Keunikan kain tenun pegringsingan ini terletak pada motif kainnya yang hanya menggunakan tiga warna (merah, kuning dan hitam) yang disebut tridatu. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian digunakan untuk mengetahui teknik budidaya yang cocok digunakan sebagai pewarna alam pada umumnya dan pewarna alam tenun pegringsingan pada khususnya. Penelitian ini didanai oleh Dana Hibah Unggulan Program Studi Tahun 2015 yang bertajuk “Karakterisasi Tanaman Pewarna Anyaman Pegringsingan di Desa Tenganan Kecamatan Manggis Karangasem.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tumbuhan melalui karakterisasi morfologi dan agronomi tumbuhan dengan warna alami pada tenun pegringan. Keistimewaan kain tenun ini terletak pada motif kain tenunnya yang hanya menggunakan tiga warna (merah, kuning dan hitam) yang disebut tridatu. Pewarna alami yang digunakan dalam pembuatan motif kain potong adalah 'babakan'. kelopak pohon) Kepundung putih campur kulit akar pohon sunti sejenis mengkudu warna merah, minyak buah kemiri tua (± 1 tahun) campur air bubuk/abu kayu warna kuning dan pohon Taum warna hitam.
Tanaman pewarna pegringsingan hanya menggunakan beberapa bagian tanaman saja dan sudah diwariskan secara turun temurun sebagai warisan nenek moyang sehingga patut untuk digali potensinya. Profil tanaman pewarna alami untuk tenun pegringan juga belum diketahui secara lengkap dan ilmiah dari segi karakter morfologi dan agronomi.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Tenganan Pegringsingan, Desa Bugbug (kedua desa tersebut terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, sebelah timur Pulau Bali) dan Nusa Penida. Populasi dan sampel penelitian dibatasi pada objek yang dapat diwakili dan ditentukan dari populasi perajin yang ada di desa tersebut. Langkah selanjutnya adalah memilih sampel dari seluruh populasi pengrajin tenun dan celup di Desa Tenganan dan Desa Bugbug.
Untuk karakter agronomi mengkudu yang semula akan diterapkan di Desa Nusa Penida belum bisa dilaksanakan karena mengkudu sudah tidak ditemukan lagi.
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemiri
Kemiri mempunyai daun yang mudah dikenali dari bentuknya yang khas, biasanya terdiri dari 3-5 helai daun dari pangkal, berseling dan pinggiran daun bergelombang. Panjang satu daun sekitar 10-20 cm dengan dua kelenjar di persimpangan antara pangkal dan batang yang mengeluarkan sari manis. Permukaan atas daun muda berwarna putih mengkilat seperti perak, yang kemudian berubah warna menjadi hijau seiring bertambahnya usia pohon.
Bunga kandil memiliki bunga berkelamin ganda, dengan bunga jantan dan bunga betina pada pohon yang sama. Bunga kandil berwarna putih kehijauan, harum dan tersusun berkelompok berukuran 10-15 cm, dimana terdapat banyak bunga jantan kecil disekitar bunga betina. Daun mahkota berwarna putih dengan lima kelopak berwarna putih kusam (krem), berbentuk lonjong dan panjang 1,3 cm.
Buah dan biji tanaman kemiri mempunyai buah berwarna hijau sampai kecoklatan, berbentuk lonjong sampai bulat, panjang 5-6 cm dan lebar 5-7 cm. Sejauh ini, belum ada satu pun warga yang berencana menanam atau memelihara tempat lilin. Pohon kemiri tumbuh subur di daerah perbukitan, berkembang biak secara alami dari buah yang jatuh dari pohonnya.
Kepundung
Kepundung putih atau merah yang digunakan sebagai pewarna adalah babangan (kulit batang/kelopak batang), populasinya tersedia bebas. Tanaman yang menghasilkan warna merah pada tenun pegringsingan adalah akar mengkudu. Informasi awal mengenai komoditas ini diperoleh dari desa Nusa Penida. Menurut beberapa pengrajin tenun di Desa Bugbug dan Tenganan, dalam beberapa tahun terakhir tenun tidak lagi didatangkan dari desa tersebut, melainkan dipasok oleh pemasok dari Lombok.
Berdasarkan keterangan para perajin dan keterangan Kepala BPP Nusa Penida, buah mengkudu sudah tidak dapat ditemukan lagi di Desa Nusa Penida. Selama ini pemasok hanya mengambil tanaman liar tanpa melakukan penanaman kembali. Jika hal serupa dilakukan di daerah Lombok, maka bahan bakunya akan sulit didapat.
Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan penanaman mengkudu di Desa Tenganan dan sekitarnya agar pengrajin mudah memperoleh bahan baku pewarna merah Tenun Pegringsingan. Karakterisasi morfologi dan agronomi tanaman mengkudu/sunti sebagai penghasil pewarna merah diperoleh dari tanaman mengkudu yang banyak ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan Desa Bugbug. Taum (Indigofera tinctoria) sebagai pewarna biru alami tenun pegringsingan terancam punah sehingga perlu dilakukan domestikasi.
Bagian yang digunakan sebagai pewarna adalah daun ranting muda, sehingga tanaman dapat diperbanyak dengan biji dan stek. Kepundung (Bccaurea racemosa), mempunyai populasi yang cukup besar yaitu 150 pohon/ha, bahkan tanpa perawatan pun tumbuh baik di Dusun Bukit, Manggis Karangasem. Kemiri (Aleurites moluccana) mempunyai populasi yang cukup besar yaitu 200 pohon/ha, meskipun tumbuh subur tanpa pemeliharaan di Dusun Bukit, Manggis Karangasem. Cukup tersedia untuk 10 tahun ke depan.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.), stok yang sudah tidak ditemukan lagi di Desa Nusa Penida, sangat perlu dilakukan penanaman kembali, perbanyakannya melalui biji untuk mendapatkan akar yang kuat. Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Divisi Super : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (dua berkeping/dikotil). Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh) Divisi Super: Spermatophyta (Menghasilkan Biji) Divisi: Magnoliophyta (Tanaman Berbunga) Kelas: Magnoliopsida (Dikotil/Dikotil) Subkelas: Rosidae.
Diskusi tim, persiapan pembuatan poster, rencana terjun ke lapangan untuk melakukan karakterisasi mengkudu dan melengkapi data yang hilang. Judul: Karakterisasi Tanaman Pewarna Tenun Pegringsingan di Desa Tenganan Kecamatan Manggis Karangasem Skema Hibah: Hibah Unggulan Prodi Penelitian.
HONOR OUTPUT KEGIATAN
BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
BIAYA PERJALANAN LAINNYA
KARAKTERISASI TANAMAN PEWARNA ALAM TENUN PEGRINGSINGAN DESA TENGANAN
UPAYA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH
Kepundung
Berwujud pohon, tinggi pohon 20 meter, diameter batang 150 cm, kedalaman kulit ± 1 – 2 cm dengan warna batang putih kecoklatan. Daunnya biasanya dikumpulkan di ujung ranting, berbentuk lonjong sampai bulat telur dengan tepi bergerigi dan runcing. Buahnya tipe kapsul, diameter 2,5 cm, bila matang berwarna hijau kekuningan atau hijau kemerahan, berbiji di daging buah.
Benih tersebut akan menghasilkan tanaman yang kuat dan kokoh serta mampu bertahan bertahun-tahun. Hal ini sangat penting karena kulit kayu yang digunakan sebagai pewarna alami akan terbentuk setiap tahunnya (cincin tahunan).Kepundung (Bccaurea racemosa) yang populasinya cukup besar yaitu 150 pohon/ha, meski tanpa perawatan pun tumbuh baik di Dusun Bukit Bungaya. , Kecamatan Manggis Karangasem.
Kemiri (Aleurites moluccana) mempunyai populasi yang cukup besar yaitu 200 pohon/ha, namun tumbuh baik tanpa perawatan di Dusun Bukit Bungaya, Kecamatan Manggis, Karangasem. Cukup tersedia untuk 10 tahun ke depan. Mengkudu (Morinda citrifolia L.), populasinya tidak lagi terdapat di Nusa Penida, bahan bakunya didatangkan dari Lombok.