“BIOGRAFI H MOHAMMAD JUSUF HAMKA”
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah
Kewirausahaan
Dosen Pengampu:
FARID ARDHY SUDIRMAN, M.AB Disusun oleh:
MUHAMMAD FAIZ MUBAROK (401200249)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
H. Mohammad Jusuf Hamka
Jusuf Hamka atau juga dikenal dengan nama Babah Alun adalah seorang pengusaha Muslim Tionghoa-Indonesia. Jusuf memeluk Islam saat bertemu Buya Hamka di usia 23 tahun, pada tahun 1981. Waktu itu ia melihat di Majalah Tempo, ada orang masuk Islam di Masjid Al-Azhar. Orang tuanya yang moderat tak pernah melarang Jusuf Hamka untuk memeluk agama Islam. Bahkan, orang tuanya berujar agar ia menjadi muslim yang baik. Jusuf tak langsung memeluk agama Islam saat meminta izin kepada orang tuanya, satu tahun kemudian barulah niatnya terlaksana.
Untuk diketahui, orang tua Jusuf Hamka adalah pendidik. Ayahnya dosen dengan banyak gelar, sementara sang ibu berprofesi sebagai guru. Sementara itu, Jusuf Hamka hanya lulusan SMA. Ia pernah beberapa kali kuliah tetapi tidak selesai. Namun, itu semua tak membuatnya kecil hati. Ia mengibaratkan dirinya sebagai metro mini yang bisa melesat lebih cepat daripada mobil mewah yang takut kegores.
Namanya juga dikenal sebagai bos jalan tol Ia tercatat pernah menduduki jabatan penting sebagai Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), salah satu kontraktor swasta yang banyak terlibat di pembangunan jalan tol di tanah air
Gelimang kesuksesan Jusuf Hamka pun tidak membuatnya lupa diri. Sejumlah kegiatan sosial sering ia jalankan, seperti membangun Masjid Babah Alun di sekitar Tol Depok-Antasari. Bentuk masjid berarsitektur oriental itu menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar maupun pendatang dari luar kota.
Hingga kini, Jusuf Hamka telah membangun tiga masjid sejak tahun 2017. Ia bercita- cita ingin membangun 1.000 masjid. Namun, ia sadar bahwa usianya tidak lagi muda karena untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu waktu yang sangat panjang.Untuk mengatasinya, ia mewujudkannya lewat program renovasi masjid jika memang ada yang memintanya melakukan.
Selain itu, di tengah pandemi Covid-19, Jusuf Hamka menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk membantu masyarakat yang terdampak langsung maupun tidak langsung.
Sehari-hari dia menyiapkan seribu nasi bungkus nasi kuning bagi masyarakat, dan membagikan sembako dari pintu ke pintu.
Salah satu program yang dilakukan Jusuf adalah mengintensifkan program nasi kuning pojok halal yang sudah berjalan selama 2,5 tahun. Nasi kuning tersebut dijual dengan harga Rp 3 ribu. Selain itu, Jusuf Hamka juga menjual sembako yang nilainya Rp 25 ribu dengan harga Rp 5 ribu. Dia juga menggandeng ormas di Jakarta Utara untuk melakukan penyemprotan disinfektan ke kampung-kampung, dan sejumlah rumah ibadah.