BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kompetensi kemandirian siswa yang diimplementasikan melalui pendekatan kelompok, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan yang disusun oleh guru bimbingan dan konseling SMA PGRI 117 Tangerang dibuat secara terjadwal tetapi tidak diawali dengan analisis kebutuhan siswa, melainkan didasarkan pada permasalahan yang sering dihadapi siswa pada tahun sebelumnya, yaitu masalah kehadiran, belajar, dan disiplin. Jadi fokus penyusunan program diutamakan pada bagaimana membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, tidak untuk pencegahan, penyaluran, dan pengembangan. Pelaksanaan program bimbingan belum seluruhnya sesuai dengan jadwal yang dibuat sebelumnya, dikarenakan tidak ada jam khusus bimbingan dan konseling di tiap kelas. Di samping itu rasio guru bimbingan dan konseling dengan siswa 1 : 301, ditambah lagi tugas guru bimbingan dan konseling untuk mengampu mata pelajaran ekonomi di kelas X A, X B, XI A, XII A, dan XII B.
2. Profil Kompetensi Kemandirian Siswa
karir berada pada posisi kategori tahap sadar diri. Tujuh (7) aspek lainnya, yaitu aspek perkembangan landasan hidup religius, kematangan emosional, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, kematangan hubungan teman sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga, berada pada tahap saksama. Harapan teoretis, siswa SMA seyogyanya berada pada tahap individualitas. Dengan demikian maka diperlukan program bimbingan belajar yang komprehensif dan efektif dalam pelaksanaannya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kompetensi kemandirian sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Di samping itu ada perubahan kategori dari tahap sadar diri ke tahap saksama yaitu aspek landasan perilaku etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, dan wawasan persiapan karir. Aspek lainnya, rata-rata kompetensi kemandirian meningkat tetapi tidak mengubah kategori tahap perkembangannya, sehingga tetap berada pada kategori tahap saksama.
3. Program Hipotetik
4. Ujicoba Program
Ujicoba program bimbingan ini dilaksanakan lima (5) kali pertemuan, yaitu empat (4) kali pertemuan pembahasan materi dan satu (1) kali pengumpulan data akhir dengan menggunakan ITP. Hasil ujicoba menunjukkan adanya peningkatan kompetensi kemandirian siswa dari rata-rata 4,678 (sebelum ujicoba) menjadi 4,979 (sesudah ujicoba)
5. Efektifitas Program
Program bimbingan dan konseling yang diimplementasikan melalui pendekatan kelompok, setelah dilakukan ujicoba ternyata dapat meningkatkan kompetensi kemandirian siswa. Hal ini menunjukkan bahwa program tersebut efektif.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dalam rangka peningkatan kompetensi kemandirian siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, perlu adanya rekomendasi guna memperbaiki dan mengembangkan hasil penelitian ini secara menyeluruh. Adapun rekomendasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah.
2. Bagi Personel Sekolah Secara Keseluruhan
Diharapkan program bimbingan dan konseling yang direkomendasikan hendaknya dapat dilaksanakan secara kolaboratif, agar tujuan untuk meningkatkan kompetensi kemandirian siswa dapat tercapai. Untuk mengimplementasikan program bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan efisien, hendaknya guru bimbingan dan konseling, wali kelas, dan guru mata pelajaran menggunakan media yang lebih menarik perhatian siswa dan bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi kemandiriannya. Khusus bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengembangkan program yang direkomendasikan sesuai dengan kebutuhan siswa secara berkelanjutan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi, Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. (1995). Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
__________ (1996). Petunjuk Teknis Pengelolaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Effendy, Onong Uchyana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Aditama.
Kartadinata, Sunaryo, dkk. (2003). Inventori Tugas Perkembangan Siswa SLTA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
__________ (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. (2009). KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Natawidjaja, Rochman. (2009), Konseling Kelompok, Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi.
Nawawi, Hadari. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Permendiknas Republik Indonesia Nomor 27/2008. (2008). Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Jakarta: Depdiknas.
Prayitno. (2004). Seri Layanan Konseling, Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
__________ (2009). Wawasan Profesional Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.
Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi.
Sa’ud, Udin Saefudin. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi. Sukardi, Dewa Ketut. (1983). Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.
__________ (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro. Surakhmad, Winarno. (1978). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan
Teknis. Bandung: Tarsito.
Surya, M. dan Rochman Natawidjaja. (1986). Buku Materi Pokok Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surya, M. (2009). Psikologi Konseling. Bandung: Maestro.
Thantawy R. (1995). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Pamator.
UU RI. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Asa Mandiri.
Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yusuf L.N, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi.
Yusuf L.N, Syamsu dan Juntika Nurihsan. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT. Remaja Rosdakarya.