• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PESERTA DIDIK KELAS XI SMK WIRATAMA KOTAGAJAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PESERTA DIDIK KELAS XI SMK WIRATAMA KOTAGAJAH "

Copied!
182
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Wiratama Kotagajah dengan menggunakan model kolaboratif Think Pair Share (TPS). Namun dalam prakteknya metode-metode tersebut masih kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Identifikasi Masalah

Proses ini memungkinkan siswa untuk belajar dari pengalaman belajar yang sebenarnya sehingga aktivitas siswa dapat meningkat dan mereka dapat memahami isinya. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI SMK Wiratama Kotagajah Tahun Pelajaran.

Batasan Masalah

Oleh karena itu peneliti mengangkat judul “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI SMK Wiratama Kotagajah Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hasil belajar siswa kelas XI SMK Wiratama Kotagajah masih rendah pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Yang Relevan

  • Pengertian Pembelajaran Kooperatif
  • Tujuan Pembelajaran Kooperatif
  • Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
  • Metode Kooperatif Think Phair Share (TPS) a. Pengertian Metode Think Phair Share

Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur. Think Phair Share (TPS) adalah bentuk pembelajaran kolaboratif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Hasil Belajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • Pendidikan Agama Islam
  • Metode Think Pair Share (TPS) Meningkatkan Hasil Belajar
  • Hipotesis Tindakan
  • Definisi Operasional Variabel
  • Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode kolaboratif tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar agama Islam siswa. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan agama Islam siswa kelas XI SMK Wiratama Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah.

Setting Lokasi 1. Tempat penelitian

Rasul, siswa mampu menyebutkan tugas pokok dalam wahyu rasulullah, siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, siswa membiasakan diri dan menunjukkan perilaku iman rasul yang baik.

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitan

Siklus 1

Guru meminta siswa untuk mengelompokkan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dengan tujuan untuk menyatukan jawaban atau pendapat. Hasil tersebut digunakan untuk perbaikan pelaksanaan pada siklus berikutnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara atau metode wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang diperlukan melalui gambar atau catatan tertulis.

Instrumen Penelitian

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

SMK Kotagajah Wiratama terletak di Jln Jendral Sudirman No. 17 Kotagajah Lampung Tengah, RT: 022 RW: 007 Kelurahan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah. Jumlah siswa SMK Wiratama Kotagajah Lampung Tengah dari kelas 1 sampai kelas 3 berjumlah 318 anak, terdiri dari 117 siswa laki-laki dan 186 siswa perempuan.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

  • Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan
  • Pertemuan I (Pertama)
  • Pengamatan
  • Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan 1 Tabel. 11
  • Petemuan II (Dua)
  • Pengamatan
  • Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan 2 Tabel. 14

Pada kegiatan inti, guru menanyakan materi sebelumnya untuk memunculkan konsep materi yang telah dimiliki siswa, dan guru selalu berusaha melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tingkatan selanjutnya secara berkelompok (Pairing), pendidik meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah dicapai. Aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama diamati dengan bantuan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

Berdasarkan data aktivitas belajar siswa di atas pada Siklus I Sesi 1 dapat dilihat bahwa aspek pertama aktivitas belajar disiplin sebesar 68,4%, aspek kedua tanggung jawab sebesar 78,6%, aspek ketiga aktivitas siswa dalam pembelajaran kolaboratif di “ Fase berpikir dengan 67,4%, yang keempat aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS pada fase tersebut. Pada kegiatan inti, guru meminta materi sebelumnya untuk membangkitkan konsep materi yang sudah dimiliki siswa dan guru selalu berusaha melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap kelompok (Pairing), pendidik meminta siswa untuk mengelompokkan 3 anak pada setiap kelompok dan mendiskusikan apa yang telah diperolehnya dengan tujuan untuk menyatukan pendapat atau jawaban.

Aktivitas belajar siswa pada pertemuan 2 diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

Observasi

  • Analisis Data Observasi Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakana Metode Kooperatif Tipe TPS Siklus I
  • Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I
  • Hasil Belajar Siklus 1
  • Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan
  • Pertemuan 1 (Pertama)
  • Pertemuan 2 (Dua)
  • Pengamatan
  • Analisis Data Observasi Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakana Metode Kooperatif Tipe TPS Siklus II
  • Hasil Belajar Siklus II

Observasi/pengamatan kegiatan dilakukan oleh observer selama proses belajar mengajar dengan mengisi lembar observasi kegiatan belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa didasarkan pada kemampuan siswa mengerjakan soal tes yang diberikan. Pada tabel di atas diketahui bahwa yang memperoleh skor ≥ 75 termasuk dalam kategori tuntas hasil belajar siswa pada siklus II dengan rata-rata persentase ketuntasan pada pertemuan 1 dan 2 sebesar 52,6% dan siswa yang mendapat skor ≤ 75 mendapatkan. dan termasuk dalam kategori belum tuntas pada siklus 2 dengan persentase 47,4%.

Aktivitas belajar siswa pada sesi 1 diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1. No Nama Siswa Nomor Aktivitas Siswa. Pada tabel di atas diketahui bahwa yang mencapai skor ≥ 75 pada kategori hasil belajar penuh pada Siklus II pertemuan 2 berjumlah 16 orang dengan persentase 84,21%.. dan siswa yang mencapai skor Tercapai ≤ 75 dan termasuk dalam kategori tidak lengkap berjumlah 2 orang dengan persentase 15,78%.

75 yang termasuk dalam kategori tuntas hasil belajar siswa pada siklus II dengan rata-rata persentase ketuntasan pada sesi 1 dan 2 sebesar 78,94% dan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 dan masuk dalam kategori tidak tuntas pada siklus 2 dengan persentase 21 , 04%.

Pembahasan

Hasil Belajar Peserta didik Siklus I dan II

Berdasarkan tabel di atas, perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada gambar berikut untuk lebih jelasnya. Berdasarkan grafik perbandingan hasil belajar tuntas pada siklus I, 52,6% tuntas, sedangkan 47,4% belum tuntas. Hasil belajar siswa dikatakan belum tuntas karena masih dibawah target kinerja yaitu <75, dan siswa dikatakan sempurna apabila sudah mencapai Kriteria Kesempurnaan Minimal (KKM) ≥75.

Kemudian peneliti melakukan tindakan pada siklus II. Hasil belajar yang tuntas pada siklus II sebesar 78,94% dan yang tidak tuntas sebesar 21,04%.

Pembahasan

Model Think Pair Share memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menanggapi dan saling membantu. Dilihat dari analisis ketuntasan, hasil belajar siswa meningkat dari I. menjadi II. Dari hasil analisis yang dilakukan, secara umum hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya.

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) ini lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja mandiri dan berkolaborasi dengan teman lainnya. Pembelajaran aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan pada aktivitas fisik, mental, intelektual, dan emosional siswa guna mencapai hasil belajar berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada model pembelajaran kolaboratif Think Pair Share (TPS) lebih ditekankan pada pembelajaran mandiri, kerjasama kelompok dan presentasi sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Pembahasan analisis ini juga menunjukkan dan membuktikan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Saran

Pendidik diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas, karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat membantu pendidik meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi siswa kelas XI SMK Wiratama Kotagajah Kabupaten Pekalongan diharapkan lebih aktif ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, baik pada pelajaran Pendidikan Agama Islam pada khususnya maupun pada pelajaran lain pada umumnya, karena Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dapat membantu siswa lebih memahami materi yang diberikan oleh guru melalui bertanya, berdiskusi dan mempresentasikan hasil belajar untuk meningkatkan hasil belajar. Diharapkan sekolah dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat memberikan variasi dalam proses belajar mengajar di kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas pendidikan agama Islam. .

Anita Lie, Cooperative Learning Practicing Cooperative Learning in Classrooms, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), Cet. Ramayulis, Methodology of Islamic Religious Education, Jakarta: Kalam Mulia, 2012 Slameto, Learning & Influencing Factors, (Jakarta: Rineka Cipta, . 2010), Cet. Syafaat, Aat, Et Al, die rol van Islamitiese godsdiensonderrig in die voorkoming van jeugmisdaad, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Teori Pembelajaran serta Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.

SILABUS PEMBELAJARAN

PERTEMUAN 1 Nama Sekolah : SMK Wiratama Kotagajah

  • KOMPETENSI INTI

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

  • Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar
  • Bahan/Sumber Belajar
  • Penilaian

Setelah siswa selesai menyimak klasikal dan mencari materi tentang husnuzan, guru bertanya. Guru meminta setiap anggota kelompok untuk membagikan kepada seluruh kelas apa yang mereka diskusikan atau bagikan (Sharing). Guru dan siswa menyimpulkan dan mengoreksi kesalahpahaman yang terjadi selama pembelajaran agar pengetahuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan.

3 Penutup Guru meminta salah seorang murid untuk menghabiskan sekali lagi bahan tentang hikmah yang terdapat dalam tingkah laku husnuzan sebagai penutup kepada bahan pembelajaran. Husnuzan terhadap dirinya ialah sikap mesra terhadap dirinya dan percaya kepada kebolehan dirinya.

PERTEMUAN 2 Nama Sekolah : SMK Wiratama Kotagajah

  • KOMPETENSI INTI
  • Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar
  • Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
  • Bahan/Sumber Belajar

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati beberapa masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari yaitu keutamaan husnuzan dan dalil dan hadits tentang pentingnya husnuzan. Kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang keutamaan husnuzan dan dalil serta hadits tentang pentingnya husnuzan. Husnudzan terhadap diri sendiri dapat diartikan bahwa kita harus mengevaluasi diri dengan baik.

Jika kita menyadari bahwa kita tidak cukup baik, maka kita memiliki pemikiran yang baik tentang diri kita dan dapat memperbaiki sikap kita.

PERTEMUAN 1 Nama Sekolah : SMK Wiratama Kotagajah

  • KOMPETENSI INTI
  • Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar
  • Materi Ajar (Materi Pokok)
  • Metode Pembelajaran
    • Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No Nama
  • Bahan/Sumber Belajar

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati beberapa masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, yaitu memahami dan mendeskripsikan sifat raja'. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait hasil observasi dalil dan hadits yang berkaitan dengan husnuzan. Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa atau menugaskan siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan temannya.

Siswa berdiskusi atau melakukan kegiatan secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan sebagai bahan kesimpulan (sebagai bahan diskusi). Siswa menyusun hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan dengan pengertian dan pendeskripsian sifat raja'. Siswa menyimpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan terkait pengenalan pengertian dan deskripsi ciri-ciri.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi/kegiatan yang dilakukan di depan kelas dan siswa dari kelompok lain memberikan umpan balik.

PERTEMUAN 2 Nama Sekolah : SMK Wiratama Kotagajah

KOMPETENSI INTI

Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar

Guru mengkondisikan kelas agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan cara meminta siswa membersihkan papan tulis dan mengatur tempat duduknya, menyiapkan teks yang relevan dan buku referensi serta alat tulis yang diperlukan. Guru memberikan penjelasan tentang bidang materi yang akan dipelajari beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru meminta siswa membaca buku/referensi tentang belajar bersama raja, khususnya materi pembelajaran tentang sifat raja dan keutamaan raja.

Guru mempersilahkan siswa mengamati beberapa masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari yaitu membiasakan sifat raja dan keutamaan raja. Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil observasi tentang mengetahui sifat raja dan keutamaan raja. Siswa mengumpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan sehubungan dengan membiasakan diri dengan sifat raja dan keutamaan raja.

Siswa melengkapi hasil diskusi/laporan kegiatan terkait penyelarasan sifat raja dan keutamaan raja sebagai bahan presentasi di depan kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya di atas, maka didapatkan rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu “Apakah tingkat pendidikan, sikap,

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “apakah kepercayaan merek dan kualitas