54
BAB IV
ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poros Lengan Ayun Dari gambar 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Material yang digunakan : S-45 C
- Panjang poros : 0,25 m - Diameter poros : 0,04 m - Panjang tabung : 0,45 m
- Asumsi tebal tabung : 5 x 10-3 m - Asumsi berat bola pemberat : 5 Kg
- Berat jenis bola pemberat : 7,9 x 10-3 Kg/m3 Maka diameter bola :
d = 2. 3 . 3 / 4
V = 2 . 3 19 , 4
m d = 2 . 3 319
,
4
/
9
,
7
5
dm
Kg
Kg
= 2 . 3 0,15 = 100 mm = 0,1 magar bola dapat menggelinding bebas maka diameter tabung di buat 105 mm, sehingga berat tabung :
V tabung = ¼ . π . t . ( Od2 – Id2) = ¼ . 3,14 . 450 . (1102 – 1052) = 0,38 dm3 = 3,8 x 10-4 m3 berat tabung = 0,38 dm3 . 7,9 Kg/dm3 = 3 Kg berat poros = ¼ . 3,14 . (0,40)2 . 2,50 . 7,9 Kg/dm3
55 = 2,48 Kg
Sehingga berat tiap lengan ayun = (5 + 3 + 2,48) Kg = 10,48 Kg
Pada perputarannya setiap lengan ayun mengalami beberapa posisi pada kedudukannya seperti pada gambar 3.3 dan resultan gaya yang terjadi untuk masing –masing posisi:
Posisi A dan E
Gaya sentripetal yang terjadi A : Σ FS = m .aS
FTA + m.g = m.
r
V
A2ketika benda berada di titik A (puncak lintasan), benda masih bisa berputar walaupun tidak ada gaya tegangan tali yang bekerja pada benda tersebut, FTA = 0 kecepatan linear menjadi :
VA = g.r
=
10
m
/
s
2.
0
,
7
m
= 2,65 m/sGaya sentripetal yang terjadi E : Σ FS = m .aS
FTE - m.g = m.
r
V
A256 FTE = m.(
r
V
A2 + g ) FTE = 5 Kg [
2 2 2 2/
10
7
,
0
/
6
,
2
s
m
m
s
m
] = 98,28 Newton Posisi C dan GGaya sentripetal yang terjadi C : Σ FS = m .aS FTC + m.g cos θ = m.
r
V
A 2 FTC = m.(r
V
A2 - g . cos 45º) FTC = 5 Kg [
10
/
.
0
,
707
7
,
0
/
6
,
2
2 2 2 2s
m
m
s
m
] = 12,9 NewtonGaya sentripetal yang terjadi G : Σ FS = m .aS FTG - m.g = m.
r
V
A 2 FTG = m.(r
V
A2 + g ) FTG = 5 Kg [
2 2 2 2/
10
7
,
0
/
6
,
2
s
m
m
s
m
] = 98,28 Newton57 Posisi B dan F
Gaya sentripetal yang terjadi B : Σ FS = m .aS FTB - m.g cos θ = m.
r
V
A2 FTB = m.(r
V
A2 + g cos θ) FTB = 5 Kg [
10
/
.
0
,
707
7
,
0
/
6
,
2
2 2 2 2s
m
m
s
m
] = 83,63 NewtonGaya sentripetal yang terjadi F : Σ FS = m .aS FTF - m.g cos θ = m.
r
V
A2 FTF = m.(r
V
A 2 + g cos θ) FTF = 5 Kg [
10
/
.
0
,
707
7
,
0
/
6
,
2
2 2 2 2s
m
m
s
m
] = 83,63 Newton Posisi H dan D58 Gaya sentripetal yang terjadi H :
Σ FS = m .aS FTH - m.g cos θ = m.
r
V
A2 FTH = m.(r
V
A2 + g cos θ) FTH = 5 Kg [
10
/
.
0
,
707
7
,
0
/
6
,
2
2 2 2 2s
m
m
s
m
] = 83,63 NewtonGaya sentripetal yang terjadi D : Σ FS = m .aS FTD - m.g cos θ = m.
r
V
A2 FTD = m.(r
V
A2 + g cos θ) FTD = 5 Kg [
10
/
.
0
,
707
7
,
0
/
6
,
2
2 2 2 2s
m
m
s
m
] = 83,63 Newton4.2. Perhi Pa sehingga dialami. 4.2.1. Teg Te data diam t
t
4.2.2. Teg Te data diam t
t
itungan Ke ada saat pe perencana gangan Tar egangan tar eter poros dA
g
m
A
F
t.
,
3
.
4
/
1
)
3
5
(
K t =1256
4
,
78
Kg gangan Tek egangan tar eter poros dA
g
m
A
F
t.
,
3
.
4
/
1
)
3
5
(
K t =1256
4
,
78
Kg = 0,06 Kg/ ekuatan Po erputaranny an poros d rik rik terjadi pa dan berat tag
2 2)
40
.(
14
,
/
8
,
9
.
m s Kg g/mm2 = 0, kan rik terjadi p dan berat tag
2 2)
40
.(
14
,
/
8
,
9
.
m s Kg g/mm2 /mm2 = 6 x ros Lengan ya poros len dapat dilaku ada saat le abung dan 06 Kg/mm2 ada saat le abung dan 10-8 Kg/m2 n Ayun ngan ayun ukan berda engan ayun bola pembe = 6 x 10-8 K engan ayun bola pembe mengalami asarkan beb berada pad erat dapat d Kg/m2 n berada pa erat dapat d beban din ban-beban da posisi E dihitung: ada posisi A dihitung: 59 amis, yang E, dari A,dari60 4.2.3. Tegangan Lentur
Tegangan lentur (bending) yang diijinkan untuk bahan S-45C, σb= 58 kg/mm2.
Table 4.1. Tabel baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinishing dingin untuk poros.
Standar dan macam Lambang Perlakuan panas Kekuatan tarik (kg/mm2) Keterangan Baja karbon kontruksi mesin (JIS G 4102) S30C S35C S40C S45C S50C S55C Penormalan “ “ “ “ “ 48 52 55 58 62 66 Batang baja yang difinis dingin S35C-D S45C-D S55C-D - - - 53 60 72 Ditarik dingin, digerinda, di bubut, atau gabungan antara hal-hal tersebut
Sumber: Sularso, 1991,hal: 3
Moment lentur yang terjadi pada poros: Mp = l . F
= 700 mm . 80 N = 5600 N.mm = 5,6 Nm
Diameter poros (dp) yang diperlukan dapat ditentukan dari rumusan berikut,sehingga besarnya tegangan lentur (σa) dapat ditentukan (Sularso,1983,hal:12):
61 dp = 3 / 1 1
.
2
,
10
M
a
atau σa = 3 ) ( . 2 , 10 p p d M σa = 3)
40
(
5600
.
2
,
10
=64000
120
.
57
= 0,89 Kg/mm2 = 8,9 x 10-7 Kg/m2artinya tegangan lentur yang dialami oleh poros dalam kondisi aman karena berada jauh di bawah tegangan lentur maksimum yang di ijinkan untuk bahan S-45C, σb= 58 kg/mm2.
4.3. Perhitungan Kekuatan Poros (Gandar)
Poros (gandar) mengalami beban sebesar 8 kali berat poros lengan ayun pada saat kondisi statis seberat:
m = 8 ( 5 + 3 + 2,48) Kg = 83,84 Kg
Dari desain konstruksinya poros gardan mengalami beban lentur dan puntir.
Moment lentur yang terjadi pada tumpuan bantalan karena adanya beban statis: Ml =
N
mm
W
.
).
470
500
(
4
62 =
(
500
470
).
N
.
mm
4
84
,
83
= 628,8 N.mm = 0,6 NmUntuk kecepatan kerja yang kurang dari 120 km/jam di peroleh nilai αv( (Sularso,1991,hal:15): αv = 0,4; αv =
statis
beban
vertikal
getaran
karena
tambahan
beban
αL = 0,3 αL =gandar
satu
pada
statis
beban
beban
horizontal
beban
Moment pada tumpuan bearing karena gaya vertikal tambahan (M2) : M2 = αv . Ml
= 0,4 . 0,6 Nm = 0,24 Nm
Beban horisontal (P) yang terjadi : P = αL . W
= 0,3 . 83,84 = 25,152 N
Besarnya beban pada bantalan karena beban horisontal (Qo) : Qo = 25,152 Kg.
500
700
= 35,2 N
Beban pada telapak bantalan karena beban horisontal (Ro) : Ro = 25,152
)
470
700
700
(
= 74,92 NMoment lentur pada tumpuan bantalan sebelah dalam karena beban horisontal (M3) :
M3 = (25,152 . 700) + (35,2 . 30) – (74,92 . 30) = 16.414,8 Nmm = 16,4 Nm
Nilai tegangan poros yang diijinkan σwb (Kg/mm2) terhadap faktor kelelahan untuk poros pengikut kelas 3 (Sularso,1983,hal:15):
σwb = 11 Kg/mm2, untuk poros pengikut m = 1
63 ds ≥ 3 / 1 3 2 1
)
(
.
2
,
10
M
M
M
m
wb
ds ≥ 3 / 1 2(
628
,
8
251
,
52
16
.
414
,
8
)
.
/
11
1
.
2
,
10
Kg
mm
mm
Kg
ds ≥
3
1/329
,
16037
mm
ds ≥ 45 mmUntuk keamanan diameter poros gandar yang direncanakan berdiameter 75 mm maka tegangan lentur σb (kg/mm2) yang terjadi pada dudukan bantalan dapat dihitung : σb = 1 3 2 3
)
(
.
2
,
10
sd
M
M
M
m
σb = 3)
75
(
)
8
,
414
.
16
52
,
251
8
,
628
.(
1
.
2
,
10
σb =421875
2
,
176410
= 0,42 N/mm2 = 4,2 x 10-7 N/m2Faktor keamanan terhadap kelelahan (n) adalah perbandingan tegangan lentur yang diijinkan (σwb) dengan tegangan lentur yang terjadi pada dudukan bantalan (σb), nilai faktor keamanan baik jika nilai n ≥ 1 :
n = b wb
n =42
,
0
11
= 26,2 (sangat baik)Akibat gerak rotasi lengan ayun terjadi puntiran pada poros gardan sehingga besarnya momen puntir T (Torque) (kg-mm) untuk menggerakkan motor dengan daya 2 Kw :
T = 9,74 x 105
n
P
d = 9,74 x 105662
4
Kw
= 9,74 x 105.
N.
mm
.
662
.
4
64 = 5.885,2 N.mm = 5,89 Nm
Tegangan geser yang diizinkan
a (kg/mm2) untuk pemakaian umumpada poros untuk bahan poros S-45C dari table 1.1 (Sularso,1983,hal:3) σB = 58 Kg/mm2 ,dengan Sf 1= 6 dan Sf2 = 4: 2 1
xSf
Sf
B a
2/
6
4
58
mm
N
x
a
= 2,41 N/mm2 = 2,41 x 10-6 N/mm2Besarnya defleksi puntiran (
) dibatasi sampai 0,25 atau 0,3 derajat ,dalam hal ini baja harga modulus geser (G) = 8,3 x 103 (kg/mm2) maka defleksi Puntiran
: 4 . . 584 d G Tl
θ = 3 2 4 4)
75
.(
/
10
3
,
8
500
.
.
.
2
,
5885
.
584
mm
mm
Kg
x
mm
mm
Kg
θ = 11 9 10 63 , 2 10 7 , 1 x x = 0,0065 ºBesarnya lenturan poros (defleksi) y (mm) yang terjadi pada poros akibat beban dapat ditentukan dengan rumus berikut :
y = 3,23 x 10-4
l
d
l
l
F
S 4 2 2 2 1dari gambar di atas untuk panjang l = 470, l1 = l2 =
15
2
470
mm = 220 mm,maka: y = 3,23 x 10-4470
.
)
75
(
)
220
.(
)
220
.(
84
,
83
4 2 2 y =0
1487109375
19
,
634372744
y = 0,042 mmAkibat beban terpusat yang bekerja di suatu titik pada sebuah poros maka besarnya putaran kritis (NC rpm) yang terjadi pada poros tersebut adalah:
65
W
l
l
d
N
S C1
52700
2 1 2
84
,
83
470
220
.
220
)
75
(
52700
2
Nc
Nc =48400
9
,
9
1521617046
= 14.501,4 rpm4.4. Perhitungan Perencanaan Bantalan
Beban yang dialami oleh bantalan (Wo) adalah sebesar total berat lengan ayun dan berat poros gandar yaitu:
- Berat lengan ayun = 83,84 Kg
- Berat poros gandar = ¼ . 3,14 . (0,75 dm)2 . 5 dm. 7,9 Kg/dm3 = 17,45 Kg
Wo = (83,84 + 17,45) Kg = 101,28 Kg
- Putaran poros dihitung dari kecepatan linear : V = 2,6 m/dt di mana V =
60
.
. n
d
atau n =75
14
,
3
60
2600
x
x
= 662,4 rpmBahan bantalan yang dipilih adalah perunggu,maka diambil nilai tekanan permukaan yang diijinkan (pa) = 0,7 - 2,0 (Kg/mm2) dan faktor tekanan kecepatan maksimumyang diijinkan (pv)a = 0,2 (
s
mm
m
Kg
.
.
2 ) (sularso,1983,hal: 110) sehingga panjang bantalan dapat dihitung:ℓ ≥ a o pv n W ) ( . . 60 . 1000
ℓ ≥2
,
0
4
,
662
28
,
101
.
60
.
1000
14
,
3
x
ℓ ≥ 17,55 mm66 Ditentukan panjang bantalan 31 mm dengan diameter inner bantalan 60 mm untuk jenis bantalan rol silindris (Sularso,1983: 146) maka bantalan yang digunakan dengan nomor NU 312.
Tegangan lentur (bending) yang diijinkan untuk bahan poros menggunakan S-45C, σa= 58 kg/mm2, kekuatan tarik σB = 65 kg/mm2.
Untuk perbandingan ℓ/d dapat dihitung dengan rumusan berikut (Sularso,1983: 110) : ℓ/d ≤ a a p
. 1 , 5 1 ℓ/d ≤2
58
.
1
,
5
1
ℓ/d ≤ 2,3Harga ℓ/d terletak antara 0,4 – 4,0 jadi masih dapat diterima (Sularso,1983: 146). Besarnya tekanan permukaan rata-rata yang diterima bantalan ( p ) adalah perbandingan antara beban radial Wo dengan luas proyeksi bantalan:
p = d Wo . p =
75
.
31
28
,
101
= 0,07 Kg/mm2 Untuk v = 2,6 m/s pv = 0,07 . 2,6 = 0,182
s
mm
m
Kg
.
.
2Tekanan bantalan sebesar 0,07 Kg dapat di terima karena tekanan maksimun yang diijinkan untuk bantalan dengan bahan perunggu 0,7 – 2,0 kg/mm2 (Sularso,1983: 109). Harga pv = 0,182
s
mm
m
Kg
.
.
2 juga dapat diterima karena kurang dari 0,2
s
mm
m
Kg
.
.
2 .Besarnya beban ekivalen dinamis adalah jumlah beban radial (Fr) dan aksial (Fa) dikalikan dengan factor-faktor pada bantalan:
67 dari table 4.9 (Sularso, 1983,hal:135) ditentukan untuk jenis bola alur dalam nilai masing-masing faktor:
V = 1 X = 0,56
Y = 1,45, sehingga beban ekivalen dinamis : Pr = (0,56 . 1. 101,28 + 1,45 . 101,28) + Kg Pr = 203,57 Kg
Untuk bantalan rol silindris dengan nomor bantalan NU312 diperoleh nilai kapasitas nominal dinamis spesifik, C= 7250 Kg (sularso,1983,hal: 146),maka faktor kecepatan fn : fn = 10 / 3
3
,
33
n
= 10 / 3 4 , 662 3 , 33 = 0,14 faktor umur fh adalah :fh = fn r
P
C
fh = 0,1457
,
203
7250
= 2,9 Umur nominal bantalan Lh adalah :Lh = 500 . fh 10/3 Lh = 500 . (2,9)10/3 Lh = 17.520 h
4.5. Perhitungan Kekuatan Rangka Penyangga
Analisa struktur statis tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah menghitung komponen-komponen reaksi tumpuan dengan persamaan-persamaan kesetimbangan atau persamaan-persamaan-persamaan-persamaan statika dari seluruh struktur.
Untuk pulli : h = 200 mm, t = 25 mm Maka Volume komponen pulley adalah :
3 2 2.
785
,
0
4
25
200
4
1
mm
x
x
t
h
V
p
68 Wp = 7,9 Kg/dm3 . 0,785 dm3
= 6,20 Kg Wo = 203,57 Moment arah Vertikal:
MA 0 Wo . 500 + Wp . 500 – Bv . 1000 = 0 Bv =1000
)
20
,
6
57
,
203
.(
500
= 104,88 Kg
Fy 00
V g p VB
W
W
A
V p g VW
W
B
A
Av = ( 203,57+6,20) – 104,88 Kg = 104,89 Kg69 Moment arah horizontal:
MA 00
.
500
1000
B
H
W
o
1000
57
,
203
.
500
HB
= 101,78 Kg
Fx 00
H o HB
W
A
H o HW
B
A
AH = 203,57 – 101,78 = 101,78 KgDiagram moment lentur
Berdasarkan diagram luasan momen terlihat bahwa pada titik B terjadi momen bending yang terbesar yaitu :
2
2 101785 101785 B M = 143.945,73 Kg.mm270 4.5.1.Rangka horizontal
Rangka horizontal dibuat dengan menggunakan baja konstruksi profil siku atau L. Beban yang diterima oleh rangka horizontal adalah meliputi beban sistem mekanis alat uji berupa beban titik dan beban terbagi merata dari berat profil itu sendiri. Disini yang dimaksud dengan rangka horizontal adalah meja (bed) tempat system mekanik alat diletakan,dengan momen Inertia ( I ) dari table 4.2 :
Iy =
.
12
1
530 mm . (470)3 mm3 Iy = 5,2x1010 mm4 Ix =.
12
1
(530)3 mm3 . 470 mm = 5,8x109 mm4Untuk menentukan tegangan tarik maksimum yang bisa dibawa oleh rangka dicari dengan menggunakan persamaan berikut: (Lioyd E. 1978:57)
= 2 9 / 10 8 , 5 2 530 73 , 945 . 143 mm Kg x x = 0,07 Kg/mm2
Harga atau tegangan boleh (tegangan ijin) bahan untuk baja ST 37 adalah sebesar 37 kg/mm2 (G. Niemann, 1992:96), sehingga nilai σ = 0,07 Kg/mm2 adalah sangat baik.
zI
y
M
max71 Gaya geser V pada titik pusat bidang penyangga dinyatakan dengan:
x B I M V 4 9 2 . 10 8 , 5 . . 73 , 945 . 143 mm x mm Kg V = 2,48x10-5 Kg/mm2
Q = momen pertama dari bidang yang tegak lurus sumbu netral mm3
= 265mm. 470mm.530mm = 66.011.500 mm3
Untuk mengetahui tegangan geser akibat momen lentur dan gaya geser V adalah: 4 3 2 5 max 19 , 1552368 470 . 66011500 / 10 48 , 2 mm mm mm x mm Kg x
= 4,96 Kg/mm2 4.5.2. Rangka vertikalEkspresi beban tekuk kritis pada kolom dengan ujung sendi-jepit dihitung dengan formulasi beban tekuk Euler, yaitu:
Nilai modulus elastisitas bahan, E, untuk baja adalah sebesar 21 x 104 N/mm² (G. Niemann 1988: 76) Iy =
.
12
1
921 mm . (530)3 mm3 Iy = 1,14 x1010 mm4 Ix =.
12
1
(921)3 mm3 . 530 mm = 3,45 x109 mm4 A y b
I
Q
V
z
max
2 2L
EI
P
cr
72
.
)
921
(
10
45
,
3
.
/
10
21
.
)
14
,
3
(
2 2 4 9 2 4 2mm
mm
x
mm
N
x
P
cr
2 15/
.
848241
10
14
,
7
mm
Kg
x
P
cr
= 8,42 x1010 Kg/mm2Rangka penyangga akan patah jika beban tekuk yang di alami lebih besar dari 8,42 x1010 Kg/mm2 .
Untuk mengetahui tegangan tekuk kritis, fcr , pada kolom digunakan rumus berikut : (kg/mm2) 2 2
)
(
F
I
L
E
f
cr
=I
L
F
E
.
.
.
2 2
Dari table (tabel RC Van Ree : 244) nilai F = 3,8x104 mm2,sehingga :
4 9 2 2 2 4 2 4 2
10
45
,
3
.
)
921
(
10
8
,
3
.
/
10
21
.
)
14
,
3
(
mm
x
mm
mm
x
mm
N
x
f
cr
15 10 10 68 , 3 10 86 , 7 x x fcr N/mm2 = 2,1 x10-5 N/mm24.6. Hasil Akhir Perancangan
Dari perencanaan dan hasil perhitungan tersebut di atas, diperoleh data sebagai berikut:
4.6.1. Poros Lengan ayun
1. Spesifikasi lengan ayun yang digunakan : - Material yang digunakan : S-45 C - Panjang poros : 250 mm - Diameter poros : 40 mm - Panjang tabung : 450 mm 2 2
E
f
cr
73 - Tebal tabung : 5 mm
- Berat bola pemberat : 5 Kg
- Berat jenis bola pemberat : 7,9 Kg/dm3 - Diameter bola pemberat :100 mm - Berat tabung : 3 Kg
- Berat tiap lengan ayun : 10,48 Kg
2. Tegangan tarik terjadi pada saat lengan ayun 0,006 Kg/mm2, sedangkan tegangan lentur yang dialami oleh poros lengan ayun 0,89 kg/mm2 .
4.6.2. Poros Gandar
1. Diameter poros gandar yang direncanakan berdiameter 75 mm, untuk menggerakkan motor 4 Kw maka Torsi yang dibutuhkan sebesar 5.885,2 Kg.mm.
2. Besarnya tegangan geser yang terjadi pada poros gandar 2,41 kg/mm2 . 3. Besarnya defleksi puntiran (θ) 0,0065 º, ini menunjukkan bahwa kondisi
poros cukup aman untuk digunakan akibat akibat moment puntir yang terjadi.
4. Akibat beban terpusat yang bekerja di suatu titik pada sebuah poros
maka besarnya putaran kritis (NC rpm) yang terjadi pada poros 14.501,4 rpm.
4.6.3. Bantalan
1. Dari perhitungan ditentukan panjang bantalan 31 mm dengan diameter inner bantalan 60 mm (Sularso,1983: 146) maka bantalan yang digunakan adalah jenis bantalan rol silindris dengan nomor NU 312. 2. Dari perhitungan dapat diperkirakan umur bantalan (Lh) adalah 17.520 h.
4.6.4. Rangka Penyangga
1. Untuk rangka penyangga horisontal Harga atau tegangan boleh (tegangan ijin) bahan untuk baja ST 37 adalah sebesar 37 kg/mm2 (G. Niemann, 1992:96), sehingga nilai σ = 0,07 Kg/mm2 adalah sangat baik . 2. Tegangan geser akibat momen lentur dan gaya geser V yang terjadi
74 3. Untuk rangka vertikal dari perhitungan menunjukkan bahwa rangka
penyangga akan patah jika beban tekuk yang di alami lebih besar dari 8,42 x1010 Kg/mm2 .
4. Tegangan tekuk kritis, fcr , pada kolom dari perhitungan diperoleh nilai sebesar 2,1 x10-5 N/mm2 .