31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
. Masalah yang diangkat oleh penulis berhubungan dengan upaya penerapan prosedur persiapan muat guna menunjang operasional diatas kapal MT. Dewayani, maka akan dijelaskan oleh penulis tentang kondisi dan keadaan sebenarnya yang terjadi diatas kapal sehingga diharapkan pembaca bisa memahami dan memiliki gambaran detail tentang hal hal yang terjadi diatas kapal. Berikut data data tempat penulis melaksanakan penelitian, penulis melakukan penelitian pada 2 (dua) jenis kapal tanker :
1. FPSO BROTOJOYO IMO Number : 7916521 Flag : Indonesia Port Of Registry : Jakarta Call Sign : Y D G F Length Overall : 202,5 M Breadth : 38.4 M Depth : 18.6 M Summerdraught : 11.8 M Full Load Draft : 11.8 M
Gross tonnage : 37.921 tonnes Deadweight : 60.875 tonnes Tank Total : 18 Tank
Owner : PT. RUBY MARITIME
Ship Management : PT. GEMILANG BINA LINTAS TIRTA
2. MT DEWAYANI
IMO Number : 9203083 Flag : Indonesia Port Of Registry : Jakarta Call Sign : P M V T Length Overall : 89.95 M Depth : 5.00 M Summerdraught : 5.0013 M Gross Tonnage : 2755.0 tonnes Hull Number : Y 35-1
Builder : Jiang Dong Shipyard China Launched : May 08th, 1998
Kind of Ship : White Oil Tanker Deadweight : 3560.8 tonnes Tank Total : 14 Tank
Owner : PT. RUBY MARITIME
Ship Management : PT. GEMILANG BINA LINTAS TIRTA
Pada Kapal pertama yaitu kapal FPSO Brotojoyo, penulis melakukan penelitian hanya 2 (dua) bulan. Karena keterbatasan kontrak Perjanjian Kerja Laut bagi seluruh kru termasuk Master sampai Taruna Praktek (Kadet). Kapal pertama merupakan jenis FPSO, yaitu Floating Production Stowage and Offloading, penulis hanya menemukan langkah langkah Keselamatan dan persiapan kru sebelum operasi kegiatan tandem, yaitu transfer muatan dari kapal satu ke kapal lain melalui sistem STS (Ship To Ship). Sedangkan untuk persiapan didalam tanki sendiri sudah dilakukan sebelum penulis tiba dikapal tersebut.
Pada Kapal kedua, yaitu MT Dewayani penulis mendapatkan pengetahuan dan data tentang proses persiapan muat hingga bongkar yang sesuai prosedur guna menunjang operasional dikapal MT Dewayani. Tapi dalam hal ini, penulis hanya berfokus pada proses persiapan muat pada kapal MT. Dewayani.
B. HASIL PENELITIAN
Kejadian pertama, pada voyage 22/L/2017 tanggal 19 Desember 2017 ketika melakukan kegiatan memuat di jetty 5 Balikapapan, kapal dalam keadaan miring 1,5 derajat ke kiri, hal ini terjadi karena pada saat pengisian muatan di tangki, muatan masuk dahulu kedalam tangki sebelah kiri dan pada tangki sebelah kanan, drop line nomor 4s masih keadaan tertutup sehingga menyebabkan muatan masuk seluruhnya ke dalam tangki sebelah kiri. Pada saat itu terjadi memuat pada tangki 4 kanan dan 4 kiri.
Kejadian kedua, pada voyage 03/D2/2018, tanggal 04 April 2018 ketika perjalanan dari Batam menuju Balongan untuk kegiatan memuat Avtur di Balongan, semua tangki kapal MT Dewayani dalam keadaan terbuka. Hal ini bertujuan untuk pembebasan gas Avtur yang masih pekat.
Tetapi ditengah perjalanan ketika memasuki Selat Gelasa terjadi awan mendung dan tebal yang akan menimbulkan hujan lebat. Karena melihat tangki masih dalam keadaan terbuka semuanya, maka chief officer meminta kepada juru mudi jaga untuk menutup semua main hole tangki agar tidak kemasukan air hujan dan menjaga tangki dalam keadaan kering, bersih dan bebas dari air. Ketika tiba di Jetty Balongan, surveyor dan Loading Master akan survey pada tiap tangki yang akan dimuat dikapal MT. Dewayani, ditemukan tangki kapal belum siap untuk melakukan kegiatan memuat karena ada sedikit air didalam tangki. Seharusnya didalam tangki harus kering dan bebas air sesuai dengan peraturan yang tertera pada buku Safety Management System perusahaan PT. Gemilang Bina Lintas Tirta (GBLT).
Pengeringan tangki sebelum kegiatan memuat harus benar benar memastikan tangki kering dari apapun, termasuk kotoran dan air. Karena merupakan aspek penting dari operasi kapal Aviation Turbine ( Avtur).
Karena tangki yang masih mengandung air dan kotoran dapat mempengaruhi kemurnian dari avtur pada saat kegiatan memuat.
1. PENYAJIAN DATA
Berikut beberapa penyebab dari keterlambatan kapal yang terjadi pada saat pelaksanaan persiapan ruang muat :
a. Pada saat persiapan muat dalam tahap mopping, masih bergantung pada kandungan gas didalam tangki. Semakin pekat kandungan gas dalam tangki maka kemungkinan untuk memasuki tangki akan semakin mundur waktunya. Kandungan gas dalam tangki tergantung dari Main Hole tangki yang apabila jarang dibuka maka kandungan gas dalam tangki akan bertahan dan tidak akan berkurang. Sebelum memuat di Balongan pada voyage 03/D2/2018, tanggal 04 April 2018 terjadi penolakan oleh pihak darat untuk memuat ke kapal MT.
Dewayani karena tangki masih ada kandungan air karena kehujanan.
Memang pada saat perjalanan ke Balongan terjadi hujan ketika mencapai Selat Gelasa, ABK saat itu mengetahui hujan sudah turun dan berlari untuk menutup semua tangki dalam keadaan dek sudah kehujanan, pada saat itu cuaca dari awal sudah mendung dan tidak ada ABK yang mengawasi dek ataupun standby untuk menutup Main Hole untuk menghindari tangki terkena air hujan.
b. Setelah selesai kegiatan Mopping, sisa sisa pembersihan seperti sapu, busa dan majun diangkat dari dalam tangki menuju ke Bosun Store.
Setelah semua dianggap siap maka Main Hole ditutup dan dianggap sudah bersih dari kotoran dan air.
Tetapi pada saat kegiatan bongkar di pelabuhan Ende pada voyage 19/D2/2017 tanggal 12 November 2017, pompa stripping terjadi
masalah karena tidak bisa menghisap dengan baik. Karena masalah ini, pembongkaran di Pelabuhan Ende ditunda dan di stop sementara untuk di cek masalah yang terjadi. Kemudian Main Hole dibuka dan ditemukan majun menyumbat Stripping line. Akhirnya majun yang menyumbat tersebut diambil setelah tangki benar benar kering dan proses pembongkaran tetap dilanjutkan meskipun dengan rate pembongkaran kecil hingga tangki benar benar kering.
Berikuit prosedur pembersihan tangki yang ada di atas kapal MT.
DEWAYANI yang sesuai dengan SOP di Perusahaan PT. Gemilang Bina Lintas Tirta Ship Management adalah sebagai berikut :
a. Pemberian Order Mualim 1 kepada bosun,serta tugas anak buah kapal dalam pelaksanaan pembersihan tangki muatan
b. Membuka seluruh tutup tutup tangki muatan seperti Main Hole dan saluran atau plug yang terdapat pada drop line.
c. Membiarkan tangki terbuka untuk kegiatan Gas Freeing sebelum memasuk tangki
d. Mengecek kadar Oksigen didalam tangki dengan Multi Gas Detector e. Membersihkan dalam tangki menggunakan kain pel busa dan majun
untuk membersihkan sisa muatan Avtur
f. Menutup Kembali Main Hole untuk proses memuat selanjutnya.
Dari data dan fakta yang ditemui, jelaskan kegiatan pembersihan tangki merupakan pekerjaan penting dan harus di prioritaskan baik oleh kru maupun keselamatan kru itu sendiri.
2. ANALISIS DATA
Dalam analisis data ini akan dibandingkan antara kejadian yang tidak sesuai diatas kapal dengan prosedur yang seharusnya dilaksanakan sesuai dengan peraturan.
Tabel 4.1 Perbandingan kondisi yang sebenarnya diatas kapal dengan Prosedur yang seharusnya dilaksanakan di kapal MT.Dewayani
No. Kondisi yang sebenarnya di kapal Prosedur yang di kapal
1. Setelah kegiatan bongkar dipelabuhan terakhir yaitu Bitung, karena faktor kelalaian Drop Line Kargo 5P lupa ditutup. Hal ini menyebabkan muatan Avtur pada saat kegiatan muat di pelabuhan Balikpapan berjalan, muatan Avtur masuk ke dalam tangki 5P. Padahal saat itu, rencana pemuatan ada pada tangki 2P dan 2S.
Sebelum atau sesudah kegiatan muat maupun bongkar, semua valve – valve kargo mulai dari master valve dan Drop Line Kargo wajib dicek dan dipastikan tertutup. Sesuai dengan sequence pada Safety Cargo Meeting yang mengacu pada Safety Management System (SMS), saat itu pemuatan dimulai pada tangki 2P dan 2S dan Drop Line Kargo 5P harus tertutup.
2. Kapal dalam keadaan miring 1,5 derajat ke kiri. Pada saat itu sedang melaksanakan kegiatan muat pada tangki nomor 4S dan 4P. Karena
Memperhatikan sequence dan menjaga stabilitas kapal sesuai dengan Safety Cargo Meeting yang direncanakan. Tidak lupa juga
pada saat kegiatan muat berjalan, Drop Line Kargo 4P terlalu lama ditutup dan tidak terlalu memperhatikan Rate muat.
memantau kecepatan muat (Rate Muat) untuk mengetahui berapa jumlah muatan yang masuk tiap jam nya. Sesuai dengan Safety Management System Perusahaan
yang menyatakan bahwa
perencanaan pemuatan yang baik harus mengacu pada urutan yang ditetapkan Chief Officer dan disetujui oleh Kapten dan dilakukan oleh seluruh kru dek.
3 Ketika perjalanan dari Batam menuju Balongan, semua tangki kapal MT Dewayani dalam keadaan terbuka. Hal ini bertujuan untuk pembebasan gas Avtur yang masih pekat. Tetapi ditengah perjalanan ketika memasuki Selat Gelasa terjadi awan mendung dan tebal yang akan menimbulkan hujan lebat. Karena melihat tangki masih dalam keadaan terbuka semuanya, maka chief officer meminta kepada juru mudi
Untuk memperoleh Dry Certificate, tangki harus dalam keadaan bersih, kering dan bebas air. Mengingat muatan jenis Avtur sangat sensitif terhadap air, apalagi air hujan. Jadi prosedur menutup tangki sesuai dengan tahapan persiapan memuat yaitu memastikan tangki dalam keadaan kering dan bersih tanpa air.
Sesuai dengan ISGOTT Chapter 9 yang berisi tentang tangki setelah pembersihan harus kering dan bebas
jaga untuk menutup semua main hole tangki agar tidak kemasukan air hujan dan menjaga tangki dalam keadaan kering, bersih dan bebas dari air.
dari air
C . PEMBAHASAN
Persiapan memuat yang ditemukan oleh penulis pada tempat praktek, ditemukan bahwa persiapan memuat harus dilaksanakan sesuai prosedur keselamatan muatan maupun kru, sehingga terciptanya kelancaran operasi bagi kapal dan tidak mendapat klaim dari pencharter. Pada kapal pertama penulis praktek, yaitu FPSO Brotojoyo, karena pelaksanaan Ship To Ship masih sekitar 1 bulan lagi, penulis hanya membantu mempersiapkan pipa dan membersihkan Pump Room bersama Pump Man dan mengikuti safety meeting tiap harinya.
Adapun hasil penelitian yang penulis temukan pada kapal kedua yaitu MT.
Dewayani tentang persiapan memuat adalah sebagai berikut :
Persiapan yang dilakukan oleh kru kapal ketika menuju pelabuhan muat.
1. Memastikan tanki dalam keadaan kering, bersih dan siap untuk dimuat.
Adapun langkah - langkah yang biasa dilakukan di kapal MT. Dewayani untuk mencapai hal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Melakukan gas freeing.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan aroma muatan Avtur yang masih pekat, biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan bongkar dipelabuhan terakhir menuju pelabuhan muat. Sehingga untuk proses pembersihan tanki dapat dilakukan tanpa terhambat oleh aroma Avtur yang pekat. Gas freeing ini dilakukan hanya dengan membuka seluruh cargo main hole dan lubang sounding, biasanya gas freeing ini dilakukan hanya dalam waktu 1(satu) hari.
b. Pembersihan dalam tanki.
Setelah dipastikan aroma avtur yang pekat sudah hilang,pembersihan tanki dilakukan dengan menyiapkan alat alat kebersihan seperti sapu, ember, busa dan tali. Pembersihan dalam tanki ini dilakukan dengan cara menyapu bagian dalam tanki dengan sapu, dan menguras Belmuth jika masih ada avtur yang tersisa dengan menggunakan busa. Setelah pembersihan tanki dilakukan, seluruh main hole dan lubang sounding di tutup kembali guna mencegah adanya kotoran ataupun dikhawatirkan kehujanan.
2. Sebelum melakukan kegiatan memuat, seluruh kru dek dibawah
pengawasan Chief Officer wajib melaksanakan dan mempersiapkan hal hal seperti :
a . Mengikuti Safety Cargo Meeting
Hal ini bertujuan untuk memberi arahan langsung kepada kru dek tentang rencana pemuatan yang akan dilakukan di suatu pelabuhan guna mencegah terjadinya gangguan keamanan dan keselamatan selama proses memuat ataupun salah isi tanki.
b . Memasang bendera diatas Manifold
Hal ini bertujuan memberikan isyarat kepada orang darat, tentang manifold yang akan digunakan untuk disambungkan ke selang yang ada di darat dengan dikapal, sehingga ketika proses sandar, selang dan manifold akan sesuai.
c. Menyiapkan Fire Line dan Fire Extinguisher disekitar manifold yang akan digunakan untuk proses muat
Hal ini bertujuan untuk mencegah jika ada kebocoran pada manifold yang menimbulkan bercak api, sehingga sesegera mungkin dapat diatasi.
d . Menutup Scupper Plug pada seluruh bagian dek
Hal ini berfungsi untuk mencegah jika ada tumpahan Avtur ketika proses muat, maka Avtur tidak akan langsung jatuh kelaut dan dikhawatirkan menimbulkan pencemaran lingkungan di pelabuhan muat.
e. Mengunci dengan kuat reducer antara selang darat dengan manifold
Jika pemasangan selang dengan manifold dilakukan dengan longgar, maka ketika kegiatan muat berjalan, akan terjadi kebocoran pada manifold dan menyebabkan berkurangnya penerimaan muatan dikapal.
f. Membuka valve – valve loading
Sebelum loading dinyatakan siap, maka perwira jaga melalui juru mudi jaga dan kadet mempersiapkan valve valve loading terlebih dahulu, drop line kargo, master kargo hingga manifold harus benar benar terbuka dan harus sesuai dengan perencanaan memuat agar tidal terjadi salah tanki ataupun over flow. Setelah dinyatakan siap menerima muatan dari darat, perwira jaga menghubungi pihak darat menyatakan bahwa kapal siap menerima muatan.
43 BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari segala masalah yang terdapat diatas yaitu, bahwa kemungkinan kemungkinan yang tidak diinginkan bisa saja terjadi dalam segala hal pada pelaksanaannya. Dan kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan serta kelalaian, seperti pada saat kegiatan persiapan memuat yang kurang didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dari Anak Buah Kapal (ABK) yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan pada saat kapal akan melaksanakan pemuatan (Loading) .
Dari fakta-fakta yanga da serta dari uraian uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang kurang tentang tata cara melakukan
kegiatan persiapan memuat oleh Anak Buah Kapal (ABK) di kapal MT.
Dewayani.
2. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada proses gas freeing, pembersihan di dalam tangki dan juga pada kegiatan selama memuat, scupper plug se bagian masih ada yang kurang diperhatikan dalam keadaan menutup lubang di dek demi mencegah tumpahan minyak di laut. Hal seperti ini yang menyebabkan kegiatan memuat di atas kapal kurang berjalan baik sehingga mengganggu operasional memuat kapal MT. Dewayani.
B. SARAN-SARAN
Pada skripsi ini diberikan saran-saran untuk berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini tentang pengetahuan dan keterampilan kerja oleh Anak Buah Kapal ( ABK) pada pelaksanaan kegiatan sebelum memuat guna kelancaran operasional diatas kapal. Saran-saran yang penulis berikan adalah:
1. Bagi Crew Kapal
a. Perwira jaga hendaknya melaksanakan peraturan peraturan yang telah ditetapkan dalam Safety Management System dan peraturan perusahaan pencharter.
b. Hendaknya Perwira jaga menjalankan Chief Officer Order untuk memastikan pemuatan berjalan sesuai rencana.
c. Nakhoda selalu mengawasi Mualim jaga untuk memastikan kapal melaksanakan kegiatan memuat dengan aman.
2. Bagi Perusahaan Pelayaran
Perusahaan dapat memberikan pengarahan bagi Perwira sebelum melakukan persiapan kegiatan memuat agar dapat menjalankan tugas dan taggung jawabnya di atas kapal sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan.
3. Bagi Taruna
Taruna yang akan melaksanakan praktek laut wajib membaca Safety Management System yang berlaku di kapal dan juga memahami Prosedur memuat yang benar sesuai ISGOTT dengan aturan yang ditetapkan.