• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Disini penulis akan menjelaskan karya ilmiah terapankan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul karya ilmiah terapan ini yaitu “Analisa pengoperasian generator dan sistem distribusi daya listrik di MV. Tanto Fajar I”. Kapal ini adalah sebuah kapal yang dimiliki oleh Perusahaan PT. Tanto Intim Line Ship Management yang dilakukan di MV. Tanto Fajar I, yang jenis kapalnya adalah Container ship. MV. Tanto Fajar 1 mempunyai data - data kapal sebagai berikut:

Tabel 4.1 ship particulars

PT. TANTO INTIM LINE SHIP PARTICULARS

Name Of Vessel : MV. Tanto Fajar 1

Kind Of Vessel : Container ship

Call Sign : P N M A

Nationality / Flag : Indonesia

Port Of Registry : Jakarta

Registry Number : 9329318

O w n e r : PT. TANTO INTIM LINE

Operator : PT. TANTO INTIM LINE

C l a s s : LR & BKI

Ship Lounching : PT. PAL INDONESIA

Gross Tonnage : 3996 T

Netto Tonnage : 7589 T

Length Over All : 180.00 M

Length Between P.P : 173 M

Breadth Mouded : 30,50 M

Number Of Deck : 6 Deck

Depth (Molded) : 15.60 M

Hegth (Maximum) : 33.45 M

Bridge Front - Bow : 143.25 M

(2)

34

Bridge Front - Stern : 36.75 M

Brdige Front – M’fold : 56.25 M

Fuel Oil Tank (P) : 632.02 M³

Fuel Oil Tank (S) : 505.76 M³

Fuel Oil (Servise) : 19.98 M³

Fuel Oil (Settling) : 21.58 M³

Total Fuel Oil : 1179.34 M³

Diesel Oil Tank (P) : 112.73 M³

Diesel Oil Tank (S) : 136.15 M³

Diesel Oil Settling : 14.98 M³

Diesel Oil Servise : 16.18 M³

Total Diesel Oil : 280.04 M³

LifeBoat (2 set) : 2 X 36 person 7.1 m, 6 knot spd Water cooled engine

LifeRaft (4 set) : 4 X 20 person 1 X 6 person

Prov. Crane : 2 X 2 Ton

CargoHouse Crane :1 X 15 Tonsat full load

Cargo Oil Tank 1 (P) : 3497.61 M³

Cargo Oil Tank 1 (S) : 3497.61 M³

Cargo Oil Tank 2 (P) : 3204.42 M³

Cargo Oil Tank 2 (S) : 3204.40 M³

Cargo Oil Tank 3 (P) : 3248.44 M³

Cargo Oil Tank 3 (S) : 3248.44 M³

Cargo Oil Tank 4 (P) : 3248.44 M³

Cargo Oil Tank 4 (S) : 3248.44 M³

Cargo Oil Tank 5 (P) : 3248.44 M³

Cargo Oil Tank 5 (S) : 3248.44 M³

Cargo Oil Tank 6 (S) : 3267.45 M³

Cargo Oil Tank 6 (S) : 3267.45 M³

Slop Tank (P) : 704.81 M³

Slop Tank (S) : 704.81 M³

Water ballast Tank 1 (P) : 1699.1 M³

Water ballast Tank 1 (S) : 1699.1 M³

Water ballast Tank 2 (P) : 1043.9 M³

Water ballast Tank 2 (S) : 1043.9 M³

Water ballast Tank 3 (P) : 1019.2 M³

Water ballast Tank 3 (S) : 1019.2 M³

Water ballast Tank 4 (P) : 1019.2 M³

Water ballast Tank 4 (S) : 1019.2 M³

Water ballast Tank 5 (P) : 1019.2 M³

Water ballast Tank 5 (S) : 1019.2 M³

Water ballast Tank 6 (P) : 1593.4 M³

(3)

35

Water ballast Tank 6 (S) : 1593.4 M³

Water ballast Tank 7 (P) : 180.5 M³

Water ballast Tank 7 (S) : 180.5 M³

A.P. Tank : 440.81 M³

Total Water Ballast tank : 16865.3 M³

Whinchesfrontwheel (2 set ) : Rolls Royce marine LW.M x

Whinches Aft (2 set ) : 2

Main Engine : MAN B&W 6S42M C

• M.C.R : 8820 Bhp 186 Rpm 100%

• N.C.R : 7938 Bhp 122 Rpm 90%

Max Critical Range : 52 – 60 Rpm

Auxiliary Boiler (2 set) : Water Tube Heat

Generator (3 set) : Daihatsu 6DK26 1300 KW

Emergency Generator : Yanmar 6 HAL – H series

Propeller : FPP

Steering Gear : Hat lappaTeleram R4LG 3835

Fresh Waterb Generator : Alfalaval JWP 26C80B

Sumber : Ship Particular MV.TANTO FAJAR I

B. Hasil Penelitian

Selama praktek diatas kapal dan melakukan penelitian mengenai pengoperasian generator dan system distribusi daya listrik atas kapal serta mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada generator dan system distribusi daya listrik di atas kapal.

1. Penyajian Data A. Generator

Generator merupakan salah satu komponen yang sangat berperan penting di kapal yaitu sebagai sumber utama pensupply daya listrik untuk memenuhi asupan daya listrik.

Maka dari itu generator tidak boleh mengalami gangguan sekecil apapun.

(4)

36 Dan disini penulis telah melaksanakan praktek laut selama kurang lebih satu tahun (±1 tahun) di kapal dan juga memperoleh data - data yang dibutuhkan untuk merumuskan hal- hal apa saja yang harus dilakukan oleh seorang anak buah kapal agar generator dapat selalu bekerja dengan baik dan normal.

Dalam kapal tempat praktek laut penulis, ada 3 (empat) buah generator set antaranya 2 (dua) buah generator utama yang di gerakkan oleh motor bantu dan menggunakan dalam pengoprasiannya dan 1 (satu) buah generator emergency yang digerakkan oleh motor diesel.

Pada saat kapal berjalan biasa satu buah generator bekerja untuk memenuhi kebutuhan daya listrik yang ada di kapal ± 200 A atau ± 150 kw sampai 230 kw. Tetapi pada saat olah gerak dimana itu kapal akan sandar, labuh jangkar maupun tolak akan membutuhkan daya listrik yang lebih besar dikarenakan ada bowthruster yang sedang dioperasikan untuk menunjang manouvre kapal, yang sudah pasti asupan daya listrik akan bertambah ± 200A sampai 400 A atau ± 450 kw. Maka dari itu 1 (satu) buah generator bekerja sendiri mampu tapi alangka baiknya di pararel supaya tidak terjadi blackout ketika manuvere.

Setiap minggu generator lain dinyalakan untuk menggantikan generator yang saat ini bekerja. Generator dipararel untuk menyamakan frekuensi dan tegangan pada generator sebelumnya. Setelah generator dipararel, generator di cek kembali apakah saat berhasil dipararel generator berjalan dengan baik atau ada kendala lain. Setelah di cek generator sebelumnya berjalan itu mulai dimatikan. Dengan kata lain generator yang bekerja hanya 1 (satu) buah saja.

Adapun daftar tentang generator utama maupun generator darurat pada kapal MV.Tanto Fajar I ialah meliputi :

(5)

37 a) Data Generator Utama

Merk : HND

Type : 6DK26

Daya : 450KW

Tegangan : 380 V Frekuensi : 50 Hz Putaran maks : 1500 RPM

Gambar 2.5 A/E(Auxilary Engine) Sumber: Kamar mesin MV. Tanto Fajar I

b) Data Generator Darurat

Merk :Yanmar

Type :6HAL-H series

(6)

38

Daya :250 KW

Tegangan : 380 V Frekuensi : 50 Hz Putaran maks : 1000 RPM

Gambar 2.6 Emergency Generator

Sumber: Ruang Emergency Generator MV. Tanto Fajar I

B. Sistem Distribusi Daya Listrik Di Atas Kapal

Fungsi dari sistem distribusi daya listrik kapal adalah dengan aman menyampaikan Generator adalah power untuk setiap item dari peralatan konsumen. Unsur yang paling jelas dalam sistem adalah pusat distribusi utama, yaitu Switchboard utama kapal. Papan utama memasok listrik massal untuk papan starter grup bermotor (sering bagian dari papan utama), Bagian papan distribusi boardsand. Perlindungan, misalnya pemutus sirkuit dan sekering ditempatkan secara strategis di seluruh sistem, secara otomatis

(7)

39 memutus sirkuit yang rusak dalam jaringan. Transformers distribusi tegangan tinggi dan distribusi tegangan rendah bagian dari sistem.)

Keadaan operasional sistem distribusi terus dipantau oleh sistem manajemen daya untuk berbagi beban aktif dan reaktif, tegangan, arus dan frekuensi (faktor daya juga sering dipantau). Perlindungan peralatan memantau selama lebih dan undervoltage, arus berlebih, di atas dan di bawah frekuensi, daya terbalik dan kesalahan bumi.). Layanan listrik yang diperlukan adalah kebutuhan utama dan perlengkapan darurat secara luas.) Pada kapal 2 atau 3 sub distribusi atau load center switchboard harus tersedia untuk distribusi daya dan sistem penerangan. Secara umum satu switchboard terletak pada bagian depan kapal, satu pada bagian depan dan jika memungkinkan yang ketiga diletakkan pada bagian tengah kapal. Tiap bagian switchboard pusat daya disuplai dari switchboard layanan kapal dengan menggunakan Bus Feder.

Desain ini lebih ekonomis dari pada memberikan banyak jalur yang panjang dari switchboard layanan kapal ke seluruh bagian kapal. Masing-masing switchboard diletakkan/dipasang pada ruangan yang sesuai. Kompartemen ini biasanya juga bertindak sebagai pusat untuk pelayanan kebutuhan listrik dan perawatan serta masing-masing mungkin juga menyediakan meja kerja dan locker untuk komponen peralatan lampu sekring dan kebutuhan listrik lainnya.

Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban-beban yang terdiri dari 3 kelompok besar :

(8)

40 1. Beban penerangan; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V satu phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan pada gang- gang, ruangan-ruangan tertutup, ruangan terbuka dan socket keluaran untuk peralatan untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah.

2. Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380 V tiga phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini adalah peralatan berupa mesin pompa (ballast, bilga, FW, dan lain-lain), mesin angkat (crane, jangkar, dan lain-lain), refrigerator dan sistem air condition (AC).

3. Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220 V dengan frekwensi 50 Hz. Beban-beban instrumentasi pada tegangan 36 V DC/ 24 V DC yang diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui UPS

Suplai utama dari output generator mempunyai tegangan line 390 V atau tegangan phase 225 V pada frekwensi 50 Hz. Kabel transmisi akan menimbulkan drop tegangan dan ini harus tidak boleh lebih dari 3 % menurut rule BKI. Jadi tegangan pada tiap terminal dari beban-beban adalah 380 V (line voltage) / 220 V (tegangan phase) pada frekuensi 50 Hz.

Pelayanan sistem beban daya secara prinsip terdiri dari motor penggerak peralatan bantu dan peralatan pemanas yang tersedia baik secara tersendiri atau dalam kelompok oleh feeder dari layanan switchboard distribusi. Feeder normalnya digunakan untuk sumber daya peralatan bantu sistem propulsi yang besar. Dan diletakkan pada ruangan yang sama dengan switchboard distribusi. Tapi mungkin digunakan untuk motor yang besar pada salah satu tempat di kapal.

(9)

41 Gambar 2.7 Sistem Distribusi Daya Listrik Di Atas Kapal.

http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html

(10)

42 Gambar 2.8 Panel Distribusi daya di atas kapal

(11)

43 Sumber : MV.Tanto Fajar I

Sistem distribusi atau jaringan di kapal mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

1. Arus bolak – balik (AC)

Mayoritas kapal memiliki tiga Phase AC, 380 V, 50 Hz (440 V, 60 Hz) sistem netral terisolasi. Ini berarti bahwa titik netral dari bintang-connected generator stator berliku tidak digertakan ke lambung kapal. Untuk kapal yang dibangun di Eropa, sebuah 380 V, sistem tiga fase adalah umum.

(12)

44 Catatan: tiga fase AC 380 V, 50 Hz sistem netral dibumi dapat alsobefound di papan.

Dalam jenis sistem ini, titik netral Generator dihubungkan ke Busbar netral di Switchboard utama yang, pada gilirannya, terhubung ke lambung kapal. Koneksi dibumikan untuk Busbar netral memanjang dari kedua ujung Switchboard utama bagian dengan cara konduktor listrik, ukuran yang tergantung pada output daya.

2. Arus Searah (DC)

Tegangan 24 V untuk jaringan daya darurat ( lampu penerangan, lampu navigasi, komunikasi, sebagian system navigasi dan peralatan lainnya).

3. Pencahayaan.

Pencahayaan dan pasokan fase tunggal dengan daya rendah beroperasi pada tegangan rendah 220 V, yang diturunkan dari transformator daya Step-down yang terhubung, dengan gulungan primer mereka, ke sistem 380 V (440 V).)

2. Analisis Data

Generator merupakan mesin yang digerakkan oleh diesel. Motor diesel yaitu mesin diesel jenis khusus dari mesin pembakaran dalam. Sesuai dengan namanya, mesin pembakaran dalam adalah mesin panas yang didalamnya, energi kimia dari pembakaran di lepaskan di dalam silinder mesin. Fungsi generator adalah mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik yang nantinya tenaga listrik inilah yang akan didistribusikan keseluruh alat - alat di kapal yang membutuhkan tenaga listrik dalam pengoprasiannya.

(13)

45 a. Sebelum pengoperasian generator

Sebelum mengoperasikan generator ada hal - hal yang perlu diperhatikan:

1. Periksa oli mesin pada generator, jika dirasa kurang segera tambahkan.

2. Periksa bahan bakar (posisi valve pada tanki bahan bakar harus ON).

3. Cek semua filter bahan bakar dan filter oli pada generator.

4. Bersihkan jika filter bahan bakar dan filter oli bekas pembakaran 5. Ganti filter pada turbocharge yang kotor dengan yang bersih

b. Pengoperasian Generator

Apabila sudah yakin (pasti) aman, maka lakukan hal – hal sebagai berikut : 1. Start generator secara manual

2. Voltmeter bergerak sampai 380 Volt (posisi volt-meter selector switch R-S) 3. Frekuensi harus menunjuk 50 Hertz, kalau kurang atau lebih atur dengan

Speed Adjusting Switch (SAS) untuk mendapatkan 60 Hertz.

4. Pilot Lamp Off menyala.

5. Hour Counter (HC) menunjukkan lamanya jam kerja Generator.

6. Cos meter harus menunjukkan pada posisi sekitar 1.

7. Ampere meter dan Kilo-watt meter menunjukkan nol.

Kemudian siap untuk meng-“ON”-kan (mengaktifkan) Circuit Breaker seperti berikut :

1. Ada kalanya posisi handle Circuit Breaker ada di tengah (posisi trip), Karena terpasang Under - Voltage.

(14)

46 2. Jika kita tekan terlebih dahulu handle–nya ke bawah, setelah itu tekan keatas,

maka lampu indicator “ON” menyala (hidup).

3. Generator siap dibebani.

4. “ON”-kan Circuit Breaker.

5. Jika ada beban, Ampere-meter bergerak naik, begitu juga dengan kilo-Watt meter yang penunjukkannya sesuai dengan rumus : kW = Volt x Ampere x Cos.

6. Seandainya ketiga Ampere-Meter penunjukkannya tidak sama dapat dipastikan pada rangkaian instalasi diluar, beban L1-L2-L3 nya tidak seimbang.

c. Penyebab Rusaknya Generator

Kerusakan pada sebuah generator memang tidak terelakan, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek bahkan mulai dari kerusakan yang kecil maupun kerusakan yang besar sekalipun. Oleh karena itu penulis akan menyebutkan dan mengelompokkan hal - hal apa saja yang dapat menyebabkan generator rusak.

a. Tegangan tidak keluar (loss voltage)

Pada kelompok ini biasanya generator terlihat bekerja normal dan tidak ada masalah dalam pengoprasiannya tetapi generator tidak mengeluarkan tegangan sedikitpun. Adapun identifikasi permasalahan ialah:

1. Kabel PMG stator terputus atau terhubung singkat 2. Voltmeter atau selector rusak

3. Kerusakan pada kabel-kabel kontrol generator 4. Proteksi AVR generator bekerja

(15)

47 5. Varistor rusak

6. Dioda penyearah pada exciter rusak

7. Gulungan exciter putus atau hubung singkat 8. AVR rusak

b. Tegangan rendah (under voltage)

Ini adalah ketika generator masih bisa bekerja baik secara normal ataupun tidak normal tetapi bila diukur exciternya maka akan terlihat tegangan exciter rendah atau dibawah nilai normal bahkan tidak bisa mencapai nilai maksimum. Adapun hal - hal yang bermasalah ialah :

1. RPM kurang

2. Setelan tegangan kurang 3. Hand trimmer potensio rusak 4. AVR rusak

c. Tegangan berlebih (over voltage)

Seperti halnya tegangan rendah (under voltage) yaitu generator masih bisa bekerja baik secara normal ataupun tidak normal tetapi bila diukur exciternya maka akan terlihat tegangan exciter sangat tinggi diatas nilai normal bahkan dapat melebihi nilai maksimum. Ini biasa terjadi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) RPM terlalu tinggi

2) Setelan tegangan terlalu tinggi 3) Sensing AVR terputus

4) AVR rusak

(16)

48 d. Tegangan tidak stabil

Tegangan tidak stabil dari exciter adalah disaat generator bekerja akan tetapi tegangan yang dikeluarkan tidak stabil dalam artian tegangan yang dikeluarkan oleh generator tersebut terkadang tinggi dan juga terkadang rendah. Dapat dilihat voltmeter pada panel jarum penunjuk mengalami hunting. adapun identifikasi mengenai hal ini adalah :

1) RPM mesin tidak stabil

2) Pemasangan PMG tidak tepat atau miring 3) Kabel putus atau kendor

4) Ada kebocoran isolasi gulungan dengan frame atau ground 5) AVR rusak

6) Kerusakan pada gulungan stator

C. Pembahasan

A. Cara Mengoperasikan Generator

Cara mengoperasikan generator tidaklah terlalu rumit dan tidak gampang juga.

Sebelum mengoperasikan generator baiknya cek dulu generator yang akan dioperasikan.

Oleh karena itu penulis akan menyebutkan cara bagaimana mengoperasikan generator sesuai SOP (standart operating procedure).

1. Syarat – syarat Pararel Generator.

Sebelum mempararel generator harus di ketahui syarat – syarat untuk mempararel generator :

1. Tegangan dan frekuensi harus sama dengan generator yang akan dipararel.

(17)

49 2. Pergeseran phasa dari kedua generator harusnol, berimpit yang dilukiskan secara vector (phasa R dari generator 1 harus berimpit dengan phasa R dari generator 2 dengan cara mengatur SAS dan berpedoman pada frekuensi 60 Hertz).

3. Volt-meter harus menunjukkan angka nol yang berarti kedua generator sudah sinkron.

4. Double Volt-meter, Double Frekuensi – meter dan Nol – Voltmeter harus di switch-On oleh Synchronizing Switch.

5. Lakukan kerja Pararel generator dengan cara meng- ON kan Circuit Breaker saat Nol - Voltmeter menunjukkan angka Nol.

6. Sekarang keadaan kedua generator sudah pararel, tetapi generator yang masih baru masuk kerja pararel penunjukkan Ampere - meter masih nol.

Dengan cara menaikkan speed (SAS) generator yang baru masuk pararel dan menurunkan speed generator pertama, maka akan terjadi pengambil alihan beban.

Selanjutnya apabila beban sudah seimbang, maka pengaturan SAS sudah tidak perlu dilakukan lagi kecuali bila beban bertambah yang mengakibatkan menurunnya frekuensi, sehingga perlu di tambah speed dari kedua generator.

D. Perawatan

1. Perawatan Panel

Ada dua Feeder panel yang berguna untuk mendistribusikan listrik ke seluruh bagian kapal :

1. Feeder Panel No.1 yang berfungsi sebagai pensuplai daya listrik ke local G.S.P ( Group Starter Panel) dan AC 380 V .

(18)

50 a. Local G.S.P (Group Starter Panel) dan AC 380 V.

Beban yang menggunakan motor listrik untuk bekerjanya atau yang lainnya dan beban – beban lain yang memerlukan suplai tegangan arus bolak - balik 380 V.

b. Shore Connection (SC) Box merupakan suplay darat. Saklar dari suplai darat pada MSB inter lock dengan Circuit Breaker Generator sehingga tidak biasa di tutup (ON) Bila generator masih terhubung. International Shore Connection adalah suatu perlengkapan (flanges) yang harus di miliki setiap kapal yang berbobot 500 GRT keatas, sesuai dengan aturan Solas, IMO mengenai jumlah, type serta dimensi dari ISC tersebut. Kegunaannya antara lain:

1. Untuk memungkinkan pihak darat atau kapal lain mensupplay air ke sebuah kapal yang mengalami musibah kebakaran, sementara kapal tersebut sudah tidak bisa memfungsikan fire pumpnya.

2. Untuk melakukan discharge minyak kotor atau bilges ke penampungan di darat.

c. Emergency Switch Board (ESB)

Diturunkan tegangannya oleh Transformator Step Down 220/24 V dan diserahkan dengan rectifier, dan masuk ke 24 VDC Bus, Tegangan 24 VDC dari Buss ESB dipergunakan untuk keperluan:

1. Pengisian baterai (Batteray Charging).

(19)

51 2. Mensuplay beban DC 24 V (Peralatan Navigasi, Lampu-lampu navigasi

dan Emergency Lighting).

3. Men suplay lampu – lampu Baterai di setiap deck d. Low Voltage Feeder Panel.

Memberikan suplay daya listriknya ke beban - beban AC 220 V.

2. Feeder Panel No.2 yang berfungsi sebagai pemberi suplay daya listrik ke Local G.S.P (Group Starter Panel) dan AC 380 V Load yang lain. Untuk menentukan kapasitas generator dan jumlah generator set yang akan dipasang memerlukan analisa sistem kerja di kapal. Dengan bantuan kabel kita dapat membuat sistem kerja dalam berbagai kondisi kapal, diantaranya pada saat:

kapal berlayar, kapal berlayar dengan membuang sauh, kapal berlayar tanpa bongkar muat, kapal berlayar dengan bongkar muat, kapal meninggalkan dermaga. Sistem kerja juga berubah pada jenis kapal yang berbeda seumpama untuk kapal penumpang, system kerjanya berbeda dengan system kerja pada kapal pendorong kapal pemadam. Jenis pemakain pada kondisi kerja di kapal masih di golongkan menjadi :

a. Pemakaian terus menerus

b. Pemakaian tenaga terputus - putus.

Secara garis besar cara pemakaian kabel beban dapat di kelompokkan dalam group : a. Peralatan mesin bantu.

b. Peralatan pelayanan mesin bantu kapal.

c. Peralatan pelayanan main deck.

(20)

52 d. Peralatan radio komunikasi dan lampu - lampu.

Peralatan per kelompok tersebut dalam penggunaannya di kelompokkan menjadi:

a. Peralatan pertama yaitu peralatan yang bekerja dalam system kerja tertentu dimana bebannya tetap.

Misal: pompa pendingin motor pokok pada waktu kapal berlabuh dengan bongkar muat, peralatan deck, mooring winch, windlass pada saat kapal berlabuh, AC dan penerangan.

b. Peralatan kedua yaitu peralatan yang bekerja pada system kerja tertentu dengan beban yang berubah - ubah.

Misal: kompresor udara, oily water separator.

c. Peralatan ketiga yaitu peralatan yang bekerja pada system kerja tertentu dimana beban berlangsung dalam waktu pendek.

Misal: pompa bahan bakar (pada saat kapal berlayar), transfer pump dan supply.

Kondisi kapal dapat dikelompokkan dalam kolom – kolom sebagai berikut : a. Kapal berlayar normal (normal sea going).

b. Kapal meninggalkan pelabuhan (leaving port).

c. Kapal berlabuh bongkar muat (cargo unloading).

d. Kapal sandar (in port).

e. Kapal dalam keaadaan darurat (emergency gent).

f. Kapal meninggalkan pelabuhan sesudah penggunaan peralatan penting (After frep trip at leaving port).

g. Kapal berlabuh bongkar muat setelah penggunaan perlatan yang penting (After frep at cargo unloading)

(21)

53 2. Perawatan Generator

1. Membuat jadwal operasional generator

Pembuatan jadwal ini bertujuan agar pengoperasian semua motor bantu dan generator dapat di kontrol serta diawasi dengan mudah secara teratur. Di kapal MV. TANTO FAJAR I menggunakan 1 (satu) buah generator sebagai pensupply daya listrik.

Karena generator mempunyai daya sebesar 450 KW yang mampu bekerja sendiri tanpa harus di pararel. Pemakaian generator dijadwalkan seminggu sekali agar generator bekerja secara maksimal dan terawat.

2. Melakukan pengecekan atau pemeriksaan (monitoring)

Melakukan pengecekan atau pemeriksaan ini juga penting dilakukan sebab dengan adanya kita memeriksa secara berkala kita dapat tahu kondisi seperti apakah generator tersebut baik dalam keadaan bekerja maupun dalam keadaan standby bahkan stop.

Dalam inspeksi pemeriksaan biasanya dilakukan oleh electrician pada generator dan masinis II pada motor bantu atau prime movernya. Setelah dilakukan inspeksi maka electrician melaporkan kondisi generator kepada masinis II. Untuk generator yang bermasalah atau rusak dapat segera di perbaiki dan mengadakan mufakat untuk menindak lanjuti bila ada suatu hal yang kurang benar pada generator tersebut.

Adapun inspeksi yang dilakukan electrician yaitu antara lain sebagai berikut : 1) Memeriksa ventilations filter

2) Memeriksa exciter rotor

3) Memeriksa kebersihan internal fanx, eciter, rotor, dan stator

(22)

54 4) Memeriksa tahanan (resistant)

5) Memeriksa output (daya, arus, tegangan, dan frekwensi)

6) Memeriksa apakah ada keanehan suara pada generator saat bekerja

7) Memeriksa apakah ada keanehan pada seksi panel generator (terjadi hunting pada indikator meter, pada frekwensi meter, dan lampu - lampu indikator).

3. Melakukan perawatan

Perawatan adalah pekerjaan rutin yang harus dilakukan secara berkala berdasarkan apa yang akan kita rawat. Perawatan pada sebuah generator ada perbedaan kurun waktu untuk melakukan pemeriksaan.

a. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan

Setelah kita melakukan inspeksi pemeriksaan seperti diatas dan menemukan gejala - gejala atau bahkan kerusakan - kerusakan kecil maupun besar, maka disinilah kita akan menentukan langkah - langkah untuk melakukan perbaikan.

Disamping itu ada beberapa jenis perbaikan rutin secara berkala pada sebuah kapal, yaitu :

1. Perbaikan pada saat ada kerusakan.

2. Perbaikan mingguan.

3. Perbaikan bulanan.

4. Perbaikan 3 bulanan.

5. Perbaikan 6 bulanan.

6. Perbaikan tahunan (dock)

(23)

55 Ini semua untuk menjaga agar generator tetap dapat berjalan dengan baik dan normal serta termonitoring dengan skala waktu selama mungkin. Sehingga dengan demikian seluruh pesawat yang ada diatas kapal seluruh pesawat yang ada diatas kapal yang didalam pengoperasiannya menggunakan daya listrik tidak terganggu.

(24)

57

BAB V PENUTUP

Sebagai akhir dari penulisan Karya Ilmiah Terapan ini. Penulis mengambil kesimpulan dan beberapa saran yang tentunya dapat bermanfaat bagi pembaca tentang “ANALISA PENGOPERASIAN GENERATOR DAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK DI KAPAL”

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengoperasian Generator

Apabila sudah yakin (pasti) aman, maka lakukan hal – hal sebagai berikut : a. Start generator secara manual

b. Voltmeter bergerak sampai 380 Volt (posisi volt-meter selector switch R- S)

c. Frekuensi harus menunjuk 50 Hertz, kalau kurang atau lebih atur dengan Speed Adjusting Switch (SAS) untuk mendapatkan 60 Hertz.

d. Pilot Lamp Off menyala.

e. Hour Counter (HC) menunjukkan lamanya jam kerja Generator.

f. Cos meter harus menunjukkan pada posisi sekitar 1.

g. Ampere meter dan Kilo-watt meter menunjukkan nol.

Kemudian siap untuk meng-“ON”-kan (mengaktifkan) Circuit Breaker seperti berikut :

(25)

58

1. Ada kalanya posisi handle Circuit Breaker ada di tengah (posisi trip), Karena terpasang Under - Voltage.

2. Jika kita tekan terlebih dahulu handle–nya ke bawah, setelah itu tekan keatas, maka lampu indicator “ON” menyala (hidup).

3. Generator siap dibebani.

4. “ON”-kan Circuit Breaker.

5. Jika ada beban, Ampere-meter bergerak naik, begitu juga dengan kilo- Watt meter yang penunjukkannya sesuai dengan rumus : kW = Volt x Ampere x Cos.

6. Seandainya ketiga Ampere-Meter penunjukkannya tidak sama dapat dipastikan pada rangkaian instalasi diluar, beban L1-L2-L3 nya tidak seimbang.

2. Sistem Distribusi Daya Listrik Di Kapal

Fungsi dari sistem distribusi daya listrik kapal adalah dengan aman menyampaikan Generator adalah power untuk setiap item dari peralatan konsumen. Unsur yang paling jelas dalam sistem adalah pusat distribusi utama, yaitu Switchboard utama kapal. Papan utama memasok listrik massal untuk papan starter grup bermotor (sering bagian dari papan utama), Bagian papan distribusi boardsand. Perlindungan, misalnya pemutus sirkuit dan sekering ditempatkan secara strategis di seluruh sistem, secara otomatis memutus sirkuit yang rusak dalam jaringan. Transformers distribusi tegangan tinggi dan distribusi tegangan rendah bagian dari sistem.

(26)

59

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan pada saat kita melakukan inspeksi generator, yaitu :

1. Selalu berkoordinasi dengan masinis dan regu dinas jaga,dikarenakan seorang ahli listrik tidak mendapat tanggung jawab untuk berdinas jaga saat akan mengoperasikan generator.

2. Kinerja sebuah prime mover juga harus selalu optimal, mengingat sebagai penggerak generaor.

Referensi

Dokumen terkait

5 Pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk meneliti efisien sistem distribusi sebagai penyalur tenaga listrik ke bagian-bagian di atas kapal dan menghitung daya pada