BAHAN KULIAH PSIKO DIAGNOSTIK 1 PERTEMUAN 8
DOSEN PENGAMPU :
HANIZAR FITRIANI S.Psi M.Psi
ISI MATERI KULIAH
Tes-tes untuk Populasi Khusus dan Tes Kelompok;
Perbedaannya dibandingkan tes individual.
PENGERTIAN
Tes populasi khusus adalah tes-tes yang digunakan untuk mengukur dari sisi usia, dan normal atau tidak normalnya seseorang. Maksudnya adalah tes ini dikembangkan untuk digunakan kepada orang yang tidak bisa diukur dengan cara yang biasa atau alat ukur tradisional. Misalnya seseorang yang memiliki pendengaran yang lebih, tetapi memiliki kekurangan dibagian lain.Contoh: tes untuk penyandang cacat, tuna netra, tuna wicara dll.
Pada awal pembuatannya, alat tes tersebut haruslah memiliki kesesuaian norma dengan konflik di setiap tahap perkembangan manusia sehingga menghasilkan tes yang valid.
Tidak semua alat tes diperuntukkan secara global pada semua orang, tetapi disesuaikan dengan kondisi individu atau kelompok yang hendak di tes.misalnya dipergunakan untuk individu yang menyandang disfungsi pada indranya.
Tuna Netra: alat tes yang memang sengaja di rancang untuk penyandang tuna netra, seperti College Board Scholastic Assessment Test (SAT) yang tersedia dalam format huruf braille.
Diantara contoh-contoh paling awal tentang tes intelegensi umum yang telah
diadaptasi untuk para tuna netra adalah tes Binnet (Anastasi & Urbina,2007).
Jenis-jenis Tes Populasi Khusus :
1. Tes-tes kinerja ➡ melibatkan manipulasi objek dengan penggunaan minimal kertas dan pensil.
2. Tes-tes nonbahasa tidak membutuhkan bahasa pada pihak penguji ataupun yang ➡ diuji. Instruksi untuk tes ini diberikan lewat demonstrasi, gerak tubuh, dan pantomim, tanpa penggunaan lisan ataupun tertulis.
3. Tes-tes nonverbal tes untuk sekolah dasar dan anak-anak prasekolah, buta ➡ huruf, dan nonpembaca pada tingkat usia manapun.
Empat kategori utama bisa dikenal dari beberapa jenis : 1. Tes-tes untuk tingkat bayi dan pra-sekolah.
2. Tes-tes yang digunakan untuk penaksiran komprehensif orang-orang yang mentalnya terbelakang.
3. Tes-tes untuk orang dengan beragam kekurangan indrawi dan motorik.
4. Tes-tes yang dirancang untuk digunakan melintasi berbagai kultur dan sub-kultur.
c. Behavior rating scale
Skala ini melalui perkembangan kepribadian seperti perilaku emosional dan social, ketekunan dan keterarahan pada sasaran.
2. Piagetian (tingkat prasekolah): untuk memberikan kerangka teoritis yang berfokus pada urutan perkembangan dalam proses berpikir dan prosedur penaksiran yang dicirikan oleh kelenturan dan interprestasi kualitatif.
Skala-skala McCarthy untuk kemampuan anak-anak pada tingkat prasekolah, skala ini dikenal dengan McCharthy scales of childrens abilities (MSCA-McCarthy,
1972) yang sesuai bagi anak-anak berumur antara 2 ½ dan 8 ½ tahun. Skala ini terdiri dari 18 tes, tes-tes ini dikelompokkan ke dalam 6 skala:
1. Verbal
2. Kinerja-perseptual 3. Kuantitatif
4. Kognitif umum 5. Memori
6. Motorik
Pengetesan Bayi dan Anak-anakk Pra sekolah
Kebanyakan tes untuk anak-anak dibawah umur 6 tahun adalah tes kinerja atau tes lisan.
Sedikit tes saja yang menuntut pemakaian dasar kertas dan pensil.
Dalam jenis tes ini dibagi menjadi 2 tahapan yaitu lima tahun pertama masa bayi dan masa prasekolah.
1. Tes yang tersusun dengan amat baik untuk tingkat usia paling dini adalah skala Bayley untuk perkembangan bayi. Skala-skala Bayley-II memberikan tiga alat komplementer untuk menilai status perkembangan anak di antara usia 1 bulan-31/2 tahun adalah:
a. Mental scale
Skala mental ini dapat diamati melalui ketajaman sensorik dan perceptual, memori, proses belajar, pemecahan masalah, voklaisasi, permulaan komunikasi, verbal dan pemikiran abstrak yang mendasar
b. Motor scale
Skala ini melalui pengukuran kemampuan motorik misalnya duduk, berdiri, berjalan dan menaiki tangga, seperti halnya juga keterampilan manipulasi tangan dan jari
Penilaian komprehesif pada orang-orang yang mentalnya terbelAkang
Menurut (American Association on Mental Retradation (AAMR) Keterbelakangan mental adalah keterbatasan subtansial fungsi yang ada pada individu.
Ciri-ciri fungsi intelektual dibawah rat-rata, dan muncul dengan dua atau lebih gejala berikut yang dibawah rata-rata yaitu komunikasi, perhatian terhadap diri sendiri, kkesehatan dan keamanan, keterampilan sosial, tujuan, komunitas, waktu, dan kerja. Keadaan ini muncul sebelum usia 18 tahun.
4 (empat) cara menilai komprehensif keterbelakangan mental:
1) anak harus dites dengan alat tes cacat mental, 2) di uji oleh tim khusus,
3) sekolah memeiliki program multidisipliner siswa, 4) di tes secara periodeik.
Mengetes penyaNdang cacat jasmani
Menurut Educational Testing Service ada emapat cacat yaitu kerusakan
pendengaran, kerusakan penglihatan, ketidakmampuan belajar, dan kerusakan fisik.
1. Kerusakan Pendengaran. Prsedur alat tes yang digunakan yatu alat tes visual, alat tulis atau nnonverbal. Alat tes yang digunakan Pintner –Paterson
Performance Scale dan Arthur Performance Scale serta Wechsler. Tes IQ menggunakan WISC-R Performance Scale;
2. Kerusakan Penglihatan. Cara tes dengan lisan, huruf braille, atau tap recorder.
Alat tes College Board Scholastic Assesment Test (SAT), Tes Binet 1916, Blind Learning Aptitude Test (BLAT), Intelligence Tes for Visually Impaired Children (ITVIC) untuk Iqnya;
3. Kerusakan Motorik
Menggunakan alat tes Stanford-Binet, Adaptasi Leiter International Performance Scale, Porteus Mazes, tes kosakata bergambar, Peabody Picture Vocabulary
Test, tes Klasifikasi bergambar.
Pengetesan Multikultural
Pendekatan pada pengetesan lintas budaya:
• Pendekatan pertama
Menyangkut pilihan soal yang umum bagi banyak budaya yang berbeda dan validasi tes yang dihasilkan menurut kriteria local dalam banyak budaya yang berbeda
• Pendekatan kedua
Mengembangkan tes dalam satu budaya dan menjalankan untuk orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Yang bisa dipastikan dengan pendekatan ini adalah jarak cultural antar kelompok-kelompok dan juga derajat akulturasi seseorang serta kesiapannya untuk aktivitas pendidikan dan pekerjaan yang spesifik untuk budaya tertentu
• Pendekatan ketiga
Berbagai tes yang berbeda (adaptasi substansial tes-tes yang ada) bisa dikembangkan dalam budaya, divalidasikan menurut kriteria local dan digunakan hanya dalam budaya yang sesuai.
Kendala terbesar dalam tes adalah apabila satu alat tes tertentu digunakan untuk
budaya tertentu, untuk itu para ahli psikometri menyusun alat tes yang dapat digunakan dalam lintas budaya.
1. Leiter International Performance Scale-Revised
Pertama kali diterbitkan 1940. Dikembangkan dari beberapa etnik di Hawaii.
Kemudian digunakan pada berbagai etnis kelompok Afrika. Tahun 1948 edisi revisi diterbitkan yang telah diujikan kepada anak-anak, Siswa sekolah menengah, dan rekrutan-rekrutan angkatan bersenjata dalam PD II di AS. Tidak ada batasan waktu, stimulus di presentasikan pada kuda-kuda; peserta kemudian memberikan respons dengan menyeleksi kartu yang bergambar paling cocok dan menempatkanya pada tempat alat tes.
2. Ravens’s Progressive Matrics (RPM).
Mengukur faktor g (general) Spearman atau intlegensi umum. Berisi sosal-soal abstrak yang terdiri dari set matriks, atau pengaturan unsur-unsur desain ke dalam baris dan kolom. Tugas responden adalah memilih sisipan yang hilang dari bagian yang ada.
(seperti Puzle).
RPM ada tiga bentuk, Standar Progressive Matricses (SPM-edisi 1996) untuk anak-anak kecil dan kelompok yang tidak bisa di tes dengan alat tes SPM; kedu CPM tuk usia 5 ½ sampai 11 ½ tahun, usia 60 sampai 89 tahun, dan mentalnya terbelakang; ketiga
Advanced Prooggersive Matrics (APM-Edisi 1994) tuk remaja dan dewasa.
3. Goodenough Draw-a- Man Test
Responden hanya membuat gambar seorang pria; sebaik-baiknya menurut responden.
Tahun 1963 direvisi dan diperluas dan berubah namanya menjadi GoodenoughHarris Drawing Man Test, pada tes yang baru ini peserta disuruh menggambar wanita dan dirinya sendiri, penekanan nilai lebih pada keakuratan anak dalam observasi dan pengemebangan pikiran konseptual. Skor standar dari 100 dan SD 15.
Tiap tes diterapkan hanya dalam budaya dimana tes itu dikembangkan dan tak diusahakan perbandingan lintas budaya apapun.