• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR TENTANG TEKNIK INFORMATIKA S1

N/A
N/A
Resa Hanggara

Academic year: 2024

Membagikan "BELAJAR TENTANG TEKNIK INFORMATIKA S1 "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : RESA HANGGARA

PRODI : TEKNIK INFORMATIKA S1

1.UNDANG - UNDANG DASAR 1945 (AMANDEMEN)

 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,sesuai dengan hati nuraninya.

( pasal 28E ayat(2) )

 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. ( pasal 29 ayat (2) )

2.UNDANG - UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999

 Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. ( pasal 22 ayat (1) )

 Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya dan kepercayaannya itu. ( pasal 22 ayat (2) )

(2)

3.UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974

 Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masingmasing agamanya dan kepercayaannya itu. ( pasal 2 ayat(1) )

 Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak

menentukan lain ( pasal 6 ayat (6) )

 Apabila suami dan isteri yang telah cerai kawin lagi satu dengan yang lain dan bercerai lagi untuk kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh dilangsungkan

perkawinan lagi, sepanjang hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain. ( pasal 10)

 Wali wajib mengurus anak yang dibawah penguasaannya dan harta bendanya sebaik-baiknya, dengan menghormati agama dan kepercayaan anak itu.(pasal 51 ayat (3) )

4.PERATURAN PEMERINTAH No. 1 TAHUN 1975

 Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agamanya dan kepercayaannya itu selain agama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat

perkawinan pada kantor catatan sipil sebagaimana

dimaksud dalam berbagai perundang-undangan mengenai pencatatan perkawinan. (pasal 2 ayat (2).

 Pemberitahuan memuat nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman calon mempelai dan apabila salah seorang atau keduanya pernah kawin, disebutkan juga nama istri atau suaminya terdahulu. (pasal 5)

(3)

 Selain penelitian terhadap hal sebagai dimaksud dalam ayat (1)Pegawai Pencatat meneliti pula :

a. Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir calon mempelai. Dalam hal tidak ada akta kelahiran atau surat kenal lahir, dapat dipergunakan surat keterangan yang menyatakan umur dan asalusul calon mempelai yang diberikan oleh Kepala Desa atau yang setingkat dengan itu;

b. Keterangan mengenai nama, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat tinggal orang tua calon mempelai;

c. Izin tertulis/izin Pengadilan sebagai dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2),(3),(4) dan (5) Undang-undang, apabila salah seorang calon mempelai atau keduanya belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun;

d. Izin Pengadilan sebagai dimaksud Pasal 4 Undang- undang; dalam hal calon mempelai adalah seorang suami yang masih mempunya isteri;

e. Dispensasi Pengadilan/Pejabat sebagai dimaksud Pasal 7 ayat (2) Undang-undang (Pasal 6 ayat (2) )

 Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman dari calon mempelai dan dari orang tua calon mempelai; apabila salah seorang atau keduanya pernah kawin disebutkan nama isteri dan atau suami mereka terdahulu (Pasal 9 (a) )

 Tatacara perkawinan dilakukan menurut hukum masing- masing agamanya dan kepercayaannya itu. (Pasal 10 ayat (2))

 Dengan mengindahkan tatacara perkawinan menurut masing-masing hukum agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan dihadapan Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi. Pasal 10 ayat (3) )

(4)

 Akta perkawinan memuat :

a. Nama, tanggal dan tempat lahir, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman suami-isteri; Apabila salah seorang atau keduanya pernah kawin, disebutkan juga nama isteri atau suami terdahulu ;

b. Nama, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman orang tua mereka;

Izin

c. Izin sebagai dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), (3), (4) dan.

(5) Undang-undang;

d. Dispensasi sebagai dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang;

e. Izin Pengadilan sebagai dimaksud dalam Pasal 4 Undang- undang;

f. Persetujuan sebagai dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Undangundang;

g. Izin dari Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri

HANKAM/PANGAB bagi anggota Angkatan Bersenjata;

h. Perjanjian perkawinan apabila ada;

i. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman para saksi, dan wali nikah bagi yang beragama Islam ;

j. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman kuasa apabila perkawinan dilakukan melalui seorang kuasa. ( pasal 12)

5.PERATURAN PEMERINTAH No. 21 TAHUN 1975

 Setiap calon Pegawai Negeri Sipil segera setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil wajib mengangkat

Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil menurut

agama/kepercayaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. (Pasal 1)

(5)

 Apabila seorang Pegawai Negeri Sipil berkeberatan untuk mengucapkan sumpah karena keyakinannya tentang agama/kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Mahaesa maka ia mengucapkan janji (pasal 3 ayat (1) )

 Bagi mereka yang berkepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa selain daripada beragama Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, maka kata-kata "Demi Allah" dalam pasal 2 kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Mahaesa. (Pasal 3 ayat (6) )

Referensi

Dokumen terkait

TIU : Mahaiswa dapat memahami dan mengerti tentang harapan, sebab manusia mempunya harapan, doa, kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan kepercayaan serta kaitannya dengan

Untuk itu dalam dispensasi perkawinan anak di bawah umur, dasar pertimbangan hakim yang digunakan untuk mengabulkan dispensasi perkawinan yaitu Pasal 7 ayat (2)

Yang belum mencapai 16 tahun tapi sudah “baligh”, Pasal 7 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 membolehkan sepanjang ada dispensasi kawin dari Pengadilan Agama; Menimbang,

2 Dalam hal penyimpangan dalam ayat 1 pasal ini dapat minta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.24

Rasyid makna dispensasi merupakan pemberian izin oleh Pengadilan Agama kepada calon mempelai yang belum cukup umur untuk melangsungkan pernikahan bagi pria yang umurnya

b. Keterangan mengenai nama, agama/kepercayaan, pekerjaan, dan tempat tinggal orang tua calon mempelai.. Izin pengadilan sebagai dimaksud Pasal 4 Undang-Undang, dalam hal

Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) Pasal ini dapat meminta Dispensasi Kawin kepada Pengadilan atau Pejabat lain, yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun

1 tahun 1974 yang berbunyi: ”Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kawin kepada Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh