0
B A H A N I N F O R M A S I D I S E M I N A S I
S N I B A N G U N A N T A H A N G E M P A D A N P E N E L I T I A N G E M P A K O T A S U R A B A Y A
3 O k t o b e r 2 0 1 9
BENCANA
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dandampak psikologis
(Sumber: PP No. 21 tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana)
Erupsi Gunung
Berapi Banjir Hujan
Tanah
Longsor Gempa Bumi
Banjir Lahar Angin Putting Beliung
Bencana
Sosial Kekeringan
Tsunami Gelombang Pasang
2
• World Risk Report (2016): Indonesia dikategorikan negara dengan tingkat risiko bencana yang tinggi
• Hal tersebut disebabkan tingginya tingkat keterpaparan ( exposure ) dan kerentanan ( vulnerability ) terhadap bencana
• Penting untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap risiko bencana dan perubahan iklim
KERENTANAN INDONESIA
TERHADAP RISIKO BENCANA
GEMPA BUMI TSUNAMI BANJIR TANAH
LONGSOR KEBAKARAN
HUTAN
Bencana tahun 2017 tercatat 2.341 kejadian (29/12/2017). Bencana hidrometeorologi mendominasi kejadian bencana tahun 2017. Banjir menempati urutan pertama diikuti oleh bencana putting beliung
& tanah longsor. Bencana tahun ini menyebabkan lebih dari 3,5 juta jiwa menderita & mengungsi serta merenggut 377 jiwa, selain itu juga menyebabkan lebih dari 47 ribu unit rumah rusak.
R E K A P B E N C A N A
J A N U A R I – D E S E M B E R 2 0 1 7
4
R E K A P B E N C A N A
J A N U A R I – D E S E M B E R 2 0 1 8
2.572
KEJADIAN BENCANA
4.814
orang meninggal
& hilang
10,24 juta
jiwa mengungsi
& terdampak
150.513
rumah rusak berat
39.815
rumah rusak sedang
129.837
rumah rusak ringan
Sumber: BNPB, 2018
orang meninggal
dunia
BANJIR LAMPUNG TENGAH 26 Februari 2018
7 meninggaorang
l dunia
LONGSOR BREBES 22 Februari 2018
11
orang hilang7
orang meninggal
dunia
BANJIR BANDANG MANDAILING NATAL
12 Oktober 2018 1
7
orang hilang
2
orang meninggal
dunia
GEMPA BUMI LOMBOK & SUMBAWA 29 Juli, 5 Agustus, 19 Agustus 2018
564
orang mengungsi
445.343 GEMPA BUMI & TSUNAMI
SULAWESI TENGAH 28 September 2018
orang meninggal
dunia
2.081
orang mengungsi
206.219
orang hilang
1.309
orang meninggal
dunia
TSUNAMI BANTEN 21 Desember 2018
317 18.024
orang mengungsi
679
804
473 Kejadian
Bencana Tahun 2018
Banjir Puting
Baliung Tanah Longsor
38
Kebakaran Lahan
JUMLAH KEJADIAN BENCANA MENINGKAT DALAM SEPULUH TAHUN TERAKHIR…
Indonesia
Source: BNPB
6
STRATEGI PENGURANGA N RISIK O BENCANA KEMENTERIA N P UP R
• Memperhitungkan risiko bencana dalam perencanaan, pemrograman, penganggaran, pembangunan infrastruktur secara efektif dan terpadu dengan penekanan pada mitigasi bencana dengan terlebih dahulu mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi.
• Menerapkan sertifikasi desain yang rekomendasinya dikeluarkan oleh Komite yang anggotanya berasal dari gabungan profesional dan pemerintah agar dihasilkan desain infrastruktur yang benar, sesuai dengan standar, kriteria-kriteria, perencanaan.
TAHAP PERENCANAAN
• Menerapkan standar pengawasan yang ketat agar pembangunan infrastruktur dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan perencanaan.
• Menerapkan sertifikasi operasiagar infrastruktur dimanfaatkan dengan tepat sesuai dengan perencanaan.
TAHAP PEMBANGUNAN
• Melakukan pemeliharaan dan pengoperasian infrastruktur yang memadai agar kondisinya baik sehingga dapat berfungsi secara optimal.
• Memberlakukan status kesiapsiagaan bencana, melakukan tindakan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi untuk menjamin terpenuhinya pelayanan publik.
TAHAP PENGELOLAAN
P EDOMAN P ELA KSANAAN KEGIATAN D ALAM RA NGKA MENDU KUNG MITIGASI BENCANA
Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan
Rawan Bencana Longsor Permen PU No. 22 tahun 2007
Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Dan Kawasan Rawan Gempa Bumi
Permen PU No. 21 tahun 2007
Tentang Pedoman Perencanaan Umum Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Rawan Tsunami
Permen PU No. 06 tahun 2009
Tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat
Daya Rusak Air Permen PUPR No. 13 tahun 2015
Tentang Bendungan;
mensyaratkan keamanan bendungan dalam pembangunan dan pengelolaan
bendungan Permen PUPR No. 27 tahun 2015
Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau untuk melindungi fungsi sungai dan danau dan mengendalikan daya rusak
air sungai dan danau Permen PUPR No. 28 tahun 2015
Tentang Pembentukan Tim Pemutakhiran Peta Bahaya Gempa
Bumi Indonesia Tahun 2016 dan Penyiapan Pusat Studi Gempa Nasional
Kepmen PUPR No. 364.I/KPTS/M/2016
tahun 2015
Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan
SE Menteri PUPR No. 07/SE/M/2015
KUMPULAN KETENTUAN DASAR YANG MEMBERI ARAH BAGAIMANA SESUATU HARUS DILAKUKAN.
LAUNCHING
BUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA TAHUN 2017
KEMENTERIAN PUPR Jakarta, 4 September 2017
Alasan PEMUTAKHIRAN PETA GEMPA 2010 menjadi PETA GEMPA 2017
(RENTANG WAKTU 2004 – 2016)
Proses penunjaman Lempeng Indo-Australia kedalam Lempeng Eurasia : 1. BARAT SUMATERA
Aceh (Mw= 9,2), 2004
Nias tahun 2005 (Mw= 8,7),
Bengkulu (Mw= 8,5), 2007
Mentawai (Mw= 7,8), 2010 2. SELATAN JAWA,
Pangandaran (Mw= 7,8), 2006
Proses penunjaman Lempeng Eurasia kedalam lempeng Philipina : Halmahera dan utara Sulawesi
( Mw= 7,1), 2014,
GEMPA SESAR DARAT
Yogyakarta, 2006 (Mw= 6,3),
Padang, 2009 (Mw= 7,6),
Pidie Jaya di Aceh 2016 (Mw= 6,5).
SUMBER GEMPA PERISTIWA
KEJADIAN
LOKASI
JUMLAH SESAR AKTIF
2010 2017
SUMATERA 19 55
JAWA 10 37
SULAWESI 12 49
MALUKU - PAPUA 12 79
NUSA TENGGARA - BANDA - 75
53 295
PENINGKATAN AKTIFITAS ZONA SUBDUKSI
1.
PENINGKATAN AKTIFITAS SESAR AKTIF DARAT
PENINGKATAN JUMLAH SESAR AKTIF DARAT
2.
SUMBER GEMPA MENINGKAT
TAHUN 2017
8693 KEJADIAN GEMPA atau 718 gempa / bulan
Gempa merusak 19 kali
Gempa Mw > 5 208 kali
Gempa dirasakan 573 kali
Tahun 2018
11.577 KEJADIAN GEMPA
Gempa Kecil (Mw<4,0) 9.081 kali.
Gempa Ringan (5,1<Mw<6,0) 210 kali.
Gempa Kuat (6,1<Mw<7,0) 12 kali.
Gempa Besar (7,1<Mw<8.0) 1 kali, yaitu Gempa
Palu 28 September 2018 (M=7,5).
10 Sesar Aktif Tahun 2010
37 Sesar Aktif Tahun 2017
PENINGKATAN SUMBER GEMPA
PADA petq 2010 DAN peta 2017 DI P. JAWA
Peningkatan jumlah sesar aktif cukup signifikan pada jalur utara P. Jawa dari kota cirebon – semarang – surabaya
Dampak resiko tinggi karena populasi
penduduk yang besar
TINDAK LANJUT PENERAPAN PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA INDONESIA 2017
REVISI NSPM SOSIALISASI / DISEMINASI
SNI 1726:2012 : Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung
SNI 03-1731-1989 : Tata cara keamanan bendungan
SNI 2833:2016 : Perencanaan Jembatan terhadap beban gempa
SNI 1727: 2013 : Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain;
SNI 2847:2013 : Persyaratan Baton Struktural untuk Bangunan Gedung;
SNI 1729:2014 : Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural;
SNI 7973:2013 : Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu
LAUNCHING
BUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA TAHUN 2017
KEMENTERIAN PUPR Jakarta, 4 September 2017
REVISI SPM BAHAN, STRUKTUR, DAN
KONSTRUKSI BANGUNAN TAHAN GEMPA
12
CONTOH PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENDUKUNG MITIGASI
BENCANA
Pasal 2
• Memberikan acuan dalam penentuan kawasan yang berpotensi menimbulkan longsor berdasarkan pertimbangan karakteristik fisik alami dan aktivitas manusia yang memberi dampak terjadinya longsor.
• Memberikan acuan dalamperencanaan tata ruang, penempatan ruang dan pengendalian,pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana banjir.
Permen PU No. 22 tahun 2007
Pasal 4
Konsepsi keamanan bendungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari 3 (tiga) pilar yaitu:
a. Keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan struktural, aman terhadap kegagalan hidraulis, dan aman terhadapkegagalan rembesan;
b. operasi, pemeliharaan dan pemantauan;
c. kesiapsiagaan tindak darurat.
Permen PUPR No. 27 tahun 2015
Pasal 2 (2)
• Peraturan menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman dan arahan kepada BBWS/BWS dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan darurat bencana akibat daya rusak air
Pasal 3
Bencana akibat daya rusak air antara lain:
• Banjir,termasuk banjir bandang
• Erosi dan sedimentasi
• Banjir lahar dingin
• Tanah Longsor
Permen PUPR No. 13 tahun 2015
INFRA-
STRUKTUR SUMBER
DAYA AIR BINA MARGA CIPTA KARYA & PERUMAHAN SIKLUS
BENCANA
KESIAPSIAGAAN
• Pengaman Pantai
• Bendungan (Pengendali Banjir)
• Embung/Situ
• Sabo Dam
• Polder
Pengaman Tebing
• ImplementasiBuilding Code
• Rumah Tahan Gempa
• Shelter/Tempat Perlindungan Sementara
• Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai evacuation zone KRISIS Pengeboran Sumur Air Tanah Pembersihan Puing • Mobil Tangki Air
• ToiletPortable
• Hidran Umum TANGGAP
DARURAT/TRANSISI
• Pengeboran Sumur Air Tanah
• Perkuatan Tebing/Tanggul Sementara
• Pembersihan Puing
• Jembatan Bailey (Sementara)
• Hunian Sementara
• Air Minum untuk Huntara
• Sanitasi untuk Huntara
REHABILITASI &
REKONSTRUKSI
• Rehabilitasi Saluran Irigasi
• Perkuatan Tebing/Tanggul Permanen • Perbaikan Jalan
• Perbaikan/Penggantian Jembatan Permanen
• Sistem Air Minum Perkotaan
• Sistem Sanitasi (sampah & air limbah)
• Hunian Tetap
• Retrofitting Bangunan Publik DUKUNGAN MITIGASI
RISIKO BENCANA
• Regulasi (Pembentukan Komite/Permen/Kepmen/SE)
• Peta (Risiko Bencana Gempa, Banjir, Tsunami, dll)
• Kelembagaan (mis: Pembentukan Tim SATGAS)
• Teknologi Infrastruktur PUPR (mis: Flood Early Warning System, Pengolahan Air Bersih Darurat, RISHA, dll)
MITIGASI RISIKO BENCANA DI KEMENTERIAN PUPR
14
CONTOH INFRASTRUKTUR UNTUK MITIGASI RISIKO BENCANA
• Pengurangan risiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko
bencana dengan program pembangunan
• Perlindungan masyarakat dari dampak bencana
• Pemulihan kondisi dari dampak bencana
• Pengurangan risiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko
bencana dengan program pembangunan
• Perlindungan masyarakat dari dampak bencana
• Pemulihan kondisi dari dampak bencana
• Penetapan kebijakan penanggulangan
bencana selaras dengan kebijakan
pembangunan nasional
• Penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah
• Penetuan kebijakan kerjasama dalam penanggulangan
bencana dengan negara lain, badan-badan atau pihak internasional
• Penetapan kebijakan penanggulangan
bencana selaras dengan kebijakan
pembangunan nasional
• Penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah
• Penetuan kebijakan kerjasama dalam penanggulangan
bencana dengan negara lain, badan-badan atau pihak internasional
• Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum
• Perlindungan masyarakat dari dampak bencana
• Perngurangan risiko bencana dan
pemanduan
pengurangan risiko bencana dengan program
pembangunan
• Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum
• Perlindungan masyarakat dari dampak bencana
• Perngurangan risiko bencana dan
pemanduan
pengurangan risiko bencana dengan program
pembangunan
• Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras dengan kebijakan
pembangunan daerah
• Pelaksanaan kebijakan kerjasama dalam
penanggulangan bencana dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain.
• Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras dengan kebijakan
pembangunan daerah
• Pelaksanaan kebijakan kerjasama dalam
penanggulangan bencana dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain.
WEWENANG
PEMERINTAH PUSAT TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
DAERAH
WEWENANG PEMERINTAH DAERAH
PEMBAGIAN PERAN PENANGGULANGAN BENCANA PUSAT & DAERAH
BNPB MENGKOORDINASIKAN pelaksanaan penanggulangan bencana alam secara terencana, terpadu, dan menyeluruh TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH PUSAT
16
BUILT BACK BETTER
MEWUJUDKAN KETAHANAN INFRASTRUKTUR
PENATAAN RUANG
Zonasi Strategis untuk mencapai BBB*)
• Berdasarkan ZRB (Zona Ruang Rawan Bencana dan penilaian bahaya terperinci
• Peraturan tata guna lahan dan peraturan bangunan
Perencanaan Tata Ruang dari perspektif BBB*)
• Tingkatkan kota yang tahan bencana
• Mencapai pembangunan sosial- ekonomi yang berkelanjutan
• Memungkinkan pemulihan mata pencaharian dan pemberdayaan masyarakat
PEMULIHAN MATA PENCAHARIAN
Implementasi kegiatan
• Untuk menghasilkan pendapatan langsung
• Untuk memulai kembali kegiatan mata pencaharian dengan menyediakan peralatan / bahan dan pelatihan
• Untuk memulai kembali kegiatan mata pencaharian setelah merehabilitasi fasilitas
PENILAIAN BAHAYA BENCANA
Mempertimbang kan pengaruh
Tindakan Struktural untuk
PRB**) (Likuifaksi tanah, Tsunami, banjir dll.
Penilaian bahaya terperinci Berdasarkan
survei dan evaluasi tambahan
PERENCANAAN KETAHANAN INFRASTRUKTUR
Tindakan struktural untuk PRB**)
• Tindakan mitigasi Tsunami
• Tindakan mitigasi resiko Likuifaksi meningkatkan pertahanan
infrastruktur dan bangunan
• Perbaikan sungai
Rekonstruksi dan rehabilitasi
• Jalan dan jembatan
• Fasilitas publik
Usulkan langkah- langkah struktural PRB
yang efektif dan pekerjaan rekonstruksi Kebutuhan dari
Pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan Berikan informasi
penilaian bahaya secara terperinci
Struktural mengukur desain
Evaluasi efek PRB
Berikan informasi yang memengaruhi aktivitas pemulihan mata pencaharian dan pemberdayaan
masyarakat
Kebutuhan dari masyarakat setempat
dan warga yang terkena dampak
bencana
*) Bulit Back Better
**) Pengurangan Risiko Bencana
INFRASTRUKTUR MITIGASI BENCANA
INFRASTRUKTUR MITIGASI BENCANA
18
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A K E K E R I N G A N
B E N D U N G A N R O T I K L O T , N T T
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A K E K E R I N G A N
E M B U N G S E N D A N G M U L Y O , J A W A T E N G A H
20
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A B A N J I R
N O R M A L I S A S I S U N G A I C I L I W U N G , D K I J A K A R T A
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A B A N J I R
P E N G E N D A L I B A N J I R G A R U T , J A W A B A R A T
22
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A B A N J I R
T A N G G U L M U A R A B A R U , D K I J A K A R T A
Ruas Towaeli – Toboli (Kebon Kopi)
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A L O N G S O R
K E B O N K O P I , S U L A W E S I T E N G A H
24
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A L O N G S O R
K E B O N K O P I , S U L A W E S I T E N G A H
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A L O N G S O R
J A L U R P U N C A K , J A W A B A R A T
26
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A G E M P A B U M I
J E M B A T A N A N T A P A N I , B A N D U N G
T E K N O L O G I C O R R U G A T E D M O R T A R B U S A
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A G U N U N G B E R A P I
S A B O D A M G U N U N G M E R A P I , J A W A T E N G A H
28
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A G U N U N G B E R A P I
S A B O D A M G U N U N G S I N A B U N G , S U M A T E R A U T A R A
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A A B R A S I
P E N G A M A N P A N T A I P A N T A I P A N J A N G , B E N G K U L U
30
P E N G U R A N G A N R E S I K O B E N C A N A A B R A S I
P E N G A M A N P A N T A I N U S A D U A , B A L I
INFRASTRUKTUR UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA
P E M B A N G U N A N S H E L T E R T S U N A M I D I A C E H
Tempat evakuasi sementara sesaat sebelum terjadinya tsunami yang diperlukan pada skala lingkungan agar masyarakat segera mencapai ketinggian yang aman sehingga
terhindar dari terjangan arus tsunami.
32
PENANGANAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI
DI PROVINSI NTB
LA P OR A N K E JA D I A N G E MP A
GEMPA BUMI UTAMA
(5/8/18 – 18.46 WIB)
M=7
8,37 LS 116,48 BT 32 km
GEMPA BUMI PENDAHULUAN
(29/7/18 – 05.47 WIB)
M=6.4
8,35 LS 116,50 BT 13 km
GEMPA BUMI SUSULAN
(19/8/18 – 21.56 WIB)
M=7 10 km
GEMPA BUMI SUSULAN
(9/8/18 – 12.23 WIB)
M=5.9
8,49 LS 116,19 BT 16 km
K R O N O L O G I S
• 29 Juli 2018 pukul 05:47 WIB gempa dengan magnitudo 6,4 di Kab. Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram, NTB (47 km Timur Laut Kota Mataram).
• 5 Agustus 2018 pukul 18:46 WIB gempa susulan dengan maginitudo 7.
• 6 Agustus 2018 pukul 07:28 WIB: gempa susulandengan magnitudo 5,4 di Kab.
Sumbawa, NTB.
• 19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB: gempa susulan dengan magnitudo 7 di 30 km Timur Laut Lombok Timur.
• Kab/Kota Terdampak : Lombok Utara (terparah), Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat
Pusat Gempa
Kekuatan (Maginitudo)
34
P E M A N F A A T A N S U M U R B O R
M A S A T A N G G A P D A R U R A T B E N C A N A N T B
DUKUNGAN MOBIL TANGKI AIR, TOILET PORTABLE & HIDRAN UMUM
MASA TANGGAP DARURAT BENCANA NTB
36
KEMENTERIAN PUPR MENGIRIMKAN 400 INSINYUR MUDA UNTUK MEMBANGUN
HUNIAN TAHAN GEMPA DI LOMBOK
P E M B A N G U N A N P A S A R T A N J U N G
38
P E M B A N G U N A N M A S J I D D A R U L A B R A R A B I P R A Y A
P E M B A N G U N A N S M A N 1 P E M E N A N G
40
R S U D K O T A M A T A R A M
R U M A H T A H A N G E M P A
R U M A H I N S T A N S E D E R H A N A S E H A T ( R I S H A )
KEC. KOPANG, KAB. LOMBOK TENGAH KEC. BAYAN, KAB. LOMBOK UTARA
42
R U M A H T A H A N G E M P A
R U M A H I N S T A N K A Y U ( R I K A )
KEC. JURAN ALAS, KAB SUMBAWA DUSUN BAWAK NAO DAYA, KEC. SEMBALUN ,
KAB. LOMBOK TIMUR
R U M A H T A H A N G E M P A
R U M A H I N S T A N K O N V E N S I O N A L ( R I K O )
KEC. KOPANG, KAB. LOMBOK TENGAH
DESA TEPAS SEPAKAT, KEC. BRANGBEA, SUMBAWA BARAT
44
LESSON LEARNED
BENCANA GEMPA BUMI DI NTB
1. Pembagian Klaster, dengan membagi tugas penanggulangan bencana gempa bumi Lombok menjadi 4 klaster, yaitu:
• Jalan dan Jembatan
• Air dan Sanitasi
• Sarana Prasarana Umum
• Permukiman
Setiap pokja dalam di masing-masing klaster bekerja sesuai bidang tugasnya dengan tetap berkoordinasi dengan Satgas Provinsi/Kab/Kota dan masyarakat serta NGO. Dengan adannya pembagian klaster tersebut penanggulangan bencana dapat dilakukan secara cepat dan efisien.
2. Memastikan pembangunan Rumah Tahan Gempa dan melakukan pendampingan kepada
masyarakat untuk memulihkan hunian masyarakat terdampak dan meningkatkan
ketangguhan hunian masyarakat untuk bertahan terhadap kondisi kegempaan wilayah
Pulau Lombok dan Sumbawa.
PENANGANAN PASCA BENCANA
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH
46
K R O N O L O G I S K E J A D I A N G E M P A & T S U N A M I
• Gempa pertama mengguncang Kab.
Donggala pukul 14.00 WIB pada 28 September 2018 dengan kekuatan
magnitudo 6 SR pada kedalaman 10 km.
• Gempa kembali terjadi pukul 17:02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu 7,4 SR dengan kedalaman yang sama.
• Pukul 17:02 BMKG menyatakan status Siaga dan Waspada. Arti status Siaga, tinggi tsunami adalah 0,5-3 meter di pantai barat Donggala.
• Tsunami terjadi di Kota Palu dan Kab.
Donggala pada Jumat, 28 September 2018. Sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga malam hari.
• 66.926 unit rumah warga Rusak Berat/Roboh, Rusak Sedang.
K R O N O L O G I S
4 F O K U S S T R A T E G I T A N G G A P D A R U R A T
EVAKUASI KORBAN BENCANA
1 PEMBERSIHAN KOTA
DARI PUING-PUING BANGUNAN RUNTUH
3
PENYEDIAAN
PRASARANA & SARANA AIR BERSIH & SANITASI
2 PENYELESAIAN
MASALAH KONEKTIVITAS
4
48
E V A K U A S I K O R B A N B E N C A N A
unit
P E N Y E D I A A N P R A S A R A N A & S A R A N A
A I R B E R S I H & S A N I T A S I
50
P E N Y E D I A A N P R A S A R A N A & S A R A N A
A I R B E R S I H & S A N I T A S I
P E M B E R S I H A N K O T A D A R I P U I N G B A N G U N A N
52
P E M U L I H A N K O N E K T I V I T A S
P E M B E R S I H A N L O N G S O R A N T E B I N G
P A S C A L O N G S O R A K I B A T G E M P A
P L O T I N G Z O N A R A W A N B E N C A N A
P R O V I N S I S U L A W E S I T E N G A H
Progres pematokan dan plotting jalur sesar dilakukan oleh Tim Kementerian
PUPR, Pusat Gempa Bumi Nasional dan Kementerian ATR/BPN. Namun belum didiskusikan bersama dengan
pihak-pihak terkait.
Ploting ZRB terbagi dalam
15 SEGMEN
54
Likuifasi Petobo Likuifasi Balaroa
Likuifasi Jono Oge
Duyu = 41,65 ha
Pombewe = 362 ha
Likuifasi Petobo Likuifasi
Balaroa
Likuifasi Jono Oge
Tondo - Talise 146,8 ha 3.378 unit
Duyu 38,6 Ha 450 unit
Pombewe 104 ha 1.500 unit
P E T A R E N C A N A L O K A S I H U N T A P
B E R D A S A R K A N S K G U B E R N U R S U L A W E S I T E N G A H N O . 3 6 9 / 5 1 6 / D I S . B M P R - Q . S T / 2 0 1 8 D A N K O N F I R M A S I K A N W I L B P N P R O V I N S I S U L A W E S I T E N G A H
C O N T O H H U N I A N T E T A P D I K E L . D U Y U
Tipe 36
Luas Tanah 150 m
2Huntap juga diperuntukan bagi warga yang rumahnya
yang berada di jalur
patahan Sesar Palukoro
56
P E M B A N G U N A N H U N I A N T E T A P D I K E L . P O M B E W E
P E M B A N G U N A N H U N I A N T E T A P D I K E L . T O N D O
58
H U N I A N S E M E N T A R A K O T A P A L U
SUDAH DIHUNI
KWH Listrik Sudah Terpasang di 206 Unit Huntara
H U N I A N S E M E N T A R A K A B . D O N G G A L A
SUDAH DIHUNI
KEC. SINDUE, KEL. LERO TATARI
60
PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK HUNIAN SEMENTARA
Pemasangan Sumur Bor di beberapa titik, antara lain:
• Petobo Utara (Kap. 6 lt/dtik, kedalaman 96 m)
• Petobo Selatan (Kap. 10 lt/dtik, kedalaman 93 m)
• Mpanu (Kap. 9 lt/dtik, kedalaman 80 m)
S U M U R B O R D I K A B . D O N G G A L A
LESSON LEARNED
BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI PALU
1. Mencegah kemungkinan likuifaksi dengan membangun:
• Saluran irigasi untuk mencegah penetrasi
• Saluran pembuangan air tanah ke sungai
• Sumur dalam untuk menuruhkan air tanah
2. Pengendalian aliran debris dengan menggunakan Sabo DAM 3. Penanganan Tsunami dengan :
• Membuat zonasi konservasi pantai, penanaman mangrove, penetapan jarak antara bangunan dan pantai, pelarangan bangunan/infrastruktur di area potensi tsunami,
• Pembangunan tanggul penahan tsunami
• Penerapan struktur bangunan yang tahan tsunami
• Jalan dengan jalur evakuasi horizontal
4. Pemilihan lokasi untuk permukiman baru, dengan persyaratan:
• Relatif aman dari bencana
• Berada dalam pola ruang yang memiliki kapasitas lahan yang baik/daya dukung lingkungan,
• Kemiringan dibawah 15%
• Memiliki ikatan emosional dengan tempat yang lama 5. Mengevaluasi ulangBuildiing Code, yaitu dengan:
• Membuat sistem peringatan dini untuk mendeteMempersiapkan SNI untuk perencanaan ketahanan gempa bumi (R-SNI 1726) dan persyaratan struktur baja untuk bangunan (R-SNI 2847) sebagai panduan untuk Pemda
• Kementerian PUPR bersama tim ahli Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Lingkungan bekerjasama untuk menyediakan arahan dan rekomendasi desain bangunan baru.
6. Membuat sistem peringatan dini untuk mendeteksi tanda-tanda tsunami, intensitas hujan, aliran permukaan dan muka air bawah tanah, kemungkian likuifaksi dan tanah longsor.
62
SATGAS PENANGGULANGAN BENCANA PUPR
SATGAS PENANGGULANGAN BENCANA PUPR
LINGKUP TUGAS SATGAS
PENANGGULANGAN BENCANA PUPR [1-2]
(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)
TAHAP PRA BENCANA
• Menyebarluaskan Petunjuk Pelaksanaan
& Petunjuk Teknis
• Penyiapan Personil, Peralatan & Logistik
• Penyusunan Anggaran
• Pemantauan &
Evaluasi
Kesiapsiagaan Unit / Satker
TAHAP TANGGAP DARURAT
• Kaji Cepat Kebutuhan Tanggap Darurat
• Penyediaan
Kebutuhan Dasar Korban Bencana (Air Bersih / Air Minum)
• Perbaikan Darurat/
Pemulihan Sementara fungsi prasarana dan sarana PUPR
• Pengendalian kegiatan tanggap darurat
bencana
• Pelaksanaan tanggap darurat lainnya yang ditugaskan BNPB
• Kegiatan transisi darurat bencana
sebelum dilaksanakan rehabilitasi dan
TAHAP REHABILITASI REKONTRUKSI DAN
• Pembuatan
rekomendasi teknis dalam perencanaan, dan penggunaan anggaran
• Pengendalian
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi oleh lintas UNOR
• Pengendalian
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi oleh BNPB
MONEV
• Penyediaan Informasi Penanggulangan
Bencana terkait sapras PUPR ke public
• Pelaporan kepada
Menteri PUPR
64
BAGAN TATAKERJA
SATGAS PB PUPR
MENTERI PUPR
MENTERI PUPR KEPALA BNPBKEPALA BNPB
Wakil KEMPUPR pada Unsur Pengarah
BNPB Wakil KEMPUPR pada Unsur Pengarah
BNPB
2. KOMANDO TANGGAP DARURAT BNPB
1. TRC - BNPB PUSAT KOMANDO SATGAS PB PUPR
KETUA : SEKRETARIS JENDERAL
WAKIL KETUA : 1. DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR
2. DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA
3. DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
4. DIREKTUR JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN
5. KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KETUA HARIAN : STAF AHLI MENTERI BIDANG TEKNOLOGI, INDUSTRI DAN LINGKUNGAN SEKRETARIS : KEPALA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN & KLN ANGGOTA : 1. KEPALA PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2. KEPALA BIRO KOMUNIKASI PUBLIK
3. PARA SEKRETARIS DALAM DIREKTORAT JENDERAL
4. SEKRETARIS BADAN LITBANG
5. KEPALA PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH (BPIW)
6. DIREKTUR PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
DITJEN BINA KONSTRUKSI
7. PARA DIREKTUR DALAM DIREKTORAT JENDERAL
8. PARA KAPUS BADAN LITBANG (SDA, JALAN DAN
JEMBATAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN)
1.POS SIAGA BENCANA 2.TIM REAKSI CEPAT (TRC)
3.SATGAS PELAKSANA TANGGAP DARURAT (BALAI BESAR/BALAI/SATKER) 4.KOORDINATOR PELAKSANA TANGGAP DARURAT
5.PELAKSANA REHABILITASI DAN REKONTRUKSI (BALAI BESAR/BALAI/SATKER)
SEKRETARIAT (BIRO PERENCANAAN
ANGGARAN & KLN)
GUBERNUR GUBERNUR
POS KOMANDO/POSKO (Ditjen. SDA, Bina Marga,
Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan) UNIT PENDUKUNG
UNIT PELAKSANA KOORDINATOR/L.O *
BPBD PROVINSI
DINAS PUPR PROV
BPBD KAB/KOTA DINAS PUPR
KAB/KOTA
Apabila terjadi bencana besar Jalur Perintah Komando Tanggap Darurat BNPB Koordinasi
Informasi/Pelaporan Wilayah Komando Tanggap Darurat Keterangan :
*
BUPATI / WALIKOTABUPATI / WALIKOTA
(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)
U N I T P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A K E M E N T E R I A N P U P R
PUSAT KOMANDO
UNIT PENDUKUNG OPRASIONAL
UNIT PELAKSANA
• Sekjen sebagai Ketua
• Pimpinan Tinggi Madya Teknis sebagai wakil ketua
• Staf Ahli Menteri sebagai ketua harian
• Anggota
• Tim Reaksi Cepat Gabungan (4 tim)
• Pos Siaga
• Satlak Tanggap Darurat
• Tim Reaksi Cepat Gabungan (4 tim)
• Pos Siaga
• Satlak Tanggap Darurat
66
MEKANISME & ALIRAN INFORMASI
TANGGAP DARURAT DI KEMENTERIAN PUPR
(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016) LAPORAN LAPANGAN meliputi: