Untuk menentukan kapasitas peralatan serta kebutuhan energi suatu pabrik, diperlukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi pada peralatan.
Kedua neraca ini sangat diperlukan dalam penentuan spesifikasi setiap peralatan proses. Jumlah panas yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah massa yang diproses.
Demikian juga ukuran peralatan ditentukan oleh jumlah massa yang harus ditangani.
5.1 Neraca Massa
Neraca massa merupakan suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan yang masuk, terakumulasi dan keluar dalam waktu tertentu. Neraca massa merupakan penerapan hukum kekekalan massa terhadap suatu proses. Jumlahnya tetap, tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan (Massa). Pada umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui suatu sistem.
Neraca massa juga dibangun dengan memperhitungkan total massa komponen- komponen senyawa kimia yang melalui sistem atau total massa suatu elemen.
Dalam industri kimia dikenal dua macam proses, yaitu proses bacth dan proses kontinyu. Proses batch adalah suatu proses pemasukan bahan baku (input) dan pengambilan produk (output) yang dilakukan pada waktu tertentu. Sedangkan proses kontinyu input dan output dilakukan secara bersamaan (terus menerus).
5.1.1 Persamaan Neraca Massa
Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa, banyaknya bahan yang masuk, keluar dan menumpuk dalam sistem (akumulasi massa) yang batasnya telah kita tetapkan, berlaku hubungan berikut :
[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa] (5.1) Bila dalam sistem yang dilalui terjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa ditambahkan variabel produksi sehingga persamaan neraca massa menjadi:
[massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa] (5.2)
V-1
didasarkan pada jangka waktu tertentu, misalnya dalam satu jam operasi. Neraca massa dibuat untuk masing masing komponen dalam hal masukan atau keluaran berupa campuran yang berkomponen banyak.
Proses dalam keadaan tunak (steady) adalah proses dimana semua laju aliran dan komposisi yang masuk dan yang keluar tetap (tidak tergantung pada waktu. Pada keadaan seperti ini jumlah massa yang terakumulasi juga tetap (laju akumulasi = 0) dan tidak diperhitungkan (Himmelblau, 1962).
5.1.2 Langkah-Langkah Pembuatan Neraca Massa
Menurut Himmelblau (1962), langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan necara massa adalah sebagai berikut.
a. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan.
b. Menuliskan besaran, data yang diketahui dan data yang diperlukan pada diagram tersebut.
c. Memeriksa apakah ada komposisi atau massa pada setiap aliran yang langsung dapat diketahui atau dihitung.
d. Pilih sebuah basis
e. Menetapkan dasar perhitungan, bahan atau komponen harus didasarkan pada dasar yang sama.
f. Jumlah besaran yang tidak diketahui yang harus dihitung tidak boleh melebihijumlah persamaan neraca bahkan independen yang ada.
g. Menentukan derajat kebebasan dari masing-masing proses dan proses secara keseluruhan
h. Jika jumlah persamaan neraca massa bahan yang diketahui melebihi, perlu dipilih persamaan-persamaan yang digunakan untuk menyelesaikanpersoalan.
i. Membuat persamaan sesuai dengan jumlah yang tidak diketahui.
j. Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan yang belum diketahui.
5.1.3 Langkah Pembuatan Neraca Massa untuk Prarancangan Pabrik Gliserol Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan necara massa untuk Prarancangan Pabrik Gliserol adalah sebagai berikut.
a. Menggambarkan sistem yang dipilih lengkap dengan aliran masuk dan keluar b. Menyatakan variabel aliran yang terdiri dari laju alir dan komposisi masing-
masing aliran
c. Menyusun persamaan neraca massa d. Menentukan basis perhitungan
5.2 Neraca Energi
Neraca energi adalah persamaan matematis yang menyatakan hubungan antara energi masuk dan energi keluar suatu sistem yang berdasarkan pada satuan waktu operasi. Penentuan neraca energi dari suatu proses atau sistem proses, perlu didasarkan pada satuan waktu operasi. Ada dua macam proses dalam perhitungan neraca energi :
1. Proses alir yaitu bahan masuk dan keluar sistem secara kontinyu 2. Proses batch yaitu bahan masuk dan keluar pada waktu tertentu
Menurut Reklaitis (1983), hukum Thermodinamika I yang mencakup prinsip kekekalan energi dinyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah menjadi bentuk lain. Neraca panas merupakan persamaan matematis yang menyatakan hubungan antara panas masuk dengan panas keluar dari suatu sistem. Konsepnya sama dengan neraca massa, yaitu diperlihatkan pada Persamaan 5.3.
E = Ei - Eo (5.3)
Dimana:
E = Akumulasi panas Ei = Panas masuk Eo = Panas keluar
Persamaan energi pada proses-proses industri biasanya dapat di- sederhanakan untuk proses-proses tanpa akumulasi (steady state), sehingga Persamaan 5.3 menjadi lebih sederhana, yaitu:
Istilah-istilah yang sering dijumpai dalam perhitungan neraca energi adalah:
1. Enthalpy, merupakan jumlah energi dalam dan perkalian antara tekanan dengan volume, perubahan enthalpy merupakan panas yang diserap atau panas yang dilepaskan dari sistem.
2. Kapasitas Panas (Cp), kapasitas panas merupakan energi yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk menaikkan suhunya 1oC,oF,oK, energi ini dapat diberikan dengan cara pemindahan panas dalam proses tertentu.
3. Panas Reaksi dan Panas Standar, panas reaksi dan panas standar merupakan perubahan enthalpy sebelum dan setelah reaksi terjadi. Panas reaksi standar terjadi pada tekanan 1 atm dan temperatur 25oC.
4. Panas Pembentukan Standar, suatu zat pada berbagai suhu dikatakan dalam keadaan standar, bila aktivitasnya sama dengan satu. Perubahan standar yang menyertai dalam pembentukan 1 mol suatu zat dari unsur-unsur disebut panas pembentukan zat. Panas pembentukan standar adalah panas pembentukan bila semua zat yang terlibat dalam reaksi masing-masing aktivitasnya 1.
5. Panas Sensible, panas sensible adalah panas yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan atau menurunkan suhunya pada fasa zat tetap.
6. Panas Laten, panas laten adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk mengubah fasanya.Untuk mempermudah penentuan neraca energi perlu ditetapkan dasar-dasar perhitungan antara lain :
Temperatur referensi : 250C Basis perhitungan : 1 jam
Satuan operasi energi : kilokalori/jam (kkal/jam)
Menurut Reklaitis (1983), Jumlah panas masuk dan jumlah panas keluar suatu peralatan proses dapat dihitung persamaan berikut:
Q = m.Cp.Δt (5.5)
Dimana:
Q = Jumlah panas yang dihasilkan, kkal/kg, oC m = Massa, kkal/jam
Cp = Panas spesifikasi, kkal/kg, oC Δt = Perubahan temperatur bahan, oC
5.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa
Perhitungan neraca massa pada prarancangan pabrik gliserol seperti dibawah ini:
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kg/jam
Waktu operasi : 330 hari/tahun
Jam operasi : 24 jam/hari
Kapasitas produksi : 10.000 ton/tahun
5.3.1 Reaktor Continuous Fat Splitting (R-201)
Fungsi : Tempat pereaksian trigliserida dan air menghasilkan gliserol dan asam lemak (Gambar 5.1).
Gambar 5.1 Alur neraca massa pada reaktor continuous fat splitting (R-201) R-201
F6
Crude Palm Oil - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H92O6 - Asam Lemak - Air
Gliserol F11
Crude Palm Oil - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H92O6 - Asam Lemak - Air
Gliserol F5
Crude Palm Oil - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H92O6 - Asam Lemak - Air
F4 Air
Berdasarkan perhitungan laju alir massa, komposisi dan laju alir pada reaktor continuous fat splitting (R-201) dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Rangkuman neraca massa reaktor continuous fat splitting (R-201) Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F4 F5 F6 F13
-Trigliserida - 16.133,212 0,242 48,158
C39H74O6 - 16,133 0,0002 0,048
C45H86O6 - 161,332 0,002 0,482
C51H98O6 - 7.195,413 0,108 21,478
C57H110O6 - 806,661 0,012 2,408
C57H104O6 - 6.291,953 0,094 18,781
C57H98O6 - 1.613,321 0,024 4.816
C57H92O6 - 48,400 0,001 0,144
-Asam lemak - 674,324 15.956,478 80,185
-Air 23.047,446 50,574 21.961,478 110,359
-Gliserol - - 8,742 1.739,570
TOTAL 23.047,446 16.858,111 37.927,285 1.978,272
39.905,557 39.905,557
5.3.2 Tangki Flash Asam Lemak (FT-202)
Fungsi : Menurunkan tekanan dan temperatur asam lemak (Gambar 5.2).
Gambar 5.1 Alur neraca massa pada tangki flash asam lemak (FT-202) Flash Tank Asam
Lemak (FT-202)
F8
- Trigliserida C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol F7
- Trigliserida C⸰ 39H74O6
C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol
F10
- Trigliserida C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol
Berdasarkan perhitungan laju alir massa, komposisi dan laju alir tangki flash (FT-202) dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Rangkuman neraca massa tangki flash asam lemak (FT-202) Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F7 F8 F10
-Trigliserida 0,242 0,067 0,175
C39H74O6 0,0002 0,000 0,000
C45H86O6 0,002 0,001 0,002
C51H98O6 0,108 0,030 0,078
C57H110O6 0,012 0,003 0,009
C57H104O6 0,094 0,026 0,068
C57H98O6 0,024 0,007 0,017
C57H92O6 0,001 0,000 0,001
-Asam lemak 15.956,478 4.420,040 11.536,783
-Air 21.961,478 6.083,329 15.878,149
-Gliserol 8,742 2,421 6,420
TOTAL 37.927,285 10.505,858 27.421,427
37.927,285 5.3.3 Tangki Flash Sweetwater (FT-201)
Fungsi : Menurunkan tekanan dan temperatur sweetwater (Gambar 5.3).
Gambar 5.3 Alur neraca massa pada tangki flash sweetwater (FT-201) Flash Tank Sweet
Water (FT-201)
F15
- Trigliserida C⸰ 39H74O6
C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol
F17
- Trigliserida C⸰ 39H74O6
C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol F14
- Trigliserida C⸰ 39H74O6
C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol
Berdasarkan perhitungan laju alir massa, komposisi dan laju alir tangki flash sweetwater (FT-201) dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Rangkuman neraca massa tangki flash sweetwater (FT-201) Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F14 F15 F17
-Trigliserida 48,158 13,340 34,818
C39H74O6 0,048 0,013 0,035
C45H86O6 0,482 0,133 0,348
C51H98O6 21,478 5,949 15,529
C57H110O6 2,408 0,667 1,741
C57H104O6 18,781 5,202 13,579
C57H98O6 4.816 1,334 3,482
C57H92O6 0,144 0,040 0,104
-Asam lemak 80,185 22,211 57,974
-Air 110,359 30,569 79,790
-Gliserol 1.739,570 481,861 1.257709
TOTAL 1.978,272 547,981 1.430,290
1.978,272 5.3.4 Dekanter (DC-201)
Fungsi : Memisahkan gliserol dari crude palm oil (Gambar 5.4).
Gambar 5.4 Alur neraca massa pada dekanter (DC-201) Dekanter
(DC-201)
F20 - Trigliserida
⸰C51H98O6
⸰C57H104O6 - Asam Lemak - Air
- Gliseol F19
- Trigliserida C⸰ 39H74O6
C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol F18
- Trigliserida C⸰ 39H74O6
C⸰ 45H86O6
C⸰ 51H98O6
C⸰ 57H110O6
C⸰ 57H104O6
C⸰ 57H98O6
C⸰ 57H92O6
- Asam Lemak - Air
- Gliserol
Berdasarkan perhitungan laju alir massa, komposisi dan laju alir dekanter (DC-201) dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Rangkuman neraca massa dekanter (DC-201)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F18 F19 F20
-Trigliserida 34,818 34,815 0,003
C39H74O6 0,035 0,035 0,000
C45H86O6 0,348 0,348 0,000
C51H98O6 15,529 15,527 0,002
C57H110O6 1,741 1,741 0,000
C57H104O6 13,579 13,578 0,001
C57H98O6 3,482 3,481 0,000
C57H92O6 0,104 0,104 0,000
-Asam lemak 57,974 57,968 0,006
-Air 79,790 0,008 79,782
-Gliserol 1.257709 0,126 1.257,583
TOTAL 1.430,290 92,916 1.337,374
1.430,290 5.3.5 Evaporator (EV-201)
Fungsi : Meningkatkan konsentrasi gliserol (Gambar 5.5).
Gambar 5.5 Alur neraca massa pada evaporator (EV-201) Evaporator
(EV-201)
F24 - Air - Gliserol
F22
- Trigliserida C51H98O6
⸰
C57H104O6
⸰
- Asam Lemak - Air
- Gliseol F21
- Trigliserida C51H98O6
⸰
C57H104O6
⸰
- Asam Lemak - Air
- Gliseol
(EV-201) dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Rangkuman neraca massa evaporator (EV-201)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F21 F22 F24
Trigliserida 0,003 0,003 0,000
C51H98O6 0,002 0,002 0,000
C57H104O6 0,001 0.001 0,000
Asam Lemak 0,006 0,006 0,000
Air 79,782 73,471 6,311
Gliserol 1.257,583 1,258 1256,326
TOTAL 1.337,374 74,737 1262,637
1.337,374 5.3.6 Bleaching Tank (BT-301)
Fungsi : Untuk menjernihkan warna gliserol dengan menggunakan Poly- Aluminium Chloride (PAC) (Gambar 5.6).
Gambar 5.6 Alur neraca massa pada bleaching tank (BT-301)
Berdasarkan perhitungan laju alir massa, komposisi dan laju alir bleaching tank (BT-301) dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Rangkuman neraca massa bleaching tank (BT-301)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F25 F26 F27
Air 6,311 - 6,311
Bleaching Tank (BT- 301)
F26
Poly- Aluminium Chloride (PAC)
F25 - Air - Gliserol
F27 - Air - Gliserol
- Poly- Aluminium Chloride (PAC)
Gliserol 1.256,326 - 1.256,326
PAC - 18,940 18,940
TOTAL 1262,637 18,940 1281,576
1281,576 5.3.7 Filter Press (FP-301)
Fungsi: Untuk memisahkan PAC dari gliserol (Gambar 5.7).
Gambar 5.7 Alur neraca massa pada filter press (FP-301)
Berdasarkan perhitungan laju alir massa, komposisi dan laju alir filter press (FP-301) dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Rangkuman neraca massa filter press (FP-301)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F27 F28 F29
Air 6,311 0,000 6,311
Gliserol 1.256,326 0,011 1.256,315
PAC 18,940 18,940 0,000
TOTAL 1281,576 18,950 1262,626
1281,576 5.4 Hasil Perhitungan Neraca Energi
5.4.1 Tangki Penampung CPO (T-101)
Fungsi: Menjaga kualitas CPO (mengurangi asam lemak yang terbentuk) (Gambar 5.8).
Filter Press (FP-301)
F27 - Air - Gliserol
- Poly-Aluminium Chloride (PAC)
F28 - Air - Gliserol
- Poly-Aluminium Chloride (PAC)
F29 - Air - Gliserol
Gambar 5.8 Alur neraca energi pada tangki penampung CPO (T-101)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada tangki penampung CPO (T-101) dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Rangkuman neraca energi T-101
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q1 16.1187,625 Q2 967.125,748
Q30 2.098.781,314 Q31 1.292.843,191
Total 2.259.968,939 Total 2.259.968,939 5.4.2 Heater CPO (E-101)
Fungsi: Untuk meningkatkan suhu crude palm oil (Gambar 5.9).
Gambar 5.9 Alur neraca energi pada heater CPO (E-101) Tangki Penampung
CPO (T-101)
Q1 (T=30℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam Lemak
Q2 (T=55℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam Lemak Kondensat
Q31 (T= 250℃) Air Panas
Heater CPO (E-101)
Q2 (T=55℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam Lemak
Q5 (T=210℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam Lemak Q33 (T=250℃)
Air Panas Q32 (T=312℃) Kondensat
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada heater CPO (E-101) dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Rangkuman neraca energi E-101
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q2 967.125,748 Q5 6.078.083,325
Q29 13.309.684,636 Q30 8.198.727,060
Total 14.276.810,385 Total 14.276.810,385 5.4.3 Heater Air Proses (E-102)
Fungsi: Untuk meningkatkan suhu air (Gambar 5.10).
Gambar 5.10 Alur neraca energi pada heater air proses (E-102)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada heater air proses (E-102) dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Rangkuman neraca energi E-102
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q3 481.922,093 Q4 71.494.127,181
Q34 184.926.218,005 Q35 113.914.012,917
Total 185.408.140,098 Total 185.408.140,098 5.4.4 Reaktor Continuous Fat Splitting (R-201)
Fungsi: Untuk mereaksikan trigliserida dengan air sehingga menghasilkan gliserol dan asam lemak (Gambar 5.11).
Heater Air Proses (E-102)
Q3 (T=30℃)
Air Q4 (T=210℃)
Air Q34 (T=312℃)
Steam
Q35 (T=250℃) Kondensat
Gambar 5.11 Alur neraca energi pada reaktor continuous fat splitting (R-201)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada reaktor hidrolisis (R-201) dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Rangkuman neraca energi R-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q4 71.494.127,181 Q6 282.956.506,285
Q5 12.156.166,650 Q13 10.227.589,184
Q36 476.923.680,668 Q37 247.315.351,198
- - Qreaksi 20.074.527,832
Total 560.573.974,499 Total 560.573.974,499 5.4.5 Expander (EX-201)
Fungsi : Menurunkan tekanan gas keluaran reaktor (RH-201) dari 55 atm menjadi 1 atm (Gambar 5.12).
Reaktor Hidrolisis (R-201)
Steam
Q37 (T=312℃) Kondensat Q4 (T=210℃)
Air
Q5 (T=210℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam Lemak
Q13 (T=260℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Q6 (T=260℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Gambar 5.12 Alur neraca energi pada expander (EX-201)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada expander (EX-201) dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Rangkuman neraca energi EX-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q6 282.956.506,285 Q7 21.406.647,9
- - ΔH expander 261.544.632,419
Total 282.956.506,285 Total 282.956.506,285 5.4.6 Tangki Flash Asam Lemak (FT-202)
Fungsi : Untuk menurunkan tekanan dan temperatur asam lemak (Gambar 5.13)
Gambar 5.13 Alur neraca energi pada tangki flash asam lemak (FT-202) Expander
(EX-201)
Q6 (T=260℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air - Gliserol
Q7 (T=199,660℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air - Gliserol
Flash Tank Asam Lemak (FT-202)
Q7(T= 199,660℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
Q10 (T= 197,051℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air - Gliserol Q8 (T= 197,051℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air - Gliserol
flash asam lemak (FT-202) dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Rangkuman neraca energi FT-202
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q7 21.406.531,208 Q8 6.022.732,348
- - Q10 15.383.798,859
Total 21.406.531,208 Total 21.406.531,208 5.4.7 Kondensor Uap Flash Asam Lemak (C-202)
Fungsi : Untuk mengkondensasi uap dari tangki FT-202 (Gambar 5.14).
Gambar 5.14 Alur neraca energi pada kondensor uap flash asam lemak (C-202)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada kondensor uap flash asam lemak (C-202) dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Rangkuman neraca energi pada C-202
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q8 6.022.732,348 Q9 5.893.886,490
Q40 0 Q41 128.845,031
Total 6.022.732,348 Total 6.022.732,348 5.4.8 Cooler Asam Lemak I (E-202)
Fungsi : Untuk menurunkan temperatur asam lemak (Gambar 5.15).
Kondensor Uap Flash Asam Lemak
(C-202)
Q40(T=25℃) Air pendingin
Q41 (T=30℃) Air pendingin bekas Q8 (T= 197,051℃)
- Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
Q9 (T= 197,051℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
Gambar 5.15 Alur neraca energi pada cooler asam lemak I (E-202)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada cooler asam lemak I (E-202) dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15 Rangkuman neraca energi pada E-202
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q10 15.383.798,859 Q11 8.494.270,025
Q44 0 Q45 6.889.528,834
Total 15.383.798,859 Total 15.383.798,859 5.4.9 Cooler Asam Lemak II (E-203)
Fungsi : Untuk menurunkan temperatur asam lemak (Gambar 5.16).
Gambar 5.16 Alur neraca energi pada cooler asam lemak II (E-203) Cooler Asam Lemak I (E-
202)
Q44 (T=25℃) Air pendingin
Q45 (T=30℃) Air pendingin bekas Q10 (T= 197,051℃)
- Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
Q11 (T= 120℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
Cooler Asam Lemak II (E- 203)
Q46 (T=25℃) Air pendingin
Q47 (T=30℃) Air pendingin bekas Q11 (T= 120℃)
- Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
Q12 (T= 35℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Asam lemak - Air
- Gliserol
lemak II (E-203)dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16 Rangkuman neraca energi pada E-203
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q11 8.494.270,025 Q12 894.133,687
Q46 0 Q47 7.600.136,338
Total 8.494.270,025 Total 8.494.270,025 5.4.10 Orifice
Fungsi : Untuk menurunkan tekanan gas keluaran reaktor (RH-201) dari 55 atm menjadi 1,1 atm (Gambar 5.17).
Gambar 5.17 Alur neraca energi pada orifice
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada orifice dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.17 Rangkuman neraca energi pada orifice
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam) Q13 10.227.589,184
Q14 1.131.615,734
2.400,467 9.098.373,917
Total 10.229.989,652 Total 10.229.989,652 5.4.11 Tangki Flash Sweetwater (FT-201)
Fungsi : Untuk menurunkan tekanan dan temperatur sweetwater (Gambar 5.18).
Orifice
Q13 (T=260℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Q14 (T=260℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Gambar 5.18 Alur neraca energi pada tangki flash sweetwater (FT-201)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada tangki flash sweetwater (FT-201) dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18 Rangkuman neraca energi FT-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q14 1.131.615,734 Q15 314.309,495
- - Q17 817.306,239
Total 1.131.615,734 Total 1.131.615,734 5.4.12 Kondensor Uap Flash Sweetwater (C-201)
Fungsi : Untuk mengkondensasi uap dari tangki FT-201 (Gambar 5.19).
Gambar 5.19 Alur neraca energi pada kondensor uap flash sweetwater (C-201) Tangki Flash Sweetwater
(FT-201)
Q14 (T=260℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam lemak - Gliserol
Q17 (T= 259,752℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam lemak - Gliserol
Q15 (T= 259,752℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam lemak - Gliserol
Kondensor Uap Flash Sweetwater
(C-201)
Q38(T=25℃) Air pendingin
Q39 (T=30℃) Air pendingin bekas Q15 (T= 259,752℃)
- Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam lemak - Gliserol
Q16 (T= 259,752℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air - Asam lemak - Gliserol
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada kondenser uap flash sweetwater (C-201) dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19 Rangkuman neraca energi C-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q15 314.309,495 Q16 308.456,605
Q38 0 Q39 5.688,238
Total 314.309,495 Total 314.309,495
5.4.13 Cooler Sweetwater (E-201)
Fungsi : Untuk menurunkan temperatur sweetwater (Gambar 5.20).
Gambar 5.20 Alur neraca energi pada cooler sweetwater (E-201)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada cooler sweetwater (E-201) dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20 Rangkuman neraca energi E-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q17 817.306,239 Q18 120.036,161
Q42 0 Q43 697.283,293
Total 817.306,239 Total 817.306,239
Cooler Sweetwater (E-201)
Q42(T=25℃) Air pendingin
Q43 (T=30℃) Air pendingin bekas Q16 (T= 259,752℃)
- Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Q18 (T= 60℃) - Trigliserida ⸰C39H74O6 ⸰C45H86O6 ⸰C51H98O6 ⸰C57H110O6 ⸰C57H104O6 ⸰C57H98O6 ⸰C57H98O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
5.4.14 Evaporator (EV-201)
Fungsi : Untuk meningkatkan konsentrasi produk (gliserol) (Gambar 5.21).
Gambar 5.21 Alur neraca energi pada evaporator (EV-201)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada evaporator (EV-201) dapat dilihat pada Tabel 5.21.
Tabel 5.21 Rangkuman neraca energi EV-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q21 113.663,303 Q22 48.121,975
- - Q24 442.950,369
Q48 4.041.706,523 Q49 3.664.297,481
Total 4.155.369,825 Total 4.155.369,825 5.4.15 Kondensor Uap Evaporator (C-203)
Fungsi : Untuk mengkondensasi uap dari evaporator (Gambar 5.22).
Evaporator (EV-201)
Q21 (T=60℃) - Trigliserida ⸰C51H98O6 ⸰C57H104O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Q24 (T=175,8℃) - Air
- Gliserol Q22 (T=175,8℃) - Trigliserida ⸰C51H98O6 ⸰C57H104O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol Q48(T=312℃)
Kondensat
Q49 (T=250℃) Air panas
Gambar 5.22 Alur neraca energi pada kondensor uap evaporator (C-203)
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada kondensor uap evaporator (C-201) dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22 Rangkuman neraca energi C-201
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q19 48.121,975 Q20 46.776,088
Q50 0 Q51 1.345,689
Total 48.121,975 Total 48.121,975
5.4.16 Cooler Gliserol (E-301)
Fungsi : Untuk menurunkan temperatur produk (gliserol) (Gambar 5.23).
Gambar 5.23 Alur neraca energi pada cooler gliserol (E-301) Kondensor Uap
Evaporator (C-203) Q50(T=25℃) Air pendingin
Q51 (T=30℃) Air pendingin bekas Q22 (T=175,8℃)
- Trigliserida ⸰C51H98O6 ⸰C57H104O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Q23 (T=175,8℃) - Trigliserida ⸰C51H98O6 ⸰C57H104O6 - Air
- Asam lemak - Gliserol
Cooler Gliserol (E-301)
Q52 (T=25℃) Air pendingin
Q53 (T=30℃) Air pendingin bekas Q24 (T=175,8℃)
- Air - Gliserol
Q25 (T=35℃) - Air
- Gliserol
Berdasarkan perhitungan neraca energi, nilai laju alir panas pada cooler gliserol (E-301) dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23 Rangkuman neraca energi E-301
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Q21 442.950,368 Q22 29.373,367
Q52 0 Q53 413.577,002
Total 442.950,368 Total 442.950,368