• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Berpengaruh Pada Penerimaan Diri (Self Acceptance) Terhadap Perilaku Pengobatan Klien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Banjarmasin - Repository Universitas Sari Mulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Faktor yang Berpengaruh Pada Penerimaan Diri (Self Acceptance) Terhadap Perilaku Pengobatan Klien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Banjarmasin - Repository Universitas Sari Mulia"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Diabetes tipe 1 ditandai dengan kerusakan sel β pankreas yang disebabkan oleh proses autoimun, sehingga mengakibatkan kekurangan insulin secara absolut, sehingga pasien memerlukan bantuan insulin eksternal (eksogen) untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal. Jumlah penderita diabetes tipe 2 merupakan angka tertinggi, sekitar 90% – 95% dari seluruh kasus diabetes (WHO, 2003), muncul pada usia dewasa pertengahan dan peningkatannya lebih besar pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyakit ini disebabkan oleh obesitas sentral, pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kurang aktivitas fisik dan faktor keturunan (Iskandar, 2004).

Penyebab diabetes melitus jenis lainnya adalah kelainan fungsi sel beta dan kerja insulin akibat kelainan genetik, penyakit eksokrin pankreas, obat-obatan atau bahan kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain yang berhubungan dengan terjadinya diabetes melitus. Menurut Boron dan Boulpape (2009), DM tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas akibat sistem imun. Menurut Alsahli dan Gerich (2010), DM tipe 2 merupakan kelainan heterogen yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi fungsi sel β dan sensitivitas insulin pada jaringan target.

Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kurangnya pembakaran energi dalam tubuh, sehingga kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak di dalam tubuh. Yaitu kelompok usia lanjut usia (>40 tahun), obesitas, hipertensi, riwayat keluarga menderita diabetes melitus, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4000 g, riwayat diabetes melitus selama kehamilan, dan dislipidemia. Cara kerja obat sulfonilurea adalah dengan merangsang sel β pankreas untuk melepaskan insulin, sehingga hanya bekerja jika sel β dalam keadaan utuh.

Aterosklerosis juga dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah perifer, sering ditemukan pada pasien DM kronis, dan dapat mengakibatkan amputasi (gangguan penglihatan Corwin. Neuropati diabetik adalah penyakit neurologis yang disebabkan oleh hipoksia kronis sel saraf dan efek hiperglikemia, termasuk hiperglikosilasi protein, yang melibatkan fungsi saraf Kerusakan saraf otonom perifer juga dapat menyebabkan hipotensi postural, perubahan fungsi saluran cerna, gangguan pengosongan kandung kemih, infeksi saluran kemih, dan pada pria dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan impotensi (Corwin, 2007).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ekarini (2011) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat perlakuan klien selama menjalani pengobatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ekarini (2011) menunjukkan bahwa tingkat motivasi berhubungan dengan tingkat klien dalam menjalani pengobatan. f) Tingkat pengetahuan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ekarini (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan tingkat perlakuan klien selama berobat. g) Dukungan keluarga.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lilis Triani (2011) menunjukkan bahwa dukungan keluarga berhubungan dengan tingkat perawatan klien selama pengobatan. 2) Faktor eksternal a) Jarak. Menurut penelitian yang dilakukan Prayogo (2013), terdapat hubungan antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan tingkat pelayanan klien yang menjalani pengobatan. b) Sarana transportasi.

Konsep Penerimaan Diri (Self Acceptance) a. Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Konsep penerimaan diri a. 1998) mengemukakan bahwa seseorang dapat menerima dirinya sejauh mana seseorang dapat menyadari dan mengenali ciri-ciri pribadinya serta memanfaatkannya dalam menjalani kehidupannya. Sikap penerimaan diri ditujukan kepada seseorang mengenai kelebihannya, menerima kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan terus-menerus untuk mengembangkan diri. Sedangkan menurut Matthews (1993), individu yang menerima dirinya merasa aman dengan nilai dan prinsipnya tanpa dipengaruhi oleh kelompoknya, dapat mengungkapkan pendapat pribadinya tanpa merasa bersalah dan dapat menerima perbedaan pendapat, tidak merasa cemas terhadap suatu hal. kemarin atau besok.

Individu percaya bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk mengatasi segala permasalahan dan dirinya setara dengan orang lain apapun latar belakangnya, sehingga tidak dapat didominasi oleh orang lain. Individu yang memiliki penerimaan diri yang baik akan merasa dirinya berharga di mata orang lain sehingga dapat menerima pujian, menikmati berbagai aktivitas, dan peka terhadap orang lain, serta nilai-nilai lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri merupakan kumpulan sikap positif seseorang terhadap dirinya, seperti memiliki konsep diri yang positif, menghargai diri sendiri serta mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga individu yang bersangkutan dapat berkembang. potensi mereka.

Menurut Hurlock (1976), menjelaskan kondisi dimana seseorang dapat menyukai dan menerima dirinya sendiri. Faktor yang berperan dalam terwujudnya penerimaan diri pada individu. Pemahaman diri merupakan persepsi terhadap diri sendiri yang dibuat secara jujur, tanpa kepura-puraan dan realistis. Individu memahami dirinya tidak hanya bergantung pada kemampuan intelektualnya, tetapi juga pada kesempatan yang dimilikinya untuk mencoba kemampuannya.

Harapan yang realistis muncul jika individu dapat menetapkan harapannya sendiri yang sesuai dengan pemahamannya terhadap kemampuannya, bukan harapan yang diarahkan oleh orang lain dalam mencapai tujuannya. Sebaliknya jika lingkungan seperti orang tua, saudara, dan teman memberikan dukungan, maka kondisi ini dapat memudahkan penerimaan diri dan menerima harapan-harapan yang diinginkan individu, maka kondisi ini akan semakin mendorong individu untuk mencapai harapannya. . Ketika seseorang gagal, mengingat kesuksesan adalah sesuatu yang dapat membantu membawa penerimaan diri pada seseorang.

Individu mempunyai konsep diri yang stabil apabila ia dapat melihat dirinya dalam keadaan yang sama. Individu yang tidak memiliki konsep diri yang stabil mungkin suatu saat menyukai dirinya sendiri dan membenci dirinya sendiri di lain waktu. Karena kondisi tersebut, ia akan sulit menunjukkan kepada orang lain siapa dirinya sebenarnya karena ia sendiri memiliki gambaran diri yang bertentangan.

Konsep Perilaku Pengobatan

Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor penentu perilaku manusia (Notoatmodjo, 2007). Perilaku sehat pada hakikatnya merupakan respon individu terhadap rangsangan yang berkaitan dengan penyakit dan penyakit, gizi, dan lingkungan. Stimulus tersebut terdiri dari 4 unsur utama yaitu penyakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan lingkungan.

Setiap individu mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda dalam menggunakan layanan kesehatan karena karakteristik individu yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok: .. a) Karakteristik demografi, seperti: usia, jenis kelamin dan status perkawinan. Kondisi atau keadaan yang memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatannya a) Sumber daya keluarga, seperti: pendapatan keluarga, partisipasi dalam asuransi kesehatan, kemampuan membeli layanan, dan pengetahuan tentang informasi pelayanan kesehatan yang diperlukan.

Peran Perawat Komunitas

Kerangka Teori

Jika penerimaan diri tinggi maka dapat dikatakan individu percaya bahwa pengobatan yang dilakukan adalah rutin, dan jika penerimaan diri rendah maka individu tersebut kurang percaya diri, dan hal ini dapat berdampak pada tidak rutin. perlakuan.

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Kerangka Konsep

Hipotesis

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Melalui Analisa data ditemukan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan ( r = 0, 993 dengan p = 0, 000 dimana p < 0, 010 ) antara penerimaan diri dengan kepatuhan dalam menjalani

Koefisien korelasi yang negatif antara variabel percaya diri dengan perilaku menyontek menunjukkan semakin tinggi percaya diri siswa maka semakin rendah

Penerimaan diri (Self Acceptance) di definisikan sebagai sikap positif, dimana seseorang mampu dan mau menerima keadaan diri baik dari kelebihan dan kekurangan termasuk

karena itu peneliti akan bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “ Teknik Konseling Cognitive Restructuring untuk Meningkatkan Penerimaan Diri ( Self Acceptance

pekerjaan, dan harga diri (self-esteem) seperti klien akan mengalami perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan kurang percaya diri terhadap kondisi atau perubahan fisik

Keaslian penelitian Penelitian terkait yang berkenaan dengan pengaruh pemberian edukasi tentang dukungan keluarga terhadap self efficacy pengobatan pada klien hipertensi adalah

Seseorang dengan self efficacy tinggi akan cenderung mampu menangani situasi secara efektif seperti percaya pada kemampuan diri yang mereka miliki, meningkatkan usaha saat menghadapi

Tinggi rendahnya penerimaan diri subjek diperoleh melalui Skala Penerimaan Diri yang menunjukkan aspek-aspek penerimaan diri dari Berger dalam Kenneth, 1973, yaitu: a Perilaku