• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP TANAH DAN TANAMAN SERTA TEKNOLOGI ADAPTASI DAN CO-BENEFIT MITIGASI

N/A
N/A
deni supriana

Academic year: 2023

Membagikan "DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP TANAH DAN TANAMAN SERTA TEKNOLOGI ADAPTASI DAN CO-BENEFIT MITIGASI "

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan bahan ajar “Dampak perubahan iklim terhadap tanah dan tanaman serta teknologi adaptasi dan mitigasi manfaat tambahan” menjadi salah satu rangkaian pelatihan. materi yang diberikan selama pelatihan disajikan. Materi pelatihan ini disusun sebagai bahan informasi yang akan digunakan oleh peserta mengenai dampak perubahan iklim terhadap tanah dan tanaman, serta teknologi adaptasi dan mitigasi manfaat tambahan, untuk membantu peserta lebih memahami materi pelatihan yang akan disampaikan. . Anomali iklim dan cuaca yang semakin sering terjadi dalam satu dekade terakhir merupakan fenomena nyata yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang sangat signifikan di seluruh belahan dunia (perubahan iklim global).

Perubahan iklim merupakan perubahan kondisi fisik atmosfer bumi, termasuk distribusi suhu dan curah hujan, yang mempunyai dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Setelah menyelesaikan proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menerapkan Teknologi Adaptasi dan Mitigasi Co-Benefit Perubahan Iklim pada tanah dan tanaman dengan baik dan benar. Menerapkan teknologi adaptasi dan mitigasi Co-Benefit perubahan iklim secara tepat dan benar pada tanah dan tanaman.

Istilah perubahan iklim sering kali disamakan dengan istilah 'pemanasan global', padahal fenomena pemanasan global hanyalah sebagian dari perubahan iklim, karena parameter iklim tidak hanya suhu saja, namun ada juga parameter lain yang terkait, seperti curah hujan. , kondisi awan, angin dan radiasi matahari. Meningkatnya intensitas efek rumah kaca yang terjadi akibat adanya gas di atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan bumi menyebabkan terjadinya perubahan iklim global. Akumulasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia meningkatkan kapasitas penyerapan radiasi matahari di atmosfer.

Proses penumpukan energi matahari di atmosfer akibat adanya gas rumah kaca dikenal dengan efek rumah kaca.

Peningkatan Salinitas Tanah

Ketika menguap maka karbon dioksida (emisi karbon) juga ikut menguap, contoh nyata adalah di lahan gambut. Perubahan global selalu dikaitkan dengan kenaikan suhu yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca termasuk CO2, N2O dan CH4. Gas-gas tersebut merupakan gas yang juga dihasilkan oleh mikroba tanah, misalnya bakteri.

Bakteri memerlukan kondisi kelembapan yang optimal, serta kelembapan yang dibutuhkan tanaman, dan cukup mudah beradaptasi terhadap kenaikan suhu. Dalam kondisi miskin oksigen akibat genangan air pada pori-pori tanah, respirasi mikroba menghasilkan CH4 (metana). Menambahkan pupuk urea ke tanah yang terlalu basah dapat menyebabkan sejumlah nitrogen oksida terlepas ke atmosfer melalui pembusukan bakteri nitrifikasi.

Meningkatnya suhu udara yang disertai dengan laju penguapan yang tinggi menyebabkan respirasi mikroba tanah menjadi lebih aktif sehingga mendorong pelepasan karbon lebih banyak. Dampak kenaikan permukaan air laut terhadap sektor pertanian terutama adalah berkurangnya lahan pertanian pesisir, rusaknya infrastruktur pertanian, dan meningkatnya salinitas sehingga merusak tanaman pangan. Selain berkurangnya luas lahan pertanian akibat terendam air laut, naiknya permukaan air laut juga akan meningkatkan salinitas tanah di sekitar pantai.

Salinitas dalam tanah bersifat racun bagi tanaman sehingga mengganggu fisiologi dan struktur tubuh tanaman, kecuali tanaman laut dan pesisir atau varietas adaptif.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Tanaman

Dampak kenaikan suhu terhadap tanaman pangan adalah peningkatan transpirasi yang menurunkan produktivitas, peningkatan konsumsi air, percepatan pematangan buah/biji yang menurunkan kualitas hasil, dan berkembangnya berbagai hama tanaman. Bahkan Direktur Jenderal IRRI (International Rice Research Institute) menyatakan bahwa kenaikan rata-rata suhu udara sebesar 1 derajat Celcius dapat menurunkan produktivitas padi dunia sekitar 5 hingga 10 derajat. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya aktivitas serbuk sari dan perkecambahan, terbatasnya pertumbuhan tabung serbuk sari, rendahnya dehiscence serbuk sari, dan penyerbukan yang tidak sempurna.

Selain itu, suhu juga berperan langsung terhadap perkembangan benih, seperti pengisian benih dan laju produksi bahan kering dalam benih. Peningkatan suhu pada masa pemasakan juga dapat menyebabkan penurunan mutu benih, terutama akibat terhambatnya penimbunan cadangan makanan pada benih. Kemunculan bagian putih buram yang biasa terjadi pada bagian butiran tidak sempurna pada musim panas diduga erat kaitannya dengan sistem perpindahan dan pengangkutan cadangan makanan pada saat pembentukan benih.

Bagian berwarna putih tua ini merupakan bagian dari kerusakan akibat suhu tinggi pada saat pemanggangan. Kekeringan merupakan faktor lingkungan utama yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan produksi tergantung pada tingkat stres yang dialami dan tahap pertumbuhan tanaman saat mengalami stres kekeringan. Cekaman kekeringan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi seluruh proses metabolisme dalam sel dan mengakibatkan penurunan produksi tanaman.

Sedangkan La-Nina menyebabkan kerusakan tanaman akibat banjir dan meningkatkan intensitas serangan hama dan penyakit. La-Nina menyebabkan kelembaban dan curah hujan tinggi sehingga disukai organisme pengganggu tanaman (OPT).

BAB IV

  • Perbaikan sistem pengelolaan lahan
  • Pengolahan Tanah Konservasi
  • Pemulsaan
  • Biochar
  • Penggunaan Pupuk Hayati
  • Pemupukan Berimbang Menggunakan PUTS dan PUTK

Teknik konservasi tanah mekanis merupakan perlakuan fisik dan mekanis yang diberikan pada tanah yang sering disebut juga dengan teknik konservasi sipil. Pengolahan tanah menyebabkan oksidasi bahan organik berlangsung cepat sehingga meningkatkan pelepasan gas karbon dioksida ke atmosfer. Pengolahan tanah yang berlebihan dapat menyebabkan bahan organik cepat terurai sehingga menghasilkan gas CO2 yang keluar relatif cepat.

Kerugian yang timbul dari pengolahan tanah secara konvensional adalah terjadinya erosi akibat tanah yang agregatnya lemah (rapuh), sehingga mudah terurai oleh tetesan air hujan dan terbawa air permukaan. Pengelolaan pengolahan tanah secara konservatif merupakan salah satu cara untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim karena dapat meminimalkan penguapan air akibat adanya sisa tanaman di permukaan tanah, meningkatkan bahan organik dan karbon tanah, meningkatkan kualitas lingkungan sehingga meningkatkan kemampuan adaptasi tanaman terhadap perubahan iklim. Pengolahan tanah minimum dan pengolahan tanah konservasi merupakan pengendalian pengelolaan lahan yang dapat mengurangi erosi tanah dan limpasan permukaan.

Penggunaan pengolahan tanah konservasi dapat mendukung struktur dan agregasi tanah dengan lebih baik serta memastikan bahwa bahan organik tidak cepat terurai. Perlakuan terhadap tanah yang tidak diolah dalam keadaan terbuka dapat menimbulkan erosi yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang telah diolah dan ditambahkan mulsa. Pengolahan tanah yang terlalu intensif dapat mengakibatkan agregat terurai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil sehingga mudah terdispersi dan terkikis.

Pengelolaan lahan sebaiknya menerapkan praktik konservasi dengan menggunakan mulsa agar tanah tidak cepat rusak. Metode mekanis adalah seluruh perlakuan fisik dan mekanis pada tanah dan struktur bangunan untuk mengurangi limpasan permukaan dan erosi serta meningkatkan kapasitas penggunaan lahan. Kegiatan pertanian tanpa penambahan bahan organik dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tanah dalam jangka panjang karena kadar C organik dan kadar unsur hara yang dibutuhkan tanaman akan menurun.

Pengelolaan lahan pertanian harus menambah input bahan organik yang berguna dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kondisi ini dapat terjadi karena mulsa dapat meningkatkan penggumpalan, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan infiltrasi. Pemberian mulsa merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman karena dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Istilah pupuk hayati digunakan sebagai sebutan kolektif untuk seluruh gugus fungsi mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai pemasok unsur hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Istana Cacing adalah sebutan untuk lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme yang terdapat di dalam tanah seperti cacing, rayap, semut dan akar tanaman, yang terbentuk dan berisi udara serta menjadi tempat keluarnya air. melewati untuk pergi melalui tanah.

Tabel 1. Kualitas Biochar
Tabel 1. Kualitas Biochar

BAB V

Pengembangan Varietas Baru

Sistem multipass/agroforestri: campuran tanaman semusim dan semusim, campuran tanaman semusim dengan lapisan berbeda (termasuk tanaman baris). Salah satu bentuk kegiatan agroforestri adalah penanaman pohon kayu-kayuan di sela-sela tanaman pertanian. Penanaman semusim bermanfaat dalam menghambat energi kinetik air hujan dan meningkatkan intensitas penutupan permukaan tanah sehingga laju erosi dapat terhambat.

Penanaman tanaman semusim secara bergantian dengan tanaman pepohonan (agroforestri) yang memadukan tanaman pepohonan dengan tanaman semusim dapat bermanfaat bagi keberlanjutan sumber daya air tanah dan penyerapan karbon. Kehadiran akar pada tanaman pohon dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, yaitu menciptakan pemadatan yang lebih baik sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan daya cengkeramnya terhadap tanah sehingga tahan terhadap cipratan air hujan dan tidak mudah longsor. Pada lereng yang curam, penerapan agroforestri bersama tanaman pertanian lainnya (makanan/sayuran) dapat memperlambat laju erosi dibandingkan dengan tanaman tahunan saja.

Kehadiran akar juga dapat menunjang ekosistem kehidupan di sekitar akar dan menciptakan habitat bagi organisme tanah. Banyak faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih pola tanam, yaitu: serangan hama dan penyakit tanaman, interaksi alelopati antar tanaman, harga, modal, kesesuaian tanaman dengan jenis tanah, permukaan tanah dan iklim. Rotasi/pola tanaman yang sesuai dengan intensitas dan distribusi curah hujan merupakan bentuk adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim.

Ketidakpastian iklim menyebabkan perubahan waktu tanam, pola pemilihan tanaman, dan sistem pertanian yang mengakibatkan berkurangnya akses terhadap pangan. Jika dalam setahun terdapat 2-3 bulan kemarau, penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun namun dengan perencanaan yang lebih matang. Pola tanam campuran (mu/tip/e cropping) adalah sistem usaha tani yang menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan.

Keuntungan dari pola ini adalah cakupan wilayah menjadi lebih luas sehingga mengurangi limpasan permukaan dan erosi, meningkatkan intensitas penggunaan lahan dan memberikan pendapatan tambahan bagi petani. Puslitbang Tanaman Pangan (2008) mengembangkan varietas tanaman unggul padi toleran kekeringan (varietas Silugunggo), padi toleran air (varietas GH TR1), padi toleran salinitas (varietas Way Apoburu, Margasari, Lambur), padi rendah metana (varietas Way Apoburu, Margasari, Lambur). beras emisi (Ciherang, Cisantana, Tukad Balian), jagung toleran kekeringan (Bima-2 Bantimurung, Bima-3 Bantimurung, Lamuru, Sukmaraga), kedelai toleran kekeringan (Burangrang, Argomulyo), kacang tanah toleran kekeringan (Singa) dan kekeringan -kacang hijau toleran (Kutilang ). Pola tanam dapat ditentukan dengan menggunakan kalender tanam untuk menghindari kegagalan panen atau rendahnya produktivitas tanaman akibat iklim yang tidak menentu.

Gambar 3. Varietas Padi Umur Sangat Genjah
Gambar 3. Varietas Padi Umur Sangat Genjah

PENUTUP

Kesimpulan

Tindak Lanjut

Gambar

Tabel 1. Kualitas Biochar
Gambar 1. Varietas Padi Toleran Kekeringan
Gambar 2. Varietas Padi Toleran Rendaman
Gambar 4. Varietas Padi Toleran salinitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap perubahan iklim, jenis dampak dari perubahan iklim dan adaptasi yang dilakukan oleh

Proses adaptasi yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim pada sektor pertanian. dengan cara melihat kondisi cuaca dan kondisi lahan ketika pertama kali

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim dan menentukan pola adaptasi yang baik dari ancaman perubahan

Jl. Kuesioner ini digunakan untuk penelitian “Dampak Perubahan Iklim terhadap Pendapatan dan Faktor-Faktor Penentu Adaptasi Petani terhadap Perubahan Iklim: Studi Kasus di

Dalam kerangka alur usulan penelitian ini, pembahasan mengenai konsep adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, nantinya akan lebih menitikberatkan pada permasalahan terkait

Pendidikan Lingkungan bagi Masyarakat sebagai Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Melalui Upaya Penyimpanan Karbon pada Kawasan Hrj au (Hilda Zulkifli).. Produk Transgenik

Konservasi sumber mata air Blok Utara Lereng Pegunungan Dieng Kabupaten Batang sebagai upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim. Lokasi: Kabupaten Batang, Jawa

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN DAN STRATEGI ADAPTASI YANG DITERAPKAN OLEH PETANI Abdi Hidayat Universitas Medan Area, Indonesia Abstrak Peningkatan suhu dan periode