75 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis cacat yang terjadi pada produk pakaian anak jenis stelan diantaranya adalah cacat bolong, cacat jahitan, cacat noda, cacat bagian kancing dan cacat overdeck.
2. Dari penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa faktor yang paling mendominasi timbulnya kecacatan pada pakaian anak jenis stelan adalah faktor kesalahan manusia dan masalah mesin. Pada faktor mesin,didapat basic event dari penyebab terjadainya kecacatan pakaian anak jenis stelan yaitu kondisi mesin yang sudah tua, kurangnya perawatan pada mesin dan intensitas penggunaan mesin. Sedangkan dari faktor kesalahan manusia (human eror), disebabkan karena beban kerja operator, tidak adanya waktu jeda, memenuhi target, dan operator yang kurang terampil, semua faktor tersebut merupakan faktor dominan dalam kecacatan produk yang terjadi.
3. Bedasarkan hasil identifikasi pada produk pakaian anak jenis stelan dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA), didapat penyebab penyebab tertinggi terjadinya kecacatan pada masing-masing jenis cacat adalah sebagai berikut :
a. Jenis cacat bolong pada pakaian, penyebab tertingginya adalah sudah ada bolong pada bahan baku dengan nilai RPN 180
b. Jenis jahitan pada pakaian, penyebab tertingginya adalah mesin yang sudah lama digunakan dengan nilai RPN 128
c. Jenis cacat noda pada pakaian, penyebab tertingginya adalah kebersihan mesin yang tidak terjaga dengan nilai RPN masing-masing 84
d. Jenis cacat kancing, penyebab tertingginya adalah operator kurang terampil, dengan nilai RPN 120
e. Jenis cacat overdeck, penyebab tertingginya adalah operator tidak menarik ujung kain saat menjahit dengan nilai RPN masing-masing 140 f. Usulan rancangan perbaikan pengendalian kualitas didasarkan pada nilai
Risk Priority Number (RPN) tertinggi untuk masing-masing jenis
::repository.unisba.ac.id::
76
kecacatan. Adapun usulan rancangan perbaikan pengendalian kualitas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sudah ada bolong pada bahan baku
Mengusulkan agar kontrol bahan baku dilakukan oleh bagian khusus untuk memeriksa bahan baku, pemilihan tenaga kerja di bagian pemeriksaan bahan baku harus yang teliti dan kompeten, serta membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan bahan baku.
b. Mesin yang sudah lama digunakan
Mengusulkan agar melakukan proses perbaikan atau perawatan yang berkelanjutan baik dilakukan oleh ahli mesin ataupun oleh para pekerja yang bersifat preventive mainteneance dan predictive maintenance.
c. Kebersihan mesin yang tidak terjaga
Mengusulkan agar Membuat petunjuk peringatan agar menjaga kebersihan berupa poster, stiker, atau papan petunjuk dan membuat jadwal piket harian untuk membersihkan ruangan atau area kerja.
d. Operator kurang terampil
Mengusulkan agar operator diberikan pelatihan secara berkala, memberikan pengawasan kepada operator secara lebih rutin, melakukan perbaikan SOP tertulis yang dapat dipahami dan diikuti oleh operator sebagai petunjuk kerja sebelum pelaksanaan proses produksi.
e. Operator tidak menarik ujung kain saat menjahit
Mengusulkan agar memberikan pelatihan kepada pekerja secara berkala, melakukan pengawasan kepada para pekerja dengan lebih rutin, membuat sistem penilaian kerja baru, serta membuat SOP tertulis yang dapat dipahami dan diikuti oleh operator sebagai petunjuk kerja sebelum pelaksanaan proses produksi.
::repository.unisba.ac.id::
77 6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi pihak Perusahaan.
Perusahaan harus memperhatikan dan mengendalikan dokumentasi yang ada diperusahaan, karena hasil dokumentasi tersebut dapat dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Dalam upaya peningkatan kualitas yang baik, peruahaan harus melakukan perbaikan secara berkesinambungan, karena perbaikan tersebut bukan merupakan sistem perbaikan satu langkah, akan tetapi harus dilakukan secara terus menerus.
Pihak perusahaan harus lebih memperhatikan kinerja para karyawan dalam melakukan proses produksi dan memberikan pengawasan kepada operator dengan frekuensi yang lebih banyak dari sebelumnya.
Dalam upaya mengurangi tingkat kegagalan produk, sebaiknya perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melaksanakan usulan perbaikan pengendalian kualitas dari penelitian ini. Hal ini dikarenakan perbaikan pengendalian kualitas yang diusulkan tidak memerlukan biaya dan waktu yang banyak sehingga mudah untuk dilaksanakan.
2. Bagi Penelitian selanjutnya.
Adapun saran yang perlu diperhatikan bagi penelitian selanjutnya adalah:
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih mengkaji banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan manajemen kualitas produk, dalam halini khusnya menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA).
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti jenis pakian lain di CV Sophia Collection. penelitian selanjutnya juga diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dan penyebaran kuisioner dengan pihak yang terkait dan berkompeten dalam kajian penelitian tersebut.
::repository.unisba.ac.id::