BAB 7
PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTASI PENUH DALAM
PENENTUAN HARGA JUAL
Tujuan Penentuan Harga Jual
Kelangsungan hidup perusahaan
Peningkatan arus keuntungan
Kepemimpinan kualitas produk
Meningkatkan penjualan
Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar
Menstabilkan harga
Faktor Utama Yang Mempengaruhi Harga Jual
Customer atau pelanggan
Competitor atau pesaing
Cost atau biaya
Hal-hal Yang Mempengaruhi Harga Jual
Biaya penuh untuk memproduksi produk/jasa (dapat diramalkan)
Biaya penuh disini informasi batas bawah penentuan harga jual
Artinya: Bila biaya penuh tidak boleh lebih besar dari harga jual, supaya tidak menghasilkan
“KERUGIAN”
Aspek di luar biaya :
Selera konsumen
Demand dan suplai
Jumlah pesaing yang memasuki pasar
Harga jual produk pesaing
SULIT DIRAMAL
Manfaat Biaya Penuh
1. Mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
2. Mengambil keputusan untuk memasuki pasar
Jika biaya penuh > harga jual di pasar produk gak bisa masuk pasar
Jika biaya penuh < harga jual di pasar produk bisa masuk pasar
• Memberi perlindungan dari kerugian
• Memberi informasi tindakan pesaing
Harga Jual Normal (manufaktur dan penjual jasa)
Harga Jual untuk Pesanan Khusus
Harga jual dengan Cost Type Contract
Harga jual yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur pemerintah
Metode Penentuan Harga Jual
Secara NORMAL :
Harga jual HARUS dapat menutupi biaya penuh + menghasilkan laba
Laba yang sepadan
dengan investasi yang ditanam untuk hasilkan produk/jasa FORMULA :
Harga Jual = Tafsiran Biaya penuh + Laba yang diharapkan
Pendekatan Full Costing Pedekatan Variabel
Costing
Mempertimbangkan : 1. Cost of Capital 2. Resiko Bisnis 3. Capital Employed
Harga Jual Normal
TABEL PERBEDAAN
Pendekatan UNSUR BIAYA UNSUR MARK UP
FULL
Costing(Absorption Approach)
Biaya produksi Ekspektasi Laba + Biaya non Produksi
VARIABLE
Costing(Contribution Approach)
Biaya produksi dan non Produksi yang bersifat variabel
Ekspektasi Laba + Biaya produksi + non produksi yang bersifat tetap
TOTAL Costing Biaya Produksi +
Biaya Non Produksi Ekspektasi Laba
Cost of Capital Biaya yang dikeluarkan untuk investasi.
Misal : Butuh dana untuk jalankan usaha dengan kredit bank, yang bunganya 24% p.a dan tax dari laba yang dihasilkan 25%
Maka Cost of Capital = (100% - 25%) x 0.24
= 18%
Semakin besar biaya modalnya, semakin besar pula laba yang diharapkan dapat diterima oleh perusahaan
Resiko Bisnis
Jika resiko bisnis besar, semakin besar persentase yang ditambahkan pada cost of capital dalam memperhitungkan laba yang diharapkan.
Capital Employed / Jumlah investasi
Semakin besar capital employed yang digunakan dalam memproduksi produk, semakin besar pula laba yang diharapkan dalam perhitungan harga jual
Besarnya capital employed yang digunakan dalam memproduksi barang Dilihat dari total aktiva dalam neraca awal tahun anggaran
Harga Jual untuk Pesanan Khusus
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima
oleh perusahaan di luar pesanan reguler perusahaan
Dalam mempertimbangkan penerimaan pesanan
khusus, informasi akuntansi diferensial merupakan
dasar yang dipakai sebagai landasan penentuan
harga jual
Harga Jual dengan Cost Type Contract
Cost type contract Kontrak pembuatan
produk atau jasa dimana pihak pembeli setuju
untuk membeli produk atau jasa pada harga yang
didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba
yang dihitung sebesar persentase tertentu dari
total biaya sesungguhnya tersebut
Rumusan Menghitung Harga Jual Perunit (Manufaktur)
Harga Jual / unit = BIAYA* + % Mark-up
Persentase Mark-up = Ekspektasi Laba + BIAYA**
ROI x AKTIVA
* Biaya Biaya yang berhubungan langsung dengan volume (perunit)
** Biaya Biaya yang tdk bhub langsung oleh volume produk (non produksi)
Contoh Soal :
Manajer Pemasaran PT. X sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk A untuk tahun anggaran yang akan datang.
Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Biaya Variabel :
Biaya produksi variable
Biaya adm & umum variable Biaya pemasaran variable Total biaya variable
Rp. 2.000.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000
+
Rp. 2.100.000.000 Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000 Biaya adm. & umum tetap
BIaya pemasaran tetap Rp. 150.000.000 Rp. 250.000.000
+ Total biaya tetap
Total biaya penuh
Rp. 1.400.000.000 + Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (ROI) 25%
PENDEKATAN FULL COSTING
Unsur biaya :
Biaya produksi variable Biaya produksi tetap
Rp. 2.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
+
Rp. 3.000.000.000
Rp. 100.000.000 Rp. 400.000.000 Unsur mark-up :
Biaya non produksi variable Biaya non produksi tetap
Ekspektasi laba 25% X Rp. 4.000.000.000 TOTAL Unsur Mark-up
Rp. 1.000.000.000 +
Rp. 1.500.000.000 Persentase Mark-up =
Rp. 1.500.000.000
--- x 100%
= 50%
Rp. 3.000.000.000
Perhitungan Harga Jualnya : Biaya produksi
Mark-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Total harga jual
Volume produksi
Harga jual produk / kg
Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
_________________+
Rp. 4.500.000.000 1.000.000 kg ________________ : Rp. 4.500
Harga Jual untuk Penjual Waktu dan Bahan
Digunakan perusahan bengkel mobil, dok kapal dan perusahaan-perusahaan penjual jasa reparasi, bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa.
Dalam perusahaan jasa :
Volumenya dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen bukan harga jual/unit tetapi harga jual per satuan waktu yang dinikmati konsumen.
Harga Jual = Biaya penuh + Ekspektasi Laba
Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa perbaikan mobil Maka :
Biaya yang berhubungan dengan produk biaya tenaga mekanik dan ahli listrik
Biaya yang tdk berhubungan dgn produk biaya tenaga kerja tidak langsung, listrik, depresiasi
,
asuransi dllContoh Soal :
PT. GLORIA berusaha di usaha bengkel mobil. Manajer pemasaran PT GLORIA sedang mempertimbangkan penetuan harga jual jasa reparasi untuk tahun angaran yang akan datang. Perusahaan memiliki dua departemen: BENGKEL dan TOKO SUKU CADANG.
Perusahaan mempekerjakan 6 orang tenaga mekanik dan 4 orang ahli listrik dalam departemen BENGKEL
Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 300 hari @ 7 jam kerja/hari
Aktiva yang digunakan di departemen:
- BENGKEL 60 juta
- TOKO SUKU CADANG 28 juta
Tarif kembalian investasi (ROI) yang diharapkan dalam tahun anggaran adalah sebesar 25%
Tafsiran jam kerja tenaga kerja langsung untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Upah tenaga kerja langsung :
21.000 jam @ Rp. 1.500 perjam Rp. 31.500.000
Biaya kesejahteraan tenga kerja langsung : Tunjangan kesehatan
Tunjangan kesejahteraaan
10 org x 12 bln x Rp. 50.000 10 org x 12 bln x Rp. 25.000
Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000 Jumlah biaya tenaga kerja langsung
Jam tenaga kerja langsung 10 org x 300 hari x 7 jam/hr Biaya tenaga kerja langsung perjam
+ Rp. 40.500.000 21.000 jam :
Rp. 1.929
Biaya tidak langsung bengkel dianggarakan sbb :
Gaji pengawas & TK tidak langsung lain Rp. 11.600.000 Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 2.200.000
Biaya asuransi Rp. 650.000
Biaya listrik Rp. 800.000
Biaya air Rp. 400.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 350.000
Biaya umum Rp. 500.000
Jumlah biaya tidak langsung
+ Rp. 16.500.000
Perhitungan Mark-up Dept. BENGKEL :
Biaya tidak langsung dept. BENGKEL Ekspektasi laba 25% x Rp. 60 juta
Rp. 16.500.000 Rp. 15.000.000 Jumlah
Biaya tenaga kerja langsung Persentase mark-up dari BTKL
+ Rp. 31.500.000 Rp. 40.500.000
: 78%
Perhitungan Mark-up Dept. TOKO SUKU CADANG
Rp. 9.000.000 Biaya tidak langsung toko suku
cadang :
Gaji tenaga kerja toko Biaya listrik
Biaya kantor
Rp. 700.000 Rp. 300.000
+ Rp. 10.000.000 Jumlah BTK tidak langsung dept. TOKO
Ekspektasi Laba 25% x 28 juta Rp. 7.000.000 Jumlah
+ Rp. 17.000.000 Mis. Taksiran harga beli bahan & suku cadang Rp. 23.800.000
:
Persentase mark-up dari harga bahan & suku cadang 40%
TENTUIN HARGA JUAL Dept. BENGKEL
Dimisal : Untuk sevice mesin terdiri dari pekerjaan ganti oli dan tune-up mesin yang memerlukan 2 orang tenaga mekanik dan 1 orang tenaga ahli listrik, yang masing-masing bekerja sbb :
Mekanik Ahli listrik
1 jam orang 1,5 jam orang Sehingga perhitungan harga jual dept.
BENGKEL : Biaya tenaga kerja langsung 3,5 jam x @1.929 Mark-up : 78% x Rp. 6.752
Harga jual jasa service mesin
Rp. 6.752 Rp. 5.267
+ Rp. 12.019
TENTUIN HARGA JUAL Dept. TOKO BAHAN dan SUKU CADANG
Dimisal : Seorang pelanggan memerlukan jasa service mesin dan memelukan 1 kaleng oli mesin yang harga fakturnya Rp. 10.000 dan saringan oki (oli filter) yang harga fakturnya Rp. 8.000
Sehingga perhitungan harga jual dept. TOKO BAHAN :
Harga jual jasa service mesin Rp. 12.019
Harga bahan dan suku cadang Rp. 18.000
Mark-up dari harga bahan & suku cadang
Rp. 18.000 x 40% Rp. 7.200 Harga jual bahan dan suku cadang
+
Rp. 25.200 +
Jumlah hasil penjualan jasa service + bahan Rp. 37.219
Harga Jual Produk Perusahaan yang Diatur Peraturan Pemerintah
Perusahaan yang mengatur hajat hidup orang banyak, sehingga dalam penetapan harga jual produk dibutuhkan pedoman:
1. Unsur-unsur biaya produksi dan non produksi 2. Cara pengukurannya
Dengan adanya pedoman tsb, diharapkan didapatkan harga yang wajar.
Tiap kenaikan harga diatur peraturan pemerintah yang harus dapat dipertanggungjawabkan (dilihat dari biaya penuh yang digunakan sebagai dasar dan kewajaran labanya)
Contoh: PLN, PAM, dll
Harga Jual =
Tafsiran Biaya penuh masa yad + Ekspektasi Laba
Pendekatan Full Costing diterima oleh PSAK
Contoh :
Misalnya untuk menghasilakan listrik diperlukan investasi sebesar Rp.
3.200.000.000 untuk pembelian mesin dan ekupment serta modal kerja.
Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi 100.000.000 kwh per tahun adalah sbb :
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja
langsung BOP (variable + tetap)
Rp. 4.000.000.000 Rp. 3.000.000.000 Rp. 8.000.000.000
+ Rp. 15.000.000.000 Rp. 1.500.000.000 Jumlah taksiran biaya produksi
Taksiran biaya non produksi setahun terdiri dari : Biaya pemasaran
Biaya administrasi & umum Rp. 700.000.000
Jumlah taksiran biaya non produksi
+ Rp. 2.200.000.000 Diputuskan laba wajar untuk perusahaan listrik: 25% dari investasi
Menghitung HARGA JUAL LISTRIK per kwh : Diket :
Taksiran biaya penuh : Biaya produksi
Rp. 15.000.000.000
Biaya non produksi Rp. 2.200.000.000
Taksiran aktiva penuh yang digunakan Rp. 3.200.000.000 Hitung Mark-up
Biaya non produksi Rp. 2.200.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp. 3.200.000.000 Rp. 800.000.000 Jumlah biaya tidak langsung (non prod)
Jumlah biaya langsung (produksi)
Presentase mark-up dari biaya produksi
________________+
Rp. 3.000.000.000 Rp. 15.000.000.000 ________________:
20%
Perhitungan harga jual per kwh:
Tafsiran biaya produksi Rp. 15.000.000.000 Mark-up 20% x Rp. 15.000.000.0000 Rp.
3.000.000.000 Total harga jual
Volume produk (dalam kwh)
+ Rp. 18.000.000.000 Rp.
100.000.000 Harga jual listrik per kwh
: Rp.
180
BAB 8
PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTANSI PENUH DALAM
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Materi Pembahasan
Latar Belakang Timbulnya
Masalah Transfer
Konsep Harga Transfer
Karakteristik Harga Transfer
Metode Penentuan Harga Transfer
Pengelolaan Harga Transfer
Masalah dalam Penentuan Harga Transfer
Dan solusi dalam masalahnya
Pengertian Harga Transfer
Tujuan Penerapan Harga Transfer
Adapun tujuan penetapan harga transfer itu sendiri adalah untuk:
■Evaluasi divisi secara akurat, dalam artian tidak satupun manajer divisi dapat memperoleh keuntungan dengann mengorbankan divisi lain.
■Keselarasan tujuan, dalam artian bahwa para manajer mengambil keputusan yang memaksimalkan laba perusahaan dengan
memaksimalkan laba divisinya.
■Tetap terjaga otonomi divisi, dalam artian tidak ada campur tangan manajemen pusat terhadap kebebasan manajemen divisi dalam
mengambil keuntungan.
Latar Belakang Timbulnya Masalah
Harga Transfer
Latar belakang timbulnya masalah harga transfer
dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi
dalam organisasi yang telah melakukan Diversifikasi
bisnis dan Desentralisasi.
Diferensiasi
Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan menjadi tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
Diversifikasi
Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi untuk menghadapi berbagai lingkungan
industri.
Integrasi
Integrasi merupakan usaha untuk mengkoordinasikan divisi-divisi yang terbentuk dari adanya diferensiasi dan diversifikasi agar divisi-divisi yang telah terbentuk tidak tercerai-berai.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan.
Konsep Harga Transfer
Harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama.
Penentuan harga transfer dalam perusahaan yang telah mendesentralisasikan organisasinya ke dalam pusat- pusat laba menimbulkan berbagai masalah , terutama masalah yang
menyangkut penentuan harga transfer yang adil bagi semua pihak yang terkait, masalah motivasi, pengukuran kinerja,
dan masalah pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
KrakteristiK Harga Transfer
Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut :
■Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait hanya diukur kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk biaya penuh barang yang diporduksi di divisi pembeli.
■Harga transfer mengandung unsur laba di dalamnya
■Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Metode Penentuan Harga Transfer
Penentuan harga transfer atas dasar biaya (Cost-Based Transfer Pricing).
■ maka unsur- unsur yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
– Unit level activity cost. Biaya ini dibebeankan oleh divisi penjual berdasarkan biaya standar dikalikan jumlah produk yang ditransfer.
– Batch-related activity cost. Biaya ini dibebankan kepada divisi pembeli berdasarkan jumlah batch-related activity cost standar yang dikeluarkan ole divisi penjual
– Product-sustaining activity cost. Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiiran jumlah unit produk yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut.
– Facility-sustaining activity cost. Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran unit produk yang dihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual.
Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar.
Harga pasar merupakan harga kesempatan bagi divisi penjual maupun pembeli. Bagi divisi penjual,
harga pasar merupakan penghasillan yang akan dikorbankan didalam transfer produk kepada divisi pembeli,
sedangkan bagi divisi pembeli harga pasar tersebut merupakan biaya yang
seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak luar.
Masalah dan solusi dalam Penentuan Harga Transfer
Masalahnya
■ usaha optimasi laba jangka pendek yang dilakukan oleh divisi pembeli tidak selalu berakibat optimasi laba perusahaan secara keseluruhan. Masalah tersebut selalu timbul jika produk atau jasa ditransfer dari divisi
penjual ke divisi pembeli dengan menggunakan harga transfer persatuan. Masalah ini menjadi lebih besar dalam perusahaan yang divisinya memasarkan produk yang diproduksi oleh divisi lain dalam perusahaan yang sama. Jika suatu divisi menjual seluruh produknya ke divisi lain dalam perusahaan yang sama, divisi tersebut merupakan captive suplier.
Solusinya
■ 1.Memperlakukan divisi
penjual sebagai pusat biaya.
■ 2.Memilih satu dari tiga
alternatif harga transfer: baben tetap bulanan, pembagian laba, dan dua macam harga.
Pengelolaan Harga Transfer
Dalam melakukan perundingan, divisi yang terlibat perlu menetapkan dasar
yang akan dipakai sebagai landasan perundingan. Jika digunakan biaya penuh
sebagai dasar, divisi yang terlibat perlu merundungkan tipe biaya yang akan dipakai sebagai dasar (biaya standar atau
biaya sesungguhnya), unsur biaya yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan
harga transfer, unsur aktiva yang
diperhitungkan dalam capital employed, dan besarnya tarif kembalian yang diperhitngkan dalam menghitung laba.
Biasanya kantor pusat menetapkan kebijakan yang bersangkutan dengan
sumber pengadaan. Misalnya divisi dilarang mengadakan kebutuhan bahan
dari perusahaan luar yang merupakan pesaing divisi lain dalam perusahaan.
Pertama
Negosiasi atau Perundingan antar divisi
Pengelolaan Harga Transfer
■ Lembaga arbitrase perlu dibentuk untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dipersengketakan oleh divisi penjual dan divisi pembeli. Dalam lembaga arbitrase ini, managemen kantor pusat bertanggung jawab dalam membantu penyelesaian masalah-
masalah yang disengketakan oleh para
manajer divisi yang terkait dalam penentuan harga transfer.
Lembaga arbitrase ini bertanggung jawab untuk:
■ Menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam penentuan harga transfer.
■ Menelaah perubahan sumber pengadaan.
■ Mengubah aturan harga transfer jika diperlukan.
Dua