• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III - SMARTLIB | Smart Library UMRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III - SMARTLIB | Smart Library UMRI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

24 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakarn di PT. LION Air Pekanbaru. Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Desember 2018.

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dari pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian ini mengambil judul yaitu pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kepuasan pelanggan (studi empiris pada PT. Lion Air di Pekanbaru). Populasi yang digunakan adalah karyawan PT. Lion Air di Pekanbaru sebanyak 55 orang yang berhubungan dengan pelanggan.

Tabel 3.1 Jumlah Karyawan PT Lion Air Pekanbaru

JABATAN/ POSISI JUMLAH KARYAWAN

1. KEPALA STASIUN 1 ORANG

2. SUPERVISOR AIRSIDE 1 ORANG

3. SUPERVISOR LANDSIDE 1 ORANG

4. CHIEF GROUP OPERASIONAL 3 ORANG

5. TICKETING 6 ORANG

6. PASASI/ CHECKIN STAFF 18 ORANG

7. AMBASSSADOR 6 ORANG

8. RAMP HANDLING 7 ORANG

9. BAGGAGE HANDLING 12 ORANG

Sumber: Data Peruasahaan PT Lion Air Pekanbaru 3.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik metode sensus, artinya semua populasi menjadi sampel dalam penelitian ini, sehingga jumlah sampel sebanyak 55 orang yang berhubungan dengan pelanggan.

(2)

Universitas Muhammadiyah Riau

3.3. Jenis Dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data

Untuk membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis data kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan dan objek penelitian yaitu berupa bentuk angka dan dituangkan dalam bentuk tabel.

3.3.2. Sumber Data

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer mengacu pada informasi yang dikumpulkan peneliti dari pihak pertama melalui angket penelitian. Data primer pada penelitian ini berasal dari jawaban responden yang diperoleh kembali dari karyawan di PT. Lion Air Pekanbaru.

b. Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada sehingga tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti secara langsung..

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengambil data serta informasi dilakukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi merupakan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.

Pengamatan dilakukan pada obyek penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai “Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kepuasan pelanggan di PT Lion Air Pekanbaru”.

2. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan berhubungan dengan masalah penelitian dan disebar kepada setiap responden. Kuesioner tersebut menyediakan alternatif jawaban-jawaban yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya. Pada akhirnya, penelitian ini mengharapkan data yang dikumpulkan dan kuesioner dapat diolah dan diuji untuk membuktikan relevansi hipotesis yang telah disusun.

(3)

Universitas Muhammadiyah Riau

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Secara umum variabel dalarn penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu variabel independen dan variabel dependen. Berikut adalah uraian dari masing-masing variabel tersebut.

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel eksogen (exogenous variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fokus pada pelanggan (X1), obsesi terhadap kualitas (X2), kerjasama tim (X3), perbaikan sistem secara berkesinambungan (X4), pendidikan dan pelatihan (X5), keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (X6).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variable sebelumnya.Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 39).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan dan diberisimbol Y.

3.5.2. Definisi Operasional 1. Fokus Pada Pelanggan

Fokus pada pelanggan adalah memusatkan atau memberikan perhatian penuh kepada pelanggan yang berhubungan dengan kualitas produk atau jasa serta pelayanan yang diberikan. Pengukuran untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Citraluki (2016) yaitu:

a. Proses identifikasi kebutuhan pelanggan

b. Feedback yang diberikan atas masukan pelanggan c. Melakukan benchmarking

d. Memikirkan kualitas melalui inovasi.

Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Citraluki (2016). Indikator fokus pada pelanggan tersebut diukur dengan 5

(4)

Universitas Muhammadiyah Riau

skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju, yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS), 3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

2. Obsesi Pada Kualitas

Karyawan dalam setiap level perusahaan dituntut untuk menemukan bagaimana caranya untuk meningkatkan standar kualitas yang telah ditetapkan sehingga dapat memenuhi harapan pelanggan. Pengukuran untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Citraluki (2016) yaitu:

a. Umpan balik dan pelanggan sangat penting dalam pelaksanaan standar pelayanan

b. Konsultan dibutuhkan dalam implementasi standar kualitas pelayanan c. Evaluasi secara berkala atas produk yang diberikan

d. Dukungan dari manajemen tingkat atas terhadap implementasi standar kualitas

e. Penyediaan sumber daya manusia yang kompetitif dalam implementasi standar kualitas.

Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Citraluki (2016). Indikator obsesi terhadap kualitas tersebut diukur dengan 5 skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju, yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS), 3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

3. Kerja sama Tim (Teamwork)

Kerjasama tim juga merupakan salah satu elemen kunci dan total quality management, yang menjadi alat bagi suatu perusahaan dalam mecapai kesuksesan. Dengan menggunakan tim kerja, perusahaan akan dapat memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat terhadap permasalahan yang ada. Suatu tim biasanya juga memberikan perbaikan-perbaikan permanen dalam proses dan kegiatan operasionalnya. Pengukuran untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Citraluki (2016) yaitu:

a. Pertemuan secara berkala dilakukan b. Keikutsertaan dalam pemecahan masalah

(5)

Universitas Muhammadiyah Riau

c. Kerjasama diperkuat dalam internal perusahaan d. Masalah disampaikan secara terbuka.

Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Citraluki (2016). Indikator kerjasama tim tersebut diukur dengan 5 skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju, yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS), 3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

4. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental.Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhimya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap karyawan dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. Pengukuran untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Donelli (2018) yaitu:

a. Komitmen organisasi terhadap kegiatan pendidikan dan pelatihan

b. Diberikannya kesempatan yang sama kepada setiap karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

c. Terdapat prioritas pendidikan dan pelatihan tertentu yang dibuat organisasi d. Tersedianya fasilitas untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan

Diberikannya peluang berkembang mandiri kepada semua karyawan. Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Donelli (2018). Indikator pendidikan dan pelatihan tersebut diukur dengan 5 skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju, yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS), 3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

5. Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan adalah sejauh mana sistem dalam sebuah perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berperan aktif dan terlibat dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengukuran

(6)

Universitas Muhammadiyah Riau

untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Citraluki (2016) yaitu:

a. Sistem yang rekruitmen yang bersih

b. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan c. Kesesuaian pekerjaan dengan kompetensi

d. Otonomi pengambilan keputusan kepada karyawan e. Pembentukan tim kerja.

Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Citaluki (2016). Indikator keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tersebut diukur dengan 5 skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju, yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS), 3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Perbaikan sistem secara berkesinambungan merupakan salah satu unsur yang paling fundamental daritotal quality management. Konsep perbaikan berkesinambungan memanfaatkan sistem-sistem yang ada dalam suatu sistem atau lingkungan untuk menghasilkan produk atau jasa.Sehingga sistem yang ada perlu diperbaiki secara berkala agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat. Pengukuran untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Donneli (2018) yaitu:

a. Penetapan target perbaikan berkesinambungan.

b. Umpan balik dari pelanggan digunakan untuk perbaikan secara berkesinambungan.

c. Komunikasi dengan pelanggan tetap dijaga untuk peningkatan kualitas layanan

d. Perbaikan terus menerus sebagai antisipasi adanya permasalahan yang muncul

e. Inovasi terus dilakukan.

Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Donelli (2018). Indikator perbaikan sistem secara berkesinambungan tersebut diukur dengan 5 skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju,

(7)

Universitas Muhammadiyah Riau

yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS),3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

7. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan tanggapan perilaku berupa evaluasi purnabeli pelanggan terhadap suatu barang atau jasa yangdirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan harapan atau ekspektasi terhadap produk atau jasa tersebut. Pengukuran untuk variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan Citraluki (2016) yaitu:

a. Orientasi kepada kepuasan pelanggan

b. Integrasi desain dengan pelanggan di masa depan

c. Pencegahan gangguan atau penyebab kesalahan dalam penawaran produk/jasa

d. Meminimalisasi kerusakan produk atau jasa, e) pemberian jaminan produk atau jasa (garansi)

e. Meminimalisasi keluhan.

Indikator pernyataan pada kuesioner digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Citraluki (2016). Indikator kepuasan pelanggan tersebut diukur dengan 5 skala Likert dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju, yaitu 1 berarti tidak setuju (TS), 2 berarti kurang setuju (KS),3 berarti cukup setuju (CS), 4 berarti setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS).

3.6. Analisis Data

3.6.1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi terhadap suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, sum,range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016:19).

3.6.2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen penelitian. Pengujian terhadap kualitas data penelitian ini dapat dilakukan dengan uji validitas dan uji rehabilitas.

(8)

Universitas Muhammadiyah Riau

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut(Santoso,2002). Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n - k dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Rehabilitas

Uji rehabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan rehiabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabi ldari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbacht Alpha ≥ 0,6 maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Ghazali, 2016).

3.6.3 Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas

Uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Untuk mengetahui ada tidaknya normalitas dapat digunakan grafik Normal P-Pof Regression Stan.

Selanjutnya dalam penelitian ini penulis menggunakan uji normalitas melalui analisis Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016 : 110). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Prasyarat yangharus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model

(9)

Universitas Muhammadiyah Riau

regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin- Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU). maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan (Ghozali, 2016 : 112).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan yang lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatterplot.Jika pada titik- titik yang terbentuk membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2016 : 113).

4. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolineanitas diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada korelasi sempurna antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Pendeteksian terhadap adanya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflating Factor (VIF,) dari hasil analisis regresi.Jika nilai VIF > 10 maka terdapat gejala muitikolinearitas yang tinggi (Ghozali : 20116 :114).

(10)

Universitas Muhammadiyah Riau

3.6.4. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Sedangkan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan.

3.6.5. Uji Hipotesis Simultan (Uji f)

Peneliti melakukan uji hipotesis simultan untuk mencari tahu dan menguji apakah variabel independen: Total Quality Manajemen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen : Kepuasan Pelanggan.

3.6.6. Regresi Linear Berganda

Dalam melakukan analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif yang membandingkan data yang ada dengan berbagai teori yang mendukung dan bersifat menjelaskan atau menguraikan dan memakai bantuan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.00. Untuk melihat pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kepuasan pelanggan (studi empiris pada PT. Lion Air di Pekanbaru) maka penulis menggunakan formula regresi berganda (multiple regression) sebagai berikut:

Y = a + β1X1 2X2+ β3X3+ β4X4 + β5 X5 + β6X6 +e

Di mana:

Y = Kepuasan pelanggan B 1,2,3,4,5,6 = Koefisien Regresi Xl = Fokus pada pelanggan X2 = Obsesi terhadap kualitas

X3 = Kerjasama tim

X4 = Pendidikan dan pelatihan

(11)

Universitas Muhammadiyah Riau

X5 = Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan X6 = Perbaikan sistem secara berkesinambungan

e = Random Error term

a = Konstanta

3.6.7. Koefisien Determinasi (R2)

Dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variable dependen bisa dijelaskan oleh variabel bebasnya (Ghozali, 2016 : 110). Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing-masing variabel yaitu Total Quality Management (TQM) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan yang dinyatakan dengan R2 untuk mengetahui koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kepuasan pelanggan (studi empiris pada PT. Lion Air di Pekanbaru). Sedangkan untuk mengetahui koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan r2.

Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependennya, sebaliknya semakin mendekati 1 besamya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel dependen terhadap variabel independennya. Angka R2 ini didapat dari pengolahan melalui program SPSS yang bisa dilihat dan tabel model summary kolom R square.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari analisis regresi linier berganda secara parsial dalam melihat pengaruh variabel independen (X) yaitu bahwa emotional marketing dan pelayanan terhadap