• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN METODE PELAKSANAAN

N/A
N/A
Taufik Hidayat

Academic year: 2024

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN METODE PELAKSANAAN "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN METODE PELAKSANAAN 4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan penerapan suatu ilmu pengetahuan dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pecemaran, dan penyakit akibat pekerjaan yang dilaksanakan. Tujuan dari K3 adalah melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di dalam lingkungan kerja, menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien, dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas.

K3 (Keselamatan dan kesehatan kerja) pada proyek ini sangat ketat dan dilaksanakan dengan baik, dimana pada proyek ini K3 selalu diawasi oleh HSE (Healty Safety and Environment). Dalam pelaksanaan K3 pada proyek ini ada beberapa item penting yang selalu dilaksanakan dalam memenuhi K3 yaitu:

1. Safety Induction

Safety induction adalah sebuah latihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan pada setiap pekerja baru, kontraktor baru, atau semua pihak-pihak yang terlibat saat memasukki lokasi pekerjaan, dimana di dalamnya terdapat himbauan tentang langkah-langkah menyelamatkan diri saat ada kecelakaan kerja, himbauan untuk memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap, dan lain lain.

2. APD (Alat Pelindung Diri)

APD merupakan suatu kewajiban yang sangat penting untuk selalu digunakan pada lokasi pekerjaan, APD yang wajib digunakan antara lain:

- Safety Helmet dengan warna yang telah ditentukan, helm safety berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras dll.

Gambar 4.1 Safety Helmet

Sumber : www.Pinterest.com ( 2023 )

(2)

- Safety Shoes berfungsi untuk melindungi kaki dari material-material tajam seperti paku dan juga besi. Safety Shoes yang digunakan wajib mempunyai pelindung besi pada bagian ujungnya demi melindungi kaki dari benturan benda keras

Gambar 4.2 Safety Shoes

Sumber : www.Pinterest.com ( 2023 )

- Rompi proyek yang berfungsi untuk memenuhi keselamatan para pekerja agar mudah terlihat terlebih pada malam hari dimana rompi yang dipakai wajib mempunyai reflektor yang dapat memantulkan cahaya pada malam hari

Gambar 4.3 Rompi Proyek Sumber : www.Pinterest.com ( 2023 )

3. Job Safety Analysis

Job Safety Analysis adalah sebuah analisis yang dibuat yang berisi tentang bahaya yang ada pada suatu item pekerjaan dan metode-petode penanganannya yang disusun oleh HSE dan disetujui oleh pihak kontraktor, konsultan dan juga owner

4. Rambu keselamatan

Rambu keselamatan berfungsi memberikan informasi tentang keselamatan kerja dan pentingnya K3.

(3)

Gambar 4.4 Rambu Keselamatan Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2023

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode yang menggambarkan penyelesaian suatu pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir meliputi tahapan dan urutan pekerjaan utama dan cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Adapun uraian pekerjaan pada proyek Penggantian Jembatan Tawaeli

4.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile

Pondasi bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam. Berbentuk tabung yang berisi beton bertulang dengan diameter tertentu yang ditanam didalam tanah.

Dengan metode pengeboran sampai kedalaman dengan kekerasan tanah yang dibutuhkan.

Pondasi Bore Pile dibutuhkan apabila kondisi tanah dasar lokasi pembanguanan tidak mempunyai daya dukung yang baik untuk memikul berat bangunan. Bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang, yang membedakan adalah pada cara pembuatan pondasi tersebut. Sebelum melakukan pekerjaan Bore Pile pada penggantian Jembatan Tawaeli ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu:

1. APD untuk K.3 untuk tenaga kerja

2. Memastikan JMF campuran beton SCC fc 30

3. Memeriksan ketersediaan material tulangan pondasi Bore Pile, pipa chasing, pipa PVC untuk uji CSL dan alat uji slump tes beton SCC

(4)

Gambar 4.5 Tulangan pondasi Bore Pile

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

Gambar 4.6 Pipa Chasing

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

Gambar 4.7 Pipa PVC

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(5)

Gambar 4.8 Alat Slump Tes

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4. Memeriksa kesiapan alat Bore Pile, pipa tremi, crane, dan excavator

Gambar 4.9 Alat Bore Pile

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

Gambar 4.10 Pipa Tremi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(6)

Gambar 4.11 Crane

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

Gambar 4.12 Excavator

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

5. Pemeriksaan lampu penerangan malam hari

A. Tahapan pelaksanaan pekerjaan Bore Pile dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Kerja Pengeboran

Penentuan ukuran casing dan gantungan (stopping) untuk setiap lubang bor merupakan langkah pertama yang dilakukan sebelum memulai pengeboran. Ukuran temporary casing untuk Pekerjaan Paket Penggantian Jembatan Tawaeli I (MYC) telah ditentukan. Casing yang digunakan merupakan chasing tanam berdiameter 800 mm dengan ketebalan 12 mm dengan panjang 8 meter digunakan pada lubang yang tanahnya memiliki kelongsoran sesuai hasil uji kondisi tanah SPT pada masing-masing lubang. Kegunaan lain dari temporary casing yaitu mempermudah operator mesin bor menyesuaikan posisi mesin bor terhadap titik yang akan di bor. Ukuran gantungan (stopping) berguna untuk menyesuaikan posisi tulangan terutama untuk pengeboran yang kedalamnya jauh dibawah permukaan tanah. Sehingga tulangan pondasi sesuai yang diharapkan tidak jatuh kebawah dan tidak terlalu naik ke atas. Setelah

(7)

menentukan ukuran casing dan gantungan (stopping) pelaksanaan pengeboran berlanjut ke tahap berikutnya.

2. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan tahap penetuan titik-titik bor. Penentuan titik bor berdasarkan gambar denah pondasi yang telah direncanakan, surveyor menentukan titik yang akan di bor sesuai dengan arahan dari pelaksana. Selain ditentukannya titik bor, ditentukan pula titik bantu yang berguna untuk pemasangan temporary casing pada pengeboran dengan alat boring. Titik bantu ini biasanya sebanyak 4 titik dengan jarak 1 meter dari titik bor yang posisinya tegak lurus satu sama lain.

Gambar 4.13 Penentuan Titik Bor

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

3. Pekerjaan Persiapan Pengeboran

Setelah penentuan titik bor, pelaksana dan operator mesin bor melakukan pemeriksaan pada tanah sekitar titik bor untuk kemudian dipasang landasan (plat) untuk tempat berpijak mesin bor. Landasan (plat) juga berfungsi untuk meratakan tanah dari elevasi tanah yang beragam. Sedangkan pada RCD, plat dipasang sebelum alat diletakkan di atas daerah yang akan di Bor. Kemudian dilakukan pemindahan mesin bor dan perlengkapan bor seperti auger bucket, cleaning bucket, dan lainnya ke tempat yang telah direncanakan. Setelah itu dilakukan penyesuaian posisi mesin bor agar posisinya horizontal. Untuk mengetahui posisi horizontal tersebut biasanya digunakan waterpass pada bagian body crane dekat mesin bor.

Gambar 4.14 Persiapan Pengeboran

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(8)

4. Pengeboran Awal

Pada tahap pengeboran awal seharusnya mata bor yang digunakan adalah auger dan pengeboran lebih dalam dilanjut dengan drilling pucket. Namun dengan pertimbangan waktu pergantian helical auger dengan auger bucket membuthkan waktu yang cukup lama, sehingga digunakan langsung driling pucket saja dari awal pengeboran. Pengeboran awal ini dilakukan hingga kedalaman 2 meter dan harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Lubang yang di bor tidak boleh miring agar didapatkan hasil lubang bor yang sesuai rencana. Sebagai pemandu operator untuk mengetahui posisi titik bor digunakan alat koordinat yang biasanya terdapat pada mesin bor. Untuk mengetahui posisi mesin bor sendiri biasanya operator menggunakan titik bantu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sehingga ketika badan mesin bor berputar untuk membuang tanah hasil pengeboran, mesin bor dapat kembali ke tempat awal.

Gambar 4.15 Pengeboran Awal

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

5. Pemasangan Temporary Casing

Setelah dilakukan pengeboran awal, kemudian dilakukan pemasangan temporary casing dengan bantuan crane untuk menyesuaikan posisi casing tersebut. Temporary casing ini dilengkapi dengan dua lubang pada kiri dan kanannya yang berfungsi sebagai tempat pengait crane masuk.

(9)

Gambar 4.16 Pemasangan Temporary Casing

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

6. Pengeboran Lanjutan

Setelah temporary casing dipasang, kemudian pengeboran dilanjutkan hingga kedalam yang sesuai rencana atau pengeboran hingga mencapai tanah keras.

Gambar 4.17 Pengeboran Lanjutan

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

B. Pelaksanaan Kerja Pembuatan Keranjang Besi 1. Pembuatan Besi Spiral

Pada pembuatan tulangan besi spiral pembengkokan menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan alat bantu manual berupa roller dan menggunakan alat tekuk elektris. Jika besi spiral yang digunakan memiliki diameter tulangan besi spiral lebih kecil dari 13 mm maka pembengkokan menggunakan alat bantu roller dengan menggunakan tenaga manusia., Jika diameter tulangan besi spiral lebih besar dari 13 mm maka digunakan alat bantu mesin tekuk elektris dengan operator mesin professional.

(10)

2. Pembuatan Concrete Spacer

Concrete spacer biasanya dibuat dengan menggunakan cetakan yang sesuai dengan ukuran diameter tulangan yang digunakan, atau lebih besar dari diameter tulangan.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pengerjaan pemasangan tulangan.

3. Pembuatan Keranjang Besi

Keranjang besi berguna sebagai tulangan dari Bore Pile yang dibuat dengan diameter dan jumlah besi tulangan utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar rencana untuk masing-masing tiang bor. Pengikat antara besi utama dengan besi spiral menggunakan kawat beton (bendrat). Pembuatan keranjang besi dimulai dari pemasangan concrete spacer dengan jarak maksimum umumnya 3 meter dan jumlah per lingkaran minimum 3 buah. Sebagai upaya perkuatan dilakukan pengelasan pada keranjang besi. Pada bagian tulangan utama dengan tulangan spiral dilakukan pengelasan agar ketika diangkat dengan crane dan dipasangkan pada lubang hingga cut of level keranjang tidak hancur. Keranjang besi yang sudah jadi kemudian diperkirakan titik angkatnya, kurang lebih 1/3 dari panjang keranjang besi tersebut.

Selanjutnya keranjang besi diangkat menggunakan crane dan disimpan ditempat penyimpanan untuk kemudian digunakan pada instalasi keranjang besi.

Gambar 4.18 Pembuatan Keranjang Besi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

C. Pelaksanaan Kerja Instalasi Keranjang Besi 1. Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi pengecekan bagian-bagian keranjang besi yang akan di instalasi pada lubang bor. Seperti ikatan keranjang besi yang telah dibuat antara tulangan utama dan tulangan spiral, concrete spacer, dan penggantung

(11)

(stopping) yang disesuaikan dengan ukuran cut of level pada gambar desain. Setelah pengecekan selesai, keranjang besi di pindahkan ke dekat lubang bor dan diletakkan diatans sebuah tumpuan yang menjadikan keranjang besi tidak menyentuh tanah.

Pengangkatan keranjang besi pun harus teliti agar mengurangi deformasi yang terjadi sehingga mempermudah proses instalasi.

2. Instalasi Keranjang Besi

Apabila keranjang besi lebih dari 12 meter untuk mempermudah pekerjaan dibuat menjadi dua sesi. Dengan menggunakan crane keranjang besi pertama dimasukkan terlebih dahulu ke dalam lubang bor. Dengan kedalaman tertentu dengan cara mengaitkan seling dan shackle pada titik angkat keranjang besi yang telah diperhitungkan bebannya sebelumnya. Setelah keranjang besi pertama masuk kedalam lubang, kemudian diganjal dengan cara di kaitkan pada casing. Langkah berikutnya mengangkat bagian keranjang besi berikutnya dengan menggunakan crane dan diletakkan diatas keranjang besi pertama yang telah diganjal sebelumnya.

Kemudian dilakukan penyambungan antara keranjang besi pertama dan keranjang besi kedua dengan menggunakan las. Setelah kedua keranjang besi tersambung, keranjang besi kemudian diturunkan kembali hingga mencapai kedalaman rencana, lalu bagian atas keranjang besi dikaitkan kembali dengan casing yang berguna untuk menahan keranjang besi pada kedalaman yang diinginkan untuk selanjutnya dilakukan pengerjaan pengecoran.

Gambar 4.19 Pemasangan Instalasi Keranjang Besi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(12)

D. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran

Pada Paket Penggantian Jembatan tawaeli I (MYC) menggunakan campuran beton SCC fc’30. Beton SCC ( Self Compacting Concrete) Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak terjadi segregasi, blocking, dan bleeding.

Kelebihan Self Compacting Concrete (SCC) diantaranya :

a) Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif tertentu bisa menahan slump tinggi dalam jangka waktu lama (slump keeping admixture).

b) Tidak memerlukan pemadatan manual.

c) Lebih homogen dan stabil.

d) Kuat tekan beton bisa dibuat untuk mutu tinggi atau sangat tinggi.

e) Lebih kedap, porositas lebih kecil.

f) Susut lebih rendah.

g) Dalam jangka panjang struktur lebih awet (durable). 8

h) Tampilan permukaan beton lebih baik dan halus karena agregatnya biasanya berukuran kecil sehingga nilai estetis bangunan menjadi lebih tinggi.

i) Karena tidak menggunakan penggetaran manual, lebih rendah polusi suara saat pelaksanaan pengecoran.

j) Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena beton dapat mengalir dengan sendirinya sehingga dapat menghemat biaya sekitar 50 % dari upah buruh.

Pelaksanaan meliputi empat langkah yaitu:

1. Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang diperlukan yaitu menyiapkan rute jalan masuk untuk truk mixer beton hingga lubang bor yang akan dicor dengan mengacu pada gambar situasi lubang yang telah dibuat sebelumnya. Dasar lintasan harus kuat untuk menampung truk mixer beserta beton readymix, serta apabila diperlukan dapat menggunakan landasan plat. Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang keluar saat pengecoran dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri dengan baik menuju saluran drainase utama. Persiapan alat yang akan digunakan untuk pengecoran pun harus dilakukan seperti penyiapan pipa tremie.

(13)

Supaya beton segar dapat mengalir dengan baik pada lubang bor yang akan di cor, juga persiapan baut pengunci crane agar saat pengangkatan dan penyambungan pipa tremie lebih efisien waktu. Slump flow perlu dilakukan sebelum pengecoran dimulai, agar spesifikasi beton sesuai dengan yang diinginkan, pada proyek Thamrin Nine Development ini nilai slump flow yang di rencanakan yaitu 50 cm sd. 85 cm

Gambar 4.20 Pengecekkan Hasil Test Slump flow

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

Gambar 4.21 Pengujian Slump flow

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

2. Instalasi Pipa Tremie

Pemasangan pipa tremie harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai kedalaman tanah yang direncanakan. Sebuah pipa tremiememiliki panjang 3 meter sehingga perlu disambung beberapa pipa tremie untuk mencapaik kedalaman rencana. Perlu di perhatikan untuk sambungan pipa tremie harus kedap air agar beton yang akan di cor mengalir di pipa dengan baik.

(14)

Gambar 4.22 Pemasangan Instalasi Pipa Tremi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

3. Pengecoran (Beton SCC fc’30)

Setelah tremie telah dipasang pada lubang bor, sebelum memulai pengecoran pada tiap truk mixer beton diambil sampel terlebih dahulu sebanyak 3 sampel yang dicetak pada setakan silinder, yang nantinya sampel ini akan di test kuat tekannya. Tahap awal penuangan beton kedalam tremie dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan menarik tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan.

Penuangan beton dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat mendorong kotoran-kotoran lumpur keluar.Selama penuangan beton pipa tremie tidak boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran.

Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang bor, minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremie terbenam lebih dari 6 meter, maka dilakukan pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai cut of level (COL) dan ditambah dengan toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu sekitar 1 meter.

Gambar 4.23 Pengambilan Sampel

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(15)

Gambar 4.24 Proses Pengecoran

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4. Pencabutan Temporary Casing

Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing) dengan cara mengaitkan lubang pada kedua sisi casing dengan pengunci pada crane, kemudian diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi tidak miring saat dicabut, dan proses pengecoran Bore Pile pun selesai.

E. Pengujiann Pada Pondasi Bore pile.

1. Crosshole Sonic Logging Test (CSL)

Crosshole Sonic Logging Test (CSL) merupakan salah satu metode uji non-destruktif yang digunakan untuk mengevaluasi integritas struktur beton seperti bored pile, tiang pancang, dan dinding penahan tanah. Metode ini menggunakan gelombang suara yang ditransmisikan melalui beton, dengan tujuan untuk mendeteksi adanya cacat pada beton seperti retak, void, atau ketidakseragaman struktur beton. Artikel kali ini akan membahas prosedur dalam melakukan csl test ini.

Gambar 4.25 Pengujian CSL

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(16)

Metode CSL untuk menguji fondasi pertama kali dikembangkan di Prancis oleh Experimental Center for Research and Studies in Building and Public Works (CEBTP) pada akhir tahun 60-an. Prinsip dasar dari pengujian ini adalah bahwa kecepatan pulse ultrasonik melalui beton berbanding balik dengan kepadatan beton.

2. Mengenal Prosedur Pengujian CSL

Ada 3 prosedur penting dalam CSL test yaitu:

a. Pemasangan tabung/pipa akses b. Mencatat bacaan

c. Interpretasi hasil

3. Pemasangan Tabung Akses

Pasang minimal dua tabung akses ke dalam tumpukan sebelum proses pengecoran.

Pengujian umumnya menggunakan pipa PVC atau baja dengan diameter mulai dari 38 hingga 50 mm. Pipa diikat ke bagian dalam kandang tulangan. Setelah dipasang, pipa-pipa tersebut diisi dengan air. Jumlah pipa yang dipasang tergantung pada ukuran struktur dan resolusi hasil yang diperlukan.

Gambar 4.26 Pemasangan Tabung Akses

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4. Mencatat Bacaan

Pembacaan dilakukan menggunakan hidrofon sumber dan penerima. Kedua hidrofon diturunkan ke bagian bawah tabung. Ketika hidrofon diangkat, kecepatan pulsa ultrasonic horizontal diukur. Resolusi pembacaan sampel dikendalikan oleh roda kedalaman. Umumnya, pembacaan dilakukan dalam interval 6 cm.

(17)

Gambar 4.27 Hasil Pembacaan CSL

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

5. Interpretasi Hasil

Gelombang ultrasonik merambat ketika melewati beton berkualitas baik. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, respons yang kuat diberikan oleh beton berkualitas baik, sementara beton berkualitas buruk menunjukkan waktu perjalanan gelombang ultrasonik yang lebih lama dan amplitudo yang lebih rendah. Jika ada kekosongan substansial dalam beton untuk menghalangi sinyal antara hidrofon, ada kehilangan sinyal sepenuhnya.

F. Pile Dynamic Load Tes (PDLT)

PDLT merupakan salah satu metode pengujian yg di gunakan untuk mengetahui kapasitas daya dukung pondasi dan tanah serta penurunan yg terjadi setelah pondas dibebankan. Beban yg di berikan mempunyai berat 5 ton. Hasil dari pengujian dapat memberikan kesimpulan tentang pondasi bangunan jembatan.

Gambar 4.28 Pengujian PDLT

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Abutment Jembatan

Abutment jembatan adalah sub struktur yang berfungsi sebagai pendukung dari struktur utama yang terdapat di jembatan. Biasanya, struktur ini akan dipasang atau ditanamkan pada area tanah yang akan berfungsi dalam menopang beban struktur, menjadi penahan tanah, serta untuk benda-benda lainnya yang membebaninya. Dalam struktur jembatan sendiri, biasanya abutment jembatan akan diletakkan di kedua sisi

(18)

tebing berbeda yang hendak disambungkan melalui konstruksi jembatan yang akan dibangun. Nantinya, di antara kedua tebing tersebut akan dibuat sebuah struktur utama jembatan yang disebut sebagai tembok dam yang digunakan untuk menampung isi air.

Sebelum melakukan pekerjaan Abutment pada penggantian Jembatan Tawaeli ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Pengukuran Dan Penentuan Elevasi Pile Cap

Penentuan elavasi dilakukan untuk pemasangan pile cap dan area yang akan dilakukan proses penggalian.

Gambar 4.29 Pengukuran Dan Penentuan Elevasi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

2. Pekerjaan Penggalian

Setelah ditentukan elevasi melalui pengukuran langkah selanjutnya melakukan proses penggalian dengan kedalam pile cap satu meter kebawah.

Gambar 4.30 Proses Penggalian Area Pile cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

3. Pekerjaan Pemerataan Pondasi

Setelah proses penggalian dilakukan pemerataan pondasi yang bertujuan untuk sebagai pengikat tulangan pile cap dan pondasi.

(19)

Gambar 4.31 Proses Pemerataan Pondasi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4. Pekerjaan Lantai Kerja

Pekerjaan lantai kerja merupakan tahap sebelum melakukan pekerjaan pile cap dan lantai kerja bukan bagian dari struktur abutment jembatan dan termasuk non struktural dimana mutu betonnya digunakan 10 Mpa, yang bertujuan untuk mempermudah pekerja dalam melakukan pemasangan instalasi tulangan.

Gambar 4.32 Proses Pekerjaan Lantai Kerja Pile cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

5. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Pile Cap

Setelah dilakukan pekerjaan lantai kerja selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting pile cap.

Gambar 4.33 Proses Pemasangan Bekisting Pile cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(20)

6. Penentuan Jumlah dan Jarak Tulangan Utama Dan Geser

Proses sebelum melakukan pemasangan instalasi tulangan terlebih dahulu dilakukan penentuan jarak dan jumlah tulangan yang akan dipasang dalam hal ini jarak tulangan utama dan geser 150 mm atau 15 cm.

Gambar 4.34 Proses Penentuan Jarak Dan Jumlah Tulangan

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

7. Pekerjaan Instalasi Tulangan Pile Cap

Setelah ditentukan jumlah dan jarak tulangan kemudian dilakukan pemasangan isntalasi tulangan dengan jumlah tulangan utama 99 tulangan dan untuk tulangan geser 23 tulangan, dengan diameter 25 untuk tulangan utama dan diameter 13 untuk tulangan geser.

Gambar 4.35 Pemasangan Instalasi Tulangan Pile Cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

8. Pekerjaan Instalasi Tulangan Back Wall

Setelah dilakukan pemasangan instalasi tulangan pile cap kemudian diteruskan dengan pemasangan tulangan back wall yang bertujuan untuk mengikat antara tulangan pile cap dan back wall.

(21)

Gambar 4.36 Pemasangan Instalasi Tulangan back wall

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

9. Pekerjaan Pengecoran Pile Cap

Setelah semua instalasi tulangan terpasang dilakukan pengecoran pada bagian pile cap terlebih dahulu dengan mutu beton yang digunakan 30 Mpa.

Gambar 4.37 Proses Pengecoran Pile Cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

10. Pekerjaan Breast Wall Dan Wing Wall

Dimana konstruksi ini harus mampu menerima gaya horizontal akibat tekanan tanah pasif maupun tekanan tanah aktif, gaya gempa, serta seluruh gaya vertical yang bekerja. Setelah dilakukan pengecorang dilakukan instalasi tulangan breast wall dan wing wall.

Gambar 4.38 Proses Instalasi Tulangan Breast wall Dan Wing Wall

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(22)

11. Penentuan Perletakan Girder

Setelah instalasi tulangan breast wall dan wing wall terpasang dilakukan penentuan dan pengkuran perletakan dari girder.

Gambar 4.39 Proses Pengukuran Jarak Perletakan Girder

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

12. Pengecoran Back Wall, Wing Wall, Dan Breast Wall

Setelah semua pekerjaan instalasi tulangan, pemasangan bekisting serta penentuan perletakan girder, kemudian dilakukan pengecoran dengan mutu beton 30 Mpa dan diambil uji slump test.

Gambar 4.40 Proses Pengecoran Back Wall, Wing Wall, Dan Breast Wall

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

Gambar 4.41 Pengujian Slum Test

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(23)

4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan Pier Jembatan

Pier adalah komponen struktur jembatan yang terletak diantara kedua kepala jembatan yang berfungsi untuk memikul seluruh beban pada ujung-ujung bentang dan gaya-gaya yang lainnya serta meneruskannya ke fondasi. Pilar bisa tidak hanya bisa digunakan pada jembatan bentang pendek tetapi juga bisa digunakan pada jembatan bentang panjang. Pilar atau pier pada sebuah konstruksi jembatan memiliki beberapa bagian yaitu pier head atau kepala pilar dan badan pilar. Kepala pilar atau pier head memiliki fungsi sebagai pemikul ujung perletakan jembatan, antar girder atau gelagar dan bearing pad atau elastomer sebagai dampalan girder ke pier head. Sedangkan badan pilar adalah kolom atau dinding pada bagian pilar jembatan yang berfungsi meneruskan gaya pier head ke fondasi. Sebelum melakukan pekerjaan pier pada penggantian Jembatan Tawaeli ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Pekerjaan pengukuran beda tinggi dan penentuan elevasi

Sebelum melakukan pekerjaan pier dilakukan pengukuran beda tinggi dan penentuan elevasi menggunakan waterpass yang bertujuan untuk pekerjaan pile cap nantinya.

Gambar 4.42 Pengukuran Beda Tinggi

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

2. Pekerjaan penggalian area pier

Setelah dilakukan pengukuran beda tinggi dan penentuan elevasi dilakukan penggalian dengan menggunakan excavator dengan kedalaman 1 m.

Gambar 4.43 Penggalian Area Pier untuk Pekerjaan Pile Cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(24)

3. Pekerjaan lantai kerja

Setelah dilakukan penggalian, dilakukan pekerjaan lantai kerja dimana lantai kerja ini merupakan non struktural yang berarti bukan termasuk struktur pier jembatan, untuk mutu beton yang digunakan 10 Mpa.

Gambar 4.44 Pekerjaan Lantai Kerja

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4. Pemasangan bekisting untuk pile cap

Selanjutnya setelah lantai kerja terpasang dilakukan pemasangan bekisting untuk pile cap dengan lebar 7 m dan panjang 15 m.

Gambar 4.45 Pekerjaan Bekisting Pile Cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

5. Pekerjaan instalasi tulangan pile cap

Setelah dilakukan pemasangan bekisting pile cap kemudian dilanjutkan dengan instalasi tulangan dengan diameter tulangan pokok 32 mm dan tulangan geser 13 mm

Gambar 4.46 Pekerjaan Instalasi Tulangan Pile Cap

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(25)

6. Pemasangan intalasi tulangan badan pier

Setelah persiapan instalasi tulangan pile cap, dilanjutkan dengan pemasangan instalasi tulangan badan pier dengan diameter tulangan pokok 32 mm dan tulangan geser 16 mm.

Gambar 4.47 Pekerjaan Instalasi Tulangan Badan Pier

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

7. Pemasangan instalasi tulangan bearing pada pier

Setelah dilakukan pemasangan instalasi tulangan pada badan pier, kemudian dilakukan pemasangan instalasi tulangan pada bearing pier dimana nantinya bearing ini bertujuan untuk sebagai tempat perletakannya girder dengan tulangan yang digunakan diameter 25 mm dan 16 mm.

Gambar 4.48 Pekerjaan Instalasi Tulangan Bearing Pier

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

8. Pekerjaan pengecoran pile cap

Setelah persiapan semua instalasi tulangan pada struktur pier, kemudian dilakukan pengecoran dimana pengecoran dilakukan bertahap mulai dari pile cap hingga barbending. Untuk pengecoran pile cap digunakan mutu beton dengan fc’30 Mpa.

Sebelum melakukan pengecoran ada beberapa tahap-tahapanya antara lain:

a. Memastikah semua instalasi tulangan mulai dari pile cap hga barbending telah terpasang dengan baik dan sesuai dengan gambar kerja

(26)

b. Melakukan pengujian slump test yang bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari suatu beton agar mencapai kuat beton yang telah direncanakan

Gambar 4.49 Pengujian Slump Test

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

c. Dalam hal ini untuk pengecoran pile cap pier sendiri tidak bisa dijangkau dengan truck mixer maka digunakan concrete pump atau disingkat dengan CP merupakan alat yang digunakan untuk mendorong hasil cairan beton yang sudah diolah dari mixer truck.

Gambar 4.50 Penyiapan Pengecoran Dengan Alat Concrete Pump

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

d. Setelah persiapan semua sudah siap dilakukan pengecoran pada pile cap dimana jumlah truck mixer yang digunakan adalah 22 unit truck mixer

Gambar 4.51 Pengecoran Pada Pile Cap Pier

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

(27)

9. Pekerjaan pengecoran badan pier

Setelah dilakukan pengecoran pile cap pada pier, kemudian dilanjutkan dengan pengecoran pada badan pier dalam hal ini mutu beton yang digunakan adalah fc’30 Mpa. Untuk tahapan pengecorannya sama dengan tahap-tahapan pada pengecoran pile cap.

Gambar 4.52 Pengecoran Pada Badan Pier

Sumber: Dokumentasi Kerja Prakterk 2023

4.3 Hubungan Teori Dan Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan

Dari hasil kerja praktek yang dilakukan selama dua bulan adapun perbandingan antara teori,spesifikasi dan metode pelaksanaan yang ada di lapangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Hubungan Teori Dan Pelaksanaan Di Lapangan

No Uraian Teori Spesifikasi Pelaksanaan

1 Pekerjaan Bore Pile

Bore pile bekerja dengan

memindahkan beban structural dari bangunan ke lapisan yang lebih kuat di bawah

permukaan tanah.

Dimana sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran bore pile terlebih dahulu dilakukan pengujiann berupa tes slump flow

Untuk

spesifikasi yang digunakan yaitu spesifikasi 2018 revisi 2 dalam pengecoran.

Untuk pelaksanaan pekerjaan bore pile di lapangan sudah sesuai denga teori maupun

spesifikasi yang digunakan seperti dalam hasil tes slump flow didapatkan di lapangan 60 cm, yang dimana di spesifikasi ketentuannya adalah 55 – 65 cm.

(28)

2 Pekerjaan Abutment

tahapan dalam melaksanakan pekerjaan abutment dimulai dari

pemasangan bekisting pile cap , instalasi penulangan pile cap dan abutment,

pengecoran, membuka bekisting pile cap, pemasangan bekisting pada badan abutment, pengecoran abutment, membuka bekisting abutment.

Untuk abutment pada bagian pengecoran baik itu pile cap ataupun abutment digunakan spesifikasi yang sama denga bore pile yaitu 2018 revisi 2

Untuk pelaksanaan pekerjaan abutment mulai dari pile cap sudah sesuai dengan yang ada diteori

berdasarkan tahapan-tahapan yang

dilaksanakan dan spesifikasi yang digunakan dilapangan sudah sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan.

3 Pekerjaan Pier

Pekerjaan Galian Struktur Pile Cap Menggunakan

Excavator yang dibantu Dumpt Truck untuk Angkutan tanah

Galian ke disposal area, pemotongan kepala pile sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan dalam gambar rencana, stek tulangan bored pile harus terbuka semua dengan ketinggian yang telah ditentukan.

Melakukan pemasangan bekisting pile cap, instalasi pembesian pile cap, pengecoran,

membuka bekisting pile cap, pemasangan bekisting pada body pier, instalasi tulangan, pengecoran body pier, mebuka bekisting, pemasangan bekisting pada head pier, instalasi tulangan, pengecoran, membuka bekisting.

Untuk

spesifikasi yang digunak yaitu spesifikasi 2018 revisi 2 dalam pengecoran

Untuk pelaksanaan pekerjaan pier dilapangan sudah sesuai dengan teori yang ada maupun pengertian dan tahapan

pelaksanaan dan spesifikasi yang digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan seperti

pengujian slunp test.

(29)

4.4 Faktor Penghambat Dan Pendukung Pelaksanaan Di Lapangan 4.4.1 Faktor Penghambat

1. Faktor Cuaca yang Menghambat Pengerjaan

a. Hujan, angin kencang, atau kondisi cuaca ekstrem dapat menyebabkan penundaan dalam pengerjaan proyek.

b. Diperlukan perencanaan tambahan untuk mengatasi dampak cuaca yang merugikan.

2. Faktor Lokasi yang Menghambat Pengoperasian Alat

a. Kesulitan dalam aksesibilitas lokasi proyek dapat menyulitkan pengiriman material dan alat berat.

b. Kondisi tanah yang sulit dapat memerlukan penyesuaian dalam metode konstruksi dan pemilihan peralatan.

c. Adanya utilitas Tiang PLN & Telkom yang menghambat pengoperasian alat berat

4.4.2 Faktor Pendukung 1. Tenaga ahli yang baik

a. Memiliki tim ahli yang terampil dan berpengalaman dalam rekayasa jembatan.

b. Kemampuan untuk merancang, menghitung, dan mengelola proyek penggantian jembatan.

2 Operator dengan Keahlian yang Baik

a. Operator alat berat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengoperasikan peralatan dengan efisien dan aman.

b. Keahlian dalam menangani alat berat khusus yang digunakan dalam proyek penggantian jembatan.

3. Pekerja yang Bekerja dengan Cara Kerja yang Baik

a. Tim pekerja yang terlatih dan disiplin dalam menjalankan prosedur keselamatan kerja.

b. Kerjasama yang baik antara pekerja dan kepatuhan terhadap prosedur konstruksi.

Gambar

Gambar 4.5 Tulangan pondasi Bore Pile
Gambar 4.6 Pipa Chasing
Gambar 4.8 Alat Slump Tes
Gambar 4.11 Crane
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lingkup pekerjaan dibatasi pada struktur bawah meliputi pemancangan, pile cap dan sloof dan struktur atas meliputi kolom, balok, pelat lantai yang semula menggunakan bekisting

Dari hasil wawancara dengan pelaksana pekerjaan masalah pemasangan bekisting pada titik sambungan antara bekisting plat lantai, balok struktur bertumpu pada titik

Metode pelaksanaan pekerjaan balok dilakukan dengan metode bekisting konvensional. Dimulai dengan pembuatan gambar rencana penulangan dan struktur yang disebut shop drawing

Metode Pelaksanaan Bekisting Balok dan Pelat Hory Beam Sistem Pemasangan bekisting balok dimulai dengan mendirikan scaffolding dan perlengkapannya dengan jarak sesuai rencana

Pada saat pemasangan tulangan mat foundation, dilakukan juga pemasangan thermocouple yang digunakan untuk mengetahui suhu beton setelah proses pengecoran, alat ini

Pada tahap berikutnya, setelah gambar sistem Pipa Distribusi Air Bersih telah disetujui dari pihak owner maka praktikan diberikan tugas untuk membuat gambar instalasi Pipa

Dari perhitungan ditentukan panjang bantalan 31 mm dengan diameter inner bantalan 60 mm (Sularso,1983: 146) maka bantalan yang digunakan adalah jenis bantalan rol silindris

Untuk pondasi borepile menggunakan metode tanah yang di bor terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan dan pengecoran sedangkan untuk pondasi tiang pancang