• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB VI PENUTUP"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

117

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan Keagamaan Masyarakat Dusun Bobang Desa Bobang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

Adapun bentuk keagamaan masyarakat di dusun Bobang adalah seluruhnya beragama Islam, akan tetapi dalam perkembangannya terdapat beberapa perbedaan Organisasi Islam yang dianut, yakni Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, dan Wahidiyah. Akan tetapi dalam pelaksanaan keagamaannya mereka tetap mengedepankan nilai keagamaan yakni toleransi, saling menghormati, dan saling menghormati dalam aspek beribadah maupun bermuamalah. Selain itu berdasarkan teori yang ada aspek agama dalam kehidupan bermasyarat di dusun Bobang dapat berfungsi sebagai edukasi, penyelamat, alat perdamaian, kontrol sosial, persaudaraan, transformatif, dan sublimatif. Selain itu, bentuk pandangan keagamaan masyarakat dusun Bobang cenderung bersifat inklusif yang mana membangun Islam dengan ramah dan mengedepankan toleransi umat guna menekan adanya konflik sosial. Pada perkembangan Pendidikan Islam di dusun Bobang sendiri cenderung lebih unggul pendidikan nonformal dan informal daripada pendidikan formalnya.

2. Perkembangan Pendidikan Islam Ditengah Tradisi Masyarakat Dusun Bobang Desa Bobang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

Perkembangan Pendidikan Islam yang ada di dusun Bobang dapat berjalan beriringan dengan tradisi yang sudah ada di dusun Bobang itu sendiri. Adapun

117

(2)

118

bentuk perkembangan pendidikan Islam di dusun Bobang dimulai dengan pembangunan masjid pertama yang dikenal dengan Masjid Ar-Rosyidin, kemudian berkembangannya lembaga pendidikan yang semula tidak ada dan sekitar pada tahun 1990-an dibangunlah lembaga pendidikan yakni TPQ Al-Katsir yang kini bertempat di masjid Al-Katsir dusun Bobang. Selain itu adapun bentuk tradisi masyarakat dusun Bobang yang dalam perkembangan zaman tetap dilestarikan oleh masyarakat dusun Bobang, yakni peringatan Nuzulul Qur‟an yang bertempat di Masjid Al-Katsir, doa bersama setiap memasuki awal bulan Muharrom atau yang disebut dengan suroan, pembacaan kalimat thoyibah usai melaksanakan sholat jama‟ah di Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha yang biasa disebut dengan Megengan, ada pula peringatan setiap tanggal 7 Syawal dengan sebutan Kupatan, kemudian ada peringatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW, tradisi selamatan haji atau yang disebut dengan walimatul hajj, selamatan 1 mingguan, 40 harian, dan haul yang dilakukan untuk orang meninggal.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan Islam

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Al-Ghazali bahwa faktor yang mempengaruhi pendidikan Islam yakni adanya tujuan pendidikan Islam yang hendak dicapai, adanya pendidik yang memberikan pengajaran, adanya peserta didik yang diberi pengetahuan, terdapat kurikulum atau atribut pendidikan, serta adanya lingkungan yang mendukung terjadinya proses pendidikan. Beberapa hal tersebut semuanya telah terpenuhi dalam perkembangan pendidikan Islam di tengah tradisi masyarakat dusun Bobang. Adapun dalam pelaksanaannya tentu mengalami beberapa hambatan seperti dalam pengamalan tujuan tidak semua masyarakat yang mengikuti ajaran agama Islam dengan baik dan benar atau bisa

(3)

119

dikatakan masih ada yang melakukan pelanggaran-pelanggaran norma tersebut, selain itu dalam faktor lingkungan, meskipun dalam lingkungan masyarakat telah didukung sepenuhnya perkembangan mengenai pendidikan Islam akan tetapi lingkungan yang lain seperti keluarga dan sekolah juga turut mempengaruhi kondisi seseorang. Adapun beberapa bentuk faktor penghambat dalam aspek lingkungan keluarga adalah kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas anaknya, serta adanya pengaruh globalisasi seperti penggunaan gedget serta mudahnya seluruh informasi yang dapat diakses melalui internet tanpa adanya upaya manajemen, pengawasan dan penyaringan sehingga dapat menjadi indikasi turunnya kemauan seseorang untuk aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di masyarakat.

B. Saran

1. Alangkah baiknya semua pihak bukan hanya masyarakat tetapi juga sekolah serta pemetintah agar turut memberikan kontribusinya agar perkembangan Pendidikan Islam di tengah tradisi suatu masyarakat tetap eksis dan semakin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman akan tetapi tetap didasari pada norma-norma luhur yang ada pada agama.

2. Sebaiknya dalam perkembangan masyarakat yang mayoritas memeluk agama Islam dapat menjadikan pendidikan Islam sebagai jalan untuk mendidik para generasi muda agar menjadi insan kamil, hal ini perlu diperhatikan khususnya bagi para orang tua yang mana menjadi peran utama dalam mendidik seorang anak.

(4)

120

3. Pendidik dan tokoh agama diharapkan mampu menggunakan strategi dakwah yang menarik agar semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk mempelajari serta mendalami ilmu pendidikan Islam.

4. Alangkah baiknya sebagai masyarakat yang sadar akan perubahan dan perkembangan zaman untuk tetap membetengi diri dari hal-hal yang mampu merobohkan persatuan dan kesatuan umat keragama serta tradisi yang ada.

5. Akhirul Kalam, agar dalam masyarakat diberlakukan supremasi hukum atau penguatan terhadap aturan-aturan yang berlaku agar benar-benar diterapkan oleh anggota masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Tampaknya perlu penegasan, terutama dari majlis tarjih bahwa, jika peringatan tradisi maulid Nabi serta pembacaan kitab al-Barzanji dipandang sebagai bid’ah dan

Pola komunikasi dalam tradisi “tu ngawu” dalam adat perkawinan budaya Nage di Desa Romarea adalah pola komunikasi multi arah, hal ini dapat dilihat pada forum “pheo kophe daghe dera”

Selain itu pproduser juga harus pandai dalam mengatur budget yang minim agar tetap dapat memperhatikan kualitas program dengan mendapatkan narasumber yang memang sesuai dengan konsep

Untuk yang mengambil penelitian yang sama, yakni tentang Strategi Corporate Branding, hendaknya harus lebih memahami dan mendalami tentang penelitian yang diambil dan dalam mencari

Adapun SIKI yang digunakan yaitu intervensi utama dengan label pencegahan perilaku kekerasan, dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI kontrol diri meningkat seperti verbalisasi

Adapun nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Mabbarasanji yang di implementasikan masyarakat Dusun Kajuangin yaitu nilai aqidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak, sebagai berikut:

Tindakan Sosial Keagamaan Dalam Ranah Tradisional Remaja yang mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur„an dan Tajwid pada dasarnya sudah pernah mengaji atau menempuh pendidikan agama di

Peringatan tradisi haul mbah Gedang Kluthuk dalam membentuk solidaritas adalah sebuah tambahan literatur tentang penelitian asal- muasal haul tersebut, corak ritual maupun pengaruh yang