Doi : This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi COVID-19
Students' Attitudes and Learning Styles during the Pandemic COVID-19
Halisah Suriani1,*, Nursafiah2, Rika Aswarita3
123Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Gunung Leuser, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, Indonesia
1[email protected]*; 2[email protected]; 3[email protected]
*corresponding author
Tanggal Submisi: 25 Januari 2020, Tanggal Penerimaan: 15 Februari 2020
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan Jumat, 15-17 Januari 2020 di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Gunung Leuser, Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data sikap dan gaya belajar siswa dilakukan melalui pemberian angket melalui google forms karena proses pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 masih online. Sikap dan gaya belajar siswa selama masa pandemi covid-19 termasuk dalam kategori baik dengan persentase rata-rata sikap positif 75% dan gaya belajar paling mendominasi 25% untuk gaya belajar visual dan gabungan (visual, auditori, dan kinestetik). Hasil perhitungan uji korelasi produk moment pearson antara sikap dan gaya belajar mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan FKIP UGL diperoleh nilai sebesar 0,067 >
(0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada korelasi (korelasi) antara sikap siswa dan sistem pembelajaran terhadap proses pembelajaran jarak jauh pada saat pandemi Covid-19.
Kata Kunci: Sikap Siswa, Gaya Belajar Siswa, Pandemi Covid-19
Abstract
This research was conducted from Wednesday to Friday, Januari 15 to 17, 2020 at Biology Education Study Program, FKIP University of Gunung Leuser, Aceh. The type of research used is descriptive quantitative method. The collection of data on student attitudes and learning styles is carried out through the provision of questionnaires via google form because the learning process during the Covid-19 pandemic is still online. Sudent’s attitudes and learning styles during the covid-19 pandemic were include in the good category with an average percentage of positive attitudes of 75% and the most dominating learning style of 25% for visual and combined learning styles (visual, auditory, and kinesthetic). The results of the calculation of the pearson product moment correlation test between the attitudes and learning styles of second semester of the FKIP UGL Education Study Program obtained a value of 0,067 > (0,05) so it can be concluded that there is no correlation (correlation) between student attitudes and learning syles towards the distance learning process at the time of the Covid-19 pandemic.
Keywords: Student attitude, Student Learning Style, Covid-19 Pandemic
Halisah et.al (Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19)
PENDAHULUAN
Pada 31 Maret 2019 muncul kasus serupa dengan pneumonia yang tidak diketahui di Wuhan, China (Lee, 2020). Kasus tersebut diakibatkan oleh Virus Corona atau yang sering dikenal dengan Covid-19. Adanya Covid-19 orang-orang disarankan untuk menjaga jarak serta membatasi perjalanan sesering mungkin (Handayani, 2020).
Dengan penetapan pembatasan interaksi social berdampak juga dalam dunia pendidikan.
Pemerintah membuat keputusan untuk meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran yang tadinya di sekolah menjadi di rumah. Peralihan pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung dengan cara memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya terdapat beberapa masalah seperti penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet, biaya dan motivasi guru serta siswa yang menurun karena bosan menggunakan teknologi tersebut (Komalasari dkk, 2020; Fitria dan Suminah, 2020; Hamzah dkk, 2020; Rohma dkk, 2020).
Menurut Miarso (Rohmawati, 2015) efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi “doing the right things”. Menurut Dogmen (Rahmawati, 2020) Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study).
Ada tiga gaya belajar sebagaimana dijelaskan oleh Hamzah (2006) dalam Wassahua, S (2016) yaitu 1) Gaya belajar visual (penglihatan), di mana konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham, kesulitan untuk berdialog secara langsung adalah kendala yang sering ditemukan, 2) gaya belajar auditori (pendengaran), dimana kemampuan berbicara mendominasi, senang diskusi dan bicara panjang lebar.
Siswa dengan gaya belajar ini umumnya cukup susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan maupun membaca, dan 3) gaya belajar ginestetik (gerak), dimana siswa menunjukkan minat belajar melalui praktek langsung. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini dapat langsung menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya hanya dengan memegang bendanya saja, tak tahan duduk manis berlama-lama itulah kendala mereka. Mendengarkan ceramah atau diskusi adalah hal yang dirasa berat bagi siswa yang senang membaca. Demikian juga siswa yang kinestetiknya tinggi dan senang bergerak kurang bisa belajar dengan baik jika harus mendengarkan ceramah, begitu pula bagi anak yang suka berdiskusi.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Azwar (2009) mendefinisikan sikap sebagai suatu perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian agar bisa mengetahui sikap dan gaya belajar mahasiswa di masa pandemi covid-19.
Halisah et.al (Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu sampai Jum’at tanggal 15 sampai 17 Januari 2020 di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Gunung Leuser, Kutacane, Aceh Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2019) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut Bungin (2015) penelitian deskriptif Kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat di potret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel 20 Mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Biologi FKIP UGL Aceh. Menurut Notoatmodjo (2010) Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas pertimbangan tertentu seperti sifat- sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Menurut Sugiyono (2016) Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pengumpulan data sikap dan gaya belajar siswa dilakukan melalui pemberian angket via google forms karena proses pembelajaran selama pandemic Covid-19 masih melakukan Daring. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif kuantitatif dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Sebelum uji Pearson Product Moment dilakukan uji normalitas dan linearitas data. Uji normalitas menggunakan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikap Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pendemi Covid-19 Sikap mahasiswa terhadap pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 dilihat dari respon positif dan negatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi (2002) sikap terbagi dua yaitu sikap positif dan sikap negative. Dalam sikap positif kecenderungan adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima, mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku, sedangkan sikap negative adalah sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma yang berlaku. Maka orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap objek tertentu, berguna atau berharga baginya atau tidak.
Aspek yang dilihat dari sikap mahasiswa adalah dari bagaimana sikap mahasiswa dalam menerima materi ajar, proses pembelajaran yang berlangsung selama pembelajaran jarak jauh dan sikap mahasiswa terhadap Dosen. Adapun datanya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Halisah et.al (Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19)
Gambar 1. Sikap Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19 Berdasarkan grafik di atas diperoleh dua katagori sikap yaitu sikap positif dan negatif sikap mahasiswa terhadap pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
Sebanyak 70% mahasiswa berada pada katagori positif yang artinya 70% mahasiswa merespon baik terhadap materi yang disampaikan pada proses pembelajaran jarak jauh, sedangkan 30% mahasiswa berada pada katagori negatif yang artinya 30% mahasiswa merespon kurang baik terhadap materi yang disampaikan pada proses pembelajaran jarak jauh. Hasil perolehan dari sikap mahasiswa terhadap proses pembelajaran pada katagori positif sebanyak 70% yang artinya mahasiswa merespon baik, sedangkan pada katagori negatif sebesar 30%. Sikap mahasiswa terhadap dosen pada saat proses pembelajaran jarak jauh pada katogori positif sebesar 85% dan 15% untuk katagori negatif. Dengan demikian hasil rata-rata yang diperoleh untuk katagori positif sebesar 75% dan 25% untuk katagori negatif.
Sikap siswa berperan sebagai penunjang dalam pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Sikap dipengaruhi perasaan pendukung atau tidak mendukung terhadap suatu objek. Terdapat banyak asumsi bahwa ada hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar.
Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid- 19
Aspek gaya belajar mahasiswa terhadap pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19 dilihat dari tiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Hal ini sejalan dengan pendapat De Poter dalam bukunya Tutik Rahmawati dan Daryanto yang berjudul Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik terdapat tiga modalitas (tipe) dalam gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Auditori belajar dengan cara mendengar dan kinestetik belajar lewat gerak dan menyentuh.
Adapun datanya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Halisah et.al (Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19
Gambar 2. Gaya belajar mahasiswa terhadap pembelajaran jarak jauh di masa Pandemi Berdasarkan grafik di atas diperoleh data mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Biologi FKIP UGL sebanyak 5 mahasiswa dengan presentase 25% dengan gaya belajar visual, sebanyak 3 mahasiswa dengan presentase 15% dengan gaya belajar auditori.
Sebanyak 1 mahasiswa dengan presentase 5% dengan gaya belajar kinestetik. Adapun yang lain adalah gabungan dari beberapa gaya belajar seperti 3 mahasiswa dengan presentase 15% dengan gaya belajar visual dan auditori, , sebanyak 1 mahasiswa dengan presentase 5% dengan gaya belajar visual dan kinestetik, , sebanyak 2 mahasiswa dengan presentase 10% dengan gaya belajar Auditori dan Kinestetik, terakhir sebanyak 5 mahasiswa dengan presentase 25% dengan gaya belajar visual, auditor dan kinestetik.
Karakteristik siswa pada dasarnya dapat diidentifikasi dari berbagai sudut pandang antara lain: kemampuan awal siswa, latar belakang budaya siswa, dan sebagainya.
Karakteristik gaya belajar siswa dipandang cukup penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa adalah karakteristik gaya belajar (Asri, 2004).
Hubungan Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19
Hasil perhitungan uji korelasi Pearson Product Moment antara sikap dan gaya belajar mahasiswa semester II Prodi Pendidikan FKIP UGL diperoleh nilai 0,067 > α (0.05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan (korelasi) antara sikap dan gaya belajar mahasiswa terhadap proses pembelajaran jarak jauh di masa Pandemi Covid-19.
Halisah et.al (Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19)
Setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yamng dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman. Pola atau gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan atau bidang yang digeluki, yang selanjutnya akan turuit mempengaruhi keberhasilan seorang dalam meraih prestasi yang diharapkan (Susilo, 2006)
KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sikap dan gaya belajar mahasiswa di masa pandemi Covid-19 termasuk dalam katagori baik dengan presentase rata-rata sikap positif sebesar 75%, dan gaya belajar yang paling mendominasi sebesar 25% untuk gaya belajar visual dan gabungan (visual, auditori, dan kinestetik). Hasil perhitungan uji korelasi Pearson Product Moment antara sikap dan gaya belajar mahasiswa semester II Prodi Pendidikan FKIP UGL diperoleh nilai 0,067 > α (0.05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan (korelasi) antara sikap dan gaya belajar mahasiswa terhadap proses pembelajaran jarak jauh di masa Pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asri Budiningsih. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Cetakan ke-13. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Gramedia.
Fitria, H., & Suminah, S. 2020. Role of teachers in Digital Instraction Era. Journal of Social Work and Science Education. 1 (1), 70-77.
Hamzah, S., Yussof, M. H. B., & Enriquez, A. A. 2020. Togetherness in the Diversy of the Pancasila Ideology Frame. Journal of Social Work and Science Education, 1 (1), 8-12.
Handayani, L. 2020. Keuntungan, Kendala dan Solusi Pembelajaran Online Selama Pandemi Covid-19: Studi Eksploratif di SMP N 3 Bae Kudus Lina Handayani.
Jounal Industrial Engineering & Management Reasearch, 1 (2).
Komalasari, K., Arafat, Y., & Mulyadi, M. 2020. Principal’s Management Competenciences in Improving the Quality of Education. Journal of social work and Science Education, 1(2), 6-61.
Lee, A. 2020. Wuhan Novel Coronavirus (Covid-19): Why Global Control is Challenging? Public Health, Januari,19-21.
Notoatmodjo, S . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Halisah et.al (Sikap dan Gaya Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19
Rahmawati, I. 2020. Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Digital Class Platform Erdomo.
Rohma, S., Harapan, E., & Wardiah, D. 2020. The Influence of School-based Management and Teacher’s Professionalism toward teacher’s Performance.
Journal of social work and Science Education, 1 (1), 13-23.
Rohmawati, A. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Vol 9 No.1
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif: Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Susilo, M. J. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Penerbit Pinus.
Tutik Rahmawati, Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.
Wassahua, S. 2016. Analisis Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII SMP Negeri Karang Jaya Kecamatan Namlea Kabupaten Buru. E-jurnal Matematika dan Pembelajarannya 2016 Vol.2, No. 1.