• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BAHAYA LINGKUNGAN KERJA FISIK DI GUDANG BAHAN BAKU CANDY PT. KONIMEX SUKOHARJO

N/A
N/A
Kafi Nur Rozaq

Academic year: 2023

Membagikan " ANALISIS BAHAYA LINGKUNGAN KERJA FISIK DI GUDANG BAHAN BAKU CANDY PT. KONIMEX SUKOHARJO"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah setiap tempat atau lapangan, baik tertutup maupun terbuka, bergerak atau diam, tempat pekerja bekerja atau tempat pekerja sering masuk untuk keperluan usaha dan terdapat sumber atau sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah. , di atas permukaan air, di dalam air atau di udara dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Sedangkan dari sudut pandang ilmiah, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang mempelajari bagaimana bertindak jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Suma'mur, 1996). Keselamatan dan kesehatan kerja yang praktis/legal adalah upaya untuk melindungi pekerja agar pekerja selalu aman dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja atau sumber daya proses produksi dapat menggunakannya dengan aman dan efisien. (Suma'mur, 1996).

Pada umumnya disetiap tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja. Penyedia harus memperhatikan praktik kerja yang dapat membahayakan, baik di tempat kerja maupun saat mengawasi pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. e. Bahaya dari lingkungan kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja, serta berkurangnya produktivitas dan efisiensi kerja.

Bahan ini terlepas ke lingkungan karena cara kerja yang tidak tepat, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau perangkat yang digunakan dalam proses tersebut. Bahaya biologis disebabkan oleh mikroorganisme, serangga atau hewan lain di tempat kerja. komitmen terhadap pengguna xxii 4) Faktor fungsi kerja atau ergonomi. Gangguan yang salah akibat beban kerja yang berlebihan, peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan tenaga kerja.

Gangguan jiwa dapat terjadi akibat kondisi lingkungan sosial tempat kerja yang tidak sesuai dan menimbulkan tekanan mental pada karyawan, seperti ketidaksesuaian antara atasan dan bawahan. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan/atau harta benda (Permenaker No. 03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan). Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja, artinya kecelakaan tersebut terjadi akibat pekerjaan atau pada saat melakukan pekerjaan.

Penyebab suatu kejadian atau peristiwa seperti kecelakaan kerja yang terjadi pasti ada karena 2 faktor yaitu : . komit ke pengguna xxvi 1) Tindakan tidak pasti. Merupakan metode identifikasi bahaya berdasarkan konsep bahaya atau kecelakaan yang terjadi jika terjadi pelepasan energi yang tidak terduga. Berdasarkan rumusan kejadian buruk sebagai puncak atau peak events. . berkomitmen pada pengguna xxix e) Analisis Keamanan Pekerjaan (JSA).

Dalam praktiknya, kemungkinan terjadinya kejadian jangka pendek hanya dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman pribadi, intuisi, dan pengalaman dari kejadian yang tidak dilaporkan.

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

  • Metode Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Pelaksanaan
  • Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi yang dilakukan melalui pengamatan langsung di seluruh lokasi Gudang Bahan Baku Permen. Kegiatan pelaksanaan penelitian dilaksanakan di area gudang bahan baku Candy pada tanggal 28 Februari dan 29 Maret 2012. Data yang diperoleh akan diolah secara deskriptif yaitu Analisis bahaya lingkungan kerja, bahaya di tempat kerja dan alat yang digunakan mempunyai potensi bahaya yang tinggi. .penggunaan pada tempat penyimpanan bahan baku Candy dan metode kerja yang digunakan sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT.

Konimex tentang analisa bahaya lingkungan kerja fisik sebagai upaya pencegahan kecelakaan di area Gudang Bahan Baku Permen. Gudang Bahan Baku Permen merupakan gudang bahan baku permen yang terdiri dari beberapa bagian, seperti gudang bahan baku bagian selatan, gudang bahan baku bagian utara, gudang giling selatan, gudang giling utara, gudang dingin, gudang rasa bagian utara, gudang rasa. gudang rasa selatan, gudang glukosa, dan gudang penyimpanan palet dan digunakan sebagai gudang penyimpanan kemasan atau karton. Intensitas suara yang dihasilkan berbeda-beda pada setiap ruangan di gudang bahan baku. Hal ini disebabkan karena usaha yang dilakukan dan sumber kebisingan yang dihasilkan berbeda.

Penyediaan PPE kepada tenaga kerja adalah sangat penting untuk menjaga kesihatan dan keselamatan tenaga kerja, tetapi terdapat pekerja yang tidak menggunakan PPE. Walaupun syarikat yang menyediakan peralatan pelindung diri mempunyai fungsi melindungi tenaga kerja yang bekerja di gudang bahan mentah gula-gula. Peralatan pelindung diri yang disediakan oleh syarikat untuk tenaga kerja di gudang bahan mentah gula-gula adalah seperti berikut.

Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku sehingga tergolong pekerjaan kasar sehingga membutuhkan kecerahan minimal 100 Lux. Pada tempat penyimpanan bahan baku Permen, intensitas pencahayaan memenuhi standar, namun terdapat beberapa lampu padam di gudang kemasan utara, gudang tratak, gudang karton utara. Tempat penyimpanan bahan baku permen memiliki intensitas kebisingan di bawah 85 dB(A) yang telah sesuai dengan ketentuan. Pada area Gudang Bahan Baku Permen, suhu dan kelembaban udara sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan. komit ke pengguna xlvi.

Perusahaan menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja yang bekerja di Gudang Bahan Baku Permen. Berdasarkan hasil observasi dan penilaian Analisis Bahaya Lingkungan Kerja pada gudang bahan baku permen sebagai langkah awal pencegahan kecelakaan kerja di PT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Gudang menyuplai kebutuhan atau permintaan barang dari departemen lain seperti resep, pengemasan dan produksi, menyiapkan dan mengirimkan barang yang diperiksa oleh staf kendali mutu. Meja kerja dan meja komputer di perkantoran juga diukur besarnya intensitas cahayanya, data pengukuran disajikan pada Lampiran 4. b) Kebisingan. Sumber kebisingan gudang berasal dari bongkar muat barang, forklift dan suara truk yang baru datang.

Sumber bunyi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut masih di bawah NAB, namun sumber bunyi sangat keras pada saat mengoperasikan forklift dan truk yang baru datang. Suhu dan kelembapan pada setiap ruangan gudang berbeda-beda, hal ini dikarenakan suhu dan kelembapan disesuaikan dengan sifat dan jenis barang yang disimpan, sehingga kualitas barang tetap terjaga atau tidak rusak. Setiap hari suhu dan kelembapan dipantau dan dicatat mulai pukul WIB, karena pada saat tersebut suhu dan kelembapan mencapai nilai ekstrim, dan suhu ruangan ber-AC tidak boleh melebihi 250C. Setiap tahunnya termometer suhu dan kelembaban harus dikalibrasi ulang agar suhu dan kelembaban dapat dipantau sehingga nilai yang dihasilkan merupakan nilai yang valid/akurat dan kualitas barang tetap terjaga.

Data analisis bahaya lingkungan kerja fisik disajikan pada lampiran 4. komitmen kepada pengguna xli 2. Analisis Bahaya Pekerjaan seperti misalnya. Pekerjaan yang mempunyai resiko terjatuh seperti pekerjaan yang menempatkan barang terlalu tinggi, mengangkat barang secara manual melebihi berat badan atau batas maksimal beban yang dapat diangkat. Pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya terjepit, seperti pekerjaan yang menggunakan hand palet, dapat menyebabkan jari terjepit saat kunci diturunkan atau dibuka.

Ketika barang sampai, para pekerja menata barang di setiap ruangan, atau ketika memenuhi permintaan dari bagian produksi, para pekerja menyiapkan barang di setiap ruangan. Banyak pekerja yang mengangkat barang secara manual dan tidak menggunakan metode pengangkatan yang aman. Pemberian alat pelindung diri kepada pekerja sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja dan keselamatan pekerja, namun tidak ada pekerja.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Intensits Kebisingan
Tabel 2. Hasil Pengukuran Intensits Kebisingan

Pembahasan

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor Per.13/Mans/X/2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja pasal 5 ayat 1 ditetapkan nilai ambang batas kebisingan sebesar 85 dB (A) untuk 8 jam kerja per hari dan 40 jam per minggu. Perusahaan tidak perlu menyediakan alat pelindung diri seperti earplug atau penutup telinga karena sumber kebisingan yang ditimbulkan berasal dari bongkar muat barang, forklift dan suara truk yang baru datang. Konimex memang berbeda karena suhu dan kelembapannya disesuaikan dengan jenis barang yang disimpan.

Namun di beberapa gudang suhunya mencapai 300C pada siang hari. Untuk memastikan karyawan tidak cepat mengalami kelelahan, maka perlu dilakukan langkah perbaikan sebagai berikut. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER 05 /MEN/1996 tentang Sistem Pengelolaan Lingkungan Kerja pada lampiran 1, pedoman pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan kerja pada poin 3.3 yaitu identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang menjadi tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi situasi atau peristiwa apa pun yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Semakin tinggi nilai risiko suatu bahaya, semakin kritis sifat bahaya tersebut, dan ini berarti diperlukan tindakan perbaikan atau pengendalian sesegera mungkin. Langkah terakhir dalam proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko adalah menentukan tindakan pengendalian yang tepat untuk bahaya yang telah kita identifikasi.

Penyediaan alat pelindung diri yang disediakan perusahaan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. Per8/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, pasal 2 ayat 1 yaitu “perusahaan wajib menyediakan alat pelindung diri di tempat kerja”, para. 2 yaitu “Alat Pelindung Diri Harus Sesuai SNI”, dan Ayat 3 yaitu “alat pelindung diri”. peralatan pelindung harus disediakan secara gratis oleh perusahaan.” Alat pelindung diri yang diberikan kepada pekerja wajib digunakan di tempat kerja, dan perusahaan wajib memasang tanda wajib menggunakan alat pelindung diri di tempat kerja. Konimex yang meliputi cahaya, kebisingan, suhu dan kelembapan telah sesuai dengan ketentuan, namun suhu dan kelembapan juga disesuaikan dengan jenis barang yang disimpan.

Bahan-bahan yang mempunyai potensi tinggi dan faktor bahayanya harus dihilangkan agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja 2. Pengawasan dilakukan dalam penggunaan alat pelindung diri bagi pegawai dan sanksi diberikan kepada pegawai yang dengan sengaja tidak menggunakan APD pada saat melaksanakan. bekerja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Gambar

Tabel 1.  Hasil pengukuran Intensitas Penerangan di Gudang Bahan Baku
Gambar 1  Kerangka Pemikiran  ....................................................................
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tempat
Tabel 2. Hasil Pengukuran Intensits Kebisingan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Akhir yang telah diuraikan pada masing- masing bab sesuai dengan judul “Administrasi gudang Dalam Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Menjadi Barang Jadi Di PT. Solo

Dalam peraturan itu pula dinyatakan bahwa identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan : kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya, jenis

Saat ini ada beberapa rak yang dapat digunakan kembali untuk menata ulang bahan baku dalam gudang, dengan kata lain hanya memindahkan rak-rak tersebut ke dalam gudang. Tata

Penyelesaian akar permasalahan menggunakan tools lean manufacturing yaitu dengan pengklasifikasian bahan baku, perbaikan layout gudang dan pembuatan display pada gudang

Namun berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, di dalam penanganan sistem pengolahan data inventory bahan baku gudang masih belum mempunyai database

Identifikasi bahaya dalam penelitian ini adalah proses untuk menentukan apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana bahaya dapat terjadi di tempat kerja yang berpotensi

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI GUDANG DENGAN PENDEKATAN METODE FIRST IN-FIRST OUT TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi

Kegiatan Uraian Bahaya Identifikasi Potensi Risiko Penilaian Risiko Potensi Bahaya Kemungkinan Kecelakaan Tindakan Pengendalian Eksisting Tingkat Keparahan Tingkat Risiko