71 BAB III
PERAN INISIATOR PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) SEBAGAI AKTOR PARADIPLOMASI
Akibat adanya perubahan era yang dimana era sentralisasi mulai mengalami kehancuran yang diikuti juga oleh munculnya era desentralisasi pada tahun 1998 menjadi awal dari adanya kesempatan besar bagi pemerintah daerah untuk bisa mendapatkan ruang dalam setiap kebijakan yang akhirnya berperan aktif untuk mensejahterakan wilayah yang diemban baik bagi wilayah otonomi itu sendiri maupun masyarakat yang ada di dalamnya. Adanya inisiasi pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola wilayah otonominya sendiri Memiliki beragam cara dan upaya, salah satu bentuk pengelolaan wilayah otonominya adalah dengan melakukan kerjasama internasional dengan berbagai pihak yang berada di luar negeri. Peran Pemerintah daerah setelah adanya era desentralisasi sendiri menjadi sangat aktif dari tahun ke tahun bahkan hingga saat sekarang dimana banyak pemerintah daerah yang akhirnya mengerti tentang adanya peluang yang besar untuk melakukan kerjasama tidak hanya sekedar melewati batas pulau yang ada di wilayahnya sendiri namun jauh daripada itu. Pemerintah pusat yang memegang kendali atas daerah-daerah otonom mampu berperan dengan baik yang dimana sebagai aktor utama negara dalam setiap kebijakan maupun kerjasama yang memiliki basis internasional tersebut terjadi. Namun, dengan adanya era desentralisasi memberikan efek yang besar bagi pemerintah daerah untuk turut
72
memegang kendali dan ruang yang besar untuk mengelola daerah otonominya sendiri sehingga dapat langsung melakukan hubungan yang intensif dalam hubungan internasional melalui banyak kerjasama dengan pihak-pihak asing. 58
Peran dari pemerintah daerah sendiri sampai dengan saat ini banyak memiliki dampak yang besar bahkan menimbulkan banyak pembangunan yang penting di daerahnya yang terdiri dari banyaknya unit kerjasama yang berjalan dengan baik dan akhirnya menarik banyak pihak lainnya untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah tersebut. Hal ini juga didukung dengan masyarakat yang juga dekat dengan pemerintah daerah itu sendiri serta mengerti tentang situasi dan kondisi yang ada di wilayah tersebut sehingga mampu mengetahui potensi yang dapat dikembangkan sehingga pemerintah daerah dan masyarakat mampu berkolaborasi untuk dapat bekerjasama dalam mengembangkan potensi yang ada dengan adanya bantuan yang dimiliki oleh pihak asing, seperti edukasi potensi serta teknologi yang kadang masyarakat masih banyak yang kurang familiar tapi memiliki efek yang lebih besar. Berbeda halnya ketika kerjasama yang dipegang oleh pemerintah pusat sebagai aktor utama yang lebih berfokus pada beberapa kebijakan maupun kerjasama yang lebih detail sehingga ketika suatu kerjasama yang diberikan dan tidak dapat dikelola oleh pemerintah pusat maka kerjasama tersebut akhirnya mau tidak mau harus di batalkan atau bahkan dialihkan ke negara lain, sehingga pemerintah pusat dianggap tidak cukup efektif dalam melakukan kerjasama sebagai proses pembangunan dengan adanya fenomena
58 Sidik Jatmiko, 2001, Otonomi Daerah: Perspektif Hubungan Internasional, Yogyakarta: Bigraf.
hal 41-42. (19/11/2022. 12.00 WIB)
73
kerjasama antara mitra baik antara daerah yang satu dengan lainnya maupun yang berbasis luar negeri.
3.1. Mekanisme Kerjasama SII
Dalam kerjasama yang akan dijalankan kedepannya pemerintah Denmark bersama dengan pemerintah NTB berinisiatif untuk melakukan pendekatan dengan sistem peningkatan kapasitas yang dimana akan meningkatkan kemampuan manusia, organisasi dan masyarakat secara keseluruhan untuk dapat mengelola setiap urusan yang mereka miliki dengan baik dan dapat berjalan dengan sukses dengan cara mempermudah proses seseorang, masyarakat maupun organisasi secara keseluruhan dalam meningkatkan, menciptakan, beradaptasi, melepaskan dan mampu memelihara kapasitas mereka dari waktu ke waktu. Kapasitas terdiri dari berbagai faktor dari keterampilan seseorang hingga sistem, proses untuk mampu membangun suatu hubungan dengan orang lain, meningkatkan kepemimpinan dan nilai norma formal serta informal, loyalitas, ambisi dan kekuasaan. Pengembangan kapasitas nantinya akan meningkatkan keterampilan seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain dengan cara memperkenalkan sistem baru dan mengontrak orang-orang baru.59
Promosi dari pengembangan kapasitas ini sendiri berfokus pada apa yang dilakukan oleh beberapa mitra asing dan domestik untuk saling mendukung satu sama lain, memfasilitasi atau mengkatalisasi pengembangan kapasitas dan proses-
59 DEA, DEPA, KLHK, ESDM, (2019), Inisiatif Pulau Berkelanjutan Tentang Energi Dan Lingkungan Indonesia, Pp 10 (19/11/2022. 12.00 WIB)
74
proses perubahan lainnya. Sejarah fundamental dijelaskan bahwa proses perubahan dimiliki dan dikendalikan oleh mereka yang memiliki kapasitas yang besar, orang luar yang mampu memberikan ajaran, melatih serta membentuk intensitas belajar yang besar.
Dengan diterapkannya pendekatan peningkatan kapasitas ini, SII nantinya akan melakukan hal yang sama seperti dalam kerjasama KSS utama yang sama- sama berfokus pada lingkungan dan energi. Pertama-tama, berfokus pada keterlibatan pemerintah yang harus memastikan setiap proses mulai dari awal, analisa kebutuhan dan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan hingga penyelesaian dan lanjutan kegiatan berjalan dengan baik. SII sendiri bukanlah proyek pembangunan skala daerah yang dimana adanya keterlibatan keuangan eksternal yang selalu memberikan arahan dan masukan teknis. Sebaliknya, perubahan kapasitas akan dilakukan dengan cara dialog strategis, analisa kebutuhan, tantangan dan solusi bersama, dan melaksanakan perubahan dan inisiasi baru secara nasional adalah faktor terpenting dalam kerjasama ini. Nantinya, Pemerintah Provinsi NTB akan meminta bantuan DEA dan DEPA untuk memberikan arahan, melatih dan mengekspos beberapa pihak lokal, pengambil keputusan, Personil teknis dan beberapa pihak lainnya dengan cara memberikan inovasi baru dalam pengelolaan limbah dan energi yang dengan demikian DEA dan DEPA akan menanamkan beberapa ilmu yang diharapkan dapat diterapkan dalam kerjasama ini.
Pemerintah NTB menganggap bahwa walaupun kerangka kebijakan nasional untuk sampah dan energi sudah ada, Pemerintah Provinsi NTB berharap
75
SII nantinya akan menjadi jawaban atas beberapa kondisi kerangka struktural yang berhubungan dengan kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah NTB baik dari segi kelembagaan, keuangan dan masalah hukum. Peningkatan kapasitas akan diarahkan pada fenomena tersebut yang dimana sumber daya manusia dan keuangan dan kapasitas masyarakat yang masih jauh dari kata cukup harus mulai diperhatikan dengan cara menyediakan fasilitas atau memobilisasi keadaan oleh otoritas lokal itu sendiri dan tidak berpangku pada kemitraan itu sendiri. Selain itu, pendekatan pengembangan kapasitas diarahkan juga untuk merubah pikiran mengenai mengapa dan bagaimana caranya untuk merubah sistem yang dimana saat ini mengelola sampah dan energi harus mulai memiliki perubahan tata cara pengelolaannya itu sendiri. Peningkatan kapasitas ini memiliki tujuan untuk mengkatalisasi perubahan yang ada dengan cara analisis masalah dan identifikasi solusi secara mandiri.
Dengan mengekspos dan mempelajari segalan macam metode dan pengalaman yang dimiliki oleh Denmark dalam pengolahan energi dan limbah diharapkan dapat menjadi studi banding, menjadi kunjungan untuk mendapatkan pelatihan secara peer-to-peer serta dapat menjadi kegiatan beasiswa DFC. Hal ini juga yang akan difokuskan oleh pemerintah NTB yang dimana akan berkoordinasi bersama dengan Danida Fellowship Centre (DFC) untuk melaksanakan program beasiswa yang dimana kedutaan besar bersama dengan kedua lembaga terkait akan terlibat dalam pemilihan peserta dan memastikan bahwa kursus pelatihan dari DFC nantinya akan berfokus pada kegiatan yang dinaungi oleh SII.60
60 Ibid, Pp 11.
76
Setelah melakukan pendekatan peningkatan kapasitas, pemerintah NTB bersama dengan pemerintah Denmark melakukan pembentukan pemangku kepentingan (Stakeholder) sebagai langkah awal dari pemetaan kerjasama SII ini.
Hal ini dilakukan untuk memastikan pihak-pihak yang akan mengambil peran dalam kerjasama ini sekaligus memastikan beberapa pihak yang nantinya akan menerima manfaat dari kerjasama ini. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mampu mengelola limbah pada dan mampu memproduksi energi yang ramah lingkungan akan memberikan dampak yang sangat besar pada kesehatan masyarakat, memberikan hunian yang lebih layak, melindungi lingkungan, laut dan meningkatkan perekonomian masyarakat Lombok menjadi sebagian dampak yang nantinya akan dirasakan oleh masyarakat Lombok dari adanya kerjasama SII ini karena dengan lingkungan yang bersih dan kebutuhan energi yang tercukupi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lombok. Setelah melakukan evaluasi dan mengidentifikasi daftar-daftar pihak yang akan terlibat dalam kerjasama SII, Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Denmark sepakat untuk memasukkan beberapa pihak yang nantinya akan diukur dari kepentingan serta sejauh mana pengaruh mereka dalam kerjasama ini. Terdapat 3 (tiga) parameter yang menjadi acuan untuk menganalisa para pemangku kepentingan yaitu Saham yang mereka miliki di SII, Apa yang dibutuhkan oleh SII dari para pemangku kepentingan serta Risiko dan mitigasi resiko dari setiap pemangku kepentingan.
Perhitungan ini juga dapat dilihat dengan melakukan grading terhadap para pemangku kepentingan yang dimana para pemangku kepentingan telah dinilai dari angka 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) yang dimana penilaian ini aman mengacu
77
pada 2 (dua) parameter yakni Kekuatan atau pengaruh pemangku kepentingan terhadap SII dan kepentingan Pemangku kepentingan dalam SII.
Berdasarkan grading yang dilakukan oleh kedua belah pihak, para pemangku kepentingan telah di bentuk dalam sebuah tabel atau peta pemangku kepentingan. Peta ini memiliki kontribusi terhadap bagaimana pemahaman mereka dan bagaimana caranya para pemangku kepentingan dikelola dengan mengikuti beberapa kategori yaitu; Menonton, berkomunikasi, mengelola, tetap berada di posisi atau tetap mendapatkan informasi. Adapun peta pemangku kepentingan akan dijelaskan dengan tabel dibawah ini:
Pemangku Kepentingan Kekuasaan/Pengaru h
Skor (1-3)
Kepentingan Pemangku Dalam SII
Skor (1-3)
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
3 3
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
3 3
78 Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB
3 3
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTB
3 3
Badan Perencanaan dan Perkembangan Daerah Provinsi NTB (BAPPEDA NTB)
3 3
Gubernur Provinsi NTB 3 3/2
Penasihat Khusus Gubernur (Pak Guswin)
3 2
79 Perusahaan Listrik Nasional
(PLN)
3 2
Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Provinsi NTB
3 2
Tabel 3.1. Peta Pemangku Kepentingan
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Nusa Tenggara Barat Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa kesembilan pemangku kepentingan ini merupakan pemangku kepentingan tertinggi dalam kerjasama SII ini dengan nilai tertinggi disetiap lini kegiatan. Para pemangku kepentingan diatas nantinya akan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kerjasama baik dari segi proses hingga tahap akhir kerjasama. Walaupun sama-sama memiliki nilai yang sempurna, tetapi sembilan pemangku kepentingan diatas memiliki perbedaan dari segi kepentingan, fungsi maupun risiko dan upaya mitigasinya sendiri.
3.2. Peran Sebagai Inisiator
Kerjasama yang melibatkan antara pemerintah NTB dan Bornholm bisa terjadi karena adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Denmark.
Denmark dan Indonesia sendiri sudah memiliki hubungan diplomatik sejak tahun
80
1950 yang dimana hubungan di antara kedua negara ini berjalan dengan baik karena selama hubungan diplomatik mereka berjalan, tidak ditemukan masalah yang serius yang sampai merusak hubungan diantara kedua negara. Selama kerjasama mereka berlangsung tidak terjadi perebutan sengketa maupun Konflik yang akhirnya menjadikan hubungan mereka tetap terjaga layaknya negara berdaulat lainnya. Pada tahun 1950 hingga 2021 hubungan kedua negara cenderung stabil dan tidak ditemukan tanda-tanda adanya masalah yang menggoyahkan komitmen dari kedua belah pihak. Justru, kerjasama mereka menjadi semakin besar semenjak kedua negara melakukan kerjasama yang berhubungan dengan Sampah dan energi ini yang dimana menjadikan NTB salah satu provinsi yang dipilih untuk ikut andil dalam melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat.61 Denmark dinilai sebagai salah satu negara yang cocok dan menjadi incaran Gubernur NTB karena sebelum kerjasama SII lahir, Gubernur NTB banyak melakukan kunjungan kerja keluar negeri untuk melihat negara-negara yang memiliki teknologi yang mampu membantu NTB dalam mencapai program zero waste yang telah digaungkan dari tahun ke tahun. Ketika NTB diberikan amanah untuk menjadi bagian dari kerjasama Indonesia dan Denmark. Pemerintah NTB mulai melakukan banyak koordinasi dengan beberapa pihak untuk melakukan persiapan kerjasama dan program yang nantinya akan direkomendasikan kepada pihak Denmark mengenai pengelolaan sampah serta energi yang ada di NTB.
61 Kedutaan Besar Republik Indonesia Kopenhagen Denmark, Hubungan Bilateral , diakses dalam http://www.kbricph.dk/index.php/sekilas-info/perdagangan-bilateral. (19/11/2022. 12.00 WIB)
81
Pada Tanggal 27 Februari 2019, kerjasama antara pemerintah NTB diresmikan dengan ditandatanganinya Letter of Intern (LoI) mengenai kerjasama Energi Baru Terbarukan dan Bersih, Ekonomi Sirkular, dan pengelolaan limbah padat (sektor lingkungan) yang dilakukan di Mataram oleh Gubernur dan Duta Besar Denmark untuk Indonesia. Lanjutan pembahasan kerjasama dilanutkan Pada bulan april 2019 yang dihadiri oleh perwakilan dari kedua belah pihak yakni Gubnernur NTB dan perwakilan Kedutaan Besar Denmark. Pembahasan dilanjutkan pada bulan juni 2019 dengan membahas dokumen kerjasama dalam ranah pengelolaan serta pengelolaan sampah untuk dijadikan basis energi dalam kurun waktu dua tahun.62
3.2.1. Rencana Percepatan Kerjasama SII dan Pengembangan Kerjasama Sister City Pemerintah NTB dan Provinsi Bornholm
Pada tanggal 22 November 2019, tepat beberapa bulan setelah ditandatanganinya letter of intern (Loi) antara kedua belah pihak, dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Bappeda NTB mengenai program SII. Kerja sama ini merupakan program yang diperkenalkan oleh Denmark dan diinisiasi oleh Gubernur NTB untuk dilanjutkan menjadi kerjasama jangka panjang. Bappeda bersama beberapa pihak dari Denmark serta beberapa instansi terkait membahas tentang tentang rancangan kerjasama SII. Kepala Bappeda NTB selaku pemimpin dalam rapat koordinasi ini bersama beberapa instansi lainnya seperi ESDM NTB
62 Rama Admara, Kolaborasi pemerintah denmark dengan pemerintah provinsi ntb, diakses dalam https://bappeda.ntbprov.go.id/kolaborasi-pemerintah-denmark-dengan-pemerintah-provinsi- ntb/.(19/11/2022. 12.00 WIB)
82
dan LHK NTB memberikan hal mengenai kerjasama SII. Sustainable Island Initiative atau SII merupakan sebuah kolaborasi kerjasama mengenai energi, dimana pulau Lombok akan dijadikan lokasi utama dalam kerjasama dengan tujuan untuk mengelola sampah yang ada (waste management) menjadi energi yang ramah lingkungan (renewable energy).
Kedutaan Besar Denmark selaku perwakilan dari pihak Denmark menyampaikan beberapa rekomendasi kegiatan yang akan dilakukan selama kerjasama ini berjalan. Salah sarunya adalah dengan mendukung NTB dalam mengembangkan beberapa pulau yang ada Lombok untuk dijadikan sebagai pulau dengan emisi karbon yang rendah serta menjadikan pulau tersebut sebagai jalur hijau dengan meningkatkan pengolahan limbah menjadi lebih efektif, ekonomi yang lebih terstruktur, dan teknologi yang dapat membantu pemerintah NTB dalam menjalankan waste to energy (WtE). Rapat selanjutnya dilanjutkan dengan saran dan rekomendasi pemerintah NTB kepada pihak Denmark.
Rekomendasi pertama diberikan oleh Dinas LHK NTB. Dinas LHK meminta rekomendasi mengenai pengolahan sampah rumah tangga kepada pihak Denmark. Rekomendasi ini diberikan agar nantinya pemerintah NTB dapat memilah sampah rumah tangga dengan sekaligus ajang untuk Denmark dapat melakukan studi riset terkait bagaimana proses pengolahan sampah yang ada di NTB, mulai dari proses pengumpulan hingga pendistibusian sampah di beberapa lokasi di NTB. Namun, karena kurangnya dokumen Jakstrada mengenai pengelolaan sampah rumah tangga yang menurut Pihak Jakstrada dokumen tersebut akan rampung pada Desember 2019 sehingga pemerintah Denmark nantinya akan
83
menjadi pihak yang akan mengembangkan penyusunan master plan pengolahaan sampah yang lebih fleksibel serta memiliki cakupan yang lebih besar.
Dinas Pariwisata NTB memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Denmark mengenai pengembangan Pariwisata yang ada di NTB. Selaku salah satu wakil dari instansi tersebut, Ibu Sarah menyampaikan bahwa pemerintah telah banyak melakukan kampanye mengenai kebersihan kepada masyarakat salah satunya mengenai pengelolaan sampah dan pengembangan lembaga Pokdarwis dalam rangka melestarikan lingkungan yang ada dengan memberikan edukasi mengenai pengolahan sampah yang disebar keseluruh objek wisata yang ada di pulau Lombok. Beliau juga menyampaikan keluhan mengenai jumlah sampah yang sangat besar dibeberapa titik wisata dan meminta bantuan pemerintah Denmark untuk membantu mereka dalam mengelola sampah yang baik, terutama di daerah Gili yang dimana menjadi salah satu lokasi dengan angka produksi sampah terbesar di pulau Lombok. Di sisi lain, Dinas Pertanian juga menyampaikan dalam rapat koordinasi ini mengenai beberapa sampah pertanian yang belum dimanfaatkan dengan baik salah satunya adalah tongkol jagung (corncob) sebagai alternatif sumber biomassa.
Hal yang serupa juga disampaikan oleh perwakilan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB yang dimana meminta saran dari pemerintah Denmark dari segi arahan serta pelaksanaan teknis dalam rangka rencana pembentukan Tim Terpadu Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang nantinya akan melibatkan Perusahaan Listrik Nasional (PLN) dan Pertamina pada tahun 2020 dan pembentukan Focus-Group Discussion (FGD) terkait rencana pembuatan
84
roadmap energi terbarukan terutama dalam pengembangan sumber daya energi berbasis biomass dan bioethanol. Rapat pada hari tersebut ditutup dengan adanya rencana penyusunan aksi percepatan pelaksanaan kerjasama antara pemerintah Denmark dan Pemerintah Provinsi NTB guna mewujudkan program Sustainable Island Initiative yang menjadi salah satu inisiasi pemerintah NTB dalam mewujudkan visi NTB-Gemilang.63
Selain membahas tentang percepatan pengerjaan kerjasama SII ini, pemerintah NTB juga memberikan usulan berupa kerjasama yang berfokus pada kerjasama berbentuk sister city. Kerjasama sister city antara NTB dengan Provinsi di Denmark dengan penekanan perubahan prilaku masyarakat untuk percepatan peningkatan kinerja pengelolaan sampah dan peningkatan hubungan ekonomi kedua daerah. Hal ini diusulkan mengingat bahwa NTB dan Denmark sendiri memiliki banyak persamaan yang tidak hanya sebatas bahwa kedua wilayah adalah wilayah kepulauan, akan tetapi dari segi pengembangan potensi dan memiliki minat serta tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan pengembangan energi terbarukan yang baik bagi lingkungan. Mengingat dengan datangnya Denmark ke NTB bias menjadi angin segar bagi pemerintah NTB untuk mampu memaksimalkan potensi dan dapat mencapai tujuan zero waste yang menjadi slogan pemerintah NTB dengan memaksimalkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh Denmark agar nantinya skema dan teknologi ramah lingkungan yang dikembangkan oleh Denmark, berpotensi juga dikembangkan di Indonesia, terutama di NTB. Mendengar hal tersebut, pemerintah Denmark setuju untuk
63 Ibid.
85
menjadikan kerjasama ini menjadi kerjasama sister city dengan menjadikan pulau Bornholm sebagai pulau yang tepat untuk dijadikan kerjasama sister city dengan pulau Lombok. Pemerintah memilih Bornholm karena melihat dari kesamaan bentuk wilayah dan bisa dijadikan acuan untuk beberapa teknologi yang ada di Bornholm juga ikut diterapkan di pulau Lombok. Rapat ini diakhiri dengan disepakatinya beberapa rekomendasi serta disetuinya percepatan implementasi kerjasama SII ini.64
Setelah rapat koordinasi yang dilakukan pada tanggal 22 November, Menteri Lingkungan Hidup Denmark bersama dengan bapak gubernur NTB secara resmi salah satu program kerjasama di antara kedua belah pihak yaitu Sustainable Island Initiative. Kegiatan launching kerjasama ini dilakukan pada tanggal 25 Desember 2019, yang berlokasi di Pendopo Gubernur NTB. Atas inisasi yang besar diantara kedua belah pihak, kerjasama ini akhirnya dapat diwujudkan dalam rangka meningkatkan kehidupan lingkungan yang berkelanjutan. Launching kerjasama ini dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Denmark, Lea Wermelin bersama dengan bapak Gubernur NTB, Dr. H. Zulkifliemansyah. Kegiatan ini turut dihadiri oleh pejabat perwakilan daerah dan beberapa Kepala instansi terkait lainnya.65
Sebagai salah satu inisiator utama dalam terbentuknya kerjasama ini, Bapak Gubernur NTB Dr. H. Zulkifliemansyah, M. SC sangat menyambut dengan baik
64 Wawancara Penulis Dengan Sekretaris Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Nusa Tenggara Barat, Niken Arumdati, ST, M.Sc, Mataram, 02 Agustus 2022.
65 Rama Admara, Menteri Lingkungan Hidup Denmark Jalin Kerjasama dengan NTB bidang Sustainable Island. Diakses dalam https://bappeda.ntbprov.go.id/menteri-lingkungan-hidup- denmark-jalin-kerjasama-dengan-ntb-bidang-sustainable-island/.(19/11/2022. 12.00 WIB)
86
kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak, baik dari pemerintah Denmark maupun pemerintah daerah NTB itu sendiri. Dalam Sambutannya juga, Bapak Gubernur NTB juga memastikan bahwa NTB merupakan provinsi yang secara lokasi ramah terhadap investasi, bisnis serta menjamin kenyamanan tamu mereka selama berada di provinsi NTB. Menurut Bapak Zulkifliemansyah, Kerjasama SII ini bertujuan untuk mendorong kedua daerah yang berada di 2 (dua) negara, yaitu Pulau Lombok yang berada di Indonesia dan Pulau Bornholm yang ada di Denmark untuk sama-sama mulai menerapkan lingkungan hijau yang nantinya akan memberikan efek yang berkelanjutan. Kerjasama ini juga merupakan salah satu bentuk peningkatan kapasitas diantar kedua belah pihak untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan serta melakukan penelitian secara bersama yang nantinya akan melibatkan beberapa pihak terkait. Bapak Gubernur NTB juga bahwa NTB nantinya akan banyak melakukan pengembangan dari segi sektor pariwisata yang berfokus terhadap pariwisata yang lebih ramah lingkungan atau green enviroment dan pastinya Bapak Gubernur NTB juga mengharapkan bahwa nantinya kerjasama ini akan menjadi awal bagi kedua belah pihak untuk lebih banyak melakukan kerjasama baik dengan fokus kerjasama yang serupa ataupun program lain yang nantinya juga akan melibatkan Denmark dan pemerintah NTB.
Dalam Sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup Denmark Lea Wermelin mengatakan bahwa kerjasama ini merupakan lanjutan dari hubungan diplomatik Indonesia dan Denmark dimana kerjasama SII ini merupakan salah satu implementasi kerjasama yang dimana pemerintah Indonesia memberikan amanah kepada pemerintah NTB untuk mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
87
daerahnya. Selain itu, Menteri Lingkungan Hidup Denmark juga mengatakan bahwa Denmark memiliki kesamaan dengan Indonesia, yaitu sama-sama masuk dalam kategori negara kepulauan. Akan tetapi dari segi jumlah penduduk Indonesia jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Denmark dimana Denmark hanya memiliki penduduk sejumlah 5,7 Jiwa yang berbeda dengan Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 260 juta jiwa.66
Kerjasama ini juga memberikan arahan kepada pemerintah daerah lainnya untuk sama-sama menerapkan lingkungan hidup yang lebih hijau serta harus mulai mencari sumber energi alternatif yang nantinya akan menjadi sumber tenaga yang lebih ramah lingkungan. Beberapa pihak terkait yang berada di bidang lingkungan dan energi nantinya berkolaborasi dan mulai mengubah sampah yang dulunya tidak memiliki dan menjadi masalah di masyarakat menjadi sumber daya energi yang lebih baik. Hal ini langsung disampaikan di hadapan gubernur dan beberapa perangkat pemerintahan yang berada di lingkungan pemerintah provinsi NTB.
Pemerintah provinsi NTB memiliki keyakinan dan ambisi yang besar dalam mengembangkan Pembangkit energi terbarukan. Pengelolaan sampah serta produksi energi merupakan fenomena yang perlu diperhatikan oleh seluruh pihak, baik masyarakat maupun elemen-elemen penting lainnya terkhusus yang menetap di wilayah kepulauan. Dengan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap energi terbarukan, pemerintah juga secara langsung juga turut dalam melindungi ekosistem alam yang nantinya akan memiliki dampak yang besar di masa yang akan
66 Ibid.
88
datang karena ketika berbicara mengenai pulau yang indah maka pulau Lombok dan pulau-pulau lainnya yang berada di wilayah Indonesia akan menjadi sumber pariwisata yang akan meningkatkan perekonomian dan membuka banyak lapangan kerja untuk masyarakat.67
3.2.2. Workshop Pembangunan Master Plan Pengelolaan Limbah dan Sampah di Lombok
Dengan terkendala oleh covid-19, banyak pembahasan rancangan kegiatan yang sementara dialihkan ke aktivitas online seperti banyak melakukan aktivitas workshop yang dibagi dalam beberapa tahap. Pertama, Workshop Technology Catalogue (Tc) Lintas Sektor Untuk Pengelolaan Limbah Padat Dan Limbah Menjadi Energi Di Provinsi Ntb. Pertemuan ini dihadiri oleh Bappeda NTB, perwakilan badan perlindungan lingkungan hidup Denmark (DEPA), kedutaan besar Denmark untuk Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nusa Tenggara Barat, dinas Energi dan sumber Daya mineral NTB, Dinas Perindustrian, GEO TM, ICLEI, Bank Sampah Bintang Sejahtera. 68
67 Ibid.
68 Ibid.
89
Gambar 3.1. Daring Workshop Technology Catalogue (Tc) Lintas Sektor Untuk Pengelolaan Limbah Padat Dan Limbah Menjadi Energi Di Provinsi Ntb
Sumber: Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB
Pertemuan ini membahas tentang perkenalan terhadap teknologi katalog (TC) yang di mana merupakan sebuah panduan atau pedoman yang berisi tentang teknologi-teknologi yang relevan dalam mengelola limbah padat dan limbah menjadi energi yang nantinya akan digunakan bagi investor untuk dapat memilih teknologi mana yang cocok dan dapat diaplikasikan di daerah Lombok. Dalam teknologi ini terdapat tiga poin yang akan dicapai yaitu melibatkan beberapa stakeholder terkait limbah dan energi, mengumpulkan sumber data serta melihat beberapa teknologi implementatif di Provinsi NTB sehingga langkah yang akan diambil selanjutnya adalah dengan menentukan atau memutuskan teknologi mana yang dapat digunakan dan sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
90
Dalam rapat lanjutan terhadap penyusunan teknologi katalog yang dilaksanakan pada 14 Juli 2020, dilakukan diskusi terhadap penyusunan teknologi katalog, sekaligus memberikan tanggapan terhadap TOR penyusunan TC, dan tindak lanjut kegiatan. Diskusi ini dihadiri oleh bidang Litbang Bappeda NTB, kedutaan besar Denmark untuk Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, dinas Energi dan sumber Daya mineral NTB, dan Badan Energi Denmark (DEA). 69
Gambar 1.2. Rapat Lanjutan Penyusunan Technology Catalogue (Tc) Di Provinsi Ntb
Sumber: Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB
Dalam diskusi ditemukan beberapa teknologi yang nantinya akan diterapkan di Provinsi NTB yaitu; 1) teknologi yang ramah lingkungan; 2) harus melibatkan peran serta masyarakat; 3) dapat memberikan manfaat dari segi ekonomi; 4) menjadi teknologi yang aplikatif dan dapat digunakan dengan mudah;
69 Ibid.
91
5) menghasilkan Sumber Daya Manusia dari pihak lokal yang berkualitas; 6) biaya operasional yang lebih murah dan; 7) Maintance. Selanjutnya diberikan beberapa usulan teknologi yang akan disertakan ke dalam teknologi katalog yang terdiri dari, Biomass gasification, Methanol biomass gasification, Thermal polymerisation, Composting, Incineration, Pyrolysis, Biogas engines, MBT to RDF, Solid Recovered Fuel (SRF), Anaerobic digestion, Biomass fired power plant, dan Retrofit coal fired power plant to use biomass. Kedua belah pihak pihak juga perlu lebih banyak mencari dan membaca beberapa preferensi untuk mempelajari lebih dalam mengenai teknologi yang aplikatif sehingga dari beberapa pilihan teknologi yang diusulkan dapat lebih diperkecil lagi sesuai dengan kondisi yang ada di daerah.
Terakhir, dari 18 pilihan teknologi yang diberikan oleh pihak Denmark dan berpeluang untuk diterapkan di Provinsi NTB hanya 8 teknologi yang dipilih tergantung dari kesesuaian dan ketersediaan sumber daya yang ada di daerah seperti Biomass gasification, Methanol from biomass gasification, Thermal depolymerization, Incineration, Pyrolysis, Biogas engines, MBT to RDF, dan Anaerobic digestion.
Dalam pertemuan ketiga yang diadakan pada 8 Oktober 2022 membahas tentang biomassa sebagai salah satu teknologi yang akan digunakan di Pulau Lombok yang dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan Sustainable Island Inisiative (SII). Pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Bappeda NTB, Bidang Litbang
92
Bappeda NTB, DEA, ESDM NTB, dan Kedutaan Besar Denmark Untuk Indonesia.70
Gambar 3.3. Sustainability Of Biomass Workshop Sumber: Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB
Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu; 1) fokus residu yang berasal dari hutan, yaitu presiden yang berasal dari kayu dari penipisan dan sisa kayu untuk memproduksi energi dan batang-batang kayu sebagai keperluan kayu keras. Fokus residu dari pertanian yaitu yang berasal dari jerami dan sekam padi untuk produksi energi dan pupuk untuk biogas. Sedangkan fokus residu dari limbah rumah tangga digunakan untuk limbah biomassa; 2) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merubah penggunaan dari sebuah lahan, yaitu mencoba mengubah hutan dan vegetasi alami menjadi tenaga energi dan mencegah mengubah lahan pertanian menjadi produksi energi dan; tanaman dan pangan untuk
70 Ibid.
93
tujuan energi memiliki dampak negatif karbondioksida yang berbahaya bagi masyarakat.
Pertemuan keempat adalah Mid-Way Workshop Technology Catalogue (TC) Lintas Sektor Energi Untuk Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah Menjadi Energi di Provinsi NTB. Pertemuan dilakukan pada 17 Maret 2021 dan dihadiri oleh Seluruh Stakeholder utama kedua belah pihak dalam kerjasama ini. 71
Gambar 3.4. Daring Mid-Way Workshop Technology Catalogue (Tc) Lintas Sektor Untuk Pengelolaan Limbah Padat Dan Limbah Menjadi Energi Di Provinsi
Ntb
Sumber: Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB
Dalam pertemuan disimpulkan beberapa hal penting, yaitu; 1) Pertambahan penduduk mengakibatkan jumlah sampah meningkat dan kebutuhan energi semakin terbatas. Oleh karena itu, saat ini perlu menyelesaikan permasalahan sampah dan memenuhi kebutuhan energi dengan energi terbarukan; 2) Perencanaan pengelolaan
71 Ibid.
94
energi dan limbah jangka panjang sangat bergantung pada perkiraan terbaik terkait harga dan kinerja teknologi masa depan. Memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi dalam hal harga dan kinerja adalah kunci untuk mengembangkan rencana induk strategis masa depan; 3) Komposisi sampah di NTB lebih banyak permasalahan yang berkaitan dengan komposisi sampah dari kategori plastik HDPE 15.39%; 4) Komposisi sampah perkotaan didominasi oleh sampah organik yang jumlahnya sekitar 60%. Sampah anorganik didominasi oleh kertas dan plastic, dan;
5) Harus ada langkah strategis dalam mengatasi permasalahan sampah di provinsi NTB terutama alat transportasi yang digunakan untuk menjangkau sampah di daerah-daerah terpencil dan bagaimana manajemen yang baik dalam pengelolaan sampah.
3.3. Analisa Peran Pemerintah NTB sebagai Inisiator
Sebagai Inisiator, Pemerintah Provinsi NTB tidak langsung menerima begitu saja kerjasama yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Denmark. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya pernyataan Gubernur NTB yang telah melakukan kunjungan luar negeri untuk melihat negara yang memiliki kecocokan dengan NTB. Salah satunya adalah ketertarikan Gubernur NTB terhadap pengelolaan sampah yang ada di Denmark yang mampu mengelola sampah menjadi energi yang ramah lingkungan. Dengan melihat keadaan ini, Gubernur NTB akhirnya berinisiasi untuk menerapkan pengelolaan limbah yang ada di NTB dengan menjadikan Denmark sebagai negara yang cocok untuk dilakukan kerjasama. Setelah Kerjasama Indonesia dialihkan ke NTB, pemerintah langsung turun tangan untuk memanfaatkan keadaan yang ada untuk mengembangkan
95
potensi yang dimiliki oleh Lombok itu sendiri. Inisiasi Gubenur sebagai salah satu aktor dari pihak NTB telah melakukan sebuah terobosan baru dalam mengembangkan potensi limbah menjadi energi. NTB sebagai salah satu dari dua negara yang terpilih langsung melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait untuk Ikut dalam pengembangan pengelolaan sampah menjadi sumber daya energi terbarukan. Hal ini dapat kita lihat dari pemangku-pemangku kepentingan yang memiliki peran penting dalam kerjasama ini.72
Dalam hal ini, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia akan bersinergi dengan SII karena SII melakukan pembangunan dan memperluas SSC yang juga sejalan dengan kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia yang sebelumnya telah berkomitmen dalam penandatanganan LoI. Yang artinya, kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia sama-sama berkomitmen terhadap kerjasama SII ini. Dari komitmen dan kerjasama kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan ini akan memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan serta memajukan guna mencapai tujuan SII yang diinginkan, salah satunya dalam hal pemilihan pulau berikutnya untuk dilakukan kerjasama SII. Pengakuan dan persetujuan dari kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia juga diperlukan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan pemerintahan baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kota. Akan tetapi, KLHK nantinya tidak akan mengalokasikan sumber daya SSC kedalam kerjasama ini karena lebih berfokus pada kerjasama
72 Wawancara Penulis Dengan Kepala Bidang Litbangpol Inovasi Dan Teknologi, Badan Riset Dan Inovasi Daerah Nusa Tenggara Barat, Lalu Suryadi, SP. MM, Lombok Barat, 04 Agustus 2022.
96
tingkat nasional. Upaya mitigasi untuk KLHK RI ini sendiri adalah dengan membentuk SII untuk dikaitkan kedalam kerjasama regional dan nasional dengan memasukkan SII kedalam salah satu program yang sedang berjalan. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh kementerian Energi dan sumber Daya mineral Republik Indonesia. Hanya saja, kementerian Energi dan sumber Daya mineral Republik Indonesia nantinya akan difokuskan untuk memberikan pengakuan dan persetujuan untuk berinteraksi dengan beberapa administrasi energi yang berada di tingkat provinsi.
Berbeda di tingkat nasional, KLHK dan ESDM Provinsi NTB memiliki perbedaan kepentingan dalam kerjasama SII. Kedua Lembaga sangat menginginkan bantuan dari pemerintah Denmark dengan membantu dalam mengelola limbah serta energi yang ada di NTB. Kedua lembaga ini juga merupakan mitra utama SII yang artinya mereka sangat dibutuhkan oleh SII serta SII membutuhkan mereka. Oleh karena itu, kedua lembaga akan mengerahkan segala sumber daya, informasi, serta kendali atas kepemilikan SII. Namun, kedua lembaga sama-sama memiliki permasalahan sumber daya untuk melaksanakan program SII sehingga Kedua lembaga nantinya akan berkolaborasi bersama pemerintah Denmark dalam hal ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan SII serta kebutuhan lainnya baik bantuan fiskal maupun non fiskal.73
Badan Perencanaan dan Perkembangan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB akan mengemban tanggung jawab untuk menerapkan tujuan pembangunan secara
73 Ibid.
97
berkelanjutan dan SII adalah salah satu langkah awal untuk mencapai tujuan tersebut. BAPPEDA Provinsi NTB nantinya akan berkoordinasi dan menyelaraskan anggaran serta perencanaan umum antar dinas yang terlibat dalam kerjasama ini. Akan tetapi, Jika BAPPEDA tidak menjadikan Kebutuhan SII sebagai prioritas serta jika koordinasi antara dinas terjadi hambatan maka akan mempersulit pelaksanaan SII. Oleh karena itu, BAPPEDA Provinsi NTB harus tetap memantau secara aktif dan ikut serta dalam setiap proses SII.
Gubernur provinsi Nusa Tenggara Barat akan membangun rencana pengurangan sampah sebagai ambisi dalam mengurangi volume sampah. Rencana ini nantinya tidak hanya difokuskan dalam tingkat provinsi namun akan meluas hingga ketingkat nasional. Gubernur sangat tertarik untuk mengimplementasikan langkah-langkah dalam perencanaan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut. Oleh karena itu, komitmen dan kerjasama dengan gubernur akan memiliki pengaruh yang penting dalam mensukseskan kerjasama SII di provinsi Nusa Tenggara Barat. Akan tetapi, ditakutkan dalam proses implementasi kerjasama nantinya, Gubernur akan menemukan atau lebih memilih kerjasama energi atau lingkungan lain sehingga akan mempengaruhi proses kerjasama kedepannya. Namun untuk meminimalisir kejadian ini terjadi, seluruh pihak nantinya akan sering melakukan pertemuan serta menjelaskan tentang kemajuan SII. 74
Pak Guswin selaku Penasihat Khusus Gubernur lebih berfokus kepada kepentingan pribadi dalam proses percepatan pengelolaan plastik. Oleh karena itu,
74 DEA, DEPA, KLHK, ESDM, (2019), Inisiatif Pulau Berkelanjutan Tentang Energi Dan Lingkungan Indonesia, Pp 13. (19/11/2022. 12.00 WIB)
98
Pak Guswin nantinya akan lebih berfokus pada kepentingan gubernur dalam implementasi keberlanjutan dan agenda hijau. Namun untuk meyakinkan pihak gubernur para pihak terkait akan memberikan banyak arahan bahwa SII merupakan prioritas yang baik bagi gubernur dan dinas-dinas lainnya. Sehingga nantinya akan terjalin kepentingan yang sama sebagaimana Pak Guswin mampu menyelaraskan Gubernur dengan dinas. Hal ini dapat saja berubah jika hal yang dirasakan oleh gubernur juga dirasakan oleh pak Guswin sehingga pertemuan secara langsung juga akan sangat mempengaruhi kepuasan pak Guswin terhadap kerjasama ini.
Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Republik Indonesia memiliki beberapa kepentingan besar dalam kerjasama SII karena PLN merupakan sumber daya listrik utama bagi masyarakat umum sehingga PLN perlu ikut andil dalam mencapai target SII yang tertuang dalam RUPTL dan RUEN. yang artinya, Sejauh SII mendukung PLN maka SII akan menjadi hal yang penting bagi PLN. SII sangat membutuhkan dukungan penuh dari PLN RI karena PLN memiliki monopoli produksi dan distribusi tenaga. Yang artinya, keberhasilan SII dalam pengembangan Energi Terbarukan beton akan sangat bergantung kepada PLN sehingga jika PLN RI tidak melihat alasan untuk ikut dalam SII maka pembangunan pembangkit listrik nantinya akan menjadi ilegal karena tidak mendapatkan persetujuan dari PLN. Oleh karena itu, SII nantinya akan terus melakukan koordinasi tentang praktik terbaik dalam transisi energi agar nantinya PLN dapat menangkap manfaat dari SII ini sendiri.
Berbeda dengan PLN RI yang lebih hati-hati dalam SII, PLN NTB justru sangat memiliki minat terhadap proyek pembangunan sumber daya energi
99
terbarukan di Nusa Tenggara Barat terutama untuk mencapai target RE. Oleh karena itu, SII nantinya akan membutuhkan data dari PLN sebagai langkah awal dan terpenting dalam proses pengembangan energi terbarukan. Juga, SII akan sangat membutuhkan dukungan dari PLN NTB terutama dalam hal proyek RE beton. Akan tetapi, sama halnya dengan PLN RI, jika SII tidak mampu memberikan keyakinan kepada PLN NTB dan justru PLN lebih berfokus pada proyek EBT lainnya maka data akan sulit untuk didapatkan. Sehingga, SII perlu untuk melibatkan PLN NTB dalam setiap proses pembangunan yang harus selaras dengan kepentingan PLN sehingga akan menjadi inspirasi PLN NTB untuk ikut andil dalam transisi hijau, salah satunya adalah pengenalan alat SSC.75
75 Ibid. Pp. 14