• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

103

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada BAB IV, maka didalam BAB VI ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan informan yang dijadikan sebagai subjek penelitian dengan judul “Strategi Humas Pemkot Dalam Mensosialisasikan Bandung Planning Gallery”.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari data yang diperoleh dan dikumpulkan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perencanaan pesan yang dilakukan humas pemkot Bandung pada tahapan awal dalam proses sosialisasi Bandung Planning Gallery sebagai wisata edukasi kepada masyarakat, humas pemkot melakukan strategi humasnya dengan menentukan bentuk pesan yaitu visual dan audiovisual. Lalu tahapan selanjutnya menentukan jenis pesan yaitu informatif, dan yang terakhir menentukan segmentasi pesan yautu bersifat heterogen. Tahapan–

tahapan tersebut dilakukan dilakukan melalui press release dan konsep sambutan yang didalamnya terdapat pesan mengenai Bandung Planning Gallery, dan dalam pemilihan kata–kata yang terdapat didalam sebuah pesan tersebut bersifat formal dan semi formal. Mengingat agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima masyarakat dan tersusun secara baik. Tidak hanya itu, pemilihan kata–katanya pun terkadang menggunakan bahasa daerah yaitu bahas sunda agar lebih menarik

(2)

104

perhatian dari masyarakat untuk dapat berkunjung ke Bandung Planning Gallery.

2. Humas pemkot Bandung memilih media yang digunakan dalam mensosialisasikan Bandung Planning Gallery dengan media mainstream yaitu media televisi dan media cetak, namun terutama media sosial yaitu instagram yang saat ini lebih unggul dari media mainstream. Dalam media yang digunakan tersebut terdapat kelebihan, kekurangan serta manfaat dari media yang digunakan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menunjang kinerja humas pemkot dalam melakukan proses sosialisasi. Mengingat perkembangan zaman yang sudah maju maka humas pemkot melakukan memilih media yang digunakan dalam proses sosialisasi Bandung Planning gallery, tentunya dalam media tersebut dibuat semenarik mungkin dalam penyajiannya baik visual maupun audio visual.

3. Kegiatan komunikasi merupakan hal yang penting, maka yang dilakukan humas pemerintah kota Bandung dalam kegiatan komunikasi kali ini mengenai sosisalisasi Bandung Planning Gallery dengan cara mengadakan kegiatan–kegiatan program Bandung Menjawab dan CAPETANG (Conversation With People in English) agar dalam proses sosialisasinya tidak hanya mengandalkan dari media mainstream dan media sosial.

4. Dalam proses mensosialisasikan Bandung Planning Gallery kepada masyarakat mengalami sebuah hambatan, dimana terdapat hambatan prasangka (prejudice). Dalam hambatan ini terjadi didalam pihak internal maupun ekternal. Yang terjadi didalam pihak internal yaitu kurang koordinasi disetiap anggota humasnya dalam proses sosialisasi. Sedangkan

(3)

105

didalam pihak ekternalnya yaitu komentar negatif dari masyarakat, dimana masih terdapat sebagian orang yang memberikan komentar–komentar negatif mengenai Bandung Planning Gallery. Dibalik hambatan itu semua, humas pemkot Bandung mempunyai solusi bahwa dari pihak humas sendiri mengorganisir kembali pada setiap anggotanya ketika melakukan sebuah kegiatan sosialisasi. Serta terus melakukan upaya sosialisasi dan mengajak masyarakat agar mau bekunjung ke Bandung Planning Gallery.

5. Sosialisasi Bandung Planning Gallery yang dilakukan oleh pihak humas pemkot Bandung saat ini tidaklah mudah begitu saja, terlihat dari adanya respon atau feedback negatif dari masyarakat. Seperti halnya komentar–

komentar yang diutarakan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap adanya anjungan perencanaan kota yaitu Bandung Plannning Gallery.

6.2. Saran

Setelah peneliti menjabarkan kesimpulan diatas, maka selanjutnya peneliti mengemukakan saran sebagai bahan perbaikan dari hasil penelitian:

1. Dalam proses perencanaan pesan yang terdapat didalam strategi humas pemkot Bandung, pihak humas seharusnya lebih mendetail lagi isi pesannya agar pesan yang disampaikan oleh pihak humas dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Serta pesan yang ingin disampaikan dapat dibuat lebih variatif lagi agar masyarakat yang melihat tidak merasa bosan atau terkesan monoton.

2. Dalam proses mensosialisasikan sebuah program atau Bandung Planning Gallery dengan menggunakan media mainstream atau media sosial, akan

(4)

106

lebih bagus lagi jika proses sosialisasi tersebut dilakukan secara berkala agar masyarakat jadi lebih mengingat Bandung Planning Gallery dan tertarik ingin berkunjung.

3. Dalam kegiatan komunikasi humas pemerintah kota Bandung akan lebih bagus lagi jika tidak hanya mengandalkan kegiatan–kegiatan yang sudah ada, tetapi mengadakan juga kegiatan–kegiatan yang mendatangi warga secara khusus dilakukan langsung oleh pihak humas pemkot Bandung.

Agar proses mensosialisasikan Bandung Planning Gallery dapat lebih maksimal lagi.

4. Bagi humas pemerintah kota Bandung dalam mensosialisasikan Bandung Planning Gallery sebaiknya lebih inovatif lagi agar masyarakat lebih tertarik untuk berkunjung ke Bandung Planning Gallery. Sehingga meminimalisir hambatan yang terjadi dilapangan selama ini. Dan dalam organisasi humas pemerintah kota Bandung dapat lebih mengkordinasi lagi pada setiap anggotanya ketika melakukan sebuah proses sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak terjadinya hambatan dalam mensosialisasikan Bandung Planning Gallery.

5. Bagi humas pemkot Bandung seharusnya dapat lebih menanggapi respon dari masyarakat mengenai sosialisasi Bandung Planning Gallery, hal ini agar masyarakat yang antusias dan mencoba untuk mencari tahu informasi mengenai Bandung Planning Gallery dapat lebih mengetahui secara jelas dan mau segera berkunjung serta mengajak sanak saudaranya ke anjungan perencanaan kota yaitu Bandung Planning Gallery.

Referensi

Dokumen terkait

[11] Alimirzaloo V., Sadeghi M.H., Biglari F.R., “Optimization of the Forging of Aerofoil Blade Using the Finite Element Method and Fuzzy-Pareto Based Genetic Algorithm”, Journal

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2.Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3.Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang