai tempat pengambilan sampel penelitian.
Setelah mendapatkan izin penelitian, kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi partisipan. Tujuannya agar partisipan mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika partisipan bersedia, maka peneliti harus menghormati hak partisipan.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan partisipan penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama partisipan pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau masalah penelitian yang akan disajikan.
65
3. Confidentiality (kerahasiaan)Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.