138
BAB VI PENUTUP
Pada bab akhir penelitian ini, peneliti merangkum beberapa poin yang telah didapatkan. Poin-poin tersebut merupakan rangkuman dari hasil dan analisis penelitian tentang pola komunikasi tradisi “tu ngawu” dalam adat perkawinan budaya Nage di Desa Romarea, Nusa Tenggara Timur.
Penelitu juga memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.
6.1 Simpulan
Berdasarkan data-data yang peneliti kumpulkan terdapat beberapa kesimpulan antara lain:
1. Proses penentuan “belis” dalam adat perkawinan budaya Nage di Desa Romarea memuat komponen-komponen yang ada didalamnya yakni siapa yang terlibat, apa isi pesan, melalui media apa, serta timbal balik atau tanggapannya .
2. Pola komunikasi dalam tradisi “tu ngawu” dalam adat perkawinan budaya Nage di Desa Romarea adalah pola komunikasi multi arah, hal ini dapat dilihat pada forum “pheo kophe daghe dera” dan pada forum “phabho” dimana terdapat saling bertukar fungsi sebagai komunikator dan komunikan.
139
3. Tradisi “tu ngawu” memberikan dampak postif terhadap kehidupan masyarakat budaya Nage di desa Romarea tradisi “tu ngawu”
4. Upaya pelestarian tradisi “tu ngawu” yaitu dengan membentuk Lembaga Pemberdayaan Adat ( LPA) Desa Romarea.
5. Adat, agama, dan pemerintah merupakan satu kesatuan yang saling bekerja sama untuk membangun kehidupan berumah tangga yang rukun dan harmonis.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Melihat dari kondisi ekonomi yang terdapat di desa Romarea maka ada baiknya dalam tahapan pelaksanaan pemberian belis tidak harus mematok jenis barang apa yang harus dibawa, tetapi berdasarkan keikhlasan dari pihak laki-laki.
2. Perlu adanya dokumentasi berupa buku yang mengulik tentang tradisi
“tu ngawu” karena tradisi ini syarat akan bahasa adat, sehingga generasi mendatang tidak hanya menjalankan tradisinya namun memahami makna yang sebenarnya dari proses penentuan “belis”.
3. Lembaga Pemberdayaan Adat (LPA) Desa Romarea sebaiknya segera ditindaklanjuti perumusan pelaksanaannya sehingga dapat menjadi wadah yang lebih optimal dalam menampung seluruh kegiatan yang berkaitan dengan tradisi.