• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN KULIAH PSIKO DIAGNOSTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAHAN KULIAH PSIKO DIAGNOSTIK"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN

KULIAH PSIKO DIAGNOSTIK

DOSEN PENGAMPU :

HANIZAR FITRIANI S.Psi M.Psi

(2)

ISI MATERI KULIAH ke 4

menjelaskan tes modern yaitu riwayat pendahulu tes, sejarah perkembangan alat

tes psikologi serta isu-isu etis berkenaan dengan psikodiagnostik dan assessment

dalam psikologi.

(3)

RIWAYAT PENDAHULU

TES

(4)

Teori tes klasik atau classical test theory (CTT) merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam dunia pengukuran di bidang Psikologi. Teori tes klasik dikenal juga dengan sebutan teori skor murni (true score theory). Hal ini berkaitan dengan fokus kajian teori tes klasik yang ingin melihat nilai skor murni dari skor tampak yang diperoleh.

Teori ini dikembangkan oleh Charles Spearman tahun 1904 dan

masih terus digunakan hingga saat ini. Spearman mengembangkan

CTT dengan menggabungkan konsep eror dan korelasi (Salkind,

2007). CTT merupakan teori psikometri yang populer serta banyak

digunakan pada berbagai disiplin ilmu (psikologi, pendidikan, dan

ilmu sosial lainnya). Istilah “klasik” yang digunakan tidak hanya

mengacu kronologi model ini

(5)

Teori tes klasik (TTK) atau classical test theory (CTT) telah berkembang secara luas dan menjadi aliran utama di kalangan ahli psikologi dan pendidikan, serta bidang kajian perilaku (behavioral) yang lain, selama 20 dekade (Embretson & Reise, 2000) .

TTK memiliki kelemahan karena bersifat examinee sample dependent dan item sample dependent (Fan, 1998; Hambleton &

Swaminathan, 1985; Hambleton, Swaminathan, & Rogers, 1991;

Hambleton, Robin, & Xing, 2000; Lord, 1980) .

Kelemahan tersebut memicu teori baru yang lebih memadai, yaitu

teori tes modern, yang dikenal juga sebagai teori respon aitem (TRA)

atau item response theory (IRT) dan dikenal pula dengan nama

latent traits theory (LTT).

(6)

Teori Tes Klasik disebut juga dengan Classical True-Score Theory , dinamakan Teori Tes Klasik karena unsur-unsur teori ini sudah dikembangkan dan diaplikasikan sejak lama, namun tetap bertahan hingga sekarang.

Teori Tes Modern disebut juga dengan Latent-Trait Theory karena teori ini berasumsi bahwa performansi subjek dalam mengerjakan suatu tes dapat diprediksi dari kemampuannya yang bersifat laten atau menetap. Teori Tes Modern juga sering disebut dengan Item Response Theory , artinya respon subjek terhadap suatu aitem menunjukkan kemampuan kognitifnya.

Teori Tes Modern muncul untuk menjawab keterbatasan dari Teori Tes Klasik yakni, parameter dalam Teori Tes Klasik merupakan karakteristik aitem yang tergantung pada kelompok sampel yang digunakan untuk menghitungnya, selain itu Teori Tes Klasik juga memerlukan kesetaraan eror pengukuran bagi semua subjek yang dikenai tes, definisi paralel dalam Teori Tes Klasik juga sangat sulit untuk dipenuhi dalam prakteknya, dengan hadirnya Teori Tes Modern dapat menjawab semua keterbatasan ini, namun perlu diingat bahwa Teori Tes Modern ini tidak praktis, dari semua keterbatasan Teori Tes Klasik tersebut perlu dilihat juga kelebihan dari Teori Tes Klasik yakni, Teori Tes Klasik telah dikembangkan sejak dulu sehingga telah berhasil dalam meletakkan konsep-konsep dasar pengukuran, selain itu Teori Tes Klasik juga memiliki nilai praktis yang tinggi.

(7)

TEST MODERN

Unsur teori dalam tes modern meliputi:

– Butir (item tes) – Subjek (responnya) – Isi respon subjek

Asumsi-asumsi dalam tes modern:

Parameter butir soal dan kemampuan adalah (Invariant). Artinya soal yang dibuat memiliki korelasi positif dengan kemampuan yang diukur.

Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan. Asumsi ini kurang terbukti karena pada dasarnya antara item 1 dengan lainnya saling melengkapi.

Local independence, artinya respon terhadap suatu item tidak akan berpengaruh terhadap item lainnya.

(8)

Perbedaan mendasar antara pengukuran klasik dengan pengukuran modern terletak pada invariansi pensekoran, di mana pensekoran modern adalah invarians (tidak berubah atau tetap) terhadap butir tes serta terhadap peserta tes.

Menurut Lord (1990: 121) bahwa invariansi parameter-

parameter butir tes melalui kelompok peserta tes merupakan

karakteristik yang paling penting dari IRT. Pada umumnya

dikatakan bahwa indeks kesukaran butir tes sebagai proporsi

jawaban yang benar sehingga sukar untuk membayangkan

bagaimana indeks kesukaran tes dapat menjadi invariant

terhadap kelompok peserta tes dari tingkat kemampuan yang

berbeda.

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

SEJARAH

PERKEMBANGAN

ALAT TES PSIKOLOGI

(25)

Sejarah perkembangan di mulainya alat tes ini sebenarnya ketika sebelum masehi. Untuk dimulainya sendiri memang sudah dilakukan sejak berabad- abad lamanya. Hal ini juga bisa terbukti dari dimulainya sebuah pegawai di china yang diharuskan melakukan tes ketika 2200SM.

Fisiognomi sendiri merupakan sebuah ilmu yang menganalisis mengenai anggota badan untuk bisa membaca peruntungan dan juga watak seorang manusia.

Dimana ilmu yang satu ini mulai dikembangkan oleh ilmuwan aristoteles sat 384SM. Saat abad ke 18 terjadi sebuah perubahan pandangan pada retardasi mental dimana dalam hal ini mengalami sedikit perubahan yang kemudian ketika abad ke 19 dilakukan tes binet untuk memasuki bagian tahap perkembangan.

Kemudian esquirol yang mulai mengembangkan retardasi mental dan juga penguin ketika awal masuk tahun 1837, dimana pada tahun yang sama mulai memberikan pelatihan pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental. Tahun 1879 tepatnya di jerman Wundt mendirikan sebuah tempat yang dijadikan sebagai eksperimen di Leipzig.

Kemudian secara perlahan psikologi eksperimental sedikit demi sedikit mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Francis Galton pun mulai mendirikan laboratorium anthropometris saat tahun 1884 di London. Ketika memasuki tahu 1917, Robert M Yerkes membuat sebuah tes intelegensi dalam kelompok, dan dapat menghasilkan tes beta dan juga army alpha.

(26)

Selain dari adanya tes intelegensi, kemudian berlanjut dengan tes bakat (aptitude testing).

Dimana saat tahun 1904 peneliti Charles spearman melakukan penelitian dalam bidang perkembangan bakat yang dilanjutkan saat tahun 1928 oleh Hollingworth dimana dalam penelitiannya melakukan tes perkembangan prestasi dengan kejeniusan yang berbeda- beda.

Seorang peneliti di negara Amerika pun sudah melakukan berbagai penelitian yang khusus dalam pengembangan atau segala hal yang berkaitan dengan sebuah tes. Kemudian dilanjutkan selama 10 tahun oleh L.L Thurstone dari Inggris.

Psikologi Saat Abad ke 19

Dalam sejarah perkembangan tes dalam psikologi, ketika memasuki abad ke 19 psikologi eksperimental berubah menjadi sebuah pengukutan dan perbedaan individual. Saat itu adapun tujuan yang diselenggarakan hal ini merupakan sebuah lulusan agar bisa lebih mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam hal ini juga keseragaman menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, bukan hanya dilihat dari adanya perbedaan- perbedaan yang muncul.

Saat itu pun ketika ada sebuah masalah perlu dilakukan telaah dengan baik, misalnya segala hal yang menyangkut dengan kepekaan amnesia, pendengaran dan juga berbagai indra yang diperdengarkan, agar nantinya bisa mempengaruhi jalannya sebuah pergerakan tes di dalam psikologi.

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Berdasarkan tujuan nya alat psikologi terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Tes Intelektual.

Tes yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan seseorang untuk memecahkan sebuah masalah. Contoh : - CFIT (Culture Fair Intelegence Test)

- TIU (Tes Intelegensi Umum) - TKD (Tes Kemampuan Dasar) - AA (Army Alpha)

- ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) - IST (Tes inteligensi)

2. Tes Kepribadian.

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan sesorang dalam hal bereaksi dan berinteraksi dengan individu yang lain. Contoh :

- EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) - DAM&BAUM (Draw A Man Tes)

- KRAEPLIEN atau PAULI - RM (The Rothwell Miller) - PAPI Kostick

(39)

Berikut adalah beberapa alat Psikologi beserta penjelasan nya : 1.Tes Wartegg

Pada saat Anda menjalankan Wartegg Test, Anda akan diberi selembar kertas yg berisi 8 kotak yg ada stimulus2 nya, kemudian Anda akan diberikan perintah untuk melengkapi dari gambar yg ada di kotak tersebut.

Isi dari masing2 gambar :

-gambar 1. berupa titik ditengah kotak : ini menyangkut hal-hal yg berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri pada lingkungan nya.

-gambar 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri , menunjukkan fleksibilitas perasaan.

-gambar 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar: mengukur hasrat untuk maju/ ambisi -gambar 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan : mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitan

-gambar 5. seperti huruf T tp miring mengukur bagaimana cara bertindak.

-gambar 6. berupa garis horisontal ; vertikal : mengukur cara berpikir /analisa; sintesa -gambar 7. berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan ( apakah

sudah stabil, kekanakan)

-gambar 8. berupa lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan sosial

(40)

Berikut ini adalah salah satu contoh pengerjaan yang pernah digunakan

penulis untuk melewati tahap psikotes ini:

(41)

2.DAM & BAUM

-Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang) untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja.

-BAUM Test termasuk dalam test Grafis. Mungkin Anda pernah menjalani test dimana Anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon, dan dikertas lainnya diminta menggambar orang.

Yang di nilai dari kedua gambar tersebut adalah bukan bagusnya gambar melainkan besar kecil gambar, tarikan garis (tegas atau tidak atau patah-patah), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center). Biasanya Anda juga diminta untuk memberikan keterangan pohon apa yang digambar, kalau orang ( dia lagi melakukan apa dan jenis kelaminnya apa). Tiap-tiap gambar memiliki arti.

(42)

3.Kraeppelin dan Pauli

Tes ini pada awalnya dibuat oleh seorang psikiater yang bernama kraepelin yang awalnya digunakan untuk membedakan antara orang yang normal dan tidak normal. Namun seiring perkembangan waktu, test ini sudah digunakan oleh perusahaan, badan hukum termasuk instansi pemerintahan untuk menyeleksi calon tenaga kerja/ pegawai.

Sebuah Speed Test yang terdiri dari 45 lajur angka satuan antar 0 sampai dengan 9 yang tersusun secara acak sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap-tiap lajur. Ciri utama sebuah speed test adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal sehingga testi tidak diharapkan untuk menyelesaikan sepenuhnya setiap lajur. Inti dalam tes ini adalah bagaimana kecepatan kerja testi.

(43)

4.PAPI Kostick

Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan / situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotes.

PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

(44)

5.A.A (Army Alpha)

Tes Psikologi Army Alpha adalah sebuah tes psikologi yang dikembangkan oleh seorang psikolog

Amerika bernama Arthur Sinton Otis, Ph.D (28 July 1886 - 1 January 1964). Otis mengembangkan tes Army Alpha pada tahun 1917. Pada awalnya tes ini dikembangkan oleh Otis untuk didedikasikan kepada US.Army (Angkatan Militer Amerika), sehingga diberi nama Army Alpha.Tes ini pernah dipakai untuk merekrut 1,7 juta tentara Amerika pada Perang Dunia pertama.

Tes Psikologi Army Alpha ini adalah tes yang tidak meminta anda untuk menggambar, namun meminta anda menjawab sejumlah pertanyaan, sehingga tergolong "Tes Psikologi Kuesioner".

(45)

isu-isu etis berkenaan dengan psikodiagnostik

dan assessment dalam

psikologi.

(46)

Isu-isu Etis/ ETIK

Ada keprihatinan yang semakin kuat, tidak hanya dengan masalah etis/ etik, melainkan juga dengan pertanyaan lebih luas tentang nilai pada semua bidang, baik psikologi teoritis maupun psikologi terapan.

Standard evaluasi diagnostik atau intervensi yang secara langsung berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan teknik-teknik diagnostik psikologis.

Standard etis tentang hak pribadi dan kerahasiaan yang ada pada Kode Etik Psikologi Indonesia.

(47)

Selama ini beberapa alat tes yang diadaptasi dari Barat, banyak yang tidak sesuai untuk budaya Indonesia.Misalnya, dalam tes kecerdasan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) terdapat beberapa item yang kurang dikenal oleh anak dari budaya Indonesia.

"Ketika anak melihat gambar laki-laki dan disuruh melihat bagian mana yang kurang dari gambar tersebut. Jawaban yang diinginkan oleh peneliti adalah gambar dasi. Akan tetapi, berhubung dasi bukan merupakan hal yang familiar untuk budaya Indonesia maka banyak anak Indonesia yang tidak bisa menjawab subtest tersebut, Bahkan, ketika tes itu pun diadaptasi untuk lingkungan Indonesia, ternyata perbedaan provinsi juga berpengaruh.

"Untungnya, Fakultas Psikologi UGM termasuk universitas yang memiliki jurusan psikometri sehingga diharapkan akan mampu menghasilkan alat-alat tes yang lebih ramah untuk anak

Setiap alat tes psikologi tentunya sudah melalui tahap pemeriksaan validitas dan reliabilitas.

Dengan demikian diharapkan alat tes psikologi dapat mengukur apa yang hendak diukur dan hasilnya dapat dipercaya (reliable).

Misalnya, anak dengan IQ=130 maka diperkirakan anak berhasil mengikuti pendidikan hingga ke pendidikan tinggi bahkan dari universitas terkemuka. Tes pada anak-anak biasanya lebih rumit karena lebih bersifat individual. Jika dilakukan secara klasikal maka dibutuhkan pengawasan yang lebih, supaya anak dapat memahami apa yang diperintahkan.

"Selain itu, tes yang digunakan juga harus bersifat bebas budaya (free-cultural test) sehingga biasanya dilakukan dengan menggunakan pola-pola tertentu yang tidak terpengaruh oleh budaya setempat,"

(48)

BEBERAPA ISU ATAU PERTANYAAN

1. Siapa yang berhak melakukan diagnosis psikologi (menyelenggarakan tes psikologi dan menginprestasikannya ?

2. Siapa yang bertanggungjawab untuk menggunakan perangkat tes (termasuk penggandaan nya ) ?

3. Bagaimana seharusnya seorang diagnostikus bersikap dan bertingkah laku dalam menegakkan diagnosa psikologi ?

Jawabannya

>> Ditangan para ahli tes psikologi akan sangat bermanfaat dan ditangan mereka yang bukan ahli dapat mendatangkan bahaya.

>> Penggandaan materi hanya diperkenankan oleh Penerbit yang memiliki kualifikasi dan terbatas, semakin sulit diinterpretasikan semakin terbatas yang menerbitkannya

(Cronback, 1969).

>> Menjadi tanggungjawab para ahli yang selalu menggunakan materi tes tersebut

(49)

KEMAMPUAN & KETRAMPILAN YANG

DIPERLUKAN DALAM PROSES PSIKODIAGNOSTIK (MENURUT SUNDBERG)

1. Mengetahui tujuan penilaian (assesment) secara jelas.

2. Dalam assesment kepribadian diawali dengan meneliti dengan cepat masalah dan situasi hidup subyek dan lebih rinci meneliti area lain yang relevan dengan tujuan pemeriksaan

3. Pemeriksaan harus peka terhadap latar belakang hidup, sosial, etnis subyek, orang lain dan pengaruhnya terhadap pemeriksaan.

4. Prosedur pemeriksaan yang baku

5. Membatasi jumlah data ketika mengumpulkan informasi baru tentang subyek, yang ada relevansinya dengan tujuan pemeriksaan

6. Tidak melakukan spekulasi dalam menginprestasikan dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh tentang subyek

7. Secara umum, Pemeriksa harus menguasai beberpa teori kepribadian sebagai landasan dalam menganalisis subyek yang diperiksa

8. Seorang Psikolog harus melindungi Privasi dan kliennya serta menjaga etika

(50)

TUGAS KASUS DIKUMPUL KULIAH MGG 5

SUMBER BAHAN : BUKU, JURNAL/ REVIEW PSIKOLOGI

Ada sebuah pertanyaan abadi dalam dunia psikologi Indonesia, yakni: “Bicara soal tes, apakah kita sendiri sebagai psikolog mengantongi ijin dari pembuatnya?

Hal ini dapat kita pahami, misalnya, dengan mencoba melakukan introspeksi: Dari sejumlah alat tes psikologi, apakah kita mengetahui persis siapa konstruktor (pembuatnya) dan apakah kita mampu memposisikan diri sebagai teladan dengan memperlihatkan kepemilikan izin penggunaan, yang diterbitkan oleh pembuatnya dan/atau kuasa atau ahli warisnya?

Bagaimana menurut analisa Saudara ?

(51)

SEKIAN MATERI YANG DAPAT DISAMPAIKAN

DOSEN PENGAMPU : HANIZAR FITRIANI S.Psi M.Psi

Referensi

Dokumen terkait

Yang bisa dipastikan dengan pendekatan ini adalah jarak cultural antar kelompok-kelompok dan juga derajat akulturasi seseorang serta kesiapannya untuk aktivitas pendidikan dan