• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab Waris

N/A
N/A
Osad

Academic year: 2025

Membagikan "Bab Waris "

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

W ARIS K EARIFAN DAN DALAM I SLA

M

(2)

Kita Mulai Dengan

Membaca

(3)

Setelah pembelajaran dengan model discovery learning kalian dapat:

• 1) Menjelaskan pengertian hukum kewarisan Islam

• 2) Menjelaskan ketentuan hukum kewarisan Islam

• 3) Mengidentifikasi golongan ahli waris

• 4) Mengklasifikasi pembagian ahli waris

• 5) Menghitung cara pembagian harta waris

• 6) Mengambil hikmah dampak pembagian harta waris

(4)

Kata Kunci: • Hibah • Wasiat • Waris • Muwarits • Mirats • Furudhul Muqadharah • Ashobah • Hijab Mahjub • Bilghair • Ma’al Ghair

urgen si

defini si

syar mencegat ah

furudhul muqadharah

ashaba h

study kasus urutan

kerja waris laki- laki

hibah-wasiat rukun waris

perempuan

yang bukan waris

hijab- mahjub

cara menghitung waris

mawaris di Indonesia hikmah contoh soal

(5)

I LM

F ARA U ’ I

D

Memahami Il mu Warisan

(6)

Pengertian (Bahasa)

Pengertian Ilmu Waris

Bentuk tunggal Jamak

Warits

kewarisan, harta yang diwariskan, dan peninggalan harta orang meninggal

yang diwariskan kepada ahli warisnya

ilmu untuk mengetahui orang yang berhak mendapatkan harta warisan, kadar pembagian yang diterima oleh masing–masing ahli

waris, dan tata cara pembagian harta warisan/harta pusaka yang ditinggalkan oleh muwaris (pewaris).

Mirats Masdar: waratsa – yaritsu – waratsatan.

Pengertian (Istilah)

Ilmu Warits = Ilmu Fara’id

Fara’id jamak dari faradah ketentuan yang sudah ditetapkan

Fara’id secara istilah: ilmu yang sudah menentukan secara tetap dan pasti berdasarkan ketentuan syariat Islam tentang siapa saja yang berhak mendapatkan harta warisan, kadar pembagian yang diterima oleh masing-masing ahli waris, dan tata cara pembagian harta warisan/harta pusaka yang

ditinggalkan muwaris (pewaris).

(7)

berpindahnya hak kepemilikan

harta legal dan syar'i

dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang

masih hidup

berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain

PENGERTIAN LAIN ILMU

WARIS

istila h bahas a

(8)

“Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak.

Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri) seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau

(dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Akan tetapi, jika mereka

(saudara-saudara seibu itu) lebih dari seorang, mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (ahli waris).

Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” (QS. an-Nisa/4: 12).

Dalil - 1

ْ<

ُ َ ُ <

<يْ َنَ

<وْ Aصِ

Eةٍ Dيْ

Aصِ Hيَّ

Aدِ َوْ

<عْ

َبَ

<نَ ْۢ

َنَ A مِ

<كْ

َتَ َرَ

A Hمِا

ُبَ ُعْ

لا Dرَ

ُكْ ُمِ

َفَلَ

َوَلَ Uدِ

ُهُHنَّ

َنَ َلَ

<نَ َكْا

َفَ Aا Uدِ ۚ

َوَلَ

ُهُHنَّ

<نْHل

ُكْ

<مِ َيْ

<نْHل

<مِ Aا

ُجُ ُكْ

<زْ َوْا

َكْ َا

َتَ َرَ

ُفَ َمِا

<صِ

<مِ Aنَ

َوَلَ ُكْ ۞

ُEيْةٍ

AَصِH

<َوْ

Aَدِ

<عْ

A مِنَّ ْۢ َبَ s

ُ<

<مِ

<ُرُْ

َ كَت

َتَ

A Hمِا<

ُُمِنَّ

Dلُّث

ُُHهُنَّ ا

s

َََفَل

<ََUوَلدِ

<ُمِ

ُكْ

َلََ

َكَْا َUنَ

<َنَ

َفَ Aا

َ

ََUوَلدِ ۚ

<َمِ

ُdكْ

e<ََُكََُْٰنHل

َيْ

ُ

<مِ

<نْHل

<Uمِ Aا

<ُرُْ

َ كَت

َتَ

َ A َHمِا

<ُعْ

ُDرُْب

َُهُHنَّ لا

َوْ َلَ

<َEيٍَْنَّ ۗ

<َوْ َدِ

َهَآ َا Aبَ

<وْآ

كْانَّ

Aانَّ

ُسُ ۚ

eDسُّٰدِ

َمِا لا

A مِنَّ eُهَ s

Eدِ

Adحًِ

Aلَ َوْا Aلُّك Uتََ فَ

<وَْ ا خ

َاخ ا َوَلهٓ

c ََّ <ام َرَ Uاةٍ

ا Aوْ

كََُْٰللةٍ

َرُْث

<وْ

ُجُل Dيْ

ُ َرَ

Dنَ

كْا

Aانَّ

<Eيٍَْنَّ ۗ ََوْ

<َوْ دِ

َآ ا Aبَ َهَ

e

<وَنَّ

<َُوَص

<تَ

ْU < َ U < َ ُ َ َ s َ s ُ َ < < < َ e < َُّ َ < َ

ُ <

٢ ١ۗ

Aلُّيم Aلُّيم حًِ

وْلالَّ يْ

Aلُّل ۗ ا A مِنَّ

AصِHيَّةٍ

اۤ Eرَ ۚ وْ

Eنْيَّرَ غٍۙ مِض ديَّ

Aبِهآ اوْ

يْوَصى Aصِ Hيَّ Eةٍ

Aدِ وْ

A مِنَّ ْۢ بِع لاثل Aثِ

شرُْكا اۤ Aفَى

ذAلك فَهم

A مِنَّ

اكَثرَ

Dalil Il mu Waris (1)

(9)

“Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa. Janganlah kamu menyusahkan mereka

karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang

nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.”

(QS. an-Nisa/4: 19).

Dalil - 2

ُْ َ

< <

ْd < d < < َ

<عُْ Aضِ

Aبَ َبَ

<<وْا

ُبَ

ََهَ

<ذْ

<َتَ

َنَ Aلَ

<وْ ُهَH

ُضِ ُلَ

<عْ

َوََلا< َتَ

ُا ۗ

<رَ dهَ

َءَ َكْ

َسُّٰا اۤ

نَ s A

َ لا

ُثِوْا Aرَ

َتَ

َ

<نَ

<مِ َا

َ

لََ ُكْ

Dلَ

Aيٍَْ<حْ

َ

َلَا<

َ ُنَ<Hوْا eا َمِ

Aذيَّ< َنَُ

eاَ Hلا

َايَّD َهَ

<ُُتُُْموَهHنَّ يْٓe

Aرُْه Aفَانك

Aفَ ۚ

<َُرَوْ

<َلُّمع

Aَبَا e<AََُيْاشرَوَهHنَّ

َوْ

<َEنَةٍ ۚ

Aَبِيَّ s Dمِ

َEشةٍ

Aُفَاحْ

Aبَ

<

<يْ ََنَ

<يْأ Aتَ

َH انَّ

Aَ لآَِا

<<ُُيٍَْتموَهHنَّ

ات

َمِآ

Aثِيَّرَا ٩١ خيَّرَاك

Aفَيَّ Aهَ

لالَّ

Hوَيجعل d—ـًٔا

شيَّ

تُُْكرُْهوْا انَّ

فَعسى

Dalil Il mu Waris (2)

(10)

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan.” (QS. an-Nisa/ 4: 7).

Dalil - 3

<نَ ُهَ

َقَHل A مِ

A Hمِا

<وْ َنَ

َرَ ُبَ

<قْ

َوْ<لا َا eدِ Aنَ

َوْلاA

<لَ

َكْ ا

َتَ َرَ

َنَ Aصِ

َجُا Aلَ

رَ s

A اوْ كََُْٰثرَ ۗ نَ Aصِيب ا مِفرَوَضا ٧ Aلُّل

Dalil Il mu Waris (3)

(11)

ancaman neraka perintah mempelajari

dicabut pertama kali

banyak dilupakan perintah mengajarkan URGENS

I

mencegah perpecahan

sesungguhnya mudah

Mengapa kita WAJIB

belajar ilmu waris / faraidh?

Dan orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-

ketentuan-Nya (hukum waris), niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka kekal

di dalamnya. Baginya siksa yang menghinakan.(QS. An-Nisa' : 14)

Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah. Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan orang.

Dan dia adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku". (HR. Ibnu Majah, Ad-

Daruquthuny dan Al-Hakim)

(12)

WARI S

HIBA H

WASIAT PERBEDAAN

ditetapkan sebelum wafat diserahkan setelah wafat WAKTU

dibagi sebelum wafat

PENERIMA ahli waris + bukan

HUKUM menghibahkan = sunnah

HITUNGAN terserah pemilik harta

PELAKSAN A

pemilik harta WAKTU

dibagi setelah wafat

WAKTU

PELAKSAN A

ahli waris

PELAKSAN A

pemilik harta PENERIM

A ahli waris

PENERIMA bukan ahli waris

HUKUM

membagi waris = wajib

HUKUM berwasiat = sunnah

HITUNGAN sesuai ilmu faraidh

HITUNGA N

maksimal = 1/3

(13)

muwarri ts

Ahli waris ISTILAH

PENTING

Mauruts /

tirkah

orang yang meninggalkan harta warisan, yang di Indonesia-kan menjadi “pewaris”.

Secara singkat, almarhum atau almarhumah.

harta warisan dapat berupa benda bergerak seperti uang tunai, deposito, emas dan

mobil, serta berupa benda tak bergerak seperti tanah, rumah, dan bangunan lainnya.orang yang berhak menerima warisan dari orang yang

meninggal.

Hijab / mahjub

ahli waris yang jauh hubungan kerabatnya yang kadang-kadang atau seterusnya terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat.

Haji b

Orang yang menghalangi ahli waris yang lain

(14)

muwarri ts

wari s RUKU

N

Maurut s / tirka h

pemilik harta yang wafat

penerima harta warisan

harta yang dibagi waris

pewari s

ahli waris

warisa n

(15)

muwarrits sudah wafat

ahli waris masih hidup

SYARAT PEWARISAN

tidak adanya mawani’

(penghalang)

pembunuh an

perbedaan agama

MENCEGAH PEWARISAN

perbudak an

Ahli waris karena nasab (hubungan

keturunan/darah).

Ahli waris karena perkawinan, yakni sebagai suami/istri

Ahli waris karena memerdekakan budak (jika mayat pernah menjadi budak). (hal

ini sudah tidak relevan).

Karena ada hubungan sesama muslim. (jika orang Islam tidak

mempunyai ahli waris bisa di

serahkan ke Baitul Maal ).

(16)

URUTAN KERJA

pemilahan harta muwarrits

pembayaran hutang/zakat

pelaksanaan wasiat

biaya pengurusan jenazah

harta bersama milik pihak lain

rumah sakit

memandik an

mengkafa ni

menyolatk an

menguburk an

maksimal 1/3

pembagian waris

(17)

AHLI WARIS LAKI-

LAKI (15 orang)

1.Anak laki-laki

2.Cucu laki-laki dan anak laki-laki dan terus ke bawah

3.Bapak

4.Kakek dari bapak dan terus ke atas 5.Saudara laki-laki sekandung

6.Saudara laki-laki sebapak

7.Saudara laki-laki seibu

8.Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung

9.Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak

10.Paman yang sekandung dengan bapak

11.Paman yang sebapak dengan bapak

12.Anak laki paman yang sekandung dengan bapak

13.Anak laki paman yang sebapak dengan bapak

14.Suami

15.Laki-laki yang memerdekakan pewaris Ket: No. 1-13 berdasarkan

pertalian darah. Jika 15 orang itu ada, maka yang

dapat menerima hanya anak laki-laki, suami, dan bapak, yang lain terhijab.

(18)

1. Anak perempuan

2.Cucu perempuan dari anak laki-laki

3.Ibu

4.Nenek dari ibu 5. Nenek dari bapak

6. Saudara perempuan kandung

7. Saudara perempuan bapak

8. Saudara perempuan seibu

9.

Istri

10. Wanita yang memerdekakan si pewaris

AHLI WARIS PEREMPUAN

(10 Orang)

Keterangan no 1-8 berdasarkan pertalian darah. Jika 10 orang itu

ada, maka yang mendapat warisan hanya 5 orang, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu

perempuan, dan saudara perempuan kandung.

Jika 25 ahli waris ada, maka yang bisa menerimanya hanya 5 orang,

yaitu suami atau istri, ayah, ibu, anak laki – laki, dan anak

perempuan.

(19)

anak angkat – anak asuh anak

mantan suami – tiri mantan istri

keponakan perempuan keponakan dari saudara perempuan

mertua – menantu

saudara ipar cucu dari anak

perempuan

paman bibi jalur ibu saudara lain ayah lain

ibu

BUKAN AHLI WARIS

(10 Orang)

(20)

sdr/i seibu

22

لَ

أ م أخت / أخ

suam i

4

زْ

وَ

ج istr

i

3

زْ

وَ

ج ةٍ

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

19

ا ب نَّ انَّب cucu cucu laki

pr

20

ا ب نَّ بِتن Jalur A

Jalur C

7

أب أ ب ayahny

a ayah ibunya

ayah

8

أب أ م

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م ibunya ibu

21

أ م أ م

Jalur D

Jalur E

Jalur F

Jalur G

10

شقيق ةٍ

أ خت sdri seayah-

ibu

9

شقيق أ خ sdr seaya

h-ibu

sdr seayah

11

لَأ ب أ خ

sdri seayah

12

شقيق ةٍ

أ خت

13

ا ب نَّ

keponaka n laki-laki

14

ا ب نَّ

keponaka n laki-laki

sepupu laki

18

لَأ ب عم اب نَّ

sepupu laki

17

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب ع م pama n seaya h

16 15

شقيق ع م paman seayah-

ibu

Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm])

(21)

22

لَ

أ م أخت / أخ sdr/i seibu

4

زْ

وَ

ج

3

زْ

وَ

ج ةٍ

istri suami

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

20 19

ا ب نَّ بِتن ب ا نَّ نَّ ب ا

cucu pr cucu

laki

Jalur A

Jalur C

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م

21 8

7

أ م أ م أ ب أ

م أ ب أب

ayahnya

ibunya ibu ibunya ayah

ayah

Jalur G

10 9 11 12

شق ي ق ةٍ ت أخ يشق ق أخ ألَ

ب أخ شقيق ةٍ

أ خت

sdri sdr

seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri

seayah

13 14

ا ب نَّ

با نَّ

keponakan keponakan laki-laki

laki-laki

Jalur E Jalur D

15 16

شقيق ع م لَأ ب ع م paman

paman seayah-ibu

seayah

Jalur F

17 18

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب عم اب نَّ

sepupu laki sepupu laki

Ahli Waris Terdekat (yang lain

terhijab)

(22)

KESIMPULAN PENERIMA

WARIS

termasuk ahli waris

tidak terhijab

(terhalangi)

almarhum

anak

cucu

tertutupnya posisi ahli waris

karena adanya ahli waris lain

sehingga tidak menerima waris

almarhum

anak

cucu Terhija b

ahli warislai

n

(23)

F URUDHU

M L UQADDARO

H Bagian Tertentu Setiap Ahli Waris

(24)

½ 1/

3 ¼ 1/

6 1/

8

Furudhul Muqaddarah (FM)

2/

3 Furudhul Muqaddarah

ialah ketentuan kadar bagi masing-masing

ahli waris.

Zawil Furud: Ahli waris yang perolehan harta warisannya sudah ditentukan oleh dalil Al-Quran dan hadis (lihat QS An-Nisa [4]: 8, 11,12, 33, dan 176) . artinya ahli waris

laki-laki selain anak laki-laki dan cucu laki-laki, serta ahli waris perempuan secara umum yang mendapatkan bagian harta warisan dengan pembilangan yang tetap baik besar maupun kecilnya (1/2, ¼, 1/3, 1/6, 1/8, dan 2/3) dari harta peninggalan

pewaris.

Zawil Furudh =

Pemilik angka

FM

(25)

1.Anak perempuan tunggal

2.Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki 3.Saudara perempuan tunggal yang sekandung

4.Saudara perempuan tunggal yang sebapak, apabila saudara perempuan yang sekandung tidak ada (nomor 3).

1/

2

5.Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak, atau cucu (laki-laki ataupun perempuan) dari anak laki-laki.

1.Suami apabila istrinya mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki.

1/4

2.Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak mempunyai anak atau cucu dari anak laki-

Note: Kotak warna hitam artinya yang lebih dulu berhak dapat bagian, jika orang tersebut tidak ada,

laki

maka orang

dibawahnya yang menggantikan untuk dapat.

Zawil Furudh Furudhul Muqadharoh

(26)

1. Dua orang anak perempuan atau lebih apabila tidak ada anak laki-laki.

2. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki apabila anak perempuan tidak ada (dikiaskan kepada anak perempuan)

3.Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sekandung (seibu sebapak)

4.Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sebapak

2/

3 1/

8

Istri (seorang atau lebih) apabila suami mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki

Note: Kotak warna hitam artinya yang lebih dulu berhak dapat bagian, jika orang tersebut tidak ada, maka orang dibawahnya yang menggantikan untuk dapat.

Zawil Furudh Furudhul Muqadharoh

(27)

1. Ibu, apabila anaknya yang meninggal (muwarrits) tidak mempunyai anak atau cucu, atau dia

tidak mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau perempuan) yang

sekandung, yang sebapak atau yang seibu

2. Dua orang saudara / lebih (laki-laki / perempuan) yang seibu apabila tidak ada anak atau cucu atau anak.

1/

3

1.Bapak atau kakek, apabila ada anak atau cucu

2.Ibu, apabila ada anak atau cucu atau ada dua orang saudara (lebih)

3.Nenek, seorang atau lebih, bila tidak ada ibu.

4.Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan.

1/

6 5.Cucu perempuan, seorang / lebih, apabila ada anak perempuan, tetapi bila anak

perempuannya lebih dari seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian apa-apa.

6.Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih) apabila saudaranya yang meninggal itu mempunyai seorang saudara perempuan

kandung.

Zawil Furudh Furudhul Muqadharoh

(28)

sdr/i seibu

22

لَ

أ م أخت / أخ

suam i

4

زْ

وَ

ج istr

i

3

زْ

وَ

ج ةٍ

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

19

ا ب نَّ انَّب cucu cucu laki

pr

20

ا ب نَّ بِتن Jalur A

Jalur C

7

أب أ ب ayahny

a ayah ibunya

ayah

8

أب أ م

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م ibunya ibu

21

أ م أ م

Jalur D

Jalur E

Jalur F

Jalur G

10

شقيق ةٍ

أ خت sdri seayah-

ibu

9

شقيق أ خ sdr seaya

h-ibu

sdr seayah

11

لَأ ب أ خ

sdri seayah

12

شقيق ةٍ

أ خت

13

ا ب نَّ

keponaka n laki-laki

14

ا ب نَّ

keponaka n laki-laki

sepupu laki

18

لَأ ب عم اب نَّ

sepupu laki

17

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب ع م pama n seaya h

16 15

شقيق ع م paman seayah-

ibu

Zawil Furudh = Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm])

Tabel Ketika Zawil

Furudh ada semua

(29)

22

لَأم أخ أخت/ sdr/i seibu

suami

4

وَج زْ

istri

3

وَجةٍ

زْ

Jalur B

ALM

anak laki

1

ابنَّ

anak pr بِنت

2

20 19

ابنَّ

بِنت ابنَّ

ابنَّ

cucu pr cucu

laki

Jalur A

Jalur C

ayah

5

أب ibu

6

م أ

21 8 7

أم أم أب

أم

أب أب

ibunya ibu ibunya ayah

ayahnya ayah

Jalur G

10 9 11 12

شقيقةٍ

أخت شقيق

أخ لَأب

أخ

شقيقةٍ

أخت

sdri sdr

seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri

seayah

13 14

ابنَّ

ابنَّ

keponakan keponakan

laki-laki laki-

laki

Jalur E

15 16

شقيق عم

لَأب

عم

paman paman

seayah-ibu

seayah

Jalur F

17

18

شقيق عم ابنَّ

لَأب عم ابنَّ

sepupu laki sepupu

laki

Zawil Furudh terdekat dengan Almarhum / Almarhumah + Furudhul Muqadharohnya

½ jika tunggal. 2/3 bila berdua atau lebih. Bisa

ashobah juga

Jalur D Ashobah stlh dibagi bagian yang

lain.

¼ jika td ada anak. 1/8 jika ada anak

½ jika tdk ada anak.

¼ jika ada anak

Ashobah jika tdk ada anak, 1/6 jika ada

anak 1/3 bila tdk ada

anak. 1/6 jika ada anak

Perubahan Furudhul Muqoddaroh (FM)

ketika ada ahli waris yang lain Tidak ada

angka FM untuk anak

laki-laki

(30)

A S H O B A

H H a r t a Sisa

Ahlul Ashobah ialah ahli waris laki-laki dan perempuan yang mendapatkan bagian harta warisan secara pembulatan berdasarkan prioritas dan faktor

kedekatannya dengan pewaris.

(31)

Ashobah Bilghair

(dengan orang lain)

Ashobah Binafsih (sendiri)

1

Ashobah Ma’alghair (bersama

orang lain)

3

Ashobah Binafsi

Ashobah bil Ghair Ashobah Ma’al Ghair

Ashobah: ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan, tetapi menerima dan menghabiskan sisanya.

Apabila yang meninggal tidak mempunyai ahli waris yang mendapat bagian tertentu (zawil furud), maka harta peninggalan itu sepenuhnya diserahkan kepada ashobah.

Ashobah dalam Il mu Waris

(32)

sdr/i seibu

22

لَ

أ م أخت / أخ

suam i

4

زْ

وَ

ج istr

i

3

زْ

وَ

ج ةٍ

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

19

ا ب نَّ انَّب cucu cucu laki

pr

20

ا ب نَّ بِتن Jalur A

Jalur C

7

أب أ ب ayahny

a ayah ibunya

ayah

8

أب أ م

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م ibunya ibu

21

أ م أ م

Jalur E

Jalur G

10

شقيق ةٍ

أ خت sdri seayah-

ibu

9

شقيق أ خ sdr seaya

h-ibu

sdr seayah

11

لَأ ب أ خ

sdri seayah

12

شقيق ةٍ

أ خت

13

ا ب نَّ

keponaka

n laki-laki keponaka n laki- laki

14

ا ب نَّ

18

لَأ ب عم اب نَّ

sepupu laki sepupu laki

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب ع م pama n seaya h

16 15

شقيق ع م paman seayah-

ibu

Jalur D

Jalur F

17

1

2 3

4

5 6

7 8

9

1 0

1

1 1

2

Ashobah Binafsi (lihat angka)

1

Ashobah Binafsi

(33)

1. Anak laki-

2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja pertaliannya laki masih terus laki-laki

3.

Bapak

4. Kakek (datuk) dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya belum putus dari pihak bapak

5. Saudara laki-laki sekandung

6. Saudara laki-laki sebapak

7. Anak saudara laki-laki kandung

8.Anak saudara laki-laki sebapak 9.Paman yang sekandung dengan

bapak

10.Paman yang sebapak dengan bapak

11.Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak

12.Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak

13.Laki-laki atau perempuan yang memerdekakan (budak)

Ashobah yang berhak mendapat semua harta atau semua sisa secara

otomatis.

ASHOBAH BINAFSHI

1

Ashobah Binafsi

(34)

sdr/i seibu

22

لَ

أ م أخت / أخ

suam i

4

زْ

وَ

ج istr

i

3

زْ

وَ

ج ةٍ

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

cucu laki

19

ا ب نَّ انَّب cucu

pr

20

ا ب نَّ بِتن Jalur A

Jalur C

7

أب أ ب ayahny

a ayah ibunya

ayah

8

أب أ م

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م ibunya ibu

21

أ م أ م

Jalur E شقيق

ةٍ

أ خت sdri seayah- ibu

10

شقيق أ خ sdr seaya

h-ibu

9

sdr seayah

لَأ ب أ خ

11

sdri seayah

شقيق ةٍ

أ خت

12

13

ا ب نَّ

keponaka

n laki-laki keponaka n laki- laki

14

ا ب نَّ

18

لَأ ب عم اب نَّ

sepupu laki sepupu laki

Jalur G

17

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب ع م pama n seaya h

16 15

شقيق ع م paman seayah-

ibu

Jalur D

Jalur F

B B

B B

B B B B

Bilghair

Ma’al Ghair

M

M

M

M

Ashobah Bilghair ( B ) dan Ma’al G h a i r ( M )

Ashobah bil Ghair

(35)

Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah dengan

ketentuan bahwa untuk laki-laki mendapat bagian dua kali lipat perempuan.

Cucu laki-laki dari anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi

ashobah

Saudara laki-laki sekandung juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi ashobah

Saudara laki-laki sebapak juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi

ashobah ASHOBAH

BILGHAIR Ahli waris yang menjadi Ashobah

dengan sebab ditarik oleh ahli waris tertentu dari ashobah binafsihi.

Ashobah bil Ghair

(36)

Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih) dan anak perempuan (seorang atau lebih)

atau saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi Ashobah Ma’alghair. Sesudah ahli

waris yang lain mengambil bagian masing-masing, sisanya menjadi bagian saudara perempuan tsb.

Saudara perempuan sebapak apabila ahli waris saudara perempuan sebapak (seorang atau lebih), atau saudara perempuan sebapak dan cucu

perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi Ashobah Ma’alghair.

Ashobah bersama orang lain.

ASHOBAH

MA’ALGHAIR

Jadi, saudara perempuan sekandung/sebapak dapat menjadi Ashobah Ma’alghair apabila mereka tdk mempunyai saudara laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai saudara laki maka kedudukannya berubah menjadi Asabah Bilghair

(saudara perempuan menjadi asabah karena ada saudara laki-laki)

3

Ashobah Ma’al Ghair

(37)

H IJAB M AHJU

Halangan dalam Il mu Waris B

(38)

Hijab Hirman: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh, sehingga

ahli waris yang lebih jauh tidak mendapat sama sekali. (contoh: kakek terhalang bapak; cucu

terhalang anak)

Hijab Nuqsan (mengurangi): ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga yang lebih jauh bagiannya berkurang.

(contoh: jika jenazah meninggalkan

anak, suami mendapat ¼, dan jika tdk meninggalkan anak mendapat ½)

HIJA B

almarhum

anak

terhalangcucu almarhum

anak

cucu

Hijab: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa menerima, tapi bagiannya menjadi kurang.

Mahjub (terhalang): Ahli waris yang lebih jauh terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat sehingga sama sekali tidak dapat menerima, atau dapat menerima tapi bagiannya berkurang.

Hijab Mahjub

(39)

Tidak beragama Islam (beda agama)

Murtad

Membunu

h

Jadi budak

MAHJUB DAPAT MENERIMA WARIS, NAMUN

SEKALINYA MENERIMA HAL ITU DAPAT BATAL

KARENA

(40)

sdr/i seibu

22

لَ

أ م أخت / أخ

suam i

4

زْ

وَ

ج istr

i

3

زْ

وَ

ج ةٍ

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

19

ا ب نَّ انَّب cucu cucu laki

pr

20

ا ب نَّ بِتن Jalur A

Jalur C

7

أب أ ب ayahny

a ayah ibunya

ayah

8

أب أ م

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م ibunya ibu

21

أ م أ م

Jalur D

Jalur E

Jalur F

Jalur G

10

شقيق ةٍ

أ خت sdri seayah-

ibu

9

شقيق أ خ sdr seaya

h-ibu

sdr seayah

11

لَأ ب أ خ

sdri seayah

12

شقيق ةٍ

أ خت

13

ا ب نَّ

keponaka n laki-laki

14

ا ب نَّ

keponaka n laki-laki

sepupu laki

18

لَأ ب عم اب نَّ

sepupu laki

17

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب ع م pama n seaya h

16 15

شقيق ع م paman seayah-

ibu

Total Ahli Waris Tanpa Hijab

Ahli waris lengkap tanpa hijab

(41)

22

لَ

أ م أخت / أخ sdr/i seibu

4

زْ

وَ

ج

3

زْ

وَ

ج ةٍ

istri suami

Jalur B

ALM

anak laki

1

ا ب نَّ

anak pr

2

بِن ت

20 19

ا ب نَّ بِتن ب ا نَّ نَّ ب ا

cucu pr cucu

laki

Jalur A

Jalur C

aya h

5

أ ب ib

u

6

أ م

21 8

7

أ م أ م أ ب أ

م أ ب أب

ayahnya

ibunya ibu ibunya ayah

ayah

Jalur G

13 14

ا ب نَّ

با نَّ

keponakan keponakan laki-laki

laki-laki

Jalur E

10 9 11 12

شق ي ق ةٍ ت أخ يشق ق أخ ألَ

ب أخ شقيق ةٍ

أ خت

sdri sdr

seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri

seayah s

Jalur D

15 16

شقيق ع م لَأ ب ع م paman

paman seayah-ibu

seayah

Jalur F

17 18

شقيق ع م اب نَّ

لَأ ب عم اب نَّ

epupu laki sepupu laki

Ahli Waris Terdekat Setelah Berlaku Hijab Mahjub

Ahli waris terdekat

denganhija b

(42)

C ARA

M ENGHITUN

G W ARISAN

Menghitung H a r t a Warisan

(43)

CARA MENGHITUNG WARISAN

Dalam Ilmu Fara’id untuk memudahkan hitungan angka-angka pecahan tahapan pertama menentukan “ Asal

Masalah (AM)” , dalam ilmu matematika “asal masalah” sama dengan “ Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)”

AM hanya terbatas pada 7 macam = 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24

(44)

?

?

• AYAH

• IBU

• ISTRI JUMLAH ? HARTA

Rp. 960.000

• AM = IBU 12

ISTRI AYAH

= 1/3

= ¼

=

ASHOBAH

= 4/12

= 3/12

= 5/1 2 12/1 2

IBU

ISTRI

AYAH

= 4/12 x 960.000 = 320.000

= 3/12 x 960.000 = 240.000

= 5/12 x 960.000 = 400.000

12/12 960.000

• AYAH = ashobah

• IBU = 1/3

• ISTRI = 1/4

Contoh Soal 1

FM AM

(45)

• SUAMI

• IBU

• KAKEK

?

?

?

JUMLAH HARTA: Rp.

2.400.000

= 3/6 x 2.400.000 = 1.200.000

• AM = 6

• SUAMI

• IBU

• KAKEK

= ½

= 1/3

=

Ashabah

= 2/6 x

2.400.000 =

= 1/6 x

2.400.000 = 6/6

800.00 0 400.00 0 2.400.0

00

• SUAMI

• IBU

• KAKEK

= 1/2

= 1/3

=

ashobah

Contoh Soal 2

FM

AM

(46)

• Istri

(janda) ?

• Anak laki- laki ?

• Cucu laki- laki ?

• Ibu ?

• Ayah

?

JUMLAH HARTA: Rp.

50.000.000

• AM = 24

• Istri = 1/8 = 3/24 x 50juta = 6.250.0 00

• Ibu = 1/6 = 4/24 x 50juta = 8.333.3

33

• Ayah = 1/6 = 4/24 x 50juta = 8.333.3

33

• Anak laki-laki = ashobah

= 13/24 x 50juta 24/24

= 27.083.333 50.000.000

• Istri (janda) = 1/8

• Anak laki-laki = ashobah binnafsi

• Cucu laki-laki = mahjub

• Ibu

• Ayah

= 1/6

= 1/6

Contoh Soal 3

FM AM

(47)

• Ada seorang perempuan (istri) meninggal dunia, ahli warisnya adalah bapak, ibu, dua anak laki- laki, dan satu anak perempuan. Harta peninggalannya sebanyak Rp18.000.000.-. Berapa bagian masing-masing?

• Jawaban:

• Bapak 1/6

• Ibu 1/6

• Anak laki-laki (ashobah binnafsi), anak pr (ashobah bilghair)

• AM = 6

• Bapak 1/6 = 1/6 x

18jt =

3.000.000

• Ibu 1/6

• 2 Anak laki-laki: Ashobah [2 ; 2 bagian)

• Anak Peremuan: Ashobah Bilghair

= 1/6 x 18jt

Jumlah

=

3.000.000

=

9.600.000

=

2.400.000

=

18.000.00 0

Latihan 1

(48)

Seorang meninggal dunia, ahli warisnya terdiri dari seorang anak laki- laki, seorang anak pr dan seorang istri. Meninggalkan harta warisan 100 juta siap dibagi, berapa bagian masing-masing ahli waris?

Jawaban:

Anak laki-laki (asobah

binnafsi) Anak Perempuan (asobah bilghair) Istri = 1/8 AM = 8

Istri 1/8 x

100juta Anak laki (2 bagian) Anak pr (1

bagian)

= Rp

12.500.000

= Rp

58.333.333

= Rp

29.166.666 Rp

100.000.000

(49)

Seorang suami meninggal dunia, meninggalkan ahli waris seorang istri (janda), 2 anak laki-lak dan 3 anak perempuan. Harta peninggalan Rp. 50.000.000,- mempunyai utang Rp. 15.000.000,- biaya pemakaman Rp. 3.000.000,- berapa bagian masing2 ahli waris?

Jawab: Total harta yang dibagi: Rp 32.000.000,- Istri 1/8

2anak laki (ashobah binnafsi) 3anak pr (asobah bilghair) AM = 8

Istri 1/8 x 32juta

2 anak laki-laki (2;2)

= 4.000.000

= 16.000.000 (untuk 2 orang)

3 anak prmpuan (1;1;1) = 12.000.000 (untuk 3 orang)

32.000.000

(50)

• Seorang pewaris meninggalkan harta warisan berupa sebidang tanah seluas 4000 m2 (tinggal dibagikan kepada ahli waris). Ahli waris terdiri dari: 4 org anak laki-laki, 2 orang saudara laki-laki sekandung, dan 3 orang paman

(saudara laki-laki ayah pewaris). Berapakah bagian masing- masing ahli waris?

• Jawaban:

• 4 anak lelaki = ashobah = 4000m2

• 2 saudara laki-laki ; 4

sekandung = mahjub = 0

• 3 orang paman = mahjub = 0

Latihan 4

(51)

 Jika seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta berjumlah 3 buah rumah (masing- masing seharga Rp. 150.000.000,-), sebidang tanah seluas 500 meter. (permeter harganya Rp.

500.000,-), simpanan uang di Bank Rp. 300.000.000,- dan uang tunai Rp. 750.000.000,-. Ahli warisnya terdiri dari: isteri, 2 (dua) orang anak laki-laki, 3 (tiga) orang anak perempuan, 3 (tiga) orang cucu laki-laki dan 5 (lima) orang cucu perempuan (semua cucu dari anak perempuannya), seorang saudara laki-laki dan 2 (dua) orang sauara perempuan, serta ibunya.

Namun sebelum meninggal, ia berwasiat (di hadapan para ahli warisnya) agar sebuah rumahnya diberikan kepada sebuah Yayasan, dan 2 (dua) orang pembantunya diberi masing-masing Rp.

25.000.000,-. Berapakah masing-masing ahli waris memperoleh harta waris?

 Jawab:

 Langkah Pertama; pastikan dulu jumlah harta yang bisa dibagi:

 1. dua rumah senilai 300.000.000 (yang satunya sudah diwasiatkan)

 2. tanah 500m senilai 250.000.000

 3. simpanan di bank senilai 300.000.000

 4. uang tunai senilai 700.000.000 (setelah dipotong wasiat untuk pembantunya)

Total harta

almarhum Rp 1.550.000.000

Latihan 5

(52)

• Langkah Kedua, pastikan siapa ahli warisnya yang berhak:

• Isteri

• 2 (dua) orang anak laki-laki

• 3 (tiga) orang anak perempuan

• 3 (tiga) orang cucu laki-laki

• 5 (lima) orang cucu perempuan

• Seorang saudara laki-laki

• 2 (dua) orang sauara perempuan

• Ibu

• Langkah Kedua, pastikan siapa ahli warisnya yang

berhak:

• Isteri dapat 1/8 karena ada anak

• 2 (dua) orang anak laki- laki (ashobah binnafsi)

• 3 (tiga) orang anak perempuan (ashobah

bilghair)

• Ibu dapat 1/6 karena ada anak

• AM = 24

Mahjub oleh anak laki- laki Bukan ahli

waris

Mahjub oleh anak laki- lakiMahjub oleh anak laki- laki

(53)

Penyelesaian akhir

• Isteri 1/8

• Ibu 1/6

• 2 (dua) orang anak laki-laki (ashobah binnafsi)

• 3 (tiga) orang anak perempuan (ashobah bilghair)

• AM = 24

• Total harta almarhum Rp 1.550.000.000

• Istri 1/8 x 24 = 3/24 x 1.550juta = 193.750.000

• Ibu 1/6 x 24 = 4/24 x 1.550juta = 258.333.500

• 1.550.000.000 – 452.083.500 = 1.097.916.500 : 7 = 156.845.500/bagian

• 2 anak lk [2:2]

• 3 anak pr [1:1:1]

= 156.845.500 x 4 = 627.382.000 (untuk 2 org)

= 156.845.500 x 3 = 470.536.500 (untuk 3 org)

452.083.5

00

(54)

Menaikan A M dalam Menghitung Warisan

(55)

• Jumlah bagian ahli waris lebih besar dari pada “ASAL MASALAH” (AM)

• Misal AM: 24, total bagian ahli waris: 27 (FM)

• Maka “Asal Masalah” kita naikkan menjadi 27, dengan akibat bahwa bagian ahli waris menjadi berkurang dari ketentuan semula.

A U L

(56)

• AM : 24

• AYAH: 1/6 + A

• IBU: 1/6

• ISTRI: 1/8

• 2 ANAK PR:

2/3

• Jumlah

= 4/24

= 4/24

= 3/24

=

16/24

=

27/24

• Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa AM lebih kecil yaitu 24 dari pada bagian ahli waris yaitu 27 (FM), jika ada kasus seperti ini maka AM harus di AUL, yakni disamakan dengan bagian ahli waris.

Contoh Aul

FM AM

(57)

• Seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta warisan Rp 36 juta dan ahli warisnya terdiri dari: ibu, suami (duda), dan dua saudara seibu. Bagaimana pembagiannya?

• Jawab:

• Ibu = 1/3

• Suami ½

• 2 saudara seibu 1/3

• AM = 6

• Ibu = 2/6

• Suami = 3/6

• 2 saudara = 2/6 7/6

x 36 jt = Rp 12 juta x 36 jt

= Rp 18 juta x 36 jt = Rp 12 juta

Rp 42 juta.

Minus 6 juta.

2/

73/

72/

77/

7

10.285.71 4.15.428.57 10.285.711 Rp 4.

36.000.000

Di-Aul- kan

Hasil

Setelah Di-Aul-kan

Contoh Kasus Aul

Karena AM lebih kecil dari bagian ahli waris, maka AM dinaikkan / di-aul-

kan

(58)

Seorang istri meninggal dunia dengan ahli waris: SUAMI, AYAH, IBU, 4 ANAK PR. Jumlah harta yang ditinggalkan Rp.60.000.000.

Jawab:

|| Suami ¼ || Ayah 1/6 || Ibu 1/6 || 3 Anak pr 2/3 ||

AM = 12

• Suami =

¼

• Ayah =

1/6

• Ibu =

1/6

• 3 anak pr

= 2/3 Jumlah

= 3/12

= 2/12

= 2/12

= 8/12

=

15/12

12.000.00 08.000.00

08.000.00

32.000.000 0

3/1 52/1 5 2/1 58/1

515/1 5

60.000.00 0

x 60 Jt = 15.000.000

x 60 Jt = 10.000.000

x 60 Jt = 10.000.000

x 60 Jt = 40.000.000

= 75.000.000

Di-Aul-kan

Hasil

Setelah Di-Aul-kan

Contoh Kasus Aul

(59)

Menurunkan A M dalam Mengitung Warisan

(60)

Radd

• Kebalikan dari “AUL”

adalah

“RADD”

• Jumlah bagian ahli waris kurang dari Asal Masalah,

sehingga ada sisa harta.

• Contoh :

• Ibu: ?

• 4 org cucu pr : ?

• AM: 6

• Ibu: 1/6 =

<

Referensi

Dokumen terkait

Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu

Pada halaman 3 terdiri dari 6 ahli waris yaitu saudara sebapak laki-laki, saudara sebapak perempuan, saudara seibu laki-laki perempuan, keponakan laki-laki, paman,

Mereka adalah: anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi `asabah, dengan ketentuan bagian laki-laki mendapat dua kali perempuan; cucu laki-laki

kebawah, saudara seibu sebapa lelaki, 2 saudara seibu sebapa perempuan, saudara seibu sebapa perempuan yang menjadi asabah berserta orang lain (asabah maal ghairi ). 10)

d) Jika bersama dengan cucu laki-laki, maka menjadi ashabah dengan ketentuan bagian seorang cucu perempuan setengah dari bagian seorang cucu laki-laki. dua orang cucu perempuan

Ahli waris yang mendapat bagian 2/3 (dua pertiga) sebagai berikut. 1) Dua orang anak perempuan atau lebih jika tidak ada anak laki-laki. 2) Dua orang cucu perempuan atau lebih

 Dua orang saudara perempuan atau lebih seayah, jika tidak menjadi ashobah, tidak ada anak atau cucu perempuan dan tidak ada saudara

perempuan dari anak laki-laki, ibu, nenek pihak ayah, nenek pihak ibu, saudara perempuan sekandung, saudara perempuan sebapak, saudara perempuan seibu, isteri, dan perempuan