• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab iv hasil penelitian dan pembahasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "bab iv hasil penelitian dan pembahasan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

100 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang mendeskripsikan kondisi awal pengelolaan manajemen peserta didik beserta kendala yang dihadapi. Selain itu menjelaskan tentang pengembangan aplikasi SIGAP dengan menggunakan model Borg and Gall. Pada bagian pembahasan, akan dikaitkan hasil penelitian dengan kajian teori.

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Manajemen Peserta Didik di SMK Negeri 1 Tengaran Untuk mengetahui manajemen peserta didik yang dilakukan di SMK Negeri 1 Tengaran, telah dilakukan penelitian pendahuluan. Penelitian ini menggunakan subyek penelitian yaitu kepala sekolah, bapak Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd. dan waka kesiswaan bapak Arif Subagiono, S.Pd.

Pengelolaan peserta didik yang dilakukan di SMK Negeri 1 Tengaran meliputi pengelolaan saat peserta didik mulai masuk sampai dengan lulus. Seluruh kegiatan untuk mengelola peserta

(2)

101

didik telah direncanakan di awal tahun pembelajaran sehingga dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut meliputi kegiatan rutin seperti penerimaan peserta didik baru, pengelolaan kegiatan yang dilakukan peserta didik di sekolah, sampai wasanawarsa. Sekolah membentuk tim untuk membantu mengelola kegiatan agar terlaksana sesuai dengan perencanaan serta memantau seluruh kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dalam mengelola absensi, ujung tombak pendokumentasian adalah guru BK yang menyimpan surat ijin dan merekap kehadiran peserta didik. Pengelolaan pelanggaran juga di serahkan pada BK dibantu oleh tim STP2K.

Pencatatan peserta didik yang tidak hadir, yang selama ini dilakukan di sekolah adalah dengan menuliskan pada rekap kehadiran. Seperti dikutip dalam wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 12 Mei 2022 sebagai berikut

“Karena ini masa pandemi, dengan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas, peserta didik yang tidak masuk, pada masa pandemi bisa disampaikan melalui WA pada wali kelas.

Kemudian wali kelas akan melaporkan ketidakhadiran dengan meneruskan informasi ke grup sekolah. Pada saat pertemuan tatap muka terbatas, peserta didik yang tidak masuk dapat

(3)

102

langsung membawa surat ijin, maupun dititipkan teman. Selain itu masih bisa memberitahukan melalui WA pada wali kelas. Pengelolan absen bersamaan dengan mengelola surat ijin.

Pengelolaan kehadiran peserta didik di lakukan oleh guru piket. Teknis yang dilakukan dalam melakukan pencatatan kehadiran peserta didik adalah guru piket berkeliling ke kelas-kelas untuk mencatat ketidakhadiran peserta didik. Surat ijin yang ada di dalam kelas di ambil oleh petugas piket kemudian di laporkan ke BK.” (Sumber : Wawancara dengan kepala SMK Negeri 1 Tengaran, 12 Mei 2022).

Pernyataan kepala sekolah didukung oleh waka kesiswaan yang juga menyampaikan bahwa pengelolaan ijin peserta didik, baik dalam hal pendokumentasian dokumen surat ijin maupun pencatatan ijin dilakukan menggunakan WA. Berikut adalah petikan wawancara kepada waka keseswaan bapak Arif Subagiono, S.Pd.

“Pengelolaan surat ijin untuk peserta didik yang tidak masuk dikelola oleh guru BK. Jadi jika peserta didik tidak masuk karena sakit atau berhalangan masuk, bisa mengirim foto surat dengan stempel cap dari RT maupun RW kemudian di WA ke wali kelas. Bagi orang tua yang bisa mengantarkan surat ijin ke sekolah bisa di titipkan di satpam, akan di sampaikan ke kelas atau kepada BK. Pengelolaan absen peserta didik yang tidak hadir dilakukan dengan Mencatat absen yang dilakukan oleh tim guru piket. Guru piket disusun oleh bagian ketenagaan. Setiap hari pada jam pertama, guru piket berkeliling mencatat peserta didik

(4)

103

yang tidak hadir, kemudian membawa serta surat ijin yang ada di kelas dan di rekap oleh BK.” (Sumber:

Wawancara dengan waka kesiswaan, 16 Mei 2022)

Demikian juga dengan pencatatan pelanggaran dan prestasi yang dilakukan di sekolah, dilakukan pencatatan secara manual sehingga dapat menimbulkan berbagai kekurangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan waka kesiswaan, pengelolaan pelanggaran dilakukan oleh tim STP2K dibawah kesiswaan.

Tugas STP2K selain melakukan pencatatan pelanggaran, juga melakukan antisipasi agar peserta didik tidak melakukan pelanggaran. Hal yang dilakukan diantaranya menyambut peserta didik ketika datang kemudian memeriksa kelengkapan seragam.

STP2K juga melakukan pengecekan model rambut secara berkala dengan datang ke kelas-kelas, serta menyediakan alat potong rambut sehingga peserta didik dapat merapikan rambut di saat jam istirahat.

Peserta didik yang melakukan pelanggaran akan diberikan teguran dan sanksi. Peserta didik mengisi daftar pelanggaran yang disediakan di ruang kesiswaan. Guru yang menemukan oelanggaran juga dapat mengisi pelanggaran yang telah dilakukan

(5)

104

oleh peserta didik. Demikian juga untuk pencacatan prestasi yang dicatat oleh kesiswaan. Hal tersebut serupa dengan pernyataan kepala sekolah dalam kutipan wawancara sebagai berikut.

“Peserta didik di sekolah diatur dengan tata tertib.

Bagi yang melakukan pelanggaran ditindaklanjuti langsung oleh guru yang menemukan pelanggaran. Di ruang piket ada buku untuk mengelola pelanggaran masing-masing peserta didik. Peserta didik yang melakukan pelanggaran di sekolah, di catat pada buku tersebut. Masing-masing peserta didik dapat melihat pelanggaran yang dilakukan. BK dan wali kelas memantau dan memberikan tindakan lanjutan bagi peserta didik yang melanggar. Sedangkan untuk pencatatab prestasi yang diperoleh oleh peserta didik dicatat pada buku yang ada di ruang kesiswaan”

(Sumber : Wawancara dengan kepala SMK Negeri 1 Tengaran, 12 Mei 2022)

Pengelolaan prestasi dan pelanggaran memerlukan waktu yang lebih lama dan tidak efektif karena masih dilakukan secara manual. Selain itu tidak adanya kontrol dari orang tua membuat keterbatasan guru dalam membersamai peserta didik. Pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik terkadang juga tidak tercatat.

Hal ini karena kesibukan guru sehingga terlewat dalam menuliskan. Karena belum rapinya pencatatan pelanggaran ini

(6)

105

menyebabkan wali kelas dan BK belum maksimal dalam menangani permasalahan peserta didik yang terjadi di sekolah.

4.1.2. Kelemahan Manajemen Peserta didik di SMK Negeri 1 Tengaran

Sekolah memerlukan pengelolaan manajemen yang baik sehingga dapat melayani kebutuhan peserta didik. Apabila dalam melakukan pengelolaan masih ditemukan kesalahan data maupun waktu yang panjang, maka hal tersebut kurang efektif. Wawancara dengan kepala SMK Negeri 1 Tengaran menyebutkan bahwa kegiatan perencanaan, pengorganisasian, serta pemantauan peserta didik di SMK Negeri 1 Tengaran telah terlaksana. Namun, secara umum, pendokumentasian kegiatan peserta didik mengalami kendala, seperti dikutip dari wawancara sebagai berikut :

“Pengelolaan peserta didik sudah baik, namun masih ada hal-hal yang belum dikelola dengan baik, misalnya mengenai pencatatan ketidakhadiran yang membutuhkan banyak waktu dan kurang efektif dalam pengelolaannya.

Terlebih pandemi, banyak peserta didik yang sakit, sementara ruang gerak dibatasi. Oleh karena itu banyak siswa tidak hadir tanpa keterangan” (Sumber : Wawancara dengan kepala SMK Negeri 1 Tengaran, 12 Mei 2022)

(7)

106

Kepala sekolah menyebutkan, terdapat kendala dalam hal pengelolaan absen, pelanggaran dan mendokumentasikan prestasi yang telah diperoleh. Pengarsipan dokumen dalam bentuk kertas atau secara konvensional dianggap menjadi permasalahan. Selain itu banyaknya waktu yang tersita membuat kondisi pengelolaan peserta didik di sekolah ini menjadi tidak efektif. Hal ini serupa dengan pernyataan waka kesiswaan yang menyebutkan bahwa pengelolaan peserta didik dalam hal absen kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya banyaknya rombel, peserta didik yang kurang tertib administrasi ijin serta kesibukan guru piket karena bersamaan dengan jam mengajar. Hasil wawancara dengan waka kesiswaan sehubungan dengan pengelolaan peserta didik dalam hal perijinan sebagai berikut.

“Surat ijin peserta didik yang tidak hadir tidak segera disampaikan ke sekolah. Oleh karena itu pencatatan ketidakhadiran peserta didik tidak bisa tepat waktu.

Pengelolaan absen yang dilakukan dengan mengunjungi kelas ke kelas kurang efektif karena banyaknya rombel di SMK Negeri 1 Tengaran.

Terkadang guru yang mengajar belum mengabsen, sehingga guru piket menunggu. Hal lain, jika ada guru yang tidak hadir, maka guru piket yang akan mengabsen peserta didik di dalam kelas sehingga menghabiskan waktu”. (Sumber: Wawancara dengan waka kesiswaan, 16 Mei 2022).

(8)

107

Dalam hal mendokumentasikan pelanggaran yang dilakukan peserta didik, wakakesiswaan menyebutkan banyak waktu yang terbuang. Hal lain disebutkan adalah sebagian guru tidak melakukan pencatatan di buku pelanggaran yang ada di ruang kesiswaan, sehingga pelanggaran yang dilakukan peserta didik tidak terdokumentasi dengan baik. Demikian juga dalam hal pencatatan prestasi yang diperoleh peserta didik. Adanya keterlambatan pelaporan dari guru pembimbing kejuaraan sehingga prestasi yang diperoleh tidak terdokumentasikan dengan baik. Pencatatan sering tertumpuk, misalnya lomba yang terbaru sudah tercatat, namun kejuaraan lama belum tercatat, sehingga urutan penanggalan diraihnya kejuaraan menjadi tidak teratur.

Kutipan wawancara dengan kepala sekolah yang menguatkan pernyataan waka kesiswaan sebagai berikut.

“Adanya buku pelanggaran jarang diisi karena buku tersebut ada di ruang piket dan di simpan di ruang kesiswaan, sedangkan pelanggaran tidak hanya terjadi di sekitar ruang piket. Guru yang menemukan pelanggaran ada yang tidak langsung memberikan sanksi, namun di alihkan pada wali kelas maupun BK.

Minim dokumentasi dari pelanggaran yang dilakukan peserta didik sehingga tidak dapat memberikan gambaran yang jelas pada peserta didik yang sering melanggar tata tertib sekolah. Dalam mengelola

(9)

108

prestasi yang diperoleh oleh peserta didik dicatat pada buku yang ada di ruang kesiswaan, namun guru pembimbing lomba tidak segera memberitahukan prestasi yang diperoleh dari kejuaraan yang diikuti sehingga kesiswaan terlambat mencatat, bahkan lupa”. (Sumber: Wawancara dengan waka kesiswaan, 12 Mei 2022).

Dalam pengelolaan pelanggaran, semua guru mempunyai peran yang sama. Alur penyelesaian yang dilakukan di sekolah ketika peserta didik melakukan pelanggaran adalah wali kelas melakukan pendataan peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah. Setelah di data, wali kelas akan memberikan sanksi.

Apabila pelanggaran yang dilakukan bukan pelanggaran yang berat, maka hanya dengan wali kelas saja masalah dapat diselesaikan. Namun, wali kelas seharusnya mendokumentasikan pelanggaran tersebut. Kenyataannya, ada wali kelas yang belum mendokumentasikannya. Apabila masalah tidak dapat diselesaikan dengan wali kelas saja, maka BK dan STP2K akan membantu menyelesaikan. Kendalanya adalah, terkadang pelanggaran belum tercatat oleh wali kelas, sehingga menyulitkan BK dalam menyelesaikan permasalahan. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah dalam wawancara sebagai berikut.

(10)

109

“Yang berperan dalam hal pelanggaran adalah semua guru. Dalam hal pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, BK melakukan pendataan dan memberikan umpan balik pada peserta didik yang melakukan kesalahan atau pelanggaran tata tertib sekolah, misalnya dilakukan pemanggilan, hingga melakukan perkunjungan ke rumah peserta didik.

STP2K berperan dalam mendata dan melakukan tindakan apa yang harus dilakukan ketika peserta didik melakukan pelanggaran. Selain itu, STP2K melakukan pencegahan peserta didik agar tidak melakukan pelanggaran. Dalam hal peraturan sekolah yang berhubungan dengan model rambut, STP2K memberikan fasilitas potong rambut gratis dengan alat dari sekolah sehingga peserta didik yang belum sempat potongrambut, bisa dilakukan di sekolah. Selain itu, wali kelas mempunyai peran mendata peserta didik yang banyak melakukan pelanggaran. Selain memberikan tindakan secara langsung, wali kelas juga melaporkan pada BK mengenai pelanggaran yang dilakukan peserta didik, sehingga wali kelas bersama-sama dengan BK bersinergi untuk mengatasi peserta didik yang belum tertib” (Sumber: Wawancara dengan kepala sekolah, 12 Mei 2022).

Secara umum pengelolaan peserta didik dalam hal absen, ketidakhadiran, pencatatan pelanggaran dan prestasi seperti yang disampaikan olah waka kesiswaan perlu diperbaiki. Disampaikan bahwa hal-hal yang berhubungan dengan pendokumentasian surat ijin, pencatatan pelanggaran dan prestasi perlu diperbaiki sehingga terdapat dokumentasi yang urut dan runtut. Apabila

(11)

110

dokumentasi tercatat dengan baik maka sewaktu-waktu dokumen tersebut dibutuhkan, dapat segera dipergunakan. Selain itu adanya dokumentasi yang baik dapat memberikan gambaran dan penjelasan pada orang tua tentang kondisi putra-putrinya di sekolah.

4.1.3. Model Manajemen Peserta Didik yang Dikembangkan Hasil pengembangan produk yang dihasilkan adalah aplikasi SIGAP yang diperoleh dari lima langkah pengembangan Borg &

Gall yaitu melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, melakukan perencanaan dan mengembangkan bentuk produk awal. Penelitian pendahuluan menemukan potensi masalah serta kendala dalam pengelolaan peserta didik. Masalah tersebut dipetakan, dilakukan analisis dan melalui kajian pustaka sehingga diperoleh alternatif penyelesaian untuk meminimalkan permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan hal tersebut, di kembangkan aplikasi SIGAP dengan menggunakan langkah-langkah pengembangan model Borg & Gall dalam lima tahapan yang diuraikan sebagai berikut.

a. Melakukan Penelitian dan Pengumpulan Informasi.

(12)

111

Pada tahap pertama yaitu melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, penulis melakukan analisis kebutuhan sekolah dan juga melakukan studi literatur. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1) Analisis Kebutuhan Sekolah

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui wawancara. Wawancara dengan kepala sekolah menyebutkan bahwa terdapat permasalahan dalam hal mendokumentasikan absen, mengumpulkan surat ijin serta mencatat pelanggaran dan prestasi peserta didik. Kutipan wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.

“Sinergi yang baik seluruh stakeholder sekolah agar tidak terjadi kesalahan komunikasi. Selain itu sehubungan dengan perkembangan jaman, bisa juga dibuat suatu aplikasi untuk mengelola absen demikian juga dengan surat ijin agar memudahkan orang tua jika berhalangan mengantar dan juga memudahkan sekolah dalam pencatatan agar tidak perlu membawa buku-buku yang tebal.” (Sumber:

Wawancara dengan kepala sekolah, 12 Mei 2022).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan waka kesiswaan, diperlukan sebuah aplikasi dengan memanfaatkan teknologi untuk mendokumentasikan surat ijin, absen, pelanggaran

(13)

112

dan prestasi. Pendokumentasian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam manajemen peserta didik.

Selain berdasarkan hasil wawancara, penulis juga melakukan studi dokumentasi berupa dokumen rekap absen, dokumen pelanggaran, surat ijin yang terkumpul serta buku pencatatan prestasi. Dari dokumen yang terkumpul, dapat diketahui bahwa banyak peserta didik yang tidak hadir namun tidak menyertakan surat ijin. Terlebih masa pandemi yang membuat mobilitas menjadi berkurang. Selain itu, wali kelas tidak semuanya mempunyai dokumen rekap absen peserta didik, namun guru BK yangmemepunyai rekap absen. Buku pelanggaran juga tidak banyak terisi. Namun berdasarkan hasil observasi, banyak peserta didik yang melakukan pelanggaran dan telah ditangani oleh masing-masing guru. Demikian halnya dengan pencatatan prestasi yang kurang terdokumentasi dengan baik.

2) Studi Literatur

Pada tahap studi literatur, peneliti mengidentifikasi kelemahan manajemen peserta didik yang terjadi di sekolah.

Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan di

(14)

113

sekolah sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Manajemen peserta didik mengatur dari peserta didik masuk hingga lulus. Oleh karena itu manajemen peserta didik di SMK Negeri 1 Tengaran harus lebih memperhatikan pengelolaan dokumen, baik dokumen ketidakhadiran, pelanggaran maupun prestasi.

Selanjutnya peneliti mengkaji berbagai teori mengenai langkah-langkah pengembangan. Ada beberapa teori dalam mengembangkan suatu produk. Beberapa diantaranya adalah teori pengembangan Borg & Gall pada tahun 1983. Teori ini memiliki sepuluh langkah pengembangan yaitu melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, melakukan perencanaan, mengembangkan bentuk produk awal, melakukan uji lapangan atau uji kelompok kecil, melakukan revisi terhadap produk utama, melakukan uji lapangan, melakukan revisi terhadap produk akhirm uji pelaksanaan lapangan, penyempurnaan produk akhir dan diseminasi dan implementasi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan langkah pengembangan Borg &

Gall sampai pada tahap ke lima.

(15)

114

Langkah selanjutnya, penulis mempelajari hal yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi sehingga dapat memberikan manfaat pada penggunanya. Penulis mempelajari penggunaan telepon pintar berbasis android untuk dapat digunakan di sekolah. Sebelum masa pandemi, penggunaan telepon pintar tidak diperbolehkan di SMK Negeri 1 Tengaran. Namun seiring berkembangnya jaman dan meningkatnya kebutuhan informasi, maka penggunaan telepon pintar diperbolehkan. Oleh karena itu penulis mempelajari dari literatur kelemahan dan kelebihan perangkat pintar serta kelemahan dan kelebihannya jika dipergunakan di sekolah.

b. Melakukan Perencanaan

Setelah tahap melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, penulis merencanakan aplikasi berbasis android yang dapat dipergunakan oleh peserta didik, guru, maupun orang tua.

Desain aplikasi SIGAP sebagai berikut.

(16)

115

Gambar 4.1 Desain Aplikasi SIGAP.

Aplikasi SIGAP adalah aplikasi yang dipergunakan pada telepon pintar berbasis android. Aplikasi ini dapat dipergunakan oleh guru, peserta didik maupun orang tua. Untuk guru, aplikasi ini berisi menu data diri, presensi, pelanggaran, rekap ijin, dan prestasi. Sedangkan untuk peserta didik, aplikasi berisi menu data diri, absen, surat ijin, pelanggaran dan prestasi. Aplikasi SIGAP untuk orang tua berisi presensi, pelanggaran dan prestasi.

Tujuan dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk meningkatkan pencatatan dan pelaporan yang berhubungan

(17)

116

dengan kehadiran, pelanggaran dan prestasi sehingga diperoleh manfaat yaitu dapat meningkatkan kualitas sekolah dan mengatasi kendala yang berhubungan dengan manajemen peserta didik.

Selain itu, penggunaan aplikasi SIGAP dengan memanfaatkan teknologi dapat mempersingkat alur pelaporan kehadiran dan perijinan. Orang tua juga dapat bersama-sama dengan sekolah membersamai putra-putrinya dalam belajar. Orang tua dapat mengetahui kehadiran putra-putrinya maupun mengetahui pelanggaran yang dilakukan, sehingga diperoleh kemudahan dalam berkomunikasi antara orang tua dengan sekolah.

Desain aplikasi SIGAP akan dapat dipergunakan oleh guru, peserta didik dan orang tua. Di dalamnya memuat absen, perijinan, pengelolaan pelanggaran maupun pencatatan prestasi yang telah diperoleh peserta didik.

Peneliti kemudian membuat instrumen penelitian.

Instrumen yang dibuat adalah kisi-kisi untuk membuat lembar validasi yang akan dipergunakan oleh validator ahli. Selain untuk validator, penulis juga menyiapkan kisi-kisi sebagai pedoman pada saat dilakukan uji lapangan atau uji kelompok kecil.

(18)

117

c. Mengembangkan Bentuk Awal Produk

Setelah melakukan perencanaan, bentuk awal produk dikembangkan. Pada tahap ini, aplikasi akan di validasi oleh validator ahli, dan penulis juga membuat buku panduan, baik panduan untuk guru, peserta didik, maupun orang tua.

Berikut adalah diagram alur pada tahap mengembangkan produk awal.

Gambar 4.2 Alur Pengembangan Produk Awal 1. Membuat Aplikasi SIGAP

Untuk menggunakan aplikasi SIGAP, pengguna dapat melakukan instalasi melalui play store yang tersedia pada ponsel berbasis android. Pengguna juga dapat melakukan instalasi dengan

membuka laman

(19)

118

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sigapsata.apps.

Link tersebut langsung tersambung pada laman play store. Berikut adalah tampilan aplikasi SIGAP

Gambar 4.3 Tampilan Aplikasi SIGAP

Tampilan awal aplikasi SIGAP mengarahkan pada penggunanya, yaitu orang tua, guru maupun peserta didik.

Penggunaan aplikasi SIGAP sesuai peruntukannya di jelaskan sebagai berikut.

a) Aplikasi SIGAP untuk Guru

Untuk masuk pada menu guru, pengguna akan diarahkan pada laman login SIGAP online. Berikut adalah tampilan login guru.

(20)

119

Gambar 4.4 Login Aplikasi SIGAP

Login menu guru diarahkan untuk menggunakan akun email yang terdaftar pada akun sekolah. Setelah berhasil login, pengguna diarahkan pada laman yang berisi pilihan data diri, presensi, pelanggaran maupun rekap ijin dan prestasi seperti pada gambar berikut.

(21)

120

Gambar 4.5 Tampilan Menu Guru

Pada menu “Data Diri”, berisi identitas guru, baik nama, jabatan, jenis kelamin, email maupun akun guru. Bagian akun guru berisi user name, status akun, serta data kelas yang diampu bagi guru yang mempunyai tugas tambahan sebagai wali kelas.

Menu “Presensi” berisi absen yang telah dilakukan oleh peserta didik. Guru akan diarahkan pada pilihan sebagai “Guru”

maupun sebagai “Wali Kelas”. Jika memilih menu sebagai “Guru”

(22)

121

maka guru dapat mengetahui data absen pada seluruh kelas.

Namun jika memilih sebagai “Wali Kelas” maka guru dapat melihat absen yang telah dilakukan oleh peserta didik pada kelas yang diampu. Pada menu “Pelanggaran”, guru dapat memilih sebagai “guru” maupun sebagai “wali kelas”. Dengan fungsi yang sama pada menu “Absensi”, jika memilih sebagai “Guru” maka dapat melihat pelanggaran yang dilakukan oleh seluruh peserta didik. Oleh karena itu, BK maupun kesiswaan dapat ikut memantau peserta didik. Sedangkan jika memilih sebagai “Wali Kelas” maka dapat mengetahui pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik yang menjadi siswa wali. Pada menu pelanggaran, guru dapat mengelola pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh peserta didik. Bagian menu “Tata Tertib”

dilengkapi dengan data tata tertib sekolah.

Untuk mengisi pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, guru dapat memilih menu “Guru”. Untuk mengelola pelangaran yang dilakukan peserta didik, guru dapat mengisi identitas peserta didik. Pelanggaran yang di lakukan dapat ditulis pada menu “Pelanggaran”, serta tindak lanjut yang telah dilakukan

(23)

122

oleh guru dapat dituliskan pada bagian “Tindak Tanjut” dalam bentuk deskripsi. Sebagai bukti pelanggaran yang telah dilakukan, guru dapat menambahkan foto pada bagian “Foto pelanggaran”.

Pada bagian “Rekap Ijin”, berisi rekapitulasi kehadiran peserta didik sesuai dengan hari/tanggal yang dipilih. Menu

“Rekap Ijin” dapat dipilih sebagai “Guru” maupun “Wali Kelas”.

Jika memilih sebagai “Guru” maka dapat melihat keseluruhan rekapitulasi kehadiran peserta didik secara keseluruhan. Menu ini dapat dipergunakan oleh semua guru dan juga BK maupun kesiswaan untuk kontrol.

Menu terakhir pada login guru adalah “Prestasi”. Pada menu ini guru semua guru dapat memasukkan prestasi yang telah diperoleh peserta didik. Meni ini berisi rekapitulasi data peserta didik yang memproleh kemenangan pada kejuaraan. Untuk menambah data peserta didik yang memperoleh prestasi/kejuaraan, guru dapat memilih menu “Tambah Data”.

Data yang di input adalah identitas peserta didik, jenis lomba yang diikuti, tingkat kejuaraan, dan hasil kejuaraan.

(24)

123 b) Aplikasi SIGAP untuk Peserta Didik

Aplikasi SIGAP dengan pengguna peserta didik dapat menggunakan lima menu yaitu “Data Diri”, “Absen”, “Surat Ijin”,

“Pelanggaran”, dan “Prestasi”. Sebelum menggunakan menu tersebut, peserta didik login dengan memilih menu “Siswa” dan menggunakan email sekolah. Gambar 4.6 adalah tampilan aplikasi SIGAP untuk peserta didik.

Gambar 4.6 Menu Peserta Didik pada Aplikasi SIGAP Pada menu “Data Diri” berisi identitas peserta didik seperti nama, Nomor Induk Siswa (NIS), tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, dan identitas orang tua. Selain itu, menu data diri berisi

(25)

124

akun peserta didik, baik email maupun username aplikasi SIGAP.

Menu “Absen” terdiri dari dua bagian, yaitu menu “Absen” dan menu “Rekap”. “Absen” digunakan untuk melakukan absen secara online,sedangkan “Rekap” dapat melihat rekapitulasi kehadiran peserta didik sesuai tanggal yang dipilih. Menu “Absen” dipakai peserta didik untuk melakukan absen. Ketika akan absen, peserta didik akan diminta untuk mengaktifkan lokasi dan me-resfesh lokasi. Titik absen ditentukan di area lapangan upacara. Lokasi ini di pilih karena letak kelas berada di area lapangan upacara sehingga dimungkinkan peserta didik dapat melakukan absen, tanpa harus mencari lokasi terdekat dengan titik absen. Peserta didik yang berada diluar area sekolah tidak dapat melakukan absen.

Absen yang dilakukan oleh peserta didik adalah absen masuk dan absen pulang. Untuk melakukan absen masuk, peserta didik menekan “Absen Masuk” dan akan muncul kotak dialog yang mengharuskan peserta didik untuk melakukan swa foto.

Selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik melakukan absen pulang. Seperti halnya dengan absen masuk, peserta didik

(26)

125

mengaktifkan lokasi, kemudian berswa foto. Absen masuk dan pulang, dapat diketahui oleh orang tua peserta didik dengan menggunakan user orang tua, sehingga dari rumah dapat memantau saat putra putrinya datang dan pulang. Peserta didik yang tidak melakukan absen masuk tidak daat melakukan absen pulang. Kapanpun kehadiran peserta didik di sekolah, baik terlambat juga harus melakukan absen masuk. Pada bagian “Rekap Absen” peserta didik dapat mengetahui rekapitulasi kehadiran di sekolah. Kehadiran peserta didik di sekolah baik hadir tepat waktu maupun terlambat dapat dilihat dari menu “Rekap”. Menu ini dapat dipergunakan dengan cara memilih tanggal yang di inginkan sehingga kapanpun kehadiran peserta didik dapat terekam dengan baik.

Pada bagian “Surat Ijin”, peserta didik dapat melaporkan ketidakhadiran dari rumah, tanpa harus datang ke sekolah. Untuk melaporkan ketidakhadiran dengan aplikasi SIGAP, peserta didik dapat menekan kotak dialog “Tambah Ijin”. Apabila memilih tanggal, maka dapat diketahui kapan peserta didik ijin. Peserta didik yang berhalangan hadir, dapat menggunakan aplikasi ini.

(27)

126

Surat ijin yang telah di tulis oleh orang tua, difoto dan dapat di unggah. Surat ijin yang di unggah harus bercap dari RT dan RW.

Apabila sakit, peserta didik dapat mengunggah surat dokter. Pada menu ini, peserta didik juga dapat menambahkan keterangan, misalnya diagnosis dokter jika sakit, ataupun kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh peserta didik yang menyebabkan tidak hadir.

Menu “Pelanggaran” dihadirkan dalam rangka kemudahan guru dalam mengelola pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Menu pelanggaran juga dapat diakses oleh peserta didik.

Dengan tujuan peserta didik diajarkan secara terbuka dengan kesadaran diri apabila melakukan pelanggaran dapat mengisi aplikasi SIGAP. Selain itu, guru yang menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, dapat meminta peserta didik mengisi menu “Pelanggaran”. Menu Pelanggaran terdapat dua kotak dialog, “Isi Pelanggaran” dan “Lihat Tata Tertib”. Peserta didik dapat mengisi pelanggaran yang dilakukan dengan menekan kotak dialog “Isi Pelanggaran”. Pada bagian “Isi Pelanggaran”

peserta didik mengisi form pelanggaran sesuai dengan kotak

(28)

127

dialog. Jenis pelanggaran yang di lakukan dapat di deskripsikan dan diisikan pada tempat yang telah disediakan. Peserta didik juga menginput nama guru yang memberikan sanksi. Guru yang menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik dapat langsung memberikan tindak lanjut dari pelanggaran peserta didik.

Deskripsi tindak lanjut dapat ditulis pada form tindak lanjut.

Sebagai bukti, peserta didik mengunggah foto pelanggaran yang telah dilakukan.

Pada bagian “Prestasi” peserta didik dapat melihat prestasi yang telah diraih. Menu “Prestasi” pada pengguna peserta didik hanya dapat melihat prestasi yang telah di peroleh. Peserta didik tidak dapat menginputprestasi. Guru yang dapat memasukkan data prestasi yang diperoleh peserta didik.

c) Aplikasi SIGAP untuk Orang Tua

Aplikasi SIGAP bertujuan untuk memberikan kemudahan dan mempersingkat komunikasi antara sekolah dengan orang tua.

Olah karena itu, pada aplikasi ini terdapat menu untuk orang tua yaitu “Presensi”, “Pelanggaran” dan “Prestasi”. Gambar 4.7 adalah tampilan menu untuk orang tua.

(29)

128

Gambar 4.7 Menu Orang Tua

Untuk dapat masuk pada menu orang tua, user yang digunakan adalah nama peserta didik. Sedangkan password yang dipakai adalan TTL peserta didik. Menu yang ditampilkan pada bagian ini adalah presensi, pelanggaran dan prestasi. Orang tua dapat setiap saat mengetahui kegiatan putra putrinya di sekolah.

Orang tua hanya dapat melakukan pengecekan dengan menu tersebut. Pengecekan dapat dilakukan dengan memasukkan tanggal sesuai keinginan. Namun, orang tua tidak dapat melakukan input data apapun.

(30)

129 2. Membuat Buku Panduan

Setelah aplikasi selesai dibuat, penulis membuat buku panduan penggunaan, yang akan menjadi panduan penggunaan aplikasi SIGAP. Buku panduan aplikasi SIGAP terdiri dari empat bagian, yaitu panduan secara umum, serta buku panduan untuk guru, peserta didik dan orang tua. Buku panduan aplikasi SIGAP untuk guru berisi petunjuk penggunaan aplikasi untuk guru.

Bagian awal buku ini berisi petunjuk login pada aplikasi. Selain itu, panduan penggunaan menu data diri, presensi, pelanggaran, rekap ijin, dan prestasi dijelaskan pada buku panduan untuk guru.

Buku panduan aplikasi SIGAP juga di tulis untuk pengguna peserta didik. Di dalamnya berisi petunjuk login untuk peserta didik. Buku panduan untuk peserta didik menjelaskan penggunaan menu data diri, menu absen, menu surat ijin, menu pelanggaran, dan menu prestasi. Buku panduan untuk orang tua berisi petunjuk penggunaan aplikasi SIGAP. Diawali panduan login dengan memasukkan nama peserta didik dan password tanggal, bulan dan tahun lahir. Selain itu, buku panduan untuk orang tua berisi

(31)

130

panduan penggunaan menu presensi, pelanggaran dan prestasi.

Berikut adalah tampilan cover buku panduan aplikasi SIGAP.

Gambar 4.8 Cover Buku Panduan Aplikasi SIGAP

Selain membuat buku panduan, penulis juga membuat buku model pengembangan aplikasi SIGAP. Cover buku tersebut adalah sebagai berikut.

(32)

131

Gambar 4.9 Buku Pengembangan Aplikasi SIGAP

3. Melakukan Validasi Aplikasi

Setelah membuat buku panduan, aplikasi SIGAP divalidasi oleh ahli TIK dan ahli manajemen. Berikut daftar validator aplikasi SIGAP.

Tabel 4.1

Validator Aplikasi SIGAP

NO Nama Keterangan

1 2 3

Dr. Irwan Sembiring, S.T., M.Kom.

Dr. Sophia Tri Satyawati, M.Pd.

Dr. Wasitohadi, M.Pd

Validator ahli TIK

Validator ahli manajemen Validator ahli manajemen

(33)

132

Validasi pertama dilakukan oleh validator ahli TIK, yaitu Dr. Irwan Sembiring, S.T., M.Kom. Aspek yang dinilai oleh ahli TIK meliputi kualitas tampilan dan kualitas teknis. Instrumen yang dipergunakan dalam bentuk angket yang disajikan melalui bantuan aplikasi google form. Penilaian dari validasi ini menggunakan skala likert. Hasil validasi ahli TIK diringkas berdasarkan aspek penilaian yang disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Hasil Validasi Ahli TIK

No Validasi Hasil (%) Kriteria

1 2

Kualitas tampilan Kualitas teknis

86 93

Baik Sangat baik Berdasarkan tabel 4.2, penilaian yang dilakukan oleh ahli TIK terhadap aplikasi SIGAP menunjukkan hasil 86% dengan kriteria baik pada kualitas tampilan. Rata-rata yang diperoleh adalah 4,3. Sedangkan untuk kualitas teknis, validator ahli TIK menunjukkan rata-rata 4,6 dengan persentase 93% dengan kriteria sangat baik. Secara umum, penulis melakukan rekapitulasi perhitungan penilaian validator ahli TIK terhadap aplikasi SIGAP dengan jumlah skor 44 dan rata-rata 4,4 dan persentase hasil sebanyak 89%. Berdasarkan hasil tersebut dan sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, maka penulis menyimpulkan aplikasi

(34)

133

SIGAP sesuai dengan penilaian validator ahli TIK berada pada kategori sangat baik.

Validator ahli TIK memberikan saran untuk pengembangan aplikasi SIGAP dalam hal penggunaan password. Password yang digunakan pada aplikasi SIGAP dengan user peserta didik dan orang tua menggunakan format tanggal/bulan/tahun kelahiran.

Validator ahli TIK menuliskan bahwa penggunaan password tersebut sangat riskan kesalahan. Dewasa ini penggunaan password dengan menggunakan tanda “/” sering menyebabkan gagal login. Selain itu penggunaan password dengan format tanggal lahir juga dirasa tidak efektif karena password ini sangat mudah diketahui oleh orang lain.

Berdasarkan saran dari validator ahli TIK, pegembang aplikasi mengubah user dan password. Awalnya user menggunakan nama peserta didik dan password menggunakan tanggal lahir, diubah menjadi login menggunakan email dengan domain sekolah. Hal ini dibuat agar peserta didik dan guru memperoleh kemudahan, tidak perlu memasukkan user dan password sehingga meminimalkan kesalahan saat login.

(35)

134

Tanggapan dari penulis adalah mengganti user dan password dengan menggunakan email dengan domain sekolah sehingga tidak terdapat kesulitan saat login karena tidak perlu memasukkan user dan password.

Validasi selanjutnya dilakukan oleh validator ahli manajemen yaitu Dr. Sophia Tri Satyawati, M.Pd. Aspek yang dinilai oleh validator adalah kualitas teknis dan kualitas kebermanfaatan. Instrumen yang dipergunakan adalah angket dengan bantuan aplikasi google form. Penilaian dengan menggunakan skala likert. Validasi meliputi aplikasi SIGAP, buku model dan juga buku panduan aplikasi. Hasil validasi oleh ahli manajemen 1 dirangkum sesuai aspek dan ditunjukkan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Validasi Ahli Manajemen 1

No Validasi Hasil (%) Kriteria

1 2

Kualitas teknis

Kualitas kebermanfaatan

90 97

Sangat baik Sangat baik

Berdasarkan tabel 4.3, validator ahli manajemen terhadap aplikasi SIGAP terhadap kualitas teknis menunjukkan hasil 90%.

Rata-rata terhadap aspek kualitas teknis sebesar 4,5 dari 5.

(36)

135

Penilaian terhadap kualitas kebermanfaatan menunjukkan hasil 97% dengan rata-rata 4,9%. Penulis melakukan rekapitulasi terhadap keseluruhan penilaian validator ahli manajemen pada aplikasi SIGAP dengan jumlah skor 48, rata-rata 4,8 dengan prosentase 96%. Berdasarkan hasil tersebut dan sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, maka penulis menyimpulkan aplikasi SIGAP sesuai dengan penilaian validator ahli manajemen berada pada kategori sangat baik.

Validasi selanjutnya dilakukan oleh ahli manajemen yaitu Dr. Wasitohadi, M.Pd. Angket yang diberikan meliputi dua aspek penilaian yaitu aspek kualitas teknis dan kualitas kebermanfaatan.

Angket diberikan melalui google form. Kelengkapan validasi yang diberikan berupa aplikasi SIGAP yang dapat diunduh dari google play store, buku model dan buku panduan. Hasil validasi oleh ahli manajemen 2 dirangkum sesuai aspek dan ditunjukkan dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Validasi Ahli Manajemen 2

No Validasi Hasil (%) Kriteria

1 2

Kualitas teknis

Kualitas kebermanfaatan

80 80

Sangat baik Sangat baik

(37)

136

Berdasarkan tabel 4.4, validator ahli manajemen terhadap aplikasi SIGAP terhadap kualitas teknis menunjukkan hasil 80%.

Rata-rata terhadap aspek kualitas teknis sebesar 4 dari 5. Penilaian terhadap kualitas kebermanfaatan menunjukkan hasil 80% dengan rata-rata 4 dari 5. Penulis melakukan rekapitulasi terhadap keseluruhan penilaian validator ahli manajemen pada aplikasi SIGAP dengan jumlah skor 40, rata-rata 4,0 dengan prosentase 80%. Berdasarkan hasil tersebut dan sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, maka penulis menyimpulkan aplikasi SIGAP sesuai dengan penilaian validator ahli manajemen berada pada kategori baik.

Validator ahli manajemen menyebutkan bahwa aplikasi SIGAP mudah dipergunakan dan memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan orang tua secara real time. Selain itu, validator ahli manajemen juga memberikan saran bahwa aplikasi SIGAP sebaiknya ditambahkan dengan penilaian sehingga dapat memberikan laporan yang lebih lengkap pada orang tua serta memberikan motivasi bagi peserta didik.

d. Melakukan Uji Lapangan atau Uji Kelompok Kecil

(38)

137

Uji coba secara terbatas aplikasi SIGAP dilakukan tehadap calon pemakai, yaitu lima guru, lima peserta didik dan tiga orang tua. Uji coba terhadap guru dilakukan pada tanggal 20 September 2022. Uji coba aplikasi SIGAP pada peserta didik dilakukan pada tanggal 26 September 2022, dan uji coba pada orang tua peserta didik dilakukan pada tanggal pada 28 September 2022. Masing- masing dijelaskan sebagai berikut.

1) Uji Coba Terhadap Guru

Uji coba pertama dilakukan terhadap guru. Guru diberikan aplikasi SIGAP, kemudian melakukan instalasi aplikasi tersebut pada perangkat pintar. Setelah aplikasi dapat terinstall, guru dapat segera login dengan menggunakan email akun guru menggunakan domain sekolah. Instrumen yang dipergunakan dalam uji terhadap guru adalah dengan menggunakan angket dengan isian menggunakan skala likert. Instrumen terbagi menjadi tiga aspek penilaian dengan total sepuluh pertanyaan. Aspek yang dinilai adalah tampilan aplikasi, kebermanfaatan aplikasi dan kualitas teknis.

(39)

138

Pemilihan guru sebagai subyek uji coba adalah wali kelas, guru BK dan STP2K. Subyek dipilih untuk dapat mewakili masing-masing unit kerja sesuai dengan tugas tambahan yang diberikan. Masing-masing aspek yang diujikan kemudian dianalisis. Berikut ini adalah hasil analisis aspek tampilan aplikasi dengan menggunakan diagram lingkaran.

Gambar 4.10 Analisis Aspek Tampilan Aplikasi SIGAP Oleh Guru

Hasil uji coba terhadap lima guru dari penggunaan aplikasi SIGAP ditunjukkan dalam diagram lingkaran gambar 4.11. Pada aspek tampilan aplikasi 67% guru menunjukan setuju dan 33%

guru menyatakan sangat setuju. Secara keseluruhan, persentase 67% 33%

0% 0%0%

Aspek Tampilan Aplikasi SIGAP

Oleh Guru

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(40)

139

aspek tampilan memiliki kecenderungan positif dengan persentase 88%. Artinya kualitas tampilan aplikasi SIGAP disetujui dengan sangat baik.

Selanjutnya uji coba terhadap guru dilakukan pada aspek kebermanfaatan aplikasi. Aspek kebermanfaatan aplikasi berisi 5 pertanyaan yang menilai manfaat aplikasi apabila dipergunakan di sekolah. Hasil analisis aspek kebermanfaatan aplikasi SIGAP oleh guru disajikan dalam diagram batang sebagai berikut.

Gambar 4.11 Analisis Aspek Kebermanfaatan Aplikasi SIGAP Oleh Guru

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Aspek Kebermanfaatan Aplikasi SIGAP Oleh Guru

(41)

140

Selain aspek kualitas tampilan dari aplikasi SIGAP, kebermanfaatan aplikasi juga menjadi salah satu aspek yang menjadi indikator dalam uji coba terhadap guru. Berdasarkan uji coba, diperoleh hasil 80% guru sangat setuju dengan pernyataan dan 20% setuju. Tidak ada yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Secara keseluruhan, 96% guru menyatakan aplikasi SIGAP bermanfaat. Berdasarkan hasil tersebut, penulis menyimpulkan bahwa aplikasi SIGAP bermanfaat dengan sangat baik.

Uji coba selanjutnya dilakukan terhadap aspek kualitas teknis. Aspek kualitas teknis aplikasi berisi pertanyaan yang menilai kualitas aplikasi apabila dipergunakan di sekolah. Hasil analisis aspek kualitas teknis aplikasi SIGAP oleh guru disajikan dalam diagram batang secara horisontal sebagai berikut.

(42)

141

Gambar 4.12 Analisis Aspek Kualitas Teknis Aplikasi SIGAP Oleh Guru

Aspek kualitas teknis aplikasi SIGAP di ujikan terhadap lima guru untuk menilai teknis berjalannya aplikasi pada telepon pintar berbasis android. Sebanyak 80% guru menyatakan sangat setuju dan 20% menyatakan setuju. Sebanyak 96% guru menyatakan kualitas teknis aplikasi SIGAP pada kategori sangat baik.

2) Uji Coba Terhadap Peserta Didik

Uji coba selanjutnya dilakukukan terhadap peserta didik untuk mengetahui kualitas aplikasi SIGAP. Peserta didik yang diberikan uji sebanyak 5 orang, yaitu peserta didik kelas X. Aspek

80%

20%

0%

0%

0%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SANGAT SETUJU

SETUJU KURANG

SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK

SETUJU

Aspek Kualitas Teknis Aplikasi SIGAP Oleh Guru

(43)

142

yang dinilai meliputi tiga hal yaitu tampilan aplikasi, kebermanfaatan aplikasi dan kualitas teknis yang di wujudkan dalam sepuluh pertanyaan. Penilaian dengan menggunakan angket yang diisi menggunakan skala likert. Aspek tampilan aplikasi yang telah diujikan terhadap peserta didik dianalisis dan ditampilkan dalam diagram batang pada gambar 4.13 sebagai berikut.

Gambar 4.13 Analisis Aspek Tampilan Aplikasi SIGAP Oleh Peserta Didik

Berdasarkan hasil analisis, terdapat 70% peserta didik yang menyatakan setuju dan 30% peserta didik meyatakan sangat setuju.

Tidak ada yang menyatakan kurang setuju, setuju maupun tidak setuju. Aspek tampilan aplikasi dipakai untuk menilai tampilan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Aspek Tampilan APlikasi SIGAP

Oleh Peserta Didik

(44)

143

aplikasi SIGAP baik dalam hal warna, penggunaan tulisan, maupun bahasa yang ditampilkan. Berdasarkan uji coba, diperoleh hasil 86% peserta didik menyatakan tampilan aplikasi SIGAP dalam kategori sangat baik.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap aspek kebermanfaatan yang juga diujikan pada peserta didik. Terdapat empat pertanyaan untuk menguji manfaat aplikasi SIGAP dari sisi peserta didik. Setelah aplikasi di uji cobakan, dan peserta didik diberi angket kemudian dianalisis sebagai berikut.

Gambar 4.14 Analisis Aspek Kebermanfaatan Aplikasi SIGAP

Oleh Peserta Didik

85%

15%; 15%0%; 0%0%; 0%0%; 0%

Aspek Kebermanfaatan Aplikasi SIGAP Oleh Peserta Didik

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(45)

144

Gambar 4.14 adalah analisis aspek kebermanfataan aplikasi SIGAP yang telah di ujikan kepada peserta didik dalam bentuk diagram lingkaran. Setelah aplikasi SIGAP diujikan, diperoleh hasil 85% peserta didik menyatakan sangat setuju. Sebanyak 15%

peserta didik menyatakan setuju dengan pernyataan yang diberikan dan tidak ada yang menyatakan kurang setuju, setuju dan tidak setuju. Secara keseluruhan, aspek kebermanfaatan dinilai dalam kategori sangat baik karena secara keseluruhan prosentase aplikasi ini adalah 97%.

Selain aspek tampilan dan kebermanfaatan, aspek kualitas teknis juga di ujikan terhadap peserta didik. Aspek kualitas teknis di ujikan untuk mengetahui kemudahan aplikasi bekerja pada telepon pintar. Hasil analisis aspek ini disajikan dalam bentuk diagram batang horizontal pada gambar 4.15 sebagai berikut.

(46)

145

Gambar 4.15 Analisis Aspek Kualitas Teknis Aplikasi SIGAP Oleh Peserta Didik

Berdasarkan uji coba aplikasi, diperoleh hasil sebanyak 40%

peserta didik setuju terhadap pernyataan yang berikan dan 60%

menyatakan sangat setuju. Tidak ada peserta didik yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Secara keseluruhan aspek kualitas teknis diterima sebanyak 92% sehingga dapat disimpulkan aplikasi SIGAP dalam kategori sangat baik.

3) Uji Coba Terhadap Orang Tua

Selain terhadap guru dan peserta didik, aplikasi SIGAP juga di ujikan pada orang tua. Setelah menggunakan aplikasi, orang tua

60%

40%

0%

0%

0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

SANGAT SETUJU SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU

Aspek Kualitas Teknis

Oleh Peserta Didik

(47)

146

diberikan angket yang dinilai dengan skala likert, yang terdiri dari tiga aspek penilaian yaitu aspek tampilan aplikasi, aspek kebermanfaatan dan aspek kualitas teknis. Aspek tampilan aplikasi SIGAP di tampilkan dalam diagram batang pada gambar 4.16 sebagai berikut.

Gambar 4.16 Analisis Aspek Tampilan Aplikasi SIGAP Oleh Orang Tua

Berdasarkan angket, kemudian dianalisis, menunjukkan bahwa 75% orang tua menyatakan setuju dengan pernyataan yang diberikan, dan 25% orang tua menyatakan sangat setuju. Tidak ada orang tua yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang disajikan. Secara

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

SANGAT SETUJU

SETUJU KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

SANGAT TIDAK SETUJU

Aspek Tampilan

Aplikasi SIGAP oleh Orang Tua

(48)

147

keseluruhan penilaian aspek tampilan sebanyak 85% orang tua menyatakan aplikasi SIGAP sangat baik.

Aspek kebermanfaatan juga diujikan terhadap orang tua.

Sebanyak empat pertanyaan diajukan untuk menilai aspek tersebut.

Aspek ini di analisis dan ditampilkan dalam diagram batang pada gambar 4.17 sebagai berikut.

Gambar 4.17 Analisis Aspek Kebermanfaatan Aplikasi SIGAP Oleh Orang Tua

Angket yang diberikan kemudian dianalisis. Hasil yang diperoleh adalah sebanyak 33% orang tua sangat setuju dan 67%

orang tua menyatakan setuju dari pernyataan yang diberikan.

Secara keseluruhan, persentase aspek kebermanfaatan memiliki

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Aspek Kebermanfaatan Aplikasi SIGAP oleh Orang Tua

(49)

148

kecenderungan positif dengan persentase 85%. Artinya kualitas tampilan aplikasi SIGAP disetujui dengan predikat sangat baik.

Selanjutnya aspek kualitas teknis juga di ujikan terhadap orang tua. Aspek kualitas teknis di ujikan untuk mengetahui kemudahan aplikasi bekerja pada telepon pintar. Hasil analisis aspek ini disajikan dalam bentuk diagram batang horizontal pada gambar 4.18 sebagai berikut.

Gambar 4.18 Analisis Aspek Kualitas Teknis Aplikasi SIGAP Oleh Orang Tua

Aspek kualitas teknis aplikasi SIGAP di ujikan terhadap orang tua untuk menilai teknis berjalannya aplikasi pada telepon pintar berbasis android. Sebanyak 17% orang tua menyatakan

S A N G A T S E T U J U S E T U J U K U R A N G S E T U J U T I D A K S E T U J U S A N G A T T I D A K S E T U J U

17%

83%

0%

0%

0%

ASPEK KUALITAS T EK N IS APLIK ASI SIGAP O LEH O R AN G T UA

(50)

149

sangat setuju dan 83% menyatakan setuju. Sebanyak 83% orang tua menyatakan kualitas teknis aplikasi SIGAP pada kategori baik.

e. Melakukan Revisi Terhadap Produk Utama

Revisi terhadap produk utama dilakukan setelah uji coba skala kecil dilakukan. Dasar dari tahap ini adalah hasil dari evaluasi dengan menggunakan angket yang telah dilakukan oleh peneliti. Harapan dari tahap ini adalah agar aplikasi SIGAP yang telah dikembangkan menjadi lebih baik sehingga efektivitas dari manajemen peserta didik menjadi lebih baik.

Uji coba skala kecil telah dilakukan, dengan menggunakan angket, yang diujikan terhadap guru, peserta didik dan orang tua.

hasil uji coba menggunakan angket dengan tiga aspek penilaian, serta masukan dan saran yang dituliskan pada angket, tidak terdapat revisi yang mendasar terhadap pemakaian aplikasi SIGAP, baik dari guru, peserta didik maupun orang tua.

Beberapa saran dan penilaian dari guru terhadap aplikasi SIGAP disampaikan oleh Wahyu Pagiarsih, S.Pd sebagai guru BK adalah “aplikasi ini memberikan kemudahan dalam mengelola peserta didik baik dalam hal surat ijin, absen, maupun pelanggaran

(51)

150

serta pengelolaan peserta didik menjadi lebih mudah”. Selain itu peserta didik juga menyampaikan penilaian aplikasi SIGAP yaitu

“Aplikasi menarik, jika mau ijin tidak perlu repot ke sekolah, serta jika melakukan pelanggaran ada bukti dan terdokumentasi, sehingga harus lebih tertib”. Sedangkan orang tua juga menyampaikan “Aplikasi mudah dipahami dengan harapan semoga bermanfaat seperti yang diinginkan”.

4.2. Pembahasan

Menurut Khairani, 2021 manajemen peserta didik berpusat pada pengaturan, pelayanan dan pengawasan. Manajemen peserta didik di SMK Negeri 1 Tengaran dalam hal pengawasan juga telah dilakukan, namun belum terdokumentasi dengan baik. Hal ini sekaligus menjadi kelemahan dalam pelaksanaan pengelolaan pelanggaran yang ada di sekolah. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen menurut Terry juga telah dilakukan di sekolah ini.

Adanya tim STP2K yang di bawah kesiswaan dan bertanggung jawab pada kepala sekolah membantu pengelolaan dalam pelanggaran. Selain pengelolaan, fungsi controlling juga terlaksana melalui peran BK dan wali kelas. Kelemahannya adalah

(52)

151

kurangnya komunikasi antara sekolah dengan orang tua. Triansyah menyebutkan bahwa pentingnya komunikasi dengan orang tua, akan dapat membantu perkembangan sosial dan intelektual peserta didik (Triansyah et al., 2022). Namun proses komunikasi antara sekolah dengan orang tua belum dapat berjalan dengan baik.

Kedatangan orang tua ke sekolah hanya dalam rangka pengambilan laporan pembelajaran setidaknya satu tahun dua kali.

Namun hal itu juga tidak dapat terlaksana dengan baik karena dampak pandemi.

Dalam pengelolaan kehadiran peserta didik, sekolah menggunakan buku rekap absensi. Namun, hal ini dinilai kurang efektif, seperti di sebutkan oleh Elaskari, dkk. Kelemahan dalam pengelolaan kehadiran yang dilakukan secara manual akan menimbulkan kesalahan data (Elaskari et al., 2021). Sesuai dengan yang disampaikan Elaskari, sering kali ditemukan kesalahan dalam proses pendokumentasian ketidakhadiran. Elaskari menyebutkan, dalam pengelolaan peserta didik jika dilakukan dengan cara manual, maka akan menghabiskan banyak waktu. Serupa dengan yang disampaikan Elaksari, bahwa banyak waktu yang terbuang

(53)

152

dalam mengkontrol kehadiran. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah rombel di SMK Tengaran, serta kegiatan belajar mengajar tidak sepenuhnya dilakukan di dalam kelas. Deskripsi tersebut dapat menjawab pertanyaan kedua pada rumusan masalah serta pertanyaan kedua yaitu bagaimana kelemahan manajemen peserta didik yang dilakukan di sekolah.

Berdasarkan hasil perumusan masalah, penulis melakukan analisis dari masalah yang ditemukan, melakukan studi literatur serta mengelompokkan permasalahan yang dihadapi. Penulis mengembangkan aplikasi SIGAP berbasis android berdasarkan model pengembangan Borg & Gall. Tujuan dari pengembangan aplikasi SIGAP adalah untuk membantu pencatatan dan pelaporan yang berhubungan dengan kehadiran, pelanggaran, surat ijin dan prestasi yang dilakukan di sekolah serta memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas sekolah. Selain itu, manfaat bagi peserta didik adalah untuk mempersingkat alur pelaporan kehadiran serta melatih kemandirian. Hal ini sekaligus mendeskripsikan langkah kedua model Borg & Gall yaitu melakukan perencanaan.

(54)

153

Penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang berfokus untuk membuat produk yang dapat di pertanggungjawabkan. Langkah ketiga pada model Borg & Gall adalah mengembangkan produk awal. Aplikasi SIGAP berisi, surat ijin, pelanggaran, absen dan prestasi peserta didik, yang dapat di download pada play store. Aplikasi ini dapat diakses oleh kepala sekolah, guru, peserta didik dan orang tua peserta didik. Kepala sekolah dapat melakukan monitoring langsung terhadap peserta didik. Bagi wali kelas dan guru BK, kemudahan akses kehadiran, perijinan, pelanggaran dan prestasi. Bagi orang tua, surat ijin tidak perlu diantarkan ke sekolah. Selain itu juga dapat memantau pelanggaran yang dilakukan oleh putra putrinya di sekolah.

Sehubungan dengan fungsi manajemen menurut Fayol yaitu planning, organizing, commanding, coordinating dan controlling, maka merancang aplikasi SIGAP adalah proses terencana untuk mencapai tujuan sekolah.

Setelah membuat desain aplikasi SIGAP, maka penulis membuat buku panduan. Buku panduan dibuat berdasar pada aplikasi. Buku panduan yang dibuat untuk tiga pemakai yaitu guru,

(55)

154

peserta didik dan orang tua. Buku panduan ini sebagai pedoman penggunaan aplikasi secara keseluruhan.

Hal yang harus diperhatikan setelah membuat produk dan buku panduan adalah adanya uji kelayakan. Dalam pengembangan Borg & Gall tahap keempat adalah melakukan uji lapangan atau uji kelompok kecil. Sebelum melakukan uji lapangan skala kecil, maka aplikasi harus dinilai keyakannya oleh validator ahli.

Validator ahli yang dipilih adalah validator ahli TIK dan ahli manajemen. Penilaian validator ahli berfokus dari aspek-aspek yang telah ditulis pada bab 3. Untuk validator ahli TIK, aspek yang di nilai adalah aspek kualitas tampilan dan aspek kualitas teknis.

Sedangkan pada validator ahli manajemen, ada dua aspek yang dinilai yaitu aspek kualitas teknis dan kualitas kebermanfaatan.

Masing-masing aspek dibuat menjadi pernyataan yang dimuat pada google form dan dinilai dengan skala likert. Penilaian hasil validasi oleh dua validator yaitu ahli TIK dan ahli manajemen disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.

(56)

155

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Validasi

Ahli TIK Ahli Manajemen

Aspek Hasil Aspek Hasil

Kualitas Tampilan 85% Rata-rata Kualitas Teknis 87%

Kualitas Teknis 93% Rata-rata Kualitas Kebermanfaatan 89%

Keseluruhan Aplikasi 89% Keseluruhan Aplikasi 88%

Penilaian yang dilakukan oleh ahli TIK terhadap aplikasi SIGAP menunjukkan hasil 85% dengan kriteria baik pada kualitas tampilan dan 93% untuk aspek kualitas teknis. Penulis melakukan rekapitulasi perhitungan penilaian validator ahli TIK terhadap aplikasi SIGAP persentase hasil sebanyak 89%. Berdasarkan hasil tersebut dan sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, maka penulis menyimpulkan aplikasi SIGAP sesuai dengan penilaian validator ahli TIK berada pada kategori sangat baik.

Validator ahli manajemen memberikan validasi terhadap aplikasi SIGAP terhadap aspek kualitas teknis dengan rekapitulasi terhadap validator ahli manajemen perta dan kedua pada aplikasi SIGAP dengan rata-rata kualitas teknis 87%, kualitas kebermanfaatan 88%. Berdasarkan hasil tersebut dan sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, maka penulis menyimpulkan aplikasi

(57)

156

SIGAP sesuai dengan penilaian validator ahli manajemen berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan saran dari validator ahli TIK, pegembang aplikasi mengubah user dan password. Awalnya user menggunakan nama peserta didik dan password menggunakan tanggal lahir, diubah menjadi login menggunakan email dengan domain sekolah. Hal ini dibuat agar peserta didik dan guru memperoleh kemudahan, tidak perlu memasukkan user dan password sehingga meminimalkan kesalahan saat login.

Tanggapan dari penulis adalah mengganti user dan password dengan menggunakan email dengan domain sekolah sehingga tidak terdapat kesulitan saat login karena tidak perlu memasukkan user dan password.

Setelah melakukan revisi design produk, maka produk awal berupa aplikasi SIGAP siap diuji coba untuk mengetahui kualitasnya. Uji coba diberikan pada guru, peserta didik dan orang tua. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan skala likert.

Data hasil dari uji coba adalah data kuantitatif. Hasil uji coba disajikan dalam tabel 4.6.

(58)

157

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba

Aspek Guru Peserta Didik Orang Tua

Tampilan 88% 86% 85%

Kebermanfaatan 96% 97% 87%

Teknis 96% 92% 83%

Tabel 4.6 adalah hasil dari uji coba skala terbatas yang dilakukan terhadap tiga calon pemakai, yaitu guru, peserta didik dan orang tua. Masing-masing dinilai berdasarkan tiga aspek yaitu aspek tampilan, kebermanfaatan aplikasi dan kualitas teknis. Uji coba yang dilakukan terhadap guru, secara berturut-turut terhadap aspek tampilan, kebermanfaatan, dan kualitas teknis mendapatkan hasil 88%, 96% dan 96%. Berdasarkan rerata persentase yaitu 93%, aplikasi SIGAP dinilai dalam kategori sangat baik oleh guru.

Selanjutnya aplikasi SIGAP di uji cobakan terhadap peserta didik.

Hasil yang diperoleh pada aspek tampilan adalah 86%, aspek kebermanfaatan 97% dan aspek kualitas teknis 92%. Berdasarkan rerata hasil tersebut yaitu 92%, secara keseluruhan dapat disimpulkan aplikasi SIGAP dalam kategori sangat baik. Terhadap orang tua, uji coba aplikasi SIGAP pada aspek tampilan memperoleh hasil 85%, kebermanfaatan 87% dan aspek kualitas

(59)

158

teknis memperoleh hasil 83%. Rerata penilaian oleh orang tua adalah 85%, oleh karena itu aplikasi SIGAP dinilai baik. Secara keseluruhan baik penilaian oleh guru, peserta didik maupun oleh orang tua adalah 90% sehingga dapat disimpulkan aplikasi SIGAP dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan definisi efektif menurut Yulianto dan Nugraheni yaitu tolak ukur terselesaikannya pekerjaan dengan baik (Yulianto & Nugraheni, 2021), maupun menurut Lenz yaitu suatu konsep untuk membantu organisasi untuk mencapai tujuan secara positif (Lenz et al., 2018) maka aplikasi SIGAP dengan hasil uji coba sangat baik dapat dikatakan efektif. Definisi efektifitas manajemen peserta didik menurut Nurwahidah yaitu dinilai dari tercapainya pengelolaan peserta didik dalam mengatur kegiatan sehingga dapat berjalan dengan lancar, teratur dan tertib (Nurwahidah et al., 2020). Sedangkan menurut Ismanda dkk, efektivitas manajemen peserta didik dapat dinilai dari berlangsungnya pengelolaan yang berhubungan dengan peserta didik secara menyeluruh sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan (Ismanda et al., 2021). Penggunaan aplikasi SIGAP

(60)

159

bertujuan untuk memberikan kemudahan serta mengoptimalkan pengaturan secara menyeluruh. Hasil uji coba menunjukkan sangat baik, oleh karena itu penggunaan aplikasi SIGAP dapat dikatakan efektif.

Berdasarkan hasil dari proses penelitian dan pengembangan aplikasi maka rumusan masalah yang ketiga yaitu “Bagaimana mengembangkan model manajemen peserta didik untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan peserta didik?” tercapai dari adanya aplikasi SIGAP karena memenuhi kriteria sangat baik.

Hasil pengembangan produk berupa aplikasi SIGAP dapat membantu pendataan kehadiran peserta didik. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Chiang yang mengusulkan aplikasi untuk melacak kehadiran peserta didik (Chiang et al., 2022). Penelitian tersebut mengembangkan aplikasi dari telepon pintar untuk membantu absen peserta didik.

Penggunaan sistem berbasis android untuk pelacakan kehadiran tersebut tidak membutuhkan biaya besar dan efektif dari segi waktu.

(61)

160

Aplikasi ini juga bermanfaat untuk membangun komunukasi yang lebih baik dengan orang tua. Berdasarkan hasil penilaian orang tua, aplikasi ini dapat membantu komunikasi antara peserta didik dengan orang tua. Orang tua dapat mengetahui kehadiran peserta didik serta pelanggaran maupun prestasi yang diperolah.

Sehingga aplikasi ini dapat mempersempit jarak antara sekolah dengan orang tua. Hal ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibawa dan Wisyastuti yang mengembangkan aplikasi berbasis android yang mempunyai fasilitas berupa catatan informasi pelanggaran dan tugas yang harus diselesaikan, serta menu absen untuk memantau kehadiran yang dapat diakses oleh orang tua secara real time. Komunikasi antara guru dan orang tua menjadi lebih efektif dalam hal monitoring pelanggaran maupun kegiatan yang dilakukan peserta didik di sekolah (Wibawa &

Widyastuti, 2019).

Penelitian yang dilakukan membawa hasil yang positif terhadap sekolah. Hal ini dapat dilihat dari uji yang menunjukkan bahwa kebermanfaatan aplikasi ini dalam kategori sangat baik.

Sehingga penulis dapat menyimpulkan, kelemahan manajemen

(62)

161

peserta didik dapat diatasi dengan penggunaan aplikasi SIGAP.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rjeib yang juga melakukan penelitian untuk merekomendasikan aplikasi berbasis web untuk memberikan kemudahan pada manajemen sekolah (Rjeib et al., 2018). Namun aplikasi yang dihasilkan oleh Rjeib selain untuk mengelola kehadiran, juga dapat untuk mengelola informasi akedemik sehingga mengurangi penggunaan kertas dan meminimalkan kesalahan pencatatan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yulita dan Huda juga merancang aplikasi untuk kemudahan manajemen peserta didik (Yulita & Huda, 2021).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem informasi monitoring pelanggaran siswa pada manajemen peserta didik agar memudahkan pengguna dapat menginput pelanggaran yang dilakukan. Aplikasi ini dapat diakses oleh 9 user yaitu operator, admin, guru BK, guru, kepala sekolah, wali kelas, waka kesiswaan, siswa dan orang tua. Serupa dengan penelitian yang penulis lakukan, hasil dari penelitian ini adalah apliasi yang dirancang dapat menghasilkan suatu sistem monitoring peserta didik. Hal ini dinilai membawa efektivitas dalam manajemen

(63)

162

peserta didik terutama dalam hasil absen dan manajemen data pelanggaran.

Elaskari melakukan penelitian yang dilakukan karena ditemukan kelemahan dalam mengelola kehadiran secara manual yaitu adanya kesalahan pengambilan data dan menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu dipergunakan teknologi barcode untuk memproses kehadiran peserta didik (Elaskari et al., 2021).

Penelitian ini mengembangkan aplikasi absen dengan menggunakan generator barcode dan aplikasi pemindai barcode secara online, sehingga dapat mempersingkat waktu dan memberikan kemudahan dalam mengelola informasi yang diperoleh. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah peneliti lakukan yaitu pemanfaatan teknologi dalam mengelola absen peserta didik. Penggunaan aplikasi SIGAP juga menggunakan teknologi. Berdasarkan hasil uji, ditemukan bahwa aplikasi SIGAP dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dan dapat membantu pengelolaan manajemen peserta didik di sekolah.

Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ezekiel yang bertujuan untuk memberikan referensi dalam pengelolaan

Gambar

Gambar 4.1 Desain Aplikasi SIGAP.
Gambar 4.2 Alur Pengembangan Produk Awal  1.  Membuat Aplikasi SIGAP
Gambar 4.3 Tampilan Aplikasi SIGAP
Gambar 4.4 Login Aplikasi SIGAP
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 2 ahli pakar materi yaitu Dosen Matematika, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan Kepala Sekolah SD Negeri Lanjan

Pada kedua aspek tersebut menunjukan respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran melalui media video yaitu dengan nilai rata- rata aspek kesukaan sebesar 3,8 (baik) dan

Tahap validasi yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui validitas media yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek kualitas isi, aspek penyajian

Rata-rata nilai kelas pada aspek indikator menghitung penjumlahan pecahan penyebut berbeda prosentase ketuntasan seluruh siswa pada aspek indikator menghitung penjumlahan

Dari hasil dua kali validasi media pada tabel 10 dan 11, dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran IPS yang dikembangkan dinyatakan baik dari aspek medianya dengan skor

Aspek materi pada mobile pocketbook yang dikembangkan divalidasi oleh satu ahli materi dan satu guru mata pelajaran akuntansi. Data validasi mobile

Hasil Rekapitulasi Data Validasi 3 Ahli Media Aspek Penilaian Indikator Persentase Indikator % Persentase Aspek % Teknis Media Pembelajaran Kualitas 96,8% 93,7% Efektifitas

Berdasarkan hasil penilaian tanggapan responden mengenai dimensi kualitas kerja dalam variabel kinerja karyawan, dapat dilihat rekapitulasi dimensi kualitas kerja pada tabel berikut :