• Tidak ada hasil yang ditemukan

BARANG PUBLIK DAN PRIVAT

N/A
N/A
Hoyin Rizmu

Academic year: 2023

Membagikan "BARANG PUBLIK DAN PRIVAT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan III

BARANG PUBLIK DAN

PRIVAT

(2)

Barang publik (public goods)

adalah barang yang tidak mengurangi

ketersediaan mereka kepada orang lain saat Anda menggunakannya. Dan, Anda juga tidak dapat mencegah orang lain menggunakan dan mengambil manfaat darinya. Contoh barang

publik adalah lampu jalan, pertahanan negara, udara bersih, sistem pengendalian banjir,

mercusuar, dan peradilan.

(3)

Barang publik (public good) suatu barang maupun jasa diproduksi maka produsen tidak memiliki kemampuan dalam mengendalikan siapa saja yang berhak mendapatkannya. Masalah yang dapat ditimbulkan dalam barang publik adalah ketika produsen tidak mampu meminta kepada

konsumen untuk membayar terhadap

konsumsi sutau barang maupun jasa tersebut.

Barang publik menurut Fauzi (2004) memiliki dua sifat antara lain:

Tidak ada ketersaingan (Non-rivalry) atau tidak habis (non-divisible), diartikan bahwa dalam hal mengkonsumsi seseorang terhadap barang publik tidak akan berpengaruh (berkurang) dengan konsumsi orang lain terhadap barang yang sejenis. Contohnya adalah udara yang kita hirup, dalam kondisi tertentu tidak akan berkurang bagi orang lain untuk menghirupnya. Dan contoh lainnya adalah lampu penerangan jalan, dimana sinar lampu yang berada di jalan akan dikonsumsi oleh setiap orang yang melewati jalan tersebut dan memiliki mata. Adapun konsumsi kita terhadap sinar lampu tersebut tidak akan mengurangi bahkan menyebabkan sinar lampu tersebut habis sehingga konsumen lain tetap dapat menikmati sinar lampu tersebut.

Tidak ada larangan (Non-excludable), yaitu tidak ada larangan bagi orang lain dalam

mengkonsumsi barang yang sama. Contohnya adalah siaran TV maupun Radio yang merupakan barang publik. Dimana ketika program sudah maupun sedang disiarkan, maka hal ini akan

mengakibatkan setiap orang yang memiliki pesawat penerima (TV dan Radio) berhak untuk

mendapatkan serta menikmati program yang sama seperti yang kita dapatkan.

(4)

Secara umum barang publik bisa dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

mendapatkannya.

Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh

individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang

lain akan barang tersebut, memiliki sifat non-rival dan non-

eksklusif. Ini berarti konsumsi atas barang tersebut oleh

sutu individu tidak akan mengurangi jumlah barang yang

tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan non-

eksklusif berarti semua orang berhak menikamti manfaat

dari barang tersebut.

(5)

Contoh barang publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan marka jalan, lampu lalu lintas, pertahanan nasional, pemerintahan dan sebagainya. Akan sulit untuk menentukan siapa saja yang boleh menggunakan papan marka jalan

misalnya, karena keberadaannya memang untuk konsumsi semua orang. Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik sempurna (pure public goods) adalah barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat. Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat

secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.

(6)

Barang privat adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu.

Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat melakukan hal serupa.

Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama barang privat dengan barang publik.

Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang diproduksi oleh sektor swasta.

Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat untuk tujuan-tujuan tertentu.

(7)

Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :

1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau

menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.

2) Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak

memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable).

Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut.

Scarcity, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.

(8)

Perbedaan barang publik denagn barang yang lain:

1. Noneksklusivitas. Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah orang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan

barang pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di suatu negara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualian-

pengecualian merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.

2. Nonrivalitas. Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas.

Barang-barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan pemirsa pada satu saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari barang semacam itu adalah

nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal

sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan orang lain

untuk mengkonsumsi.

(9)

Macam-macam Barang Publik

Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu : 1) Non-rivalry. Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan

mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang lain. Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang- orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.

2)Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat

menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Contoh, masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan jasa kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada yang

membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut.

Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil manfaat atas barang

publik.

(10)

Macam-macam Barang

1. Barang pribadi adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol jelas bersifat

ekskludabel karena kita bisa mencegah orang lain dari mengkonsumsinya. Es cendol juga bersifat rival karena, jika hanya ada satu es cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinya maka orang lain tidak bisa mengkonsumsinya.

2. Barang publik adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya siapa saja tidak bisa mencegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak mengurangi peluang orang lain melakukan hal yang sama. Contoh: pertahanan suatu negara aman karena mampu melawan setiap serangan dari negara lain, maka siapa saja di negara itu tidak bisa dicegah untuk menikmati rasa aman, peluang bagi orang lain untuk turut menikmati keamanan sama sekali tidak berkurang.

3. Sumber daya milik bersama (common resources) adalah barang-barang yang tidak ekskludabel, namun rival.

Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang yang melarang menangkap ikan laut, atau meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun ada saat seseorang melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang,

sehingga kesempatan orang lain melakukan hal yang sama menjadi berkurang.

4. Adapula barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival. Barang seperti ini muncul dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai oleh satu perusahaan. Contoh: Jasa pemadam kebakaran suatu kota kecil. Sangatlah mudah mencegah seseorang menikmati jasa ini. Petugas kebakaran dapat membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja. Namun jasa perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap saat, dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran lebih sering menunggu daripada beraksi memadamkan kebakaran, sehingga melindungi sebuah rumah tambahan tidak akan mengurangi kualitas

perlindungan mereka pada rumah-rumah lain. Dengan kata lain, begitu pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka tambahan untuk melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil.

(11)

Barang Publik yang Penting

1. Pertahanan Nasional. Jika suatu negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa dicegah untuk menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan nasional tidak bersifat ekskludabel maupun rival.

2. Penelitian ilimu pengetahuan. Jika seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru, maka teorima tersebut akan masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja secara gratis.

Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-perusahaan swasta yang mencari keuntungan cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan yang ditemukan oleh pihak lain, dan hasilnya,

perusahan-perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya yang terlalu sedikit untuk menciptakan pengetahuan baru. Dengan hak paten, penemuannya bisa menikmati sendiri sebagian besar manfaatnya

sampai batas waktu tertentu. Sebaliknya, seorang matematikawan tidak dapat mematenkan teorimanya karena pengetahuan umum seperti itu dapat digunakan oleh siapa saja dengan gratis. Dengan kata lain, berkat adanya undang-undang hak paten, pengetahuan spesifik dan teknis sifatnya ekskludabel, sedangkan pengetahuan

umum tidak bisa dijadikan ekskludabel.

3. Pengentasan Kemiskinan. Sistem kesejahteraan bersama memberikan sedikit uang kepada keluarga miskin. Begitu juga, program makanan murah ditujukan untuk mengurangi biaya pembelian makanan bagi keluarga miskin berbagai program tempat tinggal dari pemerintah membuat harga tempat tinggal lebih

terjangkau. Program-program anti kemiskinan ini dibiayai oleh pajak yang dipungut permerintah dari keluarga atau individu yang sukses secara finansial.

(12)

Sumber Daya Milik Bersama

Sama halnya dengan barang publik, sumber daya milik bersama tidak ekskludabel, yaitu sumber-sumber daya ini tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Namun, tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama berifat rival, yaitu pemanfaatannya oleh seorang akan mengurangi peluang orang lain untuk melakukan hal serupa. Maka, sumber daya milik bersama menimbulkan masalah baru. Setelah barang jenis ini disediakan, para pembuatan kebijakan perlu mempertimbangkan seberapa banyak barang jenis ini dimanfaatkan.

Sumber Daya Milik Bersama yang Penting, yaitu:

1. Air dan Udara Bersih. Pasar tidak mampu melindungi lingkungan hidup dengan baik. Polusi

merupakan eksternalitas negatif yang dapat diatasi oleh pemerintah dengan regulasi atau pemberlakuan pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan polusi.

2. Jalan yang padat. Jalan bisa merupakan barang publik atau sumber daya milik bersama. Jika jalan raya tidak padat, maka pemanfaatannya oleh seseorang tidak akan mempengaruhi orang lain. Pada kasus ini, jalan raya bukan barang rival, dan karenanya jalan raya dalam keadaan padat, jalan raya menjadi semakin padat, dan orang-orang lain harus mengendarai kendaraan yang lebih lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah sumber daya milik bersama.

(13)

Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik

Free riders adalah permasalahan yang muncul dalam

penyediaan barang publik terkait dengan kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders ini adalah mereka yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan

kontribusi tertentu, sementara sebenarnya ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut.

Contohnya adalah mereka yang tidak membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau barang-barang yang diadakan atas biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun dengan kerja bakti. Free rider adalah mereka yang tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut menggunakan jalan desa tersebut.

(14)

Penyebab sektor bisnis gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu:

Dilihat dari sifatnya yang non-excludable, bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut, sektor swasta tentu akan

menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan barang publik karena terlalu tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan penafsiran bahwa barang publik adalah barang yang harus disediakan oleh pemerintah.

Hal ini tidak selamanya benar. Karena penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang juga harus menyediakannya. Sektor swasta biasanya kemudian mengembangkan cara-caranya sendiri untuk mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan inefisiensi tersebut. Contoh: sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang membayar yang dapat menggunakan jalan tersebut.

Pemerintah pun pada hakikatnya hanya dapat terwujud karena diadakan oleh publik. Pihak pemerintah pun mengadakan barang publik dengan meminta kontribusi dari publik, diantaranya dengan pajak. Selain itu, sering kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator penyedia barang publik untuk kemudian hanya

masyarakat tertentu yang bisa menikmatinya, atau untuk meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja sama dengan sektor swasta dengan batasan-batasan tertentu. Contohnya penyediaan tenaga listrik atau

pengolahan air bersih, yang hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membayar untuk itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari pajak, dan sebagainya. Bisa saja kemudian masyarakat sendiri yang menyedaikan barang publik untuk pemenuhan kebutuhannya, misalnya dengan kerja bakti dan sebagainya.

(15)

Pendahulua n

Tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah:

a.

Fungsi Pelayanan Masyarakat

b.

Fungsi Pembangunan

c.

Fungsi Perlindungan

Fungsi Pelayanan Masyarakat merupakan salah satu

fungsi pemerintah sebagai alat pemuas kebutuhan

masyarakat melalui penyediaan barang dan jasa.

(16)

Karakteristik Barang dan Jasa

Berdasarkan karakteristiknya dibedakan menjadi 3 yaitu:

a.

Privat Murni

b.

Publik Murni

c.

Campuran

Kedua jenis barang tsb dalam bentuk yang murni dapat dibedakan dari beberapa karakteristiknya yaitu:

a.

Rivalness

b.

Excludability

c.

Indivisibility

(17)

Rivalness

Konsumsinya bersifat bersaingan (rival).

Rivalness berarti bahwa terdapat jenis barang-barang tertentu yang apabila telah dikonsumsi orang lain maka secara otomatis akan menghilangkan kesempatan orang lain untuk mengkonsumsi barang yang sama.

Misal: Barang-barang Sale, Limited Edition.

Pada sisi lain terdapat juga terdapat jenis-jenis barang tertentu yang

dapat dikonsumsi secara bersamaan. Artinya meskipun barang tersebut telah dikonsumsi oleh seseorang, namun pada saat yang bersamaan orang lain juga masih dapat mengkonsumsi barang tsb tanpa

mengganggu/mengurangi kenikmatan konsumsi orang sebelumnya (non rival).

Misal: Keindahan Taman Kota yg dapat dinikmati bersama-sama oleh

masyarakat tanpa mengurangi keindahan taman kota itu sendiri.

(18)

Excludability

Adalah kemampuan untuk menyingkirkan atau mencegah orang lain untuk ikut menikmati atau mengkonsumsi suatu barang atau layanan.

Misal: Barang tertentu yang sudah dibeli.

Barang/Jasa yang bersifat ekskludabel membuat si pemilik dapat mencegah atau menolak orang lain untuk ikut menikmati/mengkonsumsi barang yang sama.

Lawan dari barang ekskludabel adalah barang

non-ekskludabel.

(19)

Divisibilit y

Adalah kemampuan suatu barang/ jasa untuk dibagi-bagi menjadi unit-unit

barang/jasa.

Misal: Barang-barang Limited Edition.

Barang tersebut memiliki karakter divisibility karena diproduksi secara unit per unit, dan

disediakan kepada orang-orang tertentu saja.

Berbeda dengan Taman Kota, memiliki karakter indivisibility karena tidak dapat dibagi-bagi dan tidak disediakan hanya untuk orang-orang

tertentu saja.

(20)

Barang Publik Murni &

Barang Privat Murni

Dari karakteristik Barang/Jasa tersebut, Barang/Jasa dapat dibedakan menjadi

Barang/Jasa Publik dan Barang/Jasa Privat.

Barang publik murni memiliki sifat indivisibility, non- rival, dan non ekskludabel.

Barang Privat murni memiliki sifat divisibility, rival,

dan ekskludabel.

(21)

Perbedaan Barang Publik dan Barang Privat menurut Savas (1987)

Savas membedakan barang publik dan privat berdasarkan dua konsep yaitu:

a.

Exclusion

b.

Consumption

(22)

Exclusion

Eksklusi sebenarnya lebih merupakan persoalan biaya daripada logika. Dapat tidaknya dilakukan eksklusi tergantung dari tinggi rendahnya biaya untuk

memaksa orang lain untuk tidak ikut menikmati suatu barang/jasa.

Barang/Jasa memiliki sifat eksklusi jika pengguna dapat ditolak untuk menggunakannya kecuali bila memenuhi syarat.

Misal: Seseorang hanya dapat memperoleh suatu barang/jasa jika ia mampu membayar harga yang disyaratkan oleh penjualnya. Dengan demikian,

persetujuan bersama merupakan persyaratan bagi bisa tidaknya seseorang menikmati/mengkonsumsi suatu barang/jasa.

Barang/Jasa disebut tidak memiliki sifat eksklusi jika ia dapat

dikonsumsi/dinikmati tanpa harus ada kesepakatan bersama terlebih dahulu. Konsumen mendapatkannya secara gratis/Cuma-Cuma.

Misal: Nelayan dapat menikmati lampu mercusuar sebagai petunjuk secara Cuma-Cuma. Penjaga lampu mercusuar tidak mungkin dapat menghalangi nelayan untuk menikmati layanan tersebut.

Contoh lain misalnya layanan lampu pengatur lalu lintas.

(23)

Consumption

Dari segi konsumsi, terdapat empat jenis barang/jasa:

a.

Barang yang dapat digunakan/dikonsumsi secara kolektif tanpa mengurangi kualitas maupun kuantitasnya. Misal:

Taman Kota, Jalan raya.

b.

Barang yang hanya tersedia untuk dikonsumsi secara individual. Artinya ketika barang/jasa tersebut sedang dikonsumsi oleh seseorang, maka orang lain tidak dapat mengkonsumsinya pada saat yang sama. Misal: layanan toilet umum.

c.

Barang yang apabila telah dikonsumsi oleh seseorang, maka tidak mungkin orang lain dapat mengkonsumsi

barang yang sama. Misal: Sepotong roti yang sama tidak

akan dapat dikonsumsi lagi oleh orang lain.

(24)

Klasifikasi Barang/Jasa

Atas dasar konsep eksklusi dan konsumsi, maka barang dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok:

1.

Barang Privat (private goods): Barang yang dikonsumsi secara individual murni, dimana eksklusi mudah dilakukan.

2.

Barang semi publik (toll goods): Barang yang dapat dikonsumsi secara bersama, dimana eksklusi mudah dilakukan.

3.

Barang Publik (collective/public goods): Barang yang

dikonsumsi secara bersama, dimana eksklusi hampir tidak mungkin untuk dilakukan.

4.

Barang semi privat (common pool goods): Barang yang

dikonsumsi secara individual, dimana eksklusi hampir tidak

mungkin untuk dilakukan. Contoh: Ikan di laut dsb.

(25)

Klasifikasi Barang/Jasa

Private Goods dikonsumsi secara individual dan tidak dapat diperoleh tanpa persetujuan pemasoknya, yang biasanya dilakukan

dengan cara menetapkan harga tertentu.

Barang semi Publik (toll goods) dikonsumsi secara bersama tetapi

penggunaannya harus membayar. Mereka yang tidak ikut membayar dapat dicegah untuk menikmatinya.

Barang Publik digunakan secara bersama dan tidak mungkin mencegah untuk

menikmatinya sehingga masyarakat

umumnya tidak akan bersedia membayar berapapun untuk menikmatinya.

Barang semi Privat (common pool goods) dikonsumsi secara individual tetapi sulit untuk mencegah siapapun untuk ikut menikmatinya meskipun tidak iku membayarnya.

(26)

Masalah dalam Penyediaan Barang dan Jasa

Tidak menghadapi

masalah, karena pasar akan dengan mudah menyediakan sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu cara untuk

menjamin pasokan barang privat ini kalaupun perlu dilakukan adalah hanya untuk menjamin

ketersediaan

/keamanan dalam

penggunaannya (YLKI).

Memiliki masalah dengan pasokan (ancaman kepunahan). Dengan tidak adanya keharusan membayar dan cara untuk mencegah orang lain untuk

mengkonsumsinya, maka barang ini cenderung dikonsumsi secara boros sampai pada titik jenuhnya.

Tidak akan ada pemasok yang rasional akan memproduksi barang seperti ini.

Salah satu cara untuk menjamin pasokan alamiahnya adalah dengan cara

menciptakan kesepakatan bersama antar seluruh konsumen untuk membatasi

konsumsinya atau dapat juga dengan melarang penjualan barang tersebut.

BARANG PRIVAT (PRIVATE GOODS)

BARANG SEMI PRIVAT (COMMON POOL GOODS)

(27)

Masalah dalam Penyediaan Barang dan Jasa

Masalah dalam barang publik lebih kepada persediaannya yang jauh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan. Hal tersebut dikarenakan pasar pada

umumnya tidak tertarik untuk

memasoknya karena sifat barangnya yang dapat digunakan bersama dan terus menerus tanpa dapat dicegah untuk menikmatinya.

Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi free rider (penebeng) tanpa harus membayar.

Diperlukan adanya jaminan agar pasokan tetap memadai, misalnya dengan memaksa pemberian

sumbangan melalui pemungutan pajak.

Barang dapat dipasok oleh mekanisme pasar karena eksklusinya lebih mudah dilakukan dan konsumen bersedia membayar.

Penyediaan barang ini akan lebih

ekonomis jika disediakan oleh pemasok tunggal.

Tindakan kolektif yang perlu diambil adalah dengan menciptakan dan menyerahkan moopoli penyediaannya dan kemudian mengatur penggunaan hak monopoli tersebut sehingga pemilik hak monopoli tidak menggunakan haknya secara tidak adil.

BARANG PUBLIK (PUBLIC GOODS)

BARANG SEMI PUBLIK (TOLL GOODS)

(28)

Masalah dalam Penyediaan Barang dan Jasa

(29)
(30)

Aransemen Kelembagaan dalam Penyediaan Barang dan Jasa

Pelayana n

Pengguna Layanan (Customer)

Penyedia Layanan (Arranger )

Pemberi

Layanan

(Producer

)

(31)

Partisipan terkait Pelayanan

Consumer/Pengguna Layanan adalah

masyarakat yang memperoleh, mendapatkan, menerima atau menggunakan layanan.

Producer/Pemberi Layanan adalah agen yang secara nyata dan langsung melakukan aktivitas pemberian layanan kepada

pengguna layanan.

Arranger/Penyedia Layanan adalah agen yang menjadi perantara dari pemberi layanan

kepada pengguna layanan atau sebaliknya

(32)

Hubungan antar- partisipan

Aransir (Penyedia) dapat menyeleksi, meminta,

menugaskan, memerintahkan dan atau memberikan

kewenangan kepada Penghasil layanan

(Producer), yang mana kemudian Producer

memberikan layanannya

kepada Pemakai (Customer) dan Pemakai membayar

kepada Penghasil Layanan

secara langsung.

(33)

Aransemen Kelembagaan

dalam Pemberian Layanan

(34)

Pelayanan Langsung oleh Pemerintah

Pemberian pelayanan dilakukan oleh instansi pemerintah dengan

menggunakan pegawainya sendiri.

Pemerintah bertindak sebagai penyedia dan penghasil layanan.

Perusahaan swasta tidak memainkan peran apapun dalam jenis aransemen ini.

Mis: penyediaan jalan umum,

penerangan jalan, pendidikan

dasar dsb.

(35)

Government Vending

Pemerintah bertindak

sebagai penghasil layanan.

Konsumen dapat

bertindak juga sebagai penyedia.

Esensinya adalah bahwa pemerintah bisa/mungkin untuk berkompetisi dengan pihak swasta dalam

pemberian layanan.

Mis: Pemilik Sirkuit Sentul mungkin saja

menggunakan polisi untuk mengamankan balap

motor daripada menggunakan

pengamanan swasta.

(36)

Perjanjian antar Pemerintah

Suatu instansi pemerintah dapat menyewa instansi pemerintah lainnya untuk

memberikan layanan kepada masyarakat.

Disebut juga sebagai

intergovernmental agreement dimana satu instansi pemerintah bertindak sebagai produser dan instansi pemerintah lain sebagai penyedia layanan.

Tujuannya adalah agar upaya

menangani masalah yang menjadi tanggungjawab pemerintah

pusat/wilayah dapat berlangsung secara lebih baik/efisien.

Contoh: Menyekolahkan penduduknya

ke Kab/Kota sebelah jika di daerahnya

tidak ada Sekolah, dsb.

(37)

Kontra

k

Organisasi privat bertindak sebagai produser, dan pemerintah sebagai penyedia yang

membayar kepada produsen (PF).

Dalam aransemen kontrak, peran pemerintah idealnya adalah:

a. Sebagai artikulator yang secara demokratis mengekspresikan tuntutan akan barang dan layanan publik

Agen pembeli yang memiliki keahlian tertentu

Inspektur yang handal terhadap barang dan layanan yang dibeli dari pihak swasta Pengumpul atau kolektor yang efisien terhadap

pajak

Efisien (tepat waktu dan tepat jumlah) dalam membelanjakan anggaran untuk membayar kontraktor.

b.

c.

d.

e.

Misal: Jalan Tol – Pemerintah mempertahankan kepemilikannya tetapi mengadakan kontrak

dengan pihak swasta untuk mengoperasikannya.

(38)

Franchise (Waralaba)

Pemerintah adalah Penyedia dan perusahaan swasta

adalah penghasil layanan, namun kedua belah pihak dapat dibedakan melalui

sarana pembayaran kepada penghasil layanan.

Waralaba eksklusif adalah

satu pemberian hak monopoli

dari perusahaan swasta untuk

menyediakan layanan tertentu,

dimana biasanya pengaturan

harga tetap dilakukan oleh

pemerintah.

(39)

Hiba

h

Toll goods dan private goods yang

didorong untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dapat disubsidi dan disediakan melalui dua aransemen struktural yang berbeda yakni hibah dan voucher.

Dalam sistem hibah, subsidi diberikan oleh pemerintah kepada Producer.

Maksud dari hibah ini adalah untuk menurunkan harga barang tertentu sehingga terjangkau oleh masyarakat.

Hibah dapat berupa uang tunai, pemotongan pajak, penghapusan pajak dsb.

Contoh: subsidi hasil pertanian,

kesehatan, perumahan rakyat dsb.

(40)

Kupon

(Voucher)

Berbeda dengan hibah dimana pemerintah mensubsidi producer tertentu dan membatasi masyarakat untuk tetap memilih producer tertentu tersebut, sistem voucher mensubsidi konsumen tetapi membebaskan konsumen untuk memilih produser yang sesuai dengan seleranya.

Misal: jika dalam sistem hibah adalah penyediaan rumah

murah/ sederhana di lokasi XYZ, jika dalam sistem voucher adalah dalam bentuk

“Voucher Pembelian Rumah” yang memiliki nilai nominal tertentu yang dapat ditukarkan untuk rumah

sesuai dengan seleranya pada producer manapun yang

mendapatkan kewenangan dari

pemerintah.

(41)

Pasa r

Sistem yang paling

umum dalam aransemen layanan.

Dalam sistem pasar,

konsumen menentukan jenis layanan tertentu dan memilih producernya

yang tidak lain adalah swasta.

Pemerintah tidak terlibat dalam proses ini selain hanya pada tahap

membuat standar

layanan.

(42)

Layanan Sukarela (Voluntary)

Organisasi kemanusiaan (LSM/NGO) melalui upaya sukarela menyediakan layanan untuk masyarakat yang membutuhkan seperti halnya yang diberikan oleh instansi pemerintah.

Dalam aransemen ini, layanan sukarela dapat bertindak sebagai penyedia dan penghasil

layanan itu sendiri, tetapi juga dapat menyewa atau mengontrak pihak swasta lain untuk

menyediakan layanan.

(43)

Swalaya n

Model paling

mendasar dalam

penyediaan layanan adalah swalayan

atau self-help/self- service.

Konsumen

menyediakan

layanan untuk

dirinya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Rietveld dan Bruinsma (1998) menyebutkan bahwa pada umumnya infrastruktur mempunyai sifat seperti barang publik yang berkaitan dengan non-rivalness (yaitu, untuk mengkonsumsi

1) Rivalrous consumption , dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas

1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Barang Publik adalah barang-barang yang disediakan, dikelola dan dilindungi Pemerintah tanpa melaui mekanisme pasar untuk kepentingan

Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara umum(keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satukomunitas yang

Wakaf dan Eksternalitas Barang Publik Diantara faktor penyebab terjadinya eksternalitas adalah karena i keberadaan barang publik publicgoods, dimana barang publik adalah barang yang

Barang publik public goods adalah suatu jenis barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, tetapi tak ada seorang pun yang bersedia untuk menghasilkannya, pendidikan sebagai barang publik

• Penetapan Peraturan Pelaksanaan Anggaran Siklus Pengadaan Barang dan Jasa Publik • Distribusi Anggaran ke Masing-Masing Organisasi • Pembuatan Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa