• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Nur Fajriana Sam

Academic year: 2024

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN "

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yogya Group (PT. Akur Pratama) Griya Antapani Cabang yang terletak di Jl. Purwakarta

no.140, Antapani Kidul, Kec. Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat 40291 yaitu mengenai pengaruh Disiplin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.

1.1.1 Sejarah Perusahaan

Era Generasi Pertama

Yogya Group (PT. Akur Pratama) adalah sebuah perusahaan retail modern asli Indonesia dengan format Supermarket, Departement Store dan Food Court.

DJOKJA didirikan pada tahun 1948 dan dikelola secara sederhana oleh Bapak Gondosasmito beserta keluarga. Berawal dari sebuah toko batik di daerah Jl. A Yani Kosambi Bandung dengan luas sekitar 100 m2 dan karyawan berjumlah 8 orang, Toko YOGYA pertama kali berdiri dan mulai melayani konsumennya dengan nama DJOKJA. Disinilah tonggak penting dari awal sejarah toko DJOKJA dimulai.

Pengelolaan toko diserahkan kepada Bapak Boedi Siswanto Basuki, suami dari Ibu Tina Handayani, putri dari Bapak Gondosasmito. Perubahan yang dilakukan oleh Bapak Boedi terhadap DJOKJA yang tadinya hanya menjual benda/barang dagangan kain batik saja mulai dikombinasikan dengan produk lain yaitu kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sikat gigi, pasta gigi, kosmetik dan

(2)

produk kelontongan lainnya. Strategi penambahan barang yang dijual tersebut membuat toko semakin berkembang.

DJOKJA adalah nama asli toko batik yang tetap di pertahankan. Proses transformasi terjadi dalam perkembangan toko DJOKJA, termasuk perubahan penulisan nama dari DJOKJA menjadi Toserba YOGYA. Manajemen yang semakin modern dan rekruitmen SDM yang berhaga menjadi babak dari awal sebuah kesuksesan dikelak kemudian hari.

Era Generasi Kedua

Tahun 1978, rencana pembangunan dan pengembangan toko dimulai dengan ditemukannya lokasi di Jl. Sunda No. 60 dengan luas 1000 m2. Dibuka cabang pertama pada tanggal 28 Oktober 1982 bertepatan hari sumpah pemuda.

Sebuah Toserba Yogya yang baru dibuka di Jl. Sunda No. 60 dengan luas toko sekitar 200 m2 dan Bapak Boedi Siswanto Basuki sebagai Store Manager membawahi 40 orang karyawan. Selanjutnya pada tanggal 28 Oktober 1982, ditetapkan sebagai hari lahir Toserba Yogya yang diperingati setiap tahunnya.

Era Generasi Ketiga

Pada bulan Juni 1998, Bapak Boedi Siswanto Basuki menyerahkan pengelolaan kepada para profesional yang telah beliau bina, dimana Bapak Susanto Wibowo ditunjuk sebagai presdir dan Bapak Boedi lebih berperan sebagai penasehat, pemberi motivasi bagi manajemen Yogya.

Mei 1998, mendung menyelimuti keluarga besar Yogya. Saat dua cabang yang telah berdiri di Jakarta (Central Klender Plaza dan Daan Mogot Mall) terbakar dalam kerusuhan. Tanggal 16 Febuari 2000, Keberadaan Toserba YOGYA diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu perintis retail

(3)

modern di Indonesia. Hal itu ditandai dengan pemberian APRINDO Award yang diberikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia kepada Bapak Boedi Siswanto Basuki.

Selama tahun 1998-2006 di tengah persaingan retail yang semakin dinamis, Toserba Yogya terus tumbuh sebagai salah satu perusahaan retail yang cukup ternama. Setiap tahun Toserba Yogya merencanakan pembukaan toko baru di berbagai daerah, terutama untuk wilayah Jawa Barat. Toserba melakukan ekspansi usaha dan hadir di Cirebon, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Sumedang, Kuningan, Jakarta, Indramayu, Majalaya, Garut, Subang, Majalengka, Purwakarta, Ciamis, Pamanukan, Banjar, Jamblang, Jatibarang dan Banjaran.

Yogya Group dengan dengan nama (PT. Akur Pratama) saat ini sudah mendirikan 54 cabang yang dibagi menjadi 9 wilayah regional dan memiliki luas area toko yang bervariasi hal ini menyebabkan adanya pembagian kategori toko. Saat ini, Toserba Yogya juga telah berkembang menjadi sebuah jaringan usaha yang menaungi beberapa unit bisnis seperti: Toserba YOGYA, Toserba Griya, Yomart Minimarket, serta berbagai strategi bisnis unit lainnya yang tetap berfokus pada bisnis retail.

A. Visi dan Misi Toserba Griya

Seperti perusahaan pada umumnya, Toserba Yogya memiliki visi dan misi agar tujuan perusahaan mereka dapat tercapai dengan baik dan terarah. Visi dan Misi Toserba Yogya adalah sebagai berikut:

1. Visi

Tetap Menjadi Pilihan Utama

(4)

Pilihan utama bagi konsumen, mitra usaha, pasar tenaga kerja, shareholder, maupun masyarakat dan pemerintah di tengah berbagai alternatif

pilihan dan persaingan usaha.

2 Misi

Setia Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Dengan corporate culture: „„Maju dengan Karya Bersama‟‟ serta moral filosofi: „„Jujur, Setia dan Rendah Hati‟‟. Yogya Group selalu berusaha mewujudkan kepuasaan bagi konsumen dengan menyediakan produk berkualitas, layanan yang unggul, dan akrab bersahabat serta dalam suasana belanja yang menyenangkan.

1.1.2 Struktur Organisasi A. Struktur Organisasi

Operasional Support

Chief Operational SPM

CO fash

Staf Receiving

Staf CSO

Staf Visual SM

(Store Manager)

(5)

A. Tugas dan Fungsi

Adapun tugas dan fungsi dari struktur organisasi Toserba Yogya adalah sebagai berikut:

1. Store Manager (SM)

Manajer adalah seorang yang mengatur, mengarahkan, mengolah dan mengelola suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

2. Tugas manager, diantaranya:

a) Memperkerjakan, memilih, menargetkan, dan melatih karyawan untuk mempertahankan mereka (karyawan) dan memastikan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan teratur bagi semua karyawannya.

b) Melengkapi dan mengembangkan kinerja karyawan melalui komunikasi, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi hasil kerja.

SPV Bakery

SPV Fresh

SPV Gms

SPV Non Food

SPV Food

Spv Shoes and bags

Spv Baby and Kids

Spv Ladies

Spv Means Wear

Staf EDP

Staf Personalia dan GA

Teknisi Keamanan

Staf Gudang

Buyer

(6)

c) Membimbing, melatih kedisiplinan karyawan dan mengembangkan sistem terbuka, kebijakan, prosedur dan standar produktivitas.

d) Menetapkan setiap area bisnis, keuangan, layanan, dan informasi yang relevan untuk menetapkan tujuan strategis.

e) Memenuhi tujuan keuangan dengan merencanakan kebutuhan, membuat anggaran dan pengeluaran tahunan, menganalisis varians dan mengambil tindakan korektif.

f) Menjaga kualitas layanan melalui standar kualitas dan layanan pelanggan, menganalisis dan menyelesaikan kualitas layanan, serta merekomendasikan dan menyelesaikan perbaikan sistem.

g) Memperoleh pengetahuan profesional dengan menghadiri kursus pelatihan, meninjau publikasi profesional, membangun jaringan pribadi, benchmarking dan berpartisipasi dalam lingkaran sosial profesional.

Store Manager (SM) ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Operasi adalah kegiatan inti atau fokus perusahaan di bidang tertentu yang dapat menghasilkan laba. Jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan perdagangan, maka kegiatan utama dari perusahaan dagang tersebut adalah penjualan barang atau produk fisik, bukan penjualan jasa atau penjualan aktiva tetap.

A. Manajer Operasi SPM adalah kegiatan inti bagi perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan pendapatan dan mempertahankan operasi bisnis. Kegiatan operasional utama perusahaan adalah kegiatan inti atau area fokus perusahaan dalam area tertentu yang dapat menghasilkan laba atau laba.

(7)

1. SPV Bakery

Supervisor Roti adalah Supervisor harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pekerjaan dilakukan dengan baik untuk memastikan bahwa semua proses produksi berjalan dengan lancar, seperti:

Pengawasan produksi, pengawasan karyawan, pelaksanaan perintah kerja, dan perilaku yang membahayakan keselamatan dan kesehatan. Anda harus bisa bekerja tanpa konfrontasi dengan atasan dan bawahan Anda di perusahaan. Supervisor juga dapat dibagi dalam beberapa tugas sesuai bakat dan pengalamannya sebagai contoh supervisor Bakery, Fresh, GMS, Non Food, dan lain sebagainya.

2. SPV Fresh

Supervisor sayuran dan buah-buahan yang bertanggung jawab dalam memastikan semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik sehingga semua proses produksi berjalan lancar seperti monitoring produksi, pengawasan anak buah, melakukan intruksi kerja dan memberikan motivasi kepada karyawannya agar kembali semangat bekerja serta dijalur yang benar dalam melakukan pekerjaan.

3. SPV GMS

Supervisor Glosarium Retail Modern. Contoh: barang pecah belah tiadk menempel di dingding seperti gelas, piring, mangkok dan lain sebagainya.

4. SPV Non Food

Supervisor yang bukan dibagian makanan.

5. SPV Food

(8)

Supervisor yang dibagian makanan yang bertugas:

 Memastikan stock yang tersedia ditampilkan dalam kondisi bersih dan baik.

 Berkomunikasi dengan pelanggan dengan mendengarkan kebutuhan mereka, menjawab pertanyaan tentang produk dan layanan, dan meminta mereka untuk menemukan solusi yang sesuai.

 Berpartisipasi secara teratur dalam proses inventarisasi dengan akurasi dan efisiensi tinggi.

 Memahami penyebab kerusakan dan kerugian di toko sesuai SOP nya perusahaan dan memberikan alternatif solusi.

 Mengaplikasikan prinsip K3 di lingkungan departemen dan toko sesuai dengan standar perusahaan.

 Mendukung tujuan, visi dan misi perusahaan.

A. CO Fash (Community Organizer Fash) a. SPV Shoes and Bags

Supervisor dibagian sepatu dan tas.

b. SPV Baby and Kids

Supervisor pakaian bayi dan anak-anak.

c. SPV Ladies

Supervisor pakaian wanita d. SPV Mens Wear

Supervisor pakaian pria

(9)

1. Support adalah sama dengan motivasi

Didalam perusahaan tentu ingin mendapatkan hal yang diinginkannya dan dicita-citakannya. Berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan perusahaannya menjadi perusahaan yang paling besar. Kini telah berbagai macam banyaknya perusahaan berdiri di Indonesia. Bila tak diimbangi dengan persaingan yang sehat. Perusahaan akan jatuh dan gagal untuk meraih harapannya. Oleh karena itu, perlu diadakannya suatu motivator diperusahaan. Karyawan mendapatkan apa yang diinginkan perusahaan. Tanpa hal tersebut, perusahaan akan kesulitan untuk memenuhi harapan yang diinginkan. Perkembangan dan kesuksesan perusahaan tergantung pada orang-orang yang bekerja untuknya.

A. Staff Receiving

Bagian penerimaan barang (Receiving) adalah bagian yang memenuhi fungsi pengendalian biaya pada saat barang dikirim dari pemasok ke toko.

Personil penerima harus memiliki spesifikasi standar untuk memastikan bahwa produk yang diterima benar dan wajar dalam kualitas, jenis, bentuk dan ukuran. Salinan pesanan pembelian juga diperlukan untuk membandingkan kuantitas, kualitas dan harga set. Penerima berhak menolak barang yang dikirim oleh pemasok jika tidak sesuai dengan pesanan (order).

B. Staff CSO (Chief Security Officer)

Bagian yang bertanggung jawab atas sistem bisnis dan keamanan komunikasi perusahaan.

1. Staff Visual

Bagian yang menciptakan tampilan merchandise untuk mengkomunikasikan pesan fashion toko kepada calon pelanggan untuk

(10)

memberikan pengalaman belanja yang lebih nyaman, aman dan rasa bersahabat dengan cara:

a) Mempermudah pelanggan untuk menemukan merchandise dan kategori yang diinginkan.

b) Mempermudah pelanggan untuk memilih sendiri.

c) Memungkinkan pelanggan untuk memadu padankan dengan aksesoris.

d) Memberikan informasi tentang trend fashion dengan cara menghighlight (menepatkan) pada lokasi yang strategis

2. Staff EDP (Entry Data Processing)

Bagian yang melakukan input data (input/output). EDP adalah bagian dari IT, singkatan dari EDP adalah Electronic Data Processing, yang hanya memproses sistem informasi dan transaksi informasi sesuai dengan kebijakan manajemen pada suatu. Tugas dan Tanggung Jawab Staf TI:

a) Memelihara ketersediaan dan update informasi melalui optimilisasi Management Informasi System (MIS) serta mengembangkan dan mengoptimalkan platform Informasi System.

b) Melaksanakan fungsi administrasi berupa pencatatan, penyimpanan, dan pemeliharaan dokumen fisik dan digital serta monitor data.

c) Menyampaikan informasi dan laporan yang baik serta tepat waktu untuk kebutuhan internal maupun eksternal unit kerja yang bersifat rutin dan insidentil.

d) Mengembangkan, memonitoring dan memastikan proyek-proyek IT strategis telah sejalan dengan organisasi bisnis.

(11)

C. Staff personalia dan GA

General Affairs atau Departemen Umum adalah bagian dari perusahaan yang menabung untuk membantu perusahaan menjalankan bisnisnya dengan menangani seluruh anggaran operasional perusahaan. , Tugas General Affair beberapa bagian hampir mirip dengan tugas di bagian HRD atau Personalia, maka disuatu perusahaan banyak yang menjadikan HRD atau personalia yang dikelompokkan menjadi satu area/departemen/departemen di perusahaan, tetapi terpisah di banyak perusahaan besar.

Adapun tugas dari General Affair secara inti sebagai berikut:

a. Sebagai perwakilan perusahaan untuk menjalin hubungan baik kepada pihak eksternal seperti Pemda, Pemkab, Kecamatan Kepolisian, Muspika dan lain-lain.

b. Memenuhi semua kebutuhan operasional pada internal perusahaan, seperti penyediaan ATK untuk karyawan, pengajuan perawatan kendaraan dan lain-lain.

c. Menjaga, mendata dan merawat seluruh asset perusahaan.

d. Pengurusan dokumen-dokumen untuk kepentingan internal perusahaan, seperti pengurusan izin perpanjangan kerja karyawan warga negara asing di Imigrasi.

e. Dengan demikian, General Affair merupakan bagian yang terpenting dalam suatu perusahaan, mereka mendukung seluruh aktifitas perusahaan agar berjalan dengan baik.

f. Dibawah Staff Personalia dan GA ada juga teknisi dan keamanan.

(12)

 Teknisi

Tugas manager teknik memiliki banyak tugas, yang tergantung pada perusahaan atau organisasi pemerintah tempat mereka bekerja.

Manager teknik mengawasi orang lain, memperkerjakan staf, menulis tinjauan kinerja dan mengkomunikasikan masalah staf sumber daya manusia.

 Keamanan

Tugas pokok satpam adalah menyelenggarakan keamanan dan ketertiban dilingkungan/kawasan kinerja khususnya pengamanan fisik (Physical Security).

D. Staf Gudang

Kepala gudang adalah merupakan fungsi kinerja dalam sebuah perusahaan baik dalam skala besar maupun kecil yang secara umum bertugas merencanakan, mengkoordinasi, mengontrol dan mengevaluasi semua kegiatan penerimaan, penyimpanan dan persediaan stock barang yang akan didistribusikan. Seorang kepala gudang bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan semua itu tergantung pada bidang kerja perusahaan. Berikut tugas dan tanggung jawab kepala gudang:

a. Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya.

b. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang.

c. Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang.

d. Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai dengan SOP.

e. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP.

(13)

f. Membuat perencangan, pengawasan dan pelaporan pergudangan.

g. Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan.

h. Mengawasi pekerjaan staff gudang lainnya agar sesuai dengan standar kerja.

i. Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar.

j. Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang.

E. Staff Administrasi/Buyer

Beberapa tugas administrasi Staff Buyer adalah sebagai berikut:

a. Mencatat administrasi tentang banyaknya barang atau jasa yang tersedia.

b. Administrasi staff buyer semestinya mempunyai data lengkap tentang jumlah barang yang habis, yang semestinya segera dipesan/diproduksi kembali meski masih ada stocknya (biasanya tinggal sedikit), dan barang yang masih tersedia dalam jumlah besar.

1.1.3 Aktivitas Organisasi

Kegiatan yang dilakukan perusahaan pada intinya adalah melakukan penjualan suatu produk, ini menggambarkan bagaimana transaksi terjadi. Dari mulai calon pembeli memilih barang atau produk yang dipilih lalu antri untuk melakukan pembayaran. Setelah dikasir maka petugas kasir akan melakukan pengecekan barang yang telah dipilih dalam keranjang atau troli. Setelah itu kasir akan memberikan struk belanja sebagai bukti pembayaran yang harus dibayar oleh konsumen. setelah konsumen menerima struk pembayaran, maka konsumen membayar sesuai dengan total yang tertera pada struk belanja dan proses pembayaran pun selesai.

(14)

Adapun standar pelayanan Toserba Yogya merupakan peraturan yang harus di taati oleh seluruh pramuniaga Toserba Yogya adalah sebagai berikut:

1. Standar etika untuk pramuniaga yaitu „„PS3B‟‟

a. Pandang yaitu ketika konsumen masuk pramuniaga melihat dan menghampirinya.

b. Senyum yaitu ketika menghadapi konsumen.

c. Sapa yaitu ketika konsumen datang.

d. Salam yaitu ketika konsumen datang.

e. Bantu ketika konsumen membutuhkan.

2. Standar etika untuk kemanan yaitu „„Pansus‟‟

a. Pandang yaitu ketika konsumen masuk pramuniaga melihat dan menghampirinya.

b. Senyum yaitu ketika menghadapi konsumen.

c. Salam yaitu ketika konsumen datang.

3. Standar etika kasir yaitu :

a. Ucapkan salam ketika konsumen menghampirinya.

b. Sebutkan jumlah transaksi maksudnya menyebutkan total biaya keseluruhan.

c. Sebutkan jumlah uang yang diterima maksudnya uang yang diberikan oleh konsumen kepada kasir untuk melakukan pembayaran, pihak kasir harus menyebutkan uang yang diterima.

A. Kegiatan yang sedang berjalan

(15)

Dibawah ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Toserba Yogya secara langsung di toko dalam membangun minat pelanggan:

1. Untuk bagian pramuniaga

a. Bagian pramuniaga memandang dan menghampirinya ketika konsumen masuk konter.

b. Pramuniaga memberikan senyuman ketika sedang menghadapi konsumen.

c. Pramuniaga menyapa saat konsumen datang ke konter d. Pramuniaga mengucapkan salam kepada konsumen.

e. Pramuniaga membantu ketika konsumen membutuhkan.

2. Untuk bagian keamanan

a. Memandang konsumen ketika konsumen masuk ke konter.

b. Memberi senyuman ketika menghadapi konsumen.

c. Memberi salam ketika konsumen datang ke konter.

3. Untuk bagian kasir

a. Bagian kasir mengucapkan salam kepada konsumen yang akan melakukan pembayaran.

b. Bagian kasir menyebutkan/menginformasikan transaksi atau pembelian kepada konsumen.

c. Bagian kasir menyebutkan jumlah uang yang diterima dari konsumen.

d. Bagian kasir menyebutkan uang kembalian pembelian pembelanjaanya.

e. Bagian kasir mengucapkan terimakasih setelah selesai transaksi dengan konsumen.

(16)

3.2 Metode Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu perlu ditentukan metode penelitian yang akan digunakan. Ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam studi. Metode penelitian pada dasarnya adalah metode yang dapat digunakan seorang peneliti untuk melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2016:2) Pengertian metode penelitian adalah, “Metode penelitian pada dasarnya adalah metode ilmiah untuk memperoleh data yang mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu”.

Penulis memillih metode kuantitatif digunakan oleh peneliti. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan angket (kuesioner) dan wawancara. Penelitian yang telah dilakukan terdiri dari tiga variabel yaitu disiplin kerja (X1), motivasi kerja (X2), sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai (Y) sebagai variabel terikat.

Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan asosiatif. Metode asosiatif yang dimaksud adalah suatu pendekatan penelitian yang dimana peneliti bertujuan untuk menganalisis permasalahan bahwa adanya hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2015, hal. 23)

(17)

3.2.1 Desain Penelitian

(McCombes 2019) mengungkapkan bahwa Sebuah desain penelitian atau strategi penelitian adalah rencana untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bagian ini menjelaskan kerangka kerja yang mencakup metode dan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memantau data.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dimana penulis menyebarkan kuesioner mengenai metode pengumpulan data. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:17) Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivis, di mana populasi atau sampel tertentu yang dipelajari, data dikumpulkan dengan menggunakan alat penelitian, dan data kuantitatif dikumpulkan untuk tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan dan digunakan untuk menganalisis(Iii, 2019)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2019:68) Variabel penelitian adalah karakteristik atau nilai dari orang, benda, atau kegiatan yang menunjukkan variasi tertentu, ditentukan oleh peneliti yang diteliti dan kesimpulan yang ditarik darinya.

Penelitian ini memiliki variabel bebas dan terikat.

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen menurut (Sugiyono, 2016) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Terdapat dua variabel independen yang

(18)

diambil pada penelitian ini yaitu Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X2).

2. Variabel Dependen (variabel Terikat)

Variabel dependen menurut (Sugiyono, 2016) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Variabel dependen yang diambil pada penelitian ini yaitu Kinerja Pegawai (Y).

Tabel III.1 Operasional Variable

NO Variable Indikator Ukur Skala

1 Disiplin Kerja

1. Absensi 2. Tepat Waktu 3. Ketelitian 4. Perhitungan 5. Menaati peraturan

dan Pedoman 6. Tanggung Jawab 7. Kepatuhan 8. Kelancaran

9. Suasana Harmonis 10. Saling Menghargai

1. Tingkat kehadiran Pegawai

2. Tingkat ketepatan waktu dalam masuk kerja

3. Tingkat ketelitian dalam menjalankan 4. Tingkat mengurangi

risiko dalam menjalankan pekerjaan

5. Tingkat ketaatan kerja

6. Tingkat pegawai menanggung beban kerja

7. Tingkat

melaksanakan tata

Likert

(19)

tertib Instasi dengan patuh

8. Tingkat melaksanakan pekerjaan dengan lancar sesuai peraturan

9. Tingkat keserasian dengan pegawai lain dalam menjalankan pekerjaan bersama 10. Tingkat sikap

menghormati antar pegawai

2 Motivasi Kerja

1. Menyukai tantangan dalam pekerjaan 2. Tanggung Jawab 3. Prestasi Kerja

4. Mencari posisi dalam kelompok

5. Mencari kesempatan untuk memperluas kekuasaan

6. Penghargaan 7. Memiliki hubungan

baik dengan organisasi

8. Memiliki kerja sama yang baik

1. Tingkat dorongan pegawai menyukai tantangan

2. Tingkat dorongan pegawai untuk bertanggung jawab 3. Tingkat dorongan

mencapai prestasi 4. Tingkat dorongan

Pegawai untuk mencari posisi dalam kelompok

5. Tingkat dorongan Pegawai untuk berkuasa

6. Tingkat dorongan untuk memperoleh

Likert

(20)

penghargaan 7. Tingkat dorongan

untuk memiliki hubungan yang baik 8. Tingkat dorongan

untuk bekerja sama 3 Kinerja

Pegawai

1. Kemampuan 2. Keterampilan

3. Waktu dalam bekerja 4. Pencapaian Target 5. Jalinan Kerja 6. Kekompakan 7. Hasil Kerja 8. Pengambilan

Keputusan 9. Kemandirian

1. Tingkat kemampuan bekerja

2. Tingkat ketrampilan dalam bekerja 3. Tingkat ketepatan

waktu dalam bekerja 4. Tingkat pencapaian

target kerja 5. Tingkat jalinan

dengan sesama rekan kerja

6. Tingkat bersatu dalam

menyelesaikan pekerjaan dengan karyawan lain 7. Tingkat rasa

tanggung jawab pada hasil kerja

8. Tingkat tanggung jawab pada saat mengambil keputusan

9. Tingkat kemandirian dalam melaksanakan

Likert

(21)

pekerjaan Sumber : Olah Data 2021

3.2.3 Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah orang yang dapat memperoleh data dan yang mempunyai informasi tentang bagaimana data itu diperoleh dan bagaimana data itu diolah. Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) “Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.

Sedangkan menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:142)

“Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data disamping jenis data yang telah dibuat di muka”. Oleh karena itu, sumber data merupakan faktor terpenting dalam metode pengumpulan data untuk mengetahui dari mana subjek data berasal. Sebuah sumber data terdiri dari:

1. Data primer

Menurut (Sugiyono, 2017:137) data primer adalah data yang diberikan secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder

Menurut (Sugiyono, 2017:137) data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data. Apabila peneliti

(22)

menggunakan data sekunder maka penliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu jurnal-jurnal, buku serta artikel.

3.2.4 Populasi dan Sample A. Populasi

Menurut Sugiyono (2016, hal. 61) Populasi adalah generalisasi dari suatu domain yang terdiri dari objek/subyek yang memiliki jumlah dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti yang diteliti dan menarik kesimpulan darinya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 136 orang pegawai. Dengan demikian penelitian ini tergolong dalam penelitian populasi.

B. Sampel

Pengukuran sampel merupakan langkah menentukan besar kecilnya sampel yang akan diambil pada saat melakukan penelitian. Sampel harus dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Menurut (Sugiyono 2016, hal. 62) “Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki suatu populasi. Namun survei menunjukkan banyak karyawan yang enggan menjadi responden, sehingga rumus Slovin memaksimalkan responden (Sugiyono, 2016) yaitu sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah Sample N = Jumlah Popualsi

e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan sampel yang dapat ditoleransi

(23)

Dari hasil perhitungan diatas dengan tingkat toleransi eror 10% maka pengukuran sample dalam penelitian ini adalah 57,6% dibulatkan menjadi 58 responden.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Yusuf (2014:372) Keberhasilan seorang peneliti dalam mengumpulkan data sangat bergantung pada kemampuan konteks sosial yang menjadi fokus penelitiannya. Peneliti dapat mewawancarai subjek penelitian dan mengamati situasi sosial yang terjadi dalam situasi kehidupan nyata. Peneliti melakukan tahapan pengumpulan data yang berbeda hanya jika mereka yakin bahwa data yang berfokus pada konteks sosial yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan dilakukan dapat menjawab pertanyaan penelitian. , tidak dikonfirmasi oleh siapa pun dan tidak dicurigai. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Wawancara dan Kuesioner (Angket)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) wawancara merupakan proses tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal. Menurut Mardawani (2020:50-52) Wawancara dapat dilakukan dengan terstruktur maupun tidak terstruktur.

1. Wawancara Terstruktur

(24)

Wawancara terstruktur digunakan ketika peneliti atau pengumpul data mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.Wawancara Tidak Terstruktur.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas di mana peneliti tidak menggunakan panduan wawancara yang dirancang secara sistematis untuk pengumpulan data. Wawancara hanya menggunakan pedoman yang menguraikan masalah yang akan dikembangkan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dimana pewawancara tidak mengajukan pertanyaan yang telah disusun secara sistematis. Peneliti akan memberikan pertaanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Wawancara akan dilakukan pada karyawan Griya Antapani Bandung. (Iii, 2016a)

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi desain interior dari responden. (Angket, 2008)

Skala pengukur penelitian ini yang digunakan adalah skala likert.

Pengukuran untuk variabel independen dan dependen menggunakan teknik

(25)

scoring untuk memberikan nilai pada setiap alternatif jawaban sehingga data dapat dihitung.

Tabel III.2 Skala Likert

Pertanyaan Skor

- Sangat Setuju 5

- Setuju 4

- Ragu - ragu 3

- Tidak Setuju 2

- Sangat tidak setuju 1

(Iii, 2017)

Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial (Bahrun, Alifah, & Mulyono, 2018; Saputra & Nugroho, 2017). Terdapat dua bentuk pertanyaan dalam skala likert, yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. (Pranatawijaya et al., 2019)

3.2.6 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diperlukan dibutuhkan metode yang relevan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Sugiyono, 2016:1) Dalam sebuah penelitian diperlukannya suatu

(26)

metode sebagai langkah – langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahaan guna mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian menurut (Sugiyono, 2016:2) adalah sebagai berikut : “Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” (Iii, 2016b).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2015:59) pengertian pendekatan deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Sedangkan menurut (Nazir, 2011:54) pengertian pendekatan deskriptif sebagai berikut: “Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan serta keefektivitasan sistem informasi akuntansi pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung. Sedangkan menurut (Nazir, 2011:91) pengertian pendekatan verifikatif sebagai berikut: “Metode Verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kaus alitas (hubungan sebab akibat) antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis menggunakan suatu perhitungan statistik sehingga di dapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima”. Dalam penelitian, pendekatan verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara kualita sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi Adapun

(27)

pengertian metode kuantitatif, Menurut Sugiyono (2016:13) yang dimaksud dengan metode kuantitatif adalah : “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya 52 dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.” (Iii, 2016b)

Olah data yang dilakukan dengan menggunakan program Micorosotf Excel dan IBM SPSS. Selanjutnya, hasil data akan diolah untuk diuji secara verifikatif dan dilakukan analisis. Penelitian ini memerlukan uji validitas dan uji reabilitas.

A. Uji Validasi dan Reliabilitas 1. Uji Validasi

Uji Validitas digunakan untuk menunjukan tingkat keandalan atau ketepatan suatu alat ukur. Validitas menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Untuk mencari validitas, harus mengkorelasikan skor dari setiap pertanyaan dengan skor total seluruh pertanyaan. Jika memiliki koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 maka dinyatakan valid tetapi jika koefisiennya korelasinya dibawah 0,3 maka dinyatakan tidak valid. Dalam mencari nilai korelasi, maka

(28)

penulis menggunakan rumus Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:

𝒓

= 𝒏 ∑ −(∑ ) (∑ 𝒚)

√(𝒏 Ʃ −(Ʃ ) )(𝒏Ʃ𝒚 −(Ʃ𝒚) ) Dimana :

rxy = Menunjukkan indeks korelasi r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Angka yang diperoleh harus dibandingkan dengan standar nilai korelasi validitas, menurut Sugiyono (2017:125) nilai standar dari validitas adalah sebesar 0,3. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada nilai standar maka pertanyaan tersebut valid (Signifikan). (Iii & Penelitian, 2017a)

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkap gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan dalam waktu berbeda. Menurut Suharsimi Arikunto (2010) bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

(29)

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabel artinya dapat dipercaya. Tujuan reliabilitas adalah untuk suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Koefisien Alpha Cronback (C ) merupakan statistik yang sering dipakai untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,60. Rumus untuk mengukur reliabilitas :

Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau soal = Jumlah varians butir soal

= Varians total (Iii & Penelitian, 2017b) B. Analisis Data

1. Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peniliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(30)

(dinaik turunkan nilainnya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal.

Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah :

(Sugiyono 2017, hal. 305)

Keterangan : Y = Kinerja 𝛼 = Konstanta 𝛽1𝛽2 =

Koefisien regresi X1 = Disiplin

X2 = Motivasi

2. Uji Asumsi Klasik

Hipotesis memerlukan uji asumsi klasik karena model analisis yang dipakai adalah regresi berganda. Asumsi klasik terdiri dari :

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak (Juliandi, Irfan, dan Manurung 2014, hal. 160).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model 𝛾 = 𝛼 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2

(31)

regresi ditemukan korelasi yang kuat antar variabel independen Gujarati dalam buku (Juliandi, Irfan, dan Manurung 2014, hal. 161).

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain (Juliandi, Irfan, dan Manurung 2014, hal. 161).

Cara lain untuk menguji heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser, dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya (Juliandi, Irfan, dan Manurung 2014, hal. 162).

C. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah analisis data yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian, dan membuktikan hipotesis penelitian (Juliandi, Irfan, dan Manurung 2014, hal. 122).

a. Uji (t)

Pada regresi yang mempunyai lebih satu variabel independen, jika asumsi 1-5 terpenuhi maka mempunyai estimator 𝛽𝑖 yang Blue. Bila asumsi 6 juga terpenuhi yaitu variabel 𝑒𝑖 mempunya distribusi normal maka variabel dependen Y juga akan terdistribui secara normal (Basuki dan Prawoto 2016, hal. 33). Dalam menganalisi data, mengetahui tingkat signifikasi digunakan uji-t dengan rumus:

(32)

𝑡 =

𝑟√𝑛−2

√1−𝑟2

(Sugiyono 2017, hal. 397) Keterangan :

t = t

hitung yang dikonsultasikan dengan table t r = Korelasi parsial yang ditemukan

n = Jumlah sampel

Hipotesis yang hendak di uji adalah :

 H0: 𝜌 = 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

 Ha: 𝜌 ≠ 0, berarti ada pengaruh signifikan anatara variabel bebas dengan variabel terikat.

Selain cara manual seperti diatas, kriteria pengujian hipotesi dengan (program spss 20), sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed lebih kecil darI taraf signifikan (a) sebesar 0,05, maka hipotesis nol ditolak, sehingga ada pengaruh signifikan variabel bebas dengan variabel terikat.

 Jika nilai probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed lebih besar dari taraf signifikan (a) sebesar 0,05, maka hipotesis nol diterima, sehingga tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas dengan

(33)

𝐹

variabel terikat.

-t

hitung -ttabel 0 -ttabel thitung Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Hipotesis uji t

Kriteria pengujian :

a) Jika t hitung > t tabel berarti H0 ditolak (bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap kinerja)

b) Jika t hitung < t tabel berarti H0 diterima (bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap kinerja.

b. Uji Hipotesis (F)

Perlu mengevaluasi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen dengan uji F. uji F ini dijelaskan dengan menggunakan analisis varian (analysis of variance = ANNOVA) (Basuki dan Prawoto 2016, hal. 35).

Untuk menguji hipotesis, yakni signifikan atau tidaknya Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja dapat digunakan rumus sebagai berikut :

(34)

(Sugiyono 2017, hal. 284)

R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Kriteria Pengujian Hipotesis Uji F Atau dengan cara lain sebagai berikut :

1) Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak 2) Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

c. Koefisien Desterminasi

Koefision Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen atau variabel bebas (Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja) dalam menerangkan variabel dependen atau terikat (Kinerja Karyawan). Nilai koefision determinasi adalah nol dan satu. Jika nilai R2 semakin kecil (mendekati nol) berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau memiliki pengaruh yang kecil. Dan jika nilai R2 semakin besar (mendekati satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

(35)

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen atau memiliki pengaruh yang besar dengan formula Persamaan sebagai berikut :

Dari formula persamaan tersebut dengan demikian R2 dapat didefenisikan sebagai proporsi atau persentase dari total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan oleh garis regresi tepat pada semua data Y maka ESS sama denga TSS.

Gambar

Tabel III.1  Operasional Variable
Tabel III.2  Skala Likert
Gambar 3.2 Kriteria Pengujian Hipotesis Uji F  Atau dengan cara lain sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2017), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif yang dinyatakan oleh Sugiyono (2017:8) adalah: “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:14), metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukan oleh Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Menurut Sugiyono, Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Menurut (Sugiyono, 2018:8) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

Menurut Sugiyono 2017:8 penelitian kuantitatif adalah: Metode penelitian kuantitatif dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan