A. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik (Voltmeter), arus listrik (Ampere), dan resistansi (hambatan/ohm). Multimeter dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenis besaran listrik dalam rangkaian elektronik.
Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter) Ada dua jenis multimeter yang umum digunakan, yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Multimeter analog menggunakan jarum penunjuk dan skala pengukuran untuk menampilkan hasil pengukuran. Prinsip kerjanya berdasarkan pada kumparan yang terhubung dan tersambung dengan jarum penunjuk.
Multimeter analog memberikan pembacaan yang tidak stabil karena mengikuti perubahan tegangan listrik yang terjadi setiap saat. Sementara itu, multimeter digital menggunakan layar digital untuk menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk angka.
Multimeter digital lebih akurat dan mudah dibaca karena hasil pengukuran ditampilkan secara numerik.
Multimeter juga memiliki beberapa fungsi antar lain, Mengukur tegangan listrik (DC dan AC), mengukur arus listrik (DC dan AC), mengukur resistansi (Hambatan), mengecek beberapa komponen seperti, transistor, dioda, kapasitor, induktor. Cara penggunaan multimeter tergantung pada jenis besaran yang ingin diukur, seperti tegangan DC, tegangan AC, atau arus DC. Penggunaan multimeter yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan aman.
B. Jenis-jenis Multimeter 1. Multimeter Analog
Multimeter analog adalah jenis multimeter yang menggunakan jarum penunjuk pada skala untuk menampilkan hasil pengukuran. Skala tersebut terdiri dari berbagai rentang angka yang menunjukkan tegangan, arus, atau hambatan. Prinsip kerja multimeter analog didasarkan pada medan magnet yang dihasilkan oleh aliran arus listrik. Ketika arus mengalir melalui kumparan dalam meter, medan magnet yang terbentuk akan menggerakkan jarum penunjuk ke nilai tertentu sesuai dengan besaran listrik yang diukur.
Multimeter analog memiliki beberapa komponen utama, seperti jarum penunjuk, layar skala dengan berbagai rentang pengukuran, saklar pemilih (selector switch) yang digunakan untuk memilih jenis pengukuran, serta terminal input tempat memasukkan probe. Selain itu, terdapat baterai internal yang digunakan untuk mengukur hambatan.
Meskipun multimeter analog memiliki respon yang lebih cepat terhadap perubahan sinyal listrik, penggunaannya memerlukan ketelitian tinggi. Hal ini dikarenakan skala yang digunakan bersifat non-digital sehingga rentan terhadap kesalahan pembacaan akibat efek paralaks. Efek ini terjadi ketika sudut pandang pengguna terhadap jarum tidak tegak lurus dengan skala, sehingga nilai yang terbaca bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari yang sebenarnya.
Multimeter analog sering digunakan oleh teknisi atau profesional yang membutuhkan pemantauan perubahan nilai yang cepat, misalnya dalam pengukuran sinyal yang fluktuatif. Namun, karena keterbatasan akurasi dan risiko kesalahan pembacaan, pengguna pemula mungkin mengalami kesulitan dalam menggunakannya. Selain itu, multimeter analog juga lebih rentan rusak akibat benturan keras, karena menggunakan mekanisme jarum dan pegas di dalamnya.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital merupakan jenis multimeter yang menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk angka digital pada layar LCD (Liquid Crystal Display).
Berbeda dengan multimeter analog, multimeter digital bekerja dengan mengubah sinyal listrik menjadi data digital menggunakan konverter analog-ke-digital (ADC). Konverter ini memungkinkan pengukuran yang lebih akurat dan meminimalkan kesalahan pembacaan yang sering terjadi pada multimeter analog.
Struktur multimeter digital terdiri dari beberapa bagian utama, seperti layar LCD untuk menampilkan hasil pengukuran, tombol selektor untuk memilih jenis pengukuran, serta terminal input untuk probe. Sama seperti multimeter analog, multimeter digital juga membutuhkan baterai, tetapi tidak hanya untuk pengukuran hambatan, melainkan untuk seluruh fungsi operasionalnya.
Kelebihan utama dari multimeter digital adalah akurasi yang lebih tinggi serta kemudahan dalam membaca hasil pengukuran. Karena menampilkan angka secara langsung, pengguna tidak perlu melakukan interpretasi skala seperti pada multimeter analog. Selain itu, multimeter digital juga memiliki fitur tambahan yang
tidak tersedia pada multimeter analog, seperti pengukuran frekuensi, kapasitansi, suhu, dan bahkan kemampuan penyimpanan data.
Namun, meskipun memiliki banyak keunggulan, multimeter digital juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah respon yang lebih lambat dibandingkan multimeter analog dalam membaca perubahan sinyal yang cepat. Selain itu, karena bergantung pada baterai, perangkat ini tidak dapat digunakan jika baterai habis atau mengalami gangguan daya.
C. Komponen dan Bagian-bagian Multimeter 1. Multimeter Analog
a) Jarum Penunjuk
Jarum penunjuk digunakan untuk menunjukkan hasil pengukuran pada skala yang ada di multimeter analog. Jarum ini akan bergerak sesuai dengan besaran yang diukur.
b) Papan Skala Pengukuran
Papan skala pengukuran berisi skala angka yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran pada multimeter analog. Skala ini dapat berbeda tergantung pada jenis pengukuran yang dilakukan, seperti tegangan, arus, atau resistansi.
c) Sekrup Kalibrasi (Zero Adjust Screw, Zero Ohm Adjust knob)
Sekrup kalibrasi jarum penunjuk digunakan untuk mengkalibrasi atau mengatur posisi nol jarum penunjuk pada multimeter analog. Hal ini perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan akurasi pengukuran.
d) Selector Batas Ukur (Range Selector Switch)
Selector batas ukur adalah bagian yang digunakan untuk memilih batas ukuran yang akan diukur, seperti tegangan DC, tegangan AC, arus, atau resistansi. Dengan mengubah posisi selector, multimeter dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenis besaran listrik.
e) Lubang Kutub
Lubang kutub adalah tempat untuk menghubungkan probe atau kabel pengukuran pada multimeter analog. Lubang ini biasanya terdapat pada bagian depan atau samping multimeter.
f) Kabel Probe
Kabel probe merah dan hitam adalah komponen penting dalam multimeter, Kedua probe ini digunakan untuk mengalirkan sinyal listrik dari titik pengukuran ke dalam multimeter agar dapat dianalisis dan ditampilkan hasilnya. Probe merah biasanya digunakan sebagai kutub positif atau terminal input, sedangkan probe hitam digunakan sebagai kutub negatif atau ground (COM – Common). Dalam pengukuran tegangan dan hambatan, probe hitam biasanya tetap dicolokkan ke terminal COM, sementara probe merah dipindahkan ke terminal yang sesuai dengan jenis dan rentang pengukuran.
g) Positif Terminal (20 A DC Only)
Terminal ini hanya digunakan ketika ingin mengukur arus listrik DC yang besar, karena jika menggunakan terminal biasa, sekering (fuse) dalam multimeter bisa terbakar akibat arus yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, saat melakukan pengukuran arus tinggi, probe merah harus dipindahkan dari terminal standar ke terminal 20A DC ONLY, sedangkan probe hitam tetap berada di terminal COM (Common).
Keterangan Bagian
No Bagian Fungsi
1 JarumPenunjuk Jarum penunjuk berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur. Jarum ini akan bergerak sesuai dengan besaran yang sedang diukur, seperti tegangan, arus, atau resistansi 2 Skala pengukuran Skala pada multimeter analog berfungsi sebagai skala
pembacaan meter. Skala ini terdiri dari skala tegangan, skala arus, dan skala resistor. Dengan menggunakan skala yang tepat, kita dapat membaca nilai pengukuran dengan akurat
3 Zero Adjust Screw Zero adjust screw adalah sekrup yang digunakan untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya dengan memutar sekrup ini ke kanan atau ke kiri menggunakan obeng pipih kecil
4 Zero Ohm Adjust Knob Zero Ohm Adjust Knob berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol saat mengukur resistansi.
Caranya dengan memutar saklar pemilih pada posisi ohm, kemudian hubungkan test lead merah dengan test lead hitam, lalu putar knob ke kiri atau ke kanan sampai jarum penunjuk menjadi 0 Ohm
5 Lubang Kutub + Lubang kutub + adalah tempat masuknya test lead kutub
positif yang berwarna merah.
6 Lubang Kutub - Lubang kutub - adalah tempat masuknya test lead kutub negatif yang berwarna hitam.
7 Probe Kutub + Probe merah merupakan probe positif yang digunakan untuk mengukur nilai tegangan, arus, atau hambatan pada titik dengan potensial lebih tinggi.
8 Probe Kutub - probe hitam berfungsi sebagai terminal negatif atau ground dalam pengukuran.
9 Positive Terminal (20 A DC Only)
Positive Terminal adalah lubang masuk untuk test lead kutub positif saat mengukur arus searah (DC) dengan rentang pengukuran 0-20 Ampere. Lubang ini biasanya digunakan saat pengukuran arus yang lebih besar
10 Range Selector Switch Range Selector Switch berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Pada multimeter analog, terdapat 4 posisi yang umumnya digunakan, yaitu DCV (tegangan searah), DC mA (arus searah dalam milliampere), ACV (tegangan bolak-balik), dan Ohm (resistansi)
2. Multimeter Digital a) Main Display
Main Display atau Layar Utama merupakan area untuk menampilkan nilai hasil pengukuran. Nilai akan muncul dalam bentuk angka berukuran besar.
b) Sub Selection Button
Sub Selection Button atau Tombol Pemilih Sub Menu adalah fungsi pelengkap dari function selector. Jadi ada kalanya tombol ini jika ditekan tidak akan berpengaruh pada fungsi multimeter jika function selector ada pada posisi fungsi tunggal (hanya satu fungsi). Ketika function selector diputar keposisi fungsi pengukuran beragam, maka sub selection button digunakan untuk memilih fungsi spesifik. Penggunaan tombol ini akan berpengaruh pada simbol-simbol yang muncul pada Sub Menu Display.
c) Function Selector
Function Selector atau Selektor Fungsi merupakan saklar utama yang menggunakan saklar jenis putar atau Rotary Switch untuk memilih salah satu fungsi multimeter. Pada fungsi-fungsi tersebut, ada simbol yang berwarna kuning diatas simbol utama, itu menunjukan ada sub fungsi yang dibisa dipilih melalui Sub Selection Button.
NO SIMBOL FUNGSI SUB FUNGSI DESKRIPSI
1 OFF Multimeter mati - -
2 V Pengukuran
tegangan
- Arus DC - Arus AC
- ≤ 1000V - ≤ 750V
3 mV Pengukuran
tegangan
- Arus DC - Arus AC
- ≤ 600mV - ≤ 600mV 4 -Ohm (Ω)
-Buzzer -Dioda -Kapasitor
-Pengukuran Resistansi - Pengukuran Kontinuitas - Pemeriksaan Dioda
- Pengukuran Kapasitor
- Resistansi - Kontinuitas - Tes Dioda - Kapasitansi
- ≤ 60MΩ -
-
- ≤ 9.999mF
5 - Hz - %
- Pengukuran Frekuensi - Pengukuran Duty Cycle
- Frekuensi - Siklus Kerja
- Tegangan rendah - 1% - 99%
6 A Pengukuran
Arus
- Arus DC - Arus AC
- ≤ 10A - ≤ 10A
7 mA Pengukuran
Arus - Arus DC
- Arus AC - ≤ 600mA - ≤ 600mA
d) Input Probe Port
Input Probe Port adalah jalur masuk utama pengukuran/pemeriksaan.
Melalui lubang ini probe (kabel peraba pengukuran) berwarna merah dihubungkan. Dari jalur masuk ini, pengguna dapat melakukan pemeriksaan atau pengukuran antara lain.
1) Tegangan Arus AC dan Arus DC 2) Resistansi atau Tahanan
3) Kapasitansi
4) Frekuensi 5) Suhu 6) Kontinuitas 7) Dioda
e) Common Probe Port
Common Probe Port sering disebut juga jalur keluar walau kurang begitu tepat. Lubang jalur ini dihubungkan dengan probe (kabel peraba pengukuran) berwarna hitam makanya sering disebut kabel Ground atau Negatif. Pada saat melakukan pengukuran, kabel probe ini selalu ditempatkan pada ground objek yang diperiksa.
f) Input Current Probe Port
Input Current Probe Port adalah jalur khusus untuk pengukuran arus besar.
Pada umumnya untuk multimeter digital genggam, arus yang bisa diukur berkisar antara 10 Ampere hingga 20 Ampere. Namun sangat jarang jalur ini digunakan, karena arus yang melewati multimeter cukup besar, hal ini rentan terhadap multimeter untuk mengalami kerusakan. Makanya untuk pengukuran arus besar biasanya menggunakan Clamp Multimeter.
g) Hold/Light Button
Ini adalah tombol yang memiliki dua fungsi, jika di tekan pendek atau sebentar maka fungsi HOLD diaktifkan, jika di tekan panjang/lama maka fungsi backlight atau pencahayaan layar akan aktif. Backlight biasanya digunakan pada saat melakukan pengukuran objek diarea yang kurang pencahayaan hal ini untuk memperjelas tampilan layar. Sedangkan fungsi HOLD digunakan untuk mempertahankan nilai pengukuran jika pengguna tidak ingin terus menerus menempelkan probe pada objek yang sedang diperiksa. Hal ini biasanya dilakukan ketika pengguna ingin mencatat hasil pemeriksaan.
Maksud dari mempertahankan nilai hasil pengukuran yaitu ketika pengguna ingin membaca hasil pengukuran dengan keadaan ingin melepas probe dari objek setelah dilakukan pengukuran. Prosedur pengunaannya sebagai berikut.
1) Hubungkan probe multimeter pada objek yang akan diperiksa 2) Nilai hasil pengukuran akan tampil pada layar utama
3) Tekan pendek tombol HOLD tanpa melepas probe dari objek yang sedang diperiksa
4) Pastikan simbol HOLD telah muncul pada layar sub menu 5) Lepas probe dari objek yang sedang diperiksa
6) Baca nilai hasil pengukuran pada layar utama
7) Nilai hasil pengukuran tidak akan berubah selama simbol HOLD masih muncul pada layar sub menu walaupun probe sudah dilepas dari objek yang diperiksa
8) Tekan pendek tombol HOLD untuk melepas nilai yang tertahan 9) Pastikan simbol HOLD telah hilang dari layar jika ingin melakukan
pemeriksaan ulang atau akan memeriksa objek lainnya h) Probe
Probe adalah perangkat fisik yang digunakan untuk menghubungkan multimeter ke perangkat yang diuji atau Device Undert Test (disingkat: DUT ). Test Probe tersedia dari perangkat yang sangat sederhana dan kuat hingga probe kompleks yang canggih, mahal, dan fragile (mudah pecah). Ada beberapa jenis Test Probe yang tersedia, misal; probe osiloskop, probe arus dan lain sebagainya. Test Probe merupakan perangkat yang selalu disertakan didalam paket pembelian multimeter, dan biasanya disertakan pula probe suhu. Namun demikian, Test Probe juga dijual terpisah dengan berbagai bentuk, fungsi dan ujung yang sederhana hingga ke yang sangat unik.
i) Sumber Daya
Beberapa multimeter digital membutuhkan sumber daya eksternal, seperti baterai, untuk mengoperasikannya. Pastikan multimeter Anda memiliki daya yang cukup sebelum menggunakannya
D. Langkah – langkah menggunakan multimeter digital Persiapan Awal
1. Pastikan multimeter dalam kondisi baik dan baterai memiliki daya yang cukup.
2. Periksa probe merah dan hitam, pastikan tidak ada kabel yang rusak atau terkelupas.
3. Sambungkan probe hitam ke terminal COM (Common) dan probe merah ke terminal yang sesuai. VΩ (Volt/Ohm/Continuity) untuk mengukur tegangan dan hambatan. mA atau 10A/20A untuk mengukur arus listrik.
Pengukuran tegangan (Voltage- V)
1. Putar selector switch ke simbol V (DCV untuk tegangan searah, ACV untuk tegangan bolak-balik).
2. Hubungkan probe hitam ke kutub negatif dan probe merah ke kutub positif sumber tegangan.
3. Baca hasil tegangan yang muncul pada layar LCD.
4. Pastikan memilih rentang yang sesuai untuk mendapatkan hasil akurat.
Pengukuran Arus Listrik (Current-A)
1. Pindahkan probe merah ke terminal mA untuk arus kecil atau 10A/20A untuk arus besar.
2. Putar selector switch ke simbol A (DCA untuk arus searah, ACA untuk arus bolak-balik)
3. Hubungkan multimeter secara seri dengan rangkaian listrik yang akan diukur.
4. Baca nilai arus yang muncul di layar.
5. Jangan mengukur arus langsung dari stopkontak, karena bisa merusak multimeter.
Pengukuran Hambatan (Resistance - Ω)
1. Putar selector switch ke simbol Ω (ohm)
2. Pastikan rangkaian tidak dialiri listrik (cabut sumber daya sebelum pengukuran).
3. Tempelkan kedua probe pada komponen yang akan diukur (misalnya resistor).
4. Baca hasil pengukuran yang muncul di layar LCD.
Pengujian Dioda dan sambungan (Continuity Test)
1. Putar selector switch ke mode dioda atau continuity (buzzer/speaker).
2. Tempelkan probe merah dan hitam ke kedua ujung komponen yang akan diuji.
3. Jika ada bunyi “bip”, berarti sambungan dalam kondisi baik (tidak putus).
4. Untuk dioda, jika nilai berubah saat probe dibalik, berarti dioda dalam kondisi baik.
Mematikan Multimeter
1. Putar selector switch ke posisi OFF setelah selesai digunakan.
2. Simpan multimeter di tempat kering untuk menghindari kerusakan.
E. Langkah – langkah menggunakan Multimeter Analog Persiapan Awal
1. Pastikan multimeter dalam kondisi baik dan baterainya cukup daya. Periksa probe merah dan hitam, pastikan tidak ada kabel yang rusak atau terkelupas.
2. Periksa kabel probe untuk memastikan tidak ada yang rusak. Pengukuran tegangan (Voltage- V)
3. Sambungkan probe hitam ke terminal COM dan probe merah ke terminal yang sesuai.
4. Pastikan jarum menunjukkan angka nol sebelum mulai mengukur (jika tidak, lakukan kalibrasi nol dengan memutar tombol pengatur jarum).
Pengukuran Arus Listrik (Voltage - V)
1. Putar selector switch ke skala V (DCV untuk tegangan searah, ACV untuk tegangan bolak-balik). Putar selector switch ke simbol A (DCA untuk arus searah, ACA untuk arus bolak-balik)
2. Hubungkan probe merah ke kutub positif dan probe hitam ke kutub negatif sumber tegangan.
3. Baca nilai tegangan berdasarkan posisi jarum pada skala yang sesuai.
4. Jika jarum bergerak ke arah kiri ekstrim (overrange), segera naikkan rentang pengukuran.
Pengukuran Arus Listrik (Current-A)
1. Pindahkan probe merah ke terminal mA atau 10A sesuai kebutuhan.
2. Putar selector switch ke skala A (DCA untuk arus searah, ACA untuk arus bolak-balik).
3. Hubungkan multimeter secara seri dengan rangkaian yang akan diukur
4. Baca nilai arus dengan melihat posisi jarum pada skala arus.
Pengukuran Hambatan (Resistance - Ω) 1. Putar selector switch ke simbol Ω (ohm)
2. Pastikan rangkaian tidak dialiri listrik (cabut sumber daya sebelum pengukuran).
3. Tempelkan kedua probe pada komponen yang akan diukur (misalnya resistor).
4. Baca hasil pengukuran yang muncul di layar LCD.
Pengujian Dioda dan sambungan (Continuity Test) 1. Putar selector switch ke mode dioda atau Ω rendah.
2. Tempelkan probe merah dan hitam ke kedua ujung komponen.
3. Jika jarum bergerak dan menunjukkan nilai rendah, berarti sambungan baik.
Jika tidak bergerak, berarti rangkaian putus.
Mematikan Multimeter
1. Putar selector switch ke posisi OFF.
2. Simpan multimeter di tempat yang aman.
F. Perbedaan Penggunaan Multimeter Digital dan Analog
ASPEK MULTIMETER DIGITAL MULTIMETER
ANALOG Hasil Pengukuran Ditampilkan dalam angka di
layar LCD Ditunjukkan oleh jarum
pada skala Akurasi Lebih akurat dan mudah
dibaca Rentan kesalahan
pembacaan
Respon Lebih lambat dalam
menangkap perubahan cepat
Lebih responsif terhadap perubahan cepat
Kemudahan
Penggunaan Lebih mudah digunakan,
tidak perlu interpretasi skala Membutuhkan
keterampilan membaca skala
Daya Membutuhkan baterai untuk
semua fungsi Baterai hanya
diperlukan untuk pengukuran hambatan G. Keselematan Kerja Dalam Penggunaan Multimeter
Keselamatan kerja dalam penggunaan multimeter sangat penting untuk mencegah kecelakaan listrik dan kerusakan alat.
1. Sebelum digunakan, pastikan multimeter dalam kondisi baik, kabel probe tidak rusak, baterai cukup daya, dan selector switch berada di posisi OFF.
2. Saat mengukur tegangan, hindari menyentuh bagian logam probe dan gunakan rentang tertinggi terlebih dahulu sebelum menyesuaikan ke nilai
lebih rendah. Jangan mengukur tegangan dalam mode arus atau hambatan karena dapat menyebabkan kerusakan atau korsleting. Jika mengukur tegangan AC dari sumber PLN, pastikan tangan kering dan gunakan alas isolasi.
3. Untuk pengukuran arus listrik, multimeter harus dihubungkan secara seri, bukan langsung ke stopkontak. Gunakan terminal 20A DC Only untuk arus besar dan jangan mengukur terlalu lama untuk menghindari panas berlebih.
Setelah selesai, kembalikan probe merah ke terminal VΩ agar tidak terjadi kesalahan pengukuran berikutnya.
4. Saat mengukur hambatan atau dioda, pastikan rangkaian tidak dialiri listrik dan kapasitor sudah dikosongkan. Penggunaan probe juga harus hati-hati, jangan sampai bersentuhan langsung saat alat digunakan, dan hindari menyentuh ujung logam probe untuk mencegah sengatan listrik.
5. Untuk menjaga keawetan multimeter, gunakan sesuai spesifikasi, hindari melebihi batas pengukuran, dan selalu kembalikan selector switch ke posisi OFF setelah digunakan. Simpan multimeter di tempat yang kering untuk mencegah kerusakan akibat kelembaban.
6. Dalam keadaan darurat seperti korsleting atau sengatan listrik, segera matikan sumber daya dan gunakan benda isolator jika harus membantu orang yang tersengat. Jika multimeter menunjukkan tanda kerusakan seperti mengeluarkan asap, hentikan penggunaan segera.
Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah keselamatan ini, pengguna dapat bekerja lebih aman dan menjaga multimeter tetap awet serta berfungsi dengan baik.
H. Cara Merawat Multimeter
1. Jangan melebihi batas pengukuran tegangan, arus, atau hambatan yang ditentukan.
2. Pilih rentang tertinggi terlebih dahulu sebelum menyesuaikan ke nilai yang lebih rendah
3. Putar selector switch ke posisi OFF setelah selesai digunakan untuk menghemat baterai.
4. Simpan di dalam kotak atau tempat yang terlindung dari debu dan benturan 5. Pastikan kabel probe tidak terkelupas atau rusak sebelum digunakan.
6. Jika multimeter tiba-tiba tidak bekerja, cek sekering di dalamnya dan ganti jika putus.
GLOSARIUM
Multimeter: Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tegangan (volt), arus listrik (ampere), dan hambatan (ohm).
Multimeter Analog: jenis multimeter yang menggunakan jarum penunjuk untuk menampilkan hasil pengukuran.
Multimeter Digital: jenis multimeter yang menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk angka digital pada layar LCD.
Tegangan (Volt/V): besaran listrik yang menunjukkan perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam suatu rangkaian.
Arus Listrik (Ampere/A): Aliran elektron dalam suatu rangkaian listrik yang diukur dalam satuan ampere.
Hambatan (Ohm/Ω): Besaran yang menunjukkan sejauh mana suatu material menghambat aliran arus listrik.
Selector Switch: Saklar putar pada multimeter yang digunakan untuk memilih jenis dan rentang pengukuran.
Probe: Kabel penghubung yang digunakan untuk mengukur suatu titik dalam rangkaian listrik, terdiri dari probe merah (+) dan probe hitam (-).
Terminal COM (Common): Terminal pada multimeter yang digunakan untuk menyambungkan probe hitam sebagai referensi pengukuran.
Terminal VωmA: Terminal pada multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan (V), hambatan (Ω), dan arus kecil (mA).
Terminal 20A DC Only: Terminal khusus untuk mengukur arus DC yang besar hingga 20A.
Layar LCD: Komponen pada multimeter digital yang menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk angka.
Jarum Penunjuk: Komponen utama pada multimeter analog yang bergerak sesuai dengan nilai pengukuran.
Skala Pengukuran: Skala angka pada multimeter analog yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran.
Zero Adjust Screw: Sekrup pada multimeter analog yang digunakan untuk mengkalibrasi jarum agar berada di posisi nol sebelum digunakan.
Buzzer Continuity: Fitur pada multimeter digital yang berbunyi jika ada hubungan listrik dalam suatu rangkaian.
Kalibrasi: Proses penyetelan atau pengujian ulang multimeter agar hasil pengukurannya tetap akurat.
Overload Protection: Fitur perlindungan pada multimeter yang mencegah kerusakan akibat tegangan atau arus yang melebihi batas.
Kapasitansi (Farad/F): Kemampuan suatu komponen menyimpan muatan listrik, yang bisa diukur dengan beberapa multimeter digital.
Frekuensi (Hertz/Hz): Jumlah siklus gelombang listrik per detik yang dapat diukur menggunakan multimeter tertentu.
Dioda: Komponen elektronik yang memungkinkan aliran listrik dalam satu arah, dapat diuji dengan mode dioda pada multimeter.
Sekering (Fuse): Komponen pengaman dalam multimeter yang melindungi dari arus berlebih agar alat tidak rusak.
Clamp Meter: jenis multimeter yang digunakan untuk mengukur arus tanpa menyentuh rangkaian secara langsung.
Hold Function: Fitur pada multimeter digital yang dapat menahan tampilan angka agar lebih mudah dibaca.
Rotary Switch: Saklar putar pada multimeter yang berfungsi untuk memilih jenis pengukuran.
Battery Indicator: Indikator pada multimeter digital yang menunjukkan status daya baterai.
AC (Arus Bolak-balik): Arus listrik yang berubah arah secara periodik, seperti listrik PLN.
DC (Arus Searah): arus listrik yang mengalir dalam satu arah, seperti pada baterai atau aki.
DAFTAR PUSTAKA
Falka, R. F., & Bahar, Y. (2022). Pengukuran Nilai Selisih Error Tegangan Keluaran Catu Daya DC dengan Menggunakan Multimeter Digital dan Multimeter Analog pada Praktikum Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 4(2), 48-56.
Naim, M. 2021. Buku Ajar Sistem Kontrol dan Kelistrikan Mesin. Jawa Tengah: NEM. Taruno, D. L. B. Instalasi Listrik Industri. UNY Press.