Pada tabel 4.11 di atas terlihat nilai reliabilitas kuesioner kode etik sebesar 0,941 (Cronbach's-Alpha) lebih besar dari nilai kritis sebesar 0,60. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel kode etik telah memberikan hasil yang stabil. Pada Tabel 4.12 di atas terlihat nilai reliabilitas kuesioner pengalaman kerja auditor sebesar 0,940 (Cronbach's-Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis sebesar 0,60.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan dapat diandalkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel pengalaman kerja auditor telah memberikan hasil yang stabil. Pada tabel 4.13 di atas terlihat nilai reliabilitas kuesioner Continuous Professional Development sebesar 0,789 (Cronbach's-Alpha) lebih besar dari nilai kritis 0,60. Hasil pengujian ini menunjukkan seluruh item pernyataan yang digunakan reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan hasil yang stabil.
Pada tabel 4.14 diatas terlihat nilai reliabilitas kuesioner kualitas audit sebesar 0,957 (Cronbach's-Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis sebesar 0,60. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan dapat diandalkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas audit telah memberikan hasil yang stabil.
Keberanian Auditor
Sikap Bijaksana Auditor
Diketahui jumlah responden yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak 30,8%; kemudian yang menjawab “Saya setuju” sebanyak 60,0%; 7,7% dari mereka yang menjawab “Saya sangat setuju”; yang menjawab “Saya tidak setuju”. Data tersebut menunjukkan bahwa sikap bijaksana para auditor di BPKP yang mewakili Jawa Barat termasuk dalam kategori tinggi. Namun demikian, masih terdapat responden yang berpendapat bahwa kondisi seseorang atau sekelompok orang atau suatu unit organisasi tidak membenarkan adanya pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tanggung Jawab Auditor
Diketahui jumlah responden yang menjawab “Agak Sangat Setuju” sebanyak 43,0%; kemudian yang menjawab “Saya setuju” sebanyak 57,0%; yang menjawab “Sangat Setuju” sebesar 0,0%; yang menjawab “Saya tidak setuju”. Data tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab auditor pada perwakilan BPKP Jawa Barat berada pada kategori tinggi.
Bebas dari benturan kepentingan
Data tersebut menunjukkan tidak terdapat konflik kepentingan pada perwakilan BPKP Jabar dalam kategori tinggi.
Pengungkapan kondisi sesuai fakta
Kehati-hatian atas informasi yang diperoleh
Data tersebut menunjukkan bahwa kehati-hatian terhadap informasi yang diperoleh auditor di BPKP perwakilan Jawa Barat sudah berada pada kategori tinggi.
Penggunaan dan pengungkapan informasi
Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dan pengungkapan informasi auditor pada BPKP perwakilan Jawa Barat berada pada kategori tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa kualitas pribadi akuntan BPKP perwakilan Jawa Barat berada pada kategori tinggi.
Pengetahuan Umum
Keahlian Khusus
Analisis Deskriptif Pengalaman Kerja Auditor
Untuk mengetahui pengalaman kerja auditor di BPKP perwakilan Jawa Barat, peneliti menyebarkan kuesioner mengenai variabel pengalaman kerja auditor yang dioperasionalkan menjadi 5 item pernyataan. Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukkan mayoritas memberikan tanggapan sesuai dengan pernyataan mengenai Variabel Pengalaman Kerja Auditor. Secara lebih rinci, tabel berikut menunjukkan sebaran hasil skoring dari jawaban responden mengenai pengalaman kerja auditor.
Lamanya bekerja sebagai auditor
Data tersebut menunjukkan bahwa lama kerja auditor pada saat melakukan pemeriksaan pada perwakilan BPKP Jawa Barat dapat meningkatkan kualitas pemeriksaan.
Banyaknya Tugas Pemeriksaan
Analisis Deskriptif Continuing Professional Development
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pengembangan profesi selanjutnya di BPKP perwakilan Jawa Barat, peneliti. Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukkan mayoritas memberikan tanggapan sesuai dengan pernyataan pada Variabel Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Secara lebih rinci, tabel berikut menunjukkan sebaran tanggapan responden mengenai pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Intensitas mengikuti program pelatihan dan edukasi yang diadakan instansi
Hasil audit setelah mengikuti program pelatihan dan edukasi
Seminar yang diikuti
Kualitas Audit
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor negara pada BPKP perwakilan Jawa Barat, peneliti menyebarkan kuesioner sesuai dengan indikator variabel kualitas pemeriksaan yang terdiri dari 2 indikator dan dioperasionalkan menjadi 6 item keadaan. Secara lebih rinci tabel berikut menyajikan sebaran hasil jawaban responden mengenai kualitas audit.
Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit
Kualitas laporan hasil pemeriksaan
Analisis Pengujian Hipotesis
- Uji Asumsi Klasik
- Uji normalitas data
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heteroskedastisitas
- Persamaan Regresi Linier Berganda
- Analisis Koefisien Korelasi
- Analisis Koefisien Determinasi
- Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F)
- Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t)
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh yang meliputi: Kode Etik, pengalaman kerja auditor, dan pengembangan profesional berkelanjutan terhadap kualitas audit. Korelasi berganda digunakan untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara kode etik, pengalaman profesional auditor dan pengembangan profesional berkelanjutan sekaligus dengan kualitas audit. Berdasarkan hasil perlakuan diperoleh koefisien korelasi berganda antara kode etik, pengalaman profesional auditor dan pengembangan profesional berkelanjutan secara simultan dengan kualitas audit sebagai berikut.
Dengan demikian diperoleh nilai KD sebesar 71,4% yang menunjukkan bahwa Kode Etik, pengalaman kerja auditor dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (bersama-sama) mempunyai pengaruh sebesar 71,4% terhadap kualitas audit (bersama-sama). Dari hasil pengujian individual diatas terlihat bahwa variabel X1 (kode etik) berpengaruh terhadap variabel Y (kualitas audit) sebesar 0,3088 atau 30,88%, dan variabel X2 (pengalaman kerja auditor) mempunyai pengaruh sebesar 0. . 4030 atau 40,30%, variabel X3. Pengembangan profesional berkelanjutan) terhadap variabel Y (kualitas audit) mempunyai pengaruh sebesar 0,0022 atau 0,22%. Kode etik, pengalaman kerja auditor dan pengembangan profesional berkelanjutan secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.
Karena nilai Fhitung > Ftabel (50,743 > 2,755), maka H0 ditolak yang berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit secara bersamaan. Karena thitung (3,904) lebih besar dari ttabel (1,670), maka H0 ditolak yang berarti kode etik berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kode etik secara parsial mempunyai pengaruh sebesar 30,88% terhadap kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Barat.
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kode etik yang lebih baik akan meningkatkan kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Barat. Karena thitung (4,534) lebih besar dari ttabel (1,670), maka H0 ditolak yang berarti pengalaman kerja auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja auditor secara parsial mempunyai pengaruh sebesar 40,30% terhadap kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Barat.
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa semakin berpengalaman seorang auditor dalam menjalankan pekerjaannya maka semakin baik pula kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Barat. Berdasarkan hasil pengolahan seperti pada tabel 4.48 dan gambar 4.9 terlihat nilai t-score variabel pengembangan keprofesian berkelanjutan sebesar 0,066 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005. Karena thitung (0,066) lebih rendah dari ttabel (1,670), maka H0 diterima yang berarti pengembangan profesional berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan mempunyai pengaruh secara parsial sebesar 0,22% terhadap kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Barat. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Barat.
Pembahasan
- Pengaruh Kode Etik Terhadap Kualitas Audit
- Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit
- Pengaruh Continuing Professional Development Terhadap Kualitas Audit
Hasil tersebut didukung dengan tercapainya indikator pengalaman kerja auditor yaitu lama kerja auditor dan jumlah tugas pemeriksaan yang mendapat penilaian positif dari responden. Berdasarkan hasil uji t ternyata secara parsial pengalaman kerja auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,005. Arah hubungan antara pengalaman kerja auditor dengan kualitas audit adalah positif (sepihak), artinya semakin berpengalaman auditor maka kualitas auditnya akan semakin baik.
Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukriah (2012) yang berhasil membuktikan bahwa pengalaman kerja auditor berperan terhadap kualitas audit.