19
HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek yang Diteliti
Dalam Karya Ilmiah Terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “PELAKSANAAN DAN PENERAPAN MLC (MARITIME LABOUR CONVENTION) DIATAS KM. SATYA KENCANA III”. Sehingga
dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas kapal KM Satya Kencana III. Taruna melakukan penelitian di atas kapal berguna untuk mempersiapkan diri sebagai Perwira di atas kapal agar memiliki pedoman untuk memiliki haknya sebagai seorang pelaut agar mendapatkan kesejahteraan diatas kapal.
KM. Satya Kencana III merupakan sebuah kapal Roro/Passengger salah satu kapal milik PT.Dharma Lautan Utama. yang beralamatkan Jl.Kanginan 3-5 Surabaya.
Sumber : Observasi oleh penulis Gambar 4.1 KM. Satya Kencana III
SHIP PARTICULARS
NAMA KAPAL : KM SATYA KENCANA III
TYPE KAPAL : Roro/Passengger
BENDERA : INDONESIA
TEMPAT PENDAFTARAN : SURABAYA
IMO NO. : 8904563
CLASS : BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
PANJANG : 76,88 M
LEBAR : 13,30 M
SARAT MAX : 4,7 M
JUMLAH PENUMPANG MAX : 365 Orang
JUMLAH KENDARAAN MAX : 15 Truck ATAU 48 Mobil
G.T : 2825 Ton
N.T : 1310 Ton
MERK MESIN UTAMA : Daihatsu
TYPE : 6 DLM 32
TENAGA KUDA / PK : 2 X 2300 PS
JUMLAH MESIN : 2
KECEPATAN MAX : 12 KNOT
JENIS BAHAN BAKAR : HSD
Kapal MV. OMS IJEN memiliki sebuah ruang muat yang teletak pada deck kapal, dan memiliki 16 tanki ballast serta forepeak tank dan afterpeak tank. Kapal ini juga dilengkapi dengan dua sekoci terbuka disebelah kanan dan kiri bagian kapal.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Penyajian Data
Dari pengalaman yang diperoleh selama praktek dikapal, tidak banyak ABK yang memahami apa itu MLC (Maritime Labour Convention). Pada saat melakukan penanyaan kepada anak buah kapal bagaimana kesejahteraannnya diatas kapal, kebanyakan para anak buah kapal sangat puas dengan fasilitas yang diterimanya diatas KM. SATYA KENCANA III
Kencana III yang dinaungi oleh PT. Dharma Lautan Utama dapat dikatakan telah diterapkan dengan baik. Sebagai contoh setiap anak buah kapal yang baru direkrut oleh PT. Dharma Lautan Utama, harus memiliki sertifikat kesehatan dan pelatihan sebelum diberikan penempatan kerjanya sehingga para pelaut dapat memenuhi syarat saat bekerja diatas kapal. Untuk masalah fasilitas akomodasi diatas KM Satya Kencana III juga diterapkan dengan sangat baik para anak buah kapal diberikan fasilitas kamar yang cukup layak. Para anak buah kapal juga diberikan tempat rekreasi yang sangat memadai seperti ruang live music yang dapat dinikmati oleh para crew kapal dan penumpang, dan juga disediakan café diatas kapal.
Adapun permasalah diatas kapal KM. Satya Kencana III berupa makanan dan minuman yang kurang terjamin asupan gizinya, setiap harinya para crew kapal diberikan makanan 3x sehari yang langsung diantar kekamar masing- masing awak kapal. Dan untuk masalah minum, setiap kamar diberikan gallon yang dapat diisi ulang setiap kapal sandar dipelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Makanan yang disajikan diatas kapal memiliki nilai gizi yang kurang baik untuk asupan awak kapal beraktifitas tiap harinya. Hal ini tidak sesuai dengan aturan MLC yang sudah ada tentang akomodasi, fasilitas rekreasi dan chatering.
Dengan penerapan MLC (Maritime Labour Convention) yang berjalan dengan baik sangat berpengaruh dengan kinerja seluruh awak kapal KM. Satya Kencana III, dikarnakan telah terjaminnya kesejahteraan para awak kapal sehigga para awak kapal bekerja lebih giat.
Gambar 4.3 Ruang Live Music
Adapun beberapa fasilitas diatas KM. Satya Kencana III yang sesuai dengan penerapan aturan MLC (Maritime Labour Convention) sebagai berikut:
Kamar ABK pada
kapal KM. Satya Kencana III memiliki kamar yang sesuai dengan aturan MLC yang mana setiap kapal ABK harus memiliki luas ruanagan minimal 14,5 m2 untuk diisi oleh 4 orang dan maksimal 4.(guidline MLC bab 3)
Ruang live musik meruapakan ruangan yang disediakan oleh perusahaan untuk memberikan rekreasi kepada para penumpang dan ABK kapal sehingga ABK kapal dan para penumpang tidak merasa jenuh saat
Gambar 4.2 Kamar ABK
Sumber : Observasi oleh penulis Sumber : Observasi oleh penulis
ruang rekreasinya.
Cafetaria yang ada diatas kapal menjual minuman dan makanan yang dibutuhkan para penumpang dan ABK kapal. Sesuai dengan MLC bab 3.
Gambar 4.4 Café
Sumber : Observasi oleh penulis Sumber : Observasi oleh penulis
Smoking room yang ada diatas kapal pemulis disediaka dari awal kapal dibuat karena tidak semua tempat diatas kapal bisa dibuat tempat merokok karena banyaknya barang barang yang mudah terbakar diatas kapal.
4.2.2 Analisis Data
Berdasarkan hasil pengolahan data maka penulis menemukan bahwa dalam penerapan MLC (Maritime Labour Convention) diatas KM.
Satya Kencana III beberapa sudah diterapkan dengan baik. Namun ditemukan untuk masalah permakan para crew yang tidak sesuai standar seperti makanan yang diberikan hanya berupa lauk tahu, tempe dan ikan laut yang hampir setiap hari disajikan untuk crew kapal.
Adapun aturan-aturan yang telah diterapkan oleh perusahaan adalah:
a Sertifikat Para Pelautnya
b. Medical Check Up
c. Kamar Crew yang layak
d. Fasilitas Rekreasi (Karaoke, Café, Smoking Room)
Dari beberapa aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan diatas berpengaruh sangat besar bagi kesejahteraan para pelaut seperti:
a. Biaya revalidasi seritifikat ditanggungi perusahaan
b. Biaya medical check up ditanggungi perusahaan
c. Kenyamanan saat berada diatas kapal
d. Adanya tempat rekreasi diatas kapal
MLC (Maritime Lobour Convention) ialah suatu konvensi yang mengatur tentang kesejahteraan para pelaut diseluruh dunia. Penerapan MLC di Indonesia pun khususnya di PT. Dharma Lautan Utama telah diterapkan dengan cukup baik.
Para awak kapal dijamin kesejahteraannya saat berada diatas kapal seperti kelayakan kamar yang dihuni dan fasilitas-fasilitas yang berada diatas kapal.
Perusahaan pelayaran ini pun selalu menanggung biaya sertifikat maupun medical check up para awak kapalnya. Tetapi untuk masalah permakanan masih dijumpai banyak permasalahan seperti makanan yang kurang bervariasi dan tidak memnuhi gizi para crew kapal yang seharusnya lebih bervariasi seperti menambah lauk makanan dengan daging ayam atau sapi serta penambahan buah dan susu.
Dengan semua kebijakan ini sangat berpengaruh besar bagi kesejahteraan para awak kapal dengan terjaminnya kehidupannya diatas kapal serta biaya revalidasi sertifikat maupun medical check up yang dibiaya oleh perusahaan membuat para awak kapal merasa senang dan giat saat bekerja karena semua haknya telah terpenuhi.
27 5.1 Simpulan
MLC (Maritime Lobour Convention) ialah suatu konvensi yang mengatur tentang kesejahteraan para pelaut diseluruh dunia. Setelah penulis melakukan pengamatan penelitian mengenai penerapan dan pelaksanaan MLC diatas KM. SATYA KENCANA III maka penulis dapat membuat kesimpulan dari permasalahan pada bab sebelumnya:
1. Penerapan MLC diatas KM. SATYA KENCANA III telah diterapkan dengan cukup baik sesuai dengan regulasi yang sudah ada. Namun untuk masalah permakanan seharus lebih diperhatikan kembali variasi lauknya.
2. MLC memiliki pengaruh yang besar bagi kesejahteraan pelaut. Dengan diterapkannya MLC di sebuah perusahaan, maka para pelaut memiliki rasa terjamin akan kesejahteraannya diatas kapal maupun didarat
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan pengamatan dan pembahasan mengenai penerapan MLC di atas KM. SATYA KENCANA III yang terbilang cukup baik dan belum sesuai degan regulasi dari MLC bagian 1 & 3, maka penulis berusaha untuk memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Meminta pihak perusahaan untuk menerapkan standar MLC sesuai peraturan yang sudah ada
2. Meningkatkan rasa peduli akan kesejahteraan para awak kapal bagi pihak perusahaan