• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR TENTANG QUALITY CONTROL CIRCLE

N/A
N/A
metria riza sativa

Academic year: 2024

Membagikan "BELAJAR TENTANG QUALITY CONTROL CIRCLE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Quality Control Circle (QUALITY CONTROL CIRCLE ) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Quality Control Circle (QCC) adalah suatu kegiatan dimana sekelompok karyawan yang bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam mengupayakan pengendalian mutu (kualitas) dengan cara mengidentifikasikan, menganalisis dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan dengan menggunakan alat-alat pengendalian mutu (QC Tools).

Quality Control Circle (QCC) atau Quality Control Circle (QUALITY CONTROL CIRCLE ) ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli pengendalian mutu (kualitas) yaitu Prof. Kaoru Ishikawa pada tahun 1962 bersama dengan Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE).

Perusahaan pertama yang menjalankan konsep Quality Control Circle (QUALITY CONTROL CIRCLE ) adalah Nippon Wireless and Telegraph Company pada tahun 1962.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Quality Control Circle ?

2. Bagaimana Asas dan Manfaat Quality Control Circle?

3. Bagaimana Syarat Suksesnya Penerapan Quality Control Circle ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Quality Control Circle.

2. Untuk Mengetahui Asas dan Manfaat Quality Control Circle.

3. Untuk Mengetahui Syarat Suksesnya Penerapan Quality Control Circle.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Quality (mutu)

Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarakan persyaratan pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan. mutu produk atau jasa diartikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk atau jasa digunakan memenuhi harapan – harapan pelanggan.

B. Pengertian Quality Control Circle

Menurut Olga C. Crocker (2004, p13) definisi Quality Control Circle adalah:

Sekelompok kecil pekerja

1.Kelompok tersebut mempunyai sorang pimpinan 2.Dibentuk menurut bidang pekerjaan

3.Memecahkan persoalan yang terdapat dalam bidang pekerjaan tersebut.

4.Untuk menandai, memeriksa dan menganalisis serta menyelesaikan masalah seringkali tentang mutu tetapi juga tentang produktivitas, keamanan, hubungan kerja, biaya, pengurusan pabrik dan lain – lainnya. 1

5.Untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan dan manajemen.

Quality Control Circle adalah suatu kelompok kerja kecil yang secara sukarela bekerja mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri.2

1 Ambar, Teguh dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu.

2003), hlm. 107.

2 As'ad, Moh, Psikologi Industri, Seri Umum Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Liberty, 2004), hlm. 200.

(3)

C. Asas asas Quality Control Circle

Secara Garis besar, asas Quality Control Circle dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Asas Pokok

Asas Pokok Quality Control Circle terdiri dari :3 a. Asas Pembangunan Manusia

Sejarah QUALITY CONTROL CIRCLEadalah sejarah yang bertolak dari upaya pemecahan masalah dengan penempatan peranan manusia yang lebih bermakna, khususnya para pekerja pelaksana dalam pemecahan masalah pekerjaan. Titik tolak falsafah pembangunan manusia (people building philosophy) yang tanpa batas ini hendaknya senantiasa dipertahankan agar dalam menghadapi berbagai masalah produktivitas, asas ini tidak ditinggalkan sehingga QUALITY CONTROL CIRCLEakan tetap menjadi seperti apa yang dicita-citakan.

b. Asas Dinamika Kelompok dan Kerjasama Kelompok (Group Dynamic and Teamwork)

Upaya dan karya QUALITY CONTROL CIRCLEadalah upaya dan karya bersama (kelompok), artinya kemajuan dan keberhasilan QUALITY CONTROL CIRCLEadalah bertumpu pada sumber daya kekuatan- kekuatan kelompok yang saling menunjang (human synergistic) dan saling mengindahkan (win-win style), sehingga semua pihak yang berkepentingan terhadap keberhasilan QUALITY CONTROL CIRCLEhendaknya senantiasa ikut serta dalam mengarahkan dan memelihara kelompok atau gugus ini, sehingga akan tetap bertahan menjadi kelompok dan bukan sejumlah orang yang dikumpulkan semata- mata

2. Asas Umum

Adapun Asas Umum Quality Control Circle adalah sebagai berikut :

3 Fathoni, Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006), hlm. 188.

(4)

a. Asas Informalitas

Organisasi Quality Control Circle adalah organisasi yang informal atau tidak resmi, artinya tidak terikat pada struktur organisasi formal yang ada, yang mungkin saja akan membatasi sekali gerakan QUALITY CONTROL CIRCLE . Namun demikian, pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dan harus merestui (mendukung) sepenuhnya atas terbentuknya QUALITY CONTROL CIRCLE sekalipun pimpinan perusahaan tidak ikut campur dalam menetapkan sasaran, kegiatan dan mekanisme kerja gugus ini.

b. Asas Kesukarelaan

Keikutsertaan seseorang karyawan dalam QUALITY CONTROL CIRCLEadalah diundang, yang hendaknya berdasarkan kesukarelaan semata-mata, sehingga pada dasarnya karyawan bisa saja tidak ikut serta dalam QUALITY CONTROL CIRCLEsampai ia merasa dirugikan atau merasa membutuhkan sendiri.

c. Asas Keterlibatan Total

Dengan kemampuan apapun, tanpa perkecualian, tiap karyawan yang menjadi anggota QUALITY CONTROL CIRCLE hendaknya dilibatkan atau melibatkan diri dalam kebersamaan dan segala upaya memecahkan permasalahan yang ditetapkan secara bersama-sama oleh gugus.

d. Asas Memadukan

Quality Control Circle dalam kegiatannya memadukan pengelolaan sumber daya kelompok manusia dan sumber daya non manusia secara seimbang dengan senantiasa memperhatikan proses kelompoknya (synergistic decision making), mengingat manusia adalah sekaligus sebagai sumber daya dan sebagai pengelola sumber daya tersebut yang sangat berbeda hakekatnya dengan sumber daya yang lain. 4

4 Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara. 2013), hlm. 39.

(5)

e. Asas Belajar Bersama secara Berkesinambungan

Quality Control Circle adalah kelompok yang memecahkan masalah secara terus-menerus dan sambil belajar bersama serta berkembang bersama baik di dalam maupun di luar pertemuan gugus. Pertemuan gugus yang satu ke pertemuan lain adalah kegiatan yang berkesinambungan sehingga tidak akan terjadi masalah yang tanpa penyelesaian. Bagi QUALITY CONTROL CIRCLE , berkesinambungan adalah jauh lebih penting daripada jumlah masalah yang dirampungkan, sebab kesinambungan lebih menjamin mutu pekerjaan dan kepuasan kerja gugus.

f. Asas Kegunaan

Dalam upaya pemecahan masalah, QUALITY CONTROL CIRCLEmenganut asas kegunaan praktis, artinya keberhasilan upaya pemecahan masalahnya akan diukur terutama dari segi praktisnya.

g. Asas Keterbukaan

Kepentingan QUALITY CONTROL CIRCLEadalah kepentingan semua pihak dan kemajuan yang maksimal hanya akan dicapai jika ada keterbukaan untuk saling belajar dari semua pihak, lebih-lebih antar gugus, sehingga asas keterbukaan ini perlu senantiasa dipelihara dan dipertahankan oleh pihak manapun.

h. Asas Loyalitas pada Organisasi

Kesetiaan atau loyalitas karyawan anggota gugus yang dituntut adalah kesetiaan pada organisasi perusahaannya, bukan pada pribadi, baik atasan, pucuk pimpinan maupun pemiliknya. Ketergantungan pada pribadi seseorang akan sangat mengganggu kemantapan stabilitas) kegiatan anggotanya.5

5 Hani, Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE.

2008), hlm. 20.

(6)

D. Manfaat Quality Control Circle 1. Secara Umum

a. Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah b. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya

c. Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target d. Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku

e. Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan f. Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja

g. Peningkatan kepuasan kerja

h. Pengembangan tim (Quality Control Circle)

2. Bagi Karyawan

a. Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pribadi.

b. Kesempatan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang belum mendapat perhatian orang lain.

c. Latihan menganalisis masalah dengan mempergunakan metode- metode statistik yang praktis.

d. Lebih memahami teknik-teknik pengendalian kualitas.

e. Mendorong peningkatan kreativitas.

3. Bagi Organisasi / Perusahaan

a. Sarana untuk meningkatkan produktivitas.

b. Kualitas hasil kerja pelayanan dan jasa menjadi lebih baik.

c. Membangkitkan semangat dan mengembangkan rasa memiliki, bertanggung jawab dan selalu mawas diri dari seluruh karyawan.

d. Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.6

E. Syarat Pokok Suksesnya Penerapan Konsep TQC

6 Ibid., hlm. 21

(7)

Agar penerapan Total Quality Control memperoleh hasil yang maksimal maka ada syarat pokok yang harus diperhatikan :

Seluruh sumber daya manusia yang turut serta dalam proses produksi mengerti dan memahami arti TQC dan mau melakukannya dalam proses produksi atau pekerjaan lain yang berkaitan.

1. TQC sebagai totalitas pengendalian terhadap mutu produk, secara bertahap merupakan rangakaian suatu proses produksi yang menjadi tanggung jawab masing –masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian yang terpadu dari Quality Control Circle atau Quality Control Circle yang bekerja dalam satuan tim atau kelompok.

2. Seluruh mata rantai dan sistem tersebut dapat bekerja dan efisien baik disebabkan karena latar belakang pendidikan dan latihan yang baik maupun sasaran produksi yang baik menyangkut segi teknologi, penglaman, kerja karyawan serta adanya sikap mental yang positif dari karyawan.

3. Sikap mental yang positif tersebut adalah ”dengan bekerja produktif dalam suatu semangat kelompok / tim yang kuat akan menjamin mutu produksi yang tinggi, sumber balas jasa yang lebih baik bagi tenaga kerja dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan karena adanya jaminan pasar yang luas.

F. Quality Control Circle (QCC) atau Quality Control Circle (QUALITY CONTROL CIRCLE )

Landasan teori mengenai Quality Control Circle juga merupakan landasan teori Quality Control Project karena Quality Control Project merupakan Quality Control Circle yang bersifat sebagai suatu project dan anggotanya juga bersifat lintas departemen.7

7 Ibid., hlm. 29.

(8)

G. Anggota Quality Control Circle

Idealnya anggota QCC sebaiknya terdiri dari pekerja yang sama agar masalah yang mereka pilih telah dikenal. Anggota QCC berkisar antara tiga hingga sepuluh orang yang penting setiap anggota mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi untuk menyumbangkan saran dalam setiap pertemuan.

Karena melaksanakan program QCC, berarti memberi kesempatan kepada mereka untuk sejenak mengambil jarak dari pekerjaan rutinnya, dan mencoba mengevaluasi proses dan hasil kerjanya, memikirkan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerjanya, membuat keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Semua itu menunjukkan bahwa mereka diperlakukan sebagai manusia yang utuh, bukan sebagai robot yang bekerja tanpa pikiran dan perasaan.

Disamping itu, penerapan QCC juga merupakan bentuk nyata keterlibatan semua pihak, dalam hal ini mereka yang berada pada manajemen tingkat bawah, dalam peningkatan dan pengembangan perusahaan/organisasi.

Hal positif yang juga akan tumbuh bersamaan dengan berkembangnya kegiatan QCC, adalah terciptanya suasana kerja yang sangat kooperatif dan mendorong karyawan untuk terus-menerus menggali kreatifitas dan potensi yang dimilikinya.

(9)

H. Quality Control Circle Management

Sebelum memulai pembentukan QCC – QCC, sebuah perusahaan/organisasi haruslah terlebih dulu menyediakan sarana yang memadai agar kegiatan QCC dapat terkoordinasi dan berkembang dengan baik, dan tidak menjadi ”fashion” yang hanya digemari sesaat saja.

Perlu disadari oleh manajemen, bahwa kesinambungan gerakan ini hanya dapat terjamin bila dikelola secara profesional dan konsisten.

Sehubungan dengan hal tersebut, syarat mutlak yang harus dipenuhi agar kegiatan QCC dapat tumbuh dan terus berkembang adalah:

1. Adanya Struktur Organisasi dan Badan Pembina / Pengelola kegiatan penerapan TQM secara keseluruhan. (lihat gambar contoh struktur organisasi TQM).

2. Penunjukkan beberapa orang yang mampu menjadi Fasilitator QCC.

3. Pengadaan fasilitas yang menunjang pengembangan kegiatan QCC, seperti misalnya penyediaan ruang rapat, alat-alat bantu presentasi dan lain sebagainya.

4. Keterlibatan aktif, baik manajemen yang membawahi langsung para karyawan yang membentuk QCC tersebut, maupun manajemen ditingkat yang lebih tinggi.

(10)

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan

Syarat pembentukan QCC:

1. Anggota mempunyai kepala group yang sama 2. bisa bekerja sama dengan seksi lain

3. jumlah anggota proporsional 5 – 10 orang

4. Anggota terdiri dari Circle leader, Thema leader, notulis, anggota 5. Fasilitator : Orang/atasan yang berperan memberi kemudahan supaya kegiatan berjalan dengan baik dan benar.

6. dilaksanakan diluar jam kerja dan tidak bersifat lembur

Karakter Fasilitator:

1. Berorientasi kepada manusia dan tantangan 2. Mempunyai Daya analisis

3. Fleksible

4. Mau memanfaatkan kesempatan

5. Sabar dan tanggung jawab yang besar terhadap konsep dan segala konsekuensi

B. Saran

Sebagai pembaca yang baik,kami berharap ada kritik dan saran dari hasil makalah yang kami buat. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya. walaupun makalah ini di buat dengan sederhana. Di dalam banyak mengandung perluasan makna dan arti.

Referensi

Dokumen terkait

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality.. Control (SQC)

Dalam mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan Metode Quality Control Circle (QCC) yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kecacatan yang terjadi

Oleh sebab itulah dapat disimpulkan bahwa panduan pelaksanaan quality circle merupakan intervensi yang sesuai dan dibutuhkan oleh perpustakaan Universitas

Sehubungan upaya tersebut, perhatian utama perusahaan harus dititikberatkan pada standardisasi biaya dalam proses produksi dalam hubungan dengan pengendalian mutu (quality

Rumah Sakit Islam Jakarta pernah menggunakan pengendalian mutu terpadu (TQC) dan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle = QCC). Beberapa Rumah Sakit lainnya

Analisis pengendalian mutu dilakukan menggunakan alat bantu statistical quality control berupa diagram pareto, peta kendali , dan diagram fishbone.. Hasil analisis peta

Dengan menggunakan Deming Prize dan Tujuh Alat Bantu yang diaplikasikan pada Gugus Kendali Mutu yang ada, sehingga penyebab kerusakan tersebut dapat diidentifikasi jenis kerusakan

Pokok Permasalahan Adapun masalah yang dibahas dalam hubungan dengna pengendalian mutu scfw press adalah hasil akhir produk tersebut tidak memenuhi spesifikasi pesanan out of