• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Perubahan Iklim Dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove Di Delta Cimanuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Perubahan Iklim Dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove Di Delta Cimanuk"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN ADAPTASI

MASYARAKAT SEKITAR EKOSISTEM MANGROVE DI

DELTA CIMANUK

NUR AINUN

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Dampak Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove di Delta Cimanuk adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2016

(4)

ABSTRAK

NUR AINUN. Dampak Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove di Delta Cimanuk. Dibimbing oleh AGUSTINUS M. SAMOSIR

Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena alam yang berdampak global. Dampak dari perubahan iklim ini juga dirasakan di sektor perikanan, antara lain kenaikan muka air laut, peningkatan curah hujan, dan suhu laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak resiliensi dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. Penelitian ini sebagian besar menggunakan metode survei yang didukung oleh analisis kuantitatif maupun data kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan abrasi, banjir, dan alih fungsi lahan. Ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove erat, sebagian besar masyarakat sadar akan ancaman yang ditimbulkan perubahan iklim. Pola adaptasi yang paling banyak dilakukan untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim adalah melakukan penyesuaian pekerjaan dan penanaman mangrove.

Kata kunci:. mangrove, masyarakat, perubahan iklim.

ABSTRACT

NUR AINUN. Social Adaptation in Delta Cimanuk Against Climate Change Impacts. Guided by AGUSTINUS M. SAMOSIR

Climate change is a natural phenomenon that has global impact. The fisheries sector is also feeling the impact of climate change The purpose of this study was to analyze the impact of community resilience and adaptation to climate change such as sea level rise, increasing rain and sea temperature. This research mostly using social survey method that is supported by the analysis of quantitative and qualitative data. The results of this study indicate the status of coastal ecosystems and Customs Indramayu Pagirikan Ilir village were damaged. Dependence of communities on mangrove ecosystems closely, most people are aware of the threat posed by climate change. Pattern good adaptation to minimize the impact of climate change is to adjust work and mangrove planting.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN ADAPTASI

MASYARAKAT SEKITAR EKOSISTEM MANGROVE DI

DELTA CIMANUK

NUR AINUN

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Dampak Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Sekitar Ekosistem Mangrove di Delta Cimanuk” ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1 Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.

2 Beasiswa Bidikmisi yang telah memberikan dana pendidikan terhadap penulis selama masa studi.

3 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Tahun Anggaran 2014.

4 Inna Puspa Ayu Spi. MSi, selaku pembimbing akademik yang telah memberi saran selama perkuliahan.

5 Ir Agustinus M Samosir MPhil selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, saran, arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6 Taryono SPi. MSi, dan Dr. Ir. Niken Tunjung Murti Pratiwi, Msi selaku dosen penguji yang telah memberi masukan, saran serta arahan dalam skripsi ini. 7 Ayah, Umak, Kakak Abang (Bang Anto, Bang Sakti, Kak Yeni, Kak Dedek,

Bang Aker, Kak Lida) serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungannya selama ini.

8 Seluruh tim penelitian Indramayu (Dewi, Hadiana, Seli, Annisa, dan Bang Reza), teman-teman MSP 48, atas semangat, dukungan, dan bantuannya.

Demikian skripsi ini disusun, semoga dapat bermanfaat.

Bogor, Maret 2016

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Kerangka Pemikiran 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 3

Waktu dan Lokasi Penelitian 3

Pengambilan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil 5

Pembahasan 11

KESIMPULAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

(10)

x

DAFTAR TABEL

1 Status masyarakat Desa Pabean Ilir 8

2 Status masyarakat Desa Pagirikan 8

3 Tingkat dan ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove

di Desa Pabean Ilir dan Pagirikan 9

4 Persepsi masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir. 9

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran dampak perubahan iklim dan adaptasi masyarakat

sekitar ekosistem mangrove di Delta Cimanuk 2

2 Peta lokasi penelitian di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir 3 3 Perubahan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat (1980-2014) 5 4 Frekuensi banjir yang terjadi di Indramayu pada tahun 1994 hingga

2015 6

5 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk 7

6 Jejaring makanan pada Ekosistem Mangrove di Desa Pagirikan dan

Pabean Ilir, Indramayu 7

7 Hubungan setiap parameter cluster di Desa Pagirikan Dan Pabean Ilir

berdasarkan pertanyaan kuisioner 10

8 Hubungan parameter komponen utama di Desa Pagirikan dan Pabean

Ilir 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Curah hujan 15

2 Kenaikan muka air laut 15

3 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk 15

4 Komposisi responden berdasarkan karakteristik masyarakat di Desa

Pabean Ilir dan Pagirikan pada Tahun 2015 15

5 Kuisioner penelitian 16

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan iklim (climate changes) merupakan suatu fenomena alam yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia (Haines 2003). Menurut Rahman (2009), perubahan iklim dapat terlihat dalam jangka waktu puluhan hingga jutaan tahun. Perubahan iklim dapat ditentukan melalui beberapa parameter, salah satunya adalah suhu. Perubahan suhu berpengaruh negatif terhadap lingkungan pesisir (Lieppert dan Alessandra 2015). Dampak-dampak perubahan iklim pada lingkungan pesisir, di antaranya adalah abrasi, peningkatan CO2 di laut, badai, banjir serta curah hujan meningkat (Richard

2002). Dampak perubahan iklim juga dirasakan oleh masyarakat di sekitar pesisir (Barnet 2001), sehingga banyak bentuk-bentuk adaptasi yang sudah dilakukan oleh masyarakat untuk meminimalisir dampak perubahan iklim.

Ekosistem mangrove merupakan suatu ekosistem yang terletak di antara laut dan darat, serta dipengaruhi oleh pasang surut (Liepert 2015). Ekosistem mangrove memiliki peranan ekologi, di antaranya menjaga stabilitas pantai dari abrasi, instruksi air laut, menjadi tempat bersarang, pemijahan, pembesaran berbagai jenis ikan, udang, burung, dan fauna lain (Marumo 1985). Selain manfaat ekologi, mangrove juga memberikan manfaat ekonomi, berupa perikanan tangkap, budidaya, serta manfaat pangan. Keberadaan ekosistem mangrove sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan hasil tangkapan nelayan. Masyarakat desa Pagirikan dan Pabean Ilir merupakan masyarakat yang dominan berprofesi sebagai nelayan, sehingga kehidupan masyarakat banyak tergantung pada ekosistem mangrove.

Luas tutupan mangrove di Indramayu hilang sebesar 773,96 ha selama 15 tahun terakhir (Hadiana 2015 dan Dinas Kehutanan Perkebunan Indramayu). Hilangnya tutupan mangrove dapat mengakibatkan menurunnya tangkapan dan kesejahteraan nelayan (Sukardjo dan Yamada 1980). Hal ini menjadi masalah bagi masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir. Berdasarkan penelitian Yuliantini (2013), hal-hal yang dapat menentukan pola adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim adalah status ekosistem, status masyarakat, ketergantungan terhadap ekosistem mangrove, dan persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap lingkungan pesisir, dan pola adaptasi masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir.

Kerangka Pemikiran

(12)

2

dan persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim. oleh karena itu status-status tersebut dapat menentukan pola adaptasi yang dilakukan masyarakat terhadap perubahan iklim. Kerangka pemikiran penelitian dampak perubahan iklim dan adaptasi masyarakat sekitar ekosistem mangrove di Delta Cimanuk disajikan pada Gambar 1.

Keterangan:

: Mempengaruhi

Gambar 1 Kerangka pemikiran dampak perubahan iklim dan adaptasi masyarakat sekitar ekosistem mangrove di Delta Cimanuk

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim dan menentukan pola adaptasi yang baik dari ancaman perubahan iklimdi Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu.

Perubahan Iklim

Dampak Sosial

- Sulit memprediksi daerah penangkapan

- Menurunnya tangkapan nelayan - Menurunnya kesejahteraan nelayan Status

- Ekosistem - Masyarakat - Ketergantungan - Persepsi

Dampak Ekologi - Kenaikan muka air laut - Rusaknya mangrove - Abrasi

- Banjir

- Meningkatnya frekuensi badai di laut

(13)

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2014 yang berlokasi di Desa Pabean Ilir dan Desa Pagirikan Indramayu, Jawa Barat. Peta lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir

Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan metode kuisioner, yaitu dengan wawancara terhadap responden. Responden pada penelitian ini terdiri dari nelayan tangkap dan nelayan budidaya yang diambil secara acak. Data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu, dan dari aplikasi Chirps untuk memperoleh data iklim. Variabel-variabel yang dapat menentukan pola adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Status ekosistem (E)

Status ekosistem mangrove menjelaskan tentang perubahan kondisi ekosistem pesisir yang dipengaruhi oleh perubahan iklim maupun aktivitas antropogenik. Status ekosistem juga digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi secara temporal. Status ekosistem pada penelitian ini diwakili pertanyaan tentang kondisi garis pantai, kondisi banjir, serta luas tutupan mangrove 15 tahun terakhir .

Status masyarakat (M)

(14)

4

dan perguruan tinggi) profesi (penganguran, nelayan/petani, BUMD, dan PNS) dengan panghasilan 30-150 ribu/hari. Pada penelitian ini semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi penghasilan, dan semakin erat hubungan profesi seseorang dengan ekosistem pesisir, maka akan semakin tinggi status masyarakat tersebut. Status masyarakat terdiri dari kategori status rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.

Ketergantungan terhadap ekosistem mangrove (K)

Ketergantungan terhadap ekosistem mangrove digunakan untuk mengetahui kehidupan seseorang yang berhubungan erat dengan ekosistem mangrove. Besarnya ketergantungan tersebut dapat dilihat dari tingginya kebutuhan masyarakat terhadap ekosistem mangrove.

Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim (P)

Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim digunakan untuk mengetahui besarnya pengetahuan masyarakat terkait perubahan iklim. Semakin tinggi persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim, maka akan tinggi pula pola adaptasi yang dilakukan, sehingga perlu mengetahui persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim (Yuliantini 2013).

Adaptasi sosial terhadap perubahan iklim (A)

Adaptasi sosial terhadap perubahan iklim merupakan upaya masyarakat untuk mangatasi dan meminimalisir dampak perubahan iklim. Adaptasi sosial terhadap perubahan iklim terdiri dari pertanyaan tentang respon masyarakat terhadap perubahan iklim, serta langkah-langkah yang sudah dan akan dilakukan sebagai langkah adaptasi.

Analisis Data

Analisis kuantitatif

(15)

Analisis Komponen Utama

Analisis komponen utama merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan dan saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel yang lebih kecil. Pada penelitian ini analisis komponen utama yang digunakan adalah PCA (principle component analisys). Tujuan utama dari analisis komponen utama ialah untuk mengurangi dimensi peubah-peubah yang saling berhubungan yang cukup banyak variabelnya sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data-data tersebut (Johnson in Setiawan 2011). Penggunaan metode PCA ini sangat disarankan untuk memilih atau meringkas variabel-variabel yang banyak sehingga olahan data menjadi lebih mudah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Status ekosistem dan dampak perubahan iklim

Tutupan mangrove di Delta Cimanuk tahun ke tahun mengalami penurunan. Status ekosistem mangrove di Delta Cimanuk rusak sedang. Hal tersebut dilihat dari beberapa faktor, yaitu banyaknya penebangan ekosistem mangrove (sebagai kayu bakar), alih fungsi mangrove sebagai tambak, dan abrasi. Perubahan garis pantai pesisir Indramayu disajikan pada Gambar 3

(16)

6

Sebaran mangrove di Delta Cimanuk dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. Perubahan sebaran mangrove tersebut terjadi secara signifikan dari tahun 1980 hingga 2014. Pinggir pantai di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir mengalami abrasi yang cukup tinggi. Abrasi tersebut disebabkan oleh banjir dan berkurangnya luasan tutupan mangrove. Selain itu, kenaikan muka air laut di Indramayu meningkat signifikan dari tahun 1989 hingga 2009, yaitu 0,01 m/tahun (Dasanto 2010). Hal tersebut berbanding lurus dengan curah hujan di Indramayu yang meningkat setiap tahunnya, yaitu dari tahun 1981 hingga 2015 (Chirps). Curah hujan tersebut meningkat sebesar 28 mm (Lampiran 1), sehingga dapat disimpulkan bahwa Delta Cimanuk mengalami perubahan iklim (Rahman 2009). Gambar 4 menunjukkan frekuensi terjadinya banjir di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir pada tahun 1994 hingga 2015.

Gambar 4 Frekuensi banjir yang terjadi di Indramayu pada tahun 1994 hingga 2015

Sumber: Change Publisher (2013)

Frekuensi banjir yang terjadi di Indramayu terdiri dari 3 kategori. Kategori 0 menunjukkan tidak terjadi banjir pada tahun tersebut, kategori 1 terjadi banjir yang disebabkan oleh rob, dan kategori 2 terjadi banjir bandang yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi (Lampiran 1). Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa antara tahun 1994 hingga 2010 banjir sedang terjadi 2 hingga 5 tahun sekali. Namun semenjak 2010 hampir terjadi tiap tahun yang disebabkan oleh curah hujan yang meningkat.

(17)

Gambar 5 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk Sumber: Marcello (2012)

Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa luas tutupan mangrove dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Tahun 1989 luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk seluas 3700,16 ha dan pada tahun 2010 luas tutupan mangrove menjadi 2156,08 ha (Lampiran 6). Hal tersebut menunjukkan sebanyak 773,96 ha tutupan mangrove hilang selama 12 tahun terakhir.

Jejaring makanan

Ekosistem mangrove di Indramayu memiliki keanekaragaman yang tinggi. Ikan target di ekosisitem mangrove Indramayu terdiri dari ikan bandeng, betok, kue, kakap, dan belanak (Oktavianda 2014). Jejaring makanan pada ekosistem mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Jejaring makanan pada Ekosistem Mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu

2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800

1989 2002 2010

L

ua

s

M

a

ng

ro

v

e

(ha

)

(18)

8

Jejaring makanan di ekosistem mangrove dimulai dari serasah daun mangrove yang berasal dari jenis Rhizophora macronata dan Avicennia marina. Serasah ini dimanfaatkan oleh berbagai biota pemakan serasah antara lain Uca sp, dan Terebralia, sedangkan yang lainnya diuraikan oleh dekomposer. Serasah dimanfaatkan oleh Detritus feeder. Lalu detritus juga diuraikan oleh bakteri untuk menghasilkan unsur hara. Selanjutnya unsur hara tersebut dimanfaatkan oleh fitoplankton. Kemudian fitoplankton dimanfaatkan oleh zooplankton dan ikan pemakan plankton, seperti Siganus guttatus. Biota-biota akuatik tersebut berasosiasi untuk mendukung ekosistem mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu.

Status masyarakat

Masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir memiliki status sosial yang berbeda-beda. Status masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu disajikan pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 1 Status masyarakat Desa Pabean Ilir

Variabel Skor

Berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan status masyarakat di Desa Pabean Ilir dikategorikan dengan status rendah. Status rendah yaitu masyarakat yang tingkat pendidikannya lulusan Sekolah Dasar (SD), pekerjaan rata-rata sebagai nelayan, dan memiliki penghasilan kisaran 30-70 ribu/hari.

Tabel 2 Status masyarakat Desa Pagirikan

Variabel Skor

Keterangan : sangat tinggi = >3,5, tinggi = >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2

(19)

Ketergantungan terhadap ekosistem mangrove

Masyarakat pesisir Indramayu merupakan masyarakat yang tergantung terhadap sumberdaya alam seperti mangrove baik itu pemanfaatan secara langsung maupun tidak langsung. Ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, Indramayu disajikan pada tabel 4.

Tabel 3 Tingkat dan ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove di Desa Pabean Ilir dan Pagirikan

Desa Tingkat Ketergantungan

Pabean Ilir 3,4

Pagirikan 3,3

Keterangan : sangat erat = >3,5, erat= >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat ketergantungan masyarakat Pabean Ilir terhadap mangrove adalah erat. Maka diketahui kondisi ekosistem mangrove di Indramayu berpangaruh terhadap kehidupan masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir.

Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim

Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim penting untuk menentukan besarnya pengalaman individu untuk menggambarkan dan menyimpulkan informasi terkait perubahan iklim. Besarnya perubahan kondisi lingkungan diduga akan mempengaruhi persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir disajikan pada Tabel 5.

Tabel 4 Persepsi masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir.

Desa Persepsi Masyarakat

Pabean Ilir 2,7

Pagirikan 2,7

Keterangan : sangat jelas = >3,5, jelas= >3-3,5, sedang = >2-3, rendah = 1-2

Tabel 5 menunjukkan persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim tergolong sedang. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir tidak paham mengenai dampak perubahan iklim. Hubungan setiap variabel terhadap perubahan iklim dapat dilihat dari Gambar 7.

Analisi Komponen Utama

(20)

10

Gambar 7 Hubungan setiap parameter cluster di Desa Pagirikan Dan Pabean Ilir berdasarkan pertanyaan kuisioner

Gambar 8 Hubungan parameter komponen utama diDesa Pagirikan dan Pabean Ilir

Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui besarnya adaptasi (A) dipengaruhi oleh ketergantungan (K) dengan nilai ƛ= 0,9699. Persepsi (P) dipengaruhi oleh status ekosistem (E) dengan nilai ƛ= 2,4755. Nilai Eigenvalue (ƛ ) menunjukan keragaman variabel di dalam suatu grup. Semakin besar nilai Eigenvalue maka keragaman variabel yang ada di dalam suatu grup semakin tinggi (Samaradivakara 2012), sehingga tingkat adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim ditanggapi secara beragam oleh masyarakat.

Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Adaptasi pada penelitian ini terdiri dari 4 kategori, yaitu tidak melakukan manajemen adaptasi sama sekali, pengalihan mata pencaharian, perubahan alat dan waktu penangkapan ikan, dan melakukan penanaman mangrove. Pola adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Pagirikan dan Pabean Ilir adalah penangkapan pada bulan gelap, meningkatkan GT (gross tones) kapal, membuat

ƛ=2,4

8

(21)

Pola adaptasi yang baik adalah melakukan diferensiasi pekerjaan dan penanaman mangrove. Hasil penelitian menujukkan variabel adaptasi (A) sangat dipengaruhi oleh faktor ketergantungan terhadap ekosistem mangrove (K).

Pembahasan

Ekosistem mangrove di Delta Cimanuk tergolong rusak sedang. Dilihat dari hilangnya luasan mangrove yang signifikan. Selain itu, curah hujan di Indramayu juga menunjukkan keadaan iklim yang semakin memburuk, dan menyebabkan kenaikan muka air laut (Lampiran 1). Menurut Byravan (2015), salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perutumbuhan mangrove adalah faktor iklim. Diketahui sebanyak 773,96 ha ekosistem mangrove di Indramayu hilang dari tahun 1980 hingga 2014. Hilangnya ekosistem mangrove disebabkan oleh pemanfaatan mangrove sebagai kayu bakar, pengalifungsian ekosistem mangrove menjadi tambak, abrasi, dan banjir. Hilangnya mangrove tersebut berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem mangrove. Sidik 2008 mengatakan setelah mangrove hilang, fungsi-fungsi ekosistem mangrove berkurang bahkan tidak bekerja sama sekali. Kerusakan tertinggi pada garis pantai disebabkan oleh abrasi (Coulthard 2008). Hal yang serupa juga terjadi di Delta Mahakam, Kota Samarinda, yaitu ekosistem mangrove hilang, sehingga fungsi ekologisnya menurun (Haba 2013).

Menurunnya fungsi ekologis berpengaruh terhadap penghasilan masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir yang umumnya berprofesi sebagai nelayan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa status masyarakat di Desa Pagirikan tergolong sedang, dan pada Desa Pabean Ilir tergolong rendah. Menurut Charon (1995), status masyarakat terbentuk karena adanya perbedaan sosial di antaranya adalah kedudukan, umur, kekayaan, pendidikan, dan penghasilan. Status masyarakat Desa Pagirikan lebih tinggi dibanding masyarakat Desa Pabean Ilir. Hal ini disebabkan oleh penghasilan harian masyarakat Desa Pagirikan lebih tinggi dibanding Desa Pabean Ilir. Masyarakat Desa Pagirikan dominan nelayan budidaya, sedangkan masyarakat Desa Pabean Ilir dominan nelayan tangkap.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove erat (Gambar 8). Hal ini dilihat dari berkurangnya hasil tangkapan nelayan seiring hilangnya luasan ekosistem mangrove. Pernyataan ini didukung oleh Yulianti (2013) yang menyebutkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem mangrove terlihat dari penggunaan lahannya, serta mata pencaharian yang banyak memanfaatkan mangrove seperti nelayan. Hal serupa juga terjadi di Teluk Blanakan, ketergantungannya masyarakat terhadap ekosistem mangrove erat, terbukti dari profesi masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai nelayan serta memanfaatkan ekosistem mangrove.

(22)

12

laut, dan kondisi biota. Persepsi yang mempengaruhi adaptasi masyarakat untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim.

Kemampuan persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti pendidikan dan mata pancaharian. Hal ini sesuai dengan hasil penelian (Gambar 7), yaitu hanya sebagian kecil dari masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir yang tahu betul terkait perubahan iklim. Menurut Dorberg (2009) salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mau melakukan tindakan adaptasi terhadap perubahan iklim adalah persepsi. Masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir hanya sebagian kecil yang telah melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal yang serupa juga terjadi di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali. Persepsi dan bentuk adaptasi masyarakat di Desa Lebih berhubungan nyata, yaitu ketika masyarakat memiliki informasi yang cukup terkait perubahan iklim, maka mereka akan mempersiapkan diri untuk melakukan adaptasi. Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa semakin jelas persepsi masyarakat terhadap perubahan iklim, maka semakin besar pula pola adaptasi yang dilakukan.

Menurut Ellison (2012), adaptasi yang baik untuk dilakukan adalah cara adaptasi yang membutuhkan biaya terendah dan tidak merusak lingkungan. Adaptasi dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat miskin dalam melakukan pola adaptasi untuk meminimalisir dampak dari perubahan iklim. Berdasarkan penelitian Ermawan (2014) di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali, bentuk adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lebih, antara lain melakukan diferensiasi pekerjaan, dan penanaman mangrove. Diferensiasi pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pagiirkan dan Pabean Ilir adalah melakukan kegiatan penangkapan pada bulan gelap. Menurut Setyawan (2006), salah satu adaptasi yang baik adalah restorasi mangrove. Hal ini sesuai dengan pola adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pagirikan dan Pabean Ilir, melakukan penanaman mangrove, sehingga dampak yang ditimbulkan perubahan iklim dapat diminimalisir.

Ekosistem mangrove di Delta Cimanuk tergolong rusak sedang. Rusaknya ekosistem mangrove tersebut berpengaruh buruk terhadap fungsi ekologis mangrove. Menurunnya fungsi ekologis mangrove tersebut berpengaruh terhadap penghasilan masyarakat di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir. Berdasarkan penelitian dapat dilihat sebagian kecil dari masyarakat sudah banyak yang melakukan pola adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Pola adaptasi yang baik dilakukan adalah melakukan penanaman mangrove kembali, sehingga dampak dari perubahan iklim dapat diminimalisir.

KESIMPULAN

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Barnet J. 2001. Adapting to climate change in Pasific Island Countries : the problem of uncertainty. World Development Journal. Vol (5): 977-974. Byravan S dan Sudhir CR, Sea level rise and climate change exiles a possible

solution. Permissions journals. Vol. 71(2) 21–28.

Coulthard S. 2008. Adaptation to environmental change in artisanal fisheries-insight from South Indian Lagoon. Global Environmental Change Journal. Vol (4): 479-489.

Dasanto. 2010. Penilaian dampak kenaikan muka air laut pada wilayah pantai: studi kasus kabupaten Indramayu. Jurnal Hidrosfi Indonesia. Vol (5): 43-53.

Descasari R. 2014. Keterkaitan ekosistem mangrove dengan keanekaragaman ikan di Pabean Ilir dan Pagirikan, Pasekan Indramayu, Jawabarat. [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Ellison J. 2012. Climate change vulnerability assessment an adaptation planning for mangrove system. WWF Jurnal. ISBN: 978-920990069-0.

Ermawan F. 2014. Hubungan antara persepsi dan bentul adaptasi nelayan terhadap perubahan iklim. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Haines A. 2003. Climate Change. International Journal of Epidemiologi. 32: 321-323.

Liepert BG dan Alessandra G. 2015. Glibal warming, the atmospheric brown cloud and the changing Indian summer monson. Permissions journals. Vol 71(4) 23-30.

Marcello. 2012. Perubahan hutan mangrove di wilayah pesisir Indramayu. [Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

Marumo. 1985. Ecology management of mangrove. Kyoto (JP). Kyoto University Oktavianda MR. 2014. Keterkaitan ekosistem mangrove dengan produksi ikan di

desa Pagirikan dan Pabean Ilir, kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Rahman HA. 2009. Global climate change and its effects on human habitat and environtment in Malaysia. Malaysian Journal of environmental management. 10 (2) : 17-32

Richard SJ. 2002. Estimates of the damage costs of climate change. Environmental and resorce economics journal. 21: 47-73.

Samaradivakara SP, Hirimuthigoda NY, Gunawardana R, Illeperuma RJ,Fernandopulle ND, De Silva AD, dan Alexander P. 2012. Morphological variation of four tilapia population in selected reservois in Sri Lanka. Tropical Agricultural Research Journal. Vol(2) : 105-116. Setyawan AD, Winarno K. 2006. Pemanfaatan langsung ekosistem mangrove di

Jawa Tengah dan penggunaan lahan di sekitarnya; kerusakan dan upaya restorasinya. Jurnal Biodiversitas. Vol (7). No 3: 282-291.

Sukardjo S dan Yamada I. 1980. The management problems and research needs of the mangrove forest in the Cimanuk Delta Complex, West Java. Southeast Asian Studies Journal. Vol 29 (4). March 1992.

(24)

14

(25)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Curah hujan

Lampiran 2 Kenaikan muka air laut

Lampiran 3 Luas tutupan mangrove di Delta Cimanuk

Tahun Luas (Ha) 1989 3.700,16 2002 2.762,23 2010 2.156,08

Lampiran 4 Komposisi responden berdasarkan karakteristik masyarakat di Desa Pabean Ilir dan Pagirikan pada Tahun 2015

No Karakteristik

responden Kategori Skor

(26)

16

SMP 3 15,38462 35,13514

SMA 4 13,46154 18,91892

3 Pelatihan/kursus Tidak

pernah 1 76,92308 54,05405

ADAPTASI NELAYAN TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (Studi Kasus Masyarakat Desa Pabean dan Desa Pagirikan

Indramayu, Jawa Barat) Oleh : Nur Ainun

C24110055

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Institut Pertanian Bogor

No. Responden : ... (diisi oleh peneliti) Responden

Nama : ... Alamat : ...

I. Status Masyarakat 1. Berapa usia Bapak/Ibu sekarang?

<18-25 26-30 31-45 >45

2. Pendidikan terakhir yang Bapak/Ibu capai? Tidak Sekolah

(27)

Tamat SMA

3. Pernahkah Bapak/Ibu mengikuti pelatihan/kursus? Jika pernah pelatihan atau kursus apa yang pernah Bapak/Ibu ikuti?

Tidak Pernah Pernah 1-3 kali Berperan aktif

Mengikuti Sekolah Lapang

4. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di desa ini? 1-5 tahun

6. Berapa rata-rata penghasilan keluarga bapak per hari? 30-70 rb

70-100 rb 100-150 rb >150 rb

7. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti info mengenai kerusakan lingkungan/ pemanasan global di Televisi?

Tidak pernah

Pernah 1x hingga 3 kali Pernah, lebih dari 3 kali Ya pernah, sering

8. Apakah sudah ada peraturan formal yang sudah ditetapkan sebelumnya di daerah ini?

Tidak perlu Belum

Ada, akan tetapi tidak aktif Ada, dan aktif

9. Menurut anda bagaimana dengan peraturan tsb? Apakah sudah berjalan dengan baik atau perlu diperbaiki lagi peraturan tsb?

Belum berjalan dengan baik

Sudah ada peraturan, tidak ada penegak Tidak ada masukan dana

Sudah lancar dan berjalan dengan baik

10. Apakah setiap masyarakat sudah memetuhi peraturan yang ditetapkan? Tidak perlu dipatuhi

Sudah, hanya orang-orang dinas saja Sudah sebagian masyarakat

Sudah seloruh masyarakat mematuhinya

11. Apakah peraturan tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai lokal atau budaya di daerah ini?

(28)

18

Belum, karena tidak sesuai dengan perekonomian masyarakat

Hampir sesuai, hanya saja peraturannya sedikit menantang masyarakat. Sudah sesuai dengan nilai-nilai lokal atau budaya di daerah ini

II. Status Ekosistem 12. Mulai tahun berapa abrasi terjadi di desa ini?

1 tahun terakhir 2-5 tahun terakhir 5-10 tahun terakhir >10 tahun terakhir

13. Mulai tahun berapa badai terjadi di desa ini? 1 tahun terakhir

2-5 tahun terakhir 5-10 tahun terakhir >10 tahun terakhir

14. Bagaimana kondisi garis pantai 10 tahun terakhir? < 1 km- 5 km

6 km – 10 km 11 km- 15 km >15 km

15. Apakah ada kegiatan perikanan lain di desa ini selain penangkapan, budidaya, dan Fishing Sport? Jika ada, maka apa kegiatannya?

Tidak ada

Usaha home made

Pemanfaatan sumberdaya mangrove KUB

16. Apa permasalahan utama dalam penangkapan dan budidaya ikan di desa ini? Ikan sedikit

Cuaca yang tidak jelas

Alat tangkapnya masih primitif Modal melaut yang minim 17. Apakah sering terjadi banjir?

Tidak tahu Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

18. Apakah keberadaan ikan semakin sulit ditebak? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

19. Apakah ikan-ikan semakin sedikit dari tahun ke tahun? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

20. Pinggir pantai semakin mendekat ke darat dari tahun ke tahun? Tidak tahu

(29)

Ragu-ragu Setuju

III. Ketergantungan

21. Sudah berapa lama lama Bapak/Ibu bekerja sebagai? 1-5 tahun

5-10 tahun 10-15 tahun

Lebih dari 15 tahun

22. Apakah Bapak/Ibu memiliki pekerjaan yang lain selain? Tidak punya

Ada

Ada, akan tetapi jarang ada job Ada, usaha home made

23. Apakah pekerjaan ini adalah pekerjaan utama Bapak/Ibu? Ya

Ya jika musim saja

Tidak ada pilihan pekerjaan lain lagi. tidak

24. Menurut anda apakah berhubungan jumlah tangkapan ikan dengan pencemaran lingkungan? Jika ya, maka bagaimana cara penanggulangannya Tidak tahu

Tidak ada hubungan

Ada hubungan. Akan tetapi tidak ada penanggulangannya

Ada hubungan, penanggulangan dengan cara menurunkan kadar pencemar, misalnya meminimalisir pembuangan sampah sembarangan.

25. Jika sumberdaya tsb habis atau sudah tidak ada, dampak yang paling berpengaruh terhadap perekonomian bapak/ibu apa?

Tidak tahu

Tidak ada pengaruhnya

Pengaruh terhadap kita pengonsumsi ikan Pengaruh terhadap pendapatan nelayan

26. Lalu jika hal itu terjadi, matapencaharian alternatif apa yang akan bapak/ibu lakukan?

Tidak melakukan apapun, menunggu agar ada ikan kembali Membentuk KUB

Cari kerja lain

Membuka usaha baru

27. Bagaimana perbedaan keadaan jumlah tangkapan 10/20 tahun yang lalu dengan penangkapan yang sekarang?

Lebih banyak sekarang Tidak ada perubahan

Lebih banyak yang sekarang Ikan hampir tidak ada

28. Ada interaksi antara nelayan dan para penanam mangrove di daerah ini? Tidak tahu

(30)

20

29. Pernah terjadi konflik antara nelayan? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

30. Pernah terjadi banjir di desa ini? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

IV.Adaptasi

31. Bagaimana cara bapak/ibu untuk mengelola sumberdaya tsb? Tidak melakukan apa-apa/ biarkan saja

Hanya memanfaatkan Meminimalisir pencemaran Penanaman mangrove

32. Apakah Bapak/Ibu pernah membicarakan tentang perubahan iklim dan pemanasan iklim dengan orang lain di desa ini?

Tidak pernah

Pernah 1x hingga 3 kali Pernah, lebih dari 3 kali Ya pernah, sering

33. Kalau bapak ingin mengetahui mengenai info lanjut perubahan iklim, pemanasan global ataupun keanehan cuaca, kemana Bapak/Ibu akan meminta pendapat?

Tidak ingin menanyakan Kepada keluarga di rumah Kepada tetangga atau teman Kepada ahlinya

34. Ketika sudah mengetahui sudah banyak lingkungan sekitar kita tercemar, langkah apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk ke depannya untuk

menyelamatkan bumi ini?. Membiarkan saja

Membicarakan dengan masyarakat Memikirkan pengelolahannya

Menstop pencemaran, dan melakukan pengelolaan

35. Bagaimana partisipasi bapak/ibu kepada lingkungan pesisir di daerah ini? Tidak melakukan apa-apa

Melakukan pemanfaatan

Menyumbang dana untuk pengelolaannya

Mencegah pencemaran dan melakukan pengelolaan

36. Apakah ada perbedaan antara peran bapak/ibu terhadap pengolahan pesisir? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

(31)

Tidak tahu Pernah 1-3 kali Berperan aktif

38. Menurut anda pengelolaan yang seperti apa yang baik untuk diterapkan di daerah ini?

39. Menurut anda, perlukah mangrove untuk kehidupan bermasyarakat? Jika perlu maka untuk apakah itu?

Tidak perlu

Untuk dijadikan kayu bakar

Pelindung ekosistem/menahan abrasi Dimanfaatkan buahnya

40. Bagaimana pendapat anda mengenai petambak yang sering menebang mangrove untuk membuat tambak? Apakah kita sebagai masyarakat merasa rugi atau tidak merasa apa-apa?

Biasa saja, tidak merasa rugi

Salah, karena sudah menebang punya negara Salah karena sudah mencuri kayu mangrove Salah karena sudah tidak menjaga lingkungan.

41. Menurut anda, jika mangrove tidak ada, maka apa yang akan terjadi terhadap perkampungan pesisir desa ini?

Jadi indah tanpa mangrove Tidak terjadi apa-apa Ikan-ikan sedikit

Panas, abrasi, sehingga sering terjadi banjir

42. Menurut bapak.ibu manfaat mangrove secara langsung dan tidak langsung apa?

Kayu bakar Mangrove dijual

Buah mangrove dimanfaatkan Mangrove bagi lingkungan pesisir

43. Suhu bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

44. Permukaan air laut semakin meningkat daritahun ke tahun? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

(32)

22

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

46. Badai semakin sering dari tahun-tahun sebelumnya? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

47. Saya merasa semakin sulit menentukan wilayah penangkapan ikan? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

48. Sering terjadi hujan yang tak menentu? Tidak tahu

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju

49. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan FGD (Forum Group Discussion) tentang iklim?

Tidak pernah Tidak tahu Pernah 1-3 kali Berperan aktif

50. Apakah peraturan tersebut sudah dipercaya baik untuk pengelolaan di daerah ini?

Tidak perlu

Sudah, hanya orang-orang dinas saja Sudah sebagian masyarakat

Sudah seluruh masyarakat mematuhinya

Lampiran 6 Matriks PCA

1. Eigenanalysis of the Correlation Matrix (Principal Component Analysis Desa Pagirikan dan Pabean Ilir)

(33)
(34)

24

39P 0,101 -0,299 0,175 0,006 0,264 -0,010 0,086 0,076 40P -0,007 -0,015 0,518 -0,157 -0,125 -0,032 0,360 0,265 41P 0,378 -0,152 -0,193 0,047 -0,353 -0,061 -0,248 0,374 42P -0,117 0,296 0,323 0,390 0,023 -0,010 -0,059 -0,109

(35)

RIWAYAT HIDUP

Nur Ainun lahir di Natal, 9 Maret 1994. Penulis merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Zainal Abidin dan Rasimah. Penulis mengenyam pendidikan di SD N 1 Natal pada tahun 2000-2005. Masa remaja dihabiskan penulis di SMP N 1 Natal pada tahun 2005-2008 dan SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan pada tahun 2008-2011. Penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor dengan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui jalur tes SBMPTN Undangan (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada tahun 2011.

Gambar

Gambar 1.
Gambar 2 Peta lokasi penelitian di Desa Pagirikan dan Pabean Ilir
Gambar 3 Perubahan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat (1980-2014)
Gambar 4 menunjukkan frekuensi terjadinya banjir di Desa Pagirikan dan Pabean
+3

Referensi

Dokumen terkait

banyak juga perbedaan contoh adaptasi dari masyarakat lokal terkait perubahan iklim.. Di bawah ini akan disebutkan beberapa contoh yang terjadi di

Pada praktikum Perubahan Iklim dan Ekosistem Laut mengenai materi identifikasi plankton dari hasil pengamatan mikroskop dengan menggunakan metode cacah

Hal ini menjelaskan bahwa para pemangku kepentingan pada sektor ini lebih banyak melakukan kegiatan berupa aksi adaptasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim

• Kontribusi GRK terhadap Perubahan Iklim • Proyeksi Temperatur Global.. • Dampak Perubahan Iklim • Adaptasi

Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dampak tersebut meliputi kenaikan muka air

Penurunan penghasilan masyarakat di desa Langensari, Mojo dan Sumber Klampok merupakan dampak turunan dari perubahan iklim, menjadikan masyarakat sensitif terhadap per- ubahan

Perubahan iklim memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kehidupan masyarakat dan lingkungan. Dampak langsung seperti musim yang tidak menentu, banjir,

Beberapa dampak dari perubahan iklim dapat terjadi pada struktur dan fungsi dari bioma, ekosistem, komunitas, populasi hingga spesies  Karbondioksida dalam tumbuhan  Climate