Segala puji kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Bimbingan Keagamaan bagi Lansia Muslim di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Budi Luhur Yogyakarta”. Objek penelitian ini adalah Implementasi pedoman keagamaan bagi lansia muslim di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pedoman keagamaan bagi lansia muslim di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur mempunyai tujuh tahapan, yaitu :.
Panti Jompo Tresna (PSTW) Yogyakarta Unit Budi Luhur terletak di Dusun Kasongan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan keterbatasan di atas, maka tujuan penelitian yang berjudul “Bimbingan Keagamaan Bagi Lansia Muslim di Panti Jompo Tresna (PSTW) Unit Budi Luhur Yogyakarta” adalah meneliti segala upaya yang dilakukan para penyuluh agama, yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu: 1) Langkah-langkah analisis, 2) Langkah-langkah diagnosis, 3) Langkah-langkah prognosis, 4) Materi bimbingan keagamaan, 5) Metode bimbingan keagamaan, 6) Evaluasi bimbingan keagamaan dan 7) Hasil bimbingan keagamaan.
Latar Belakang Masalah
Unit PSTW Yogyakarta Budi Luhur mempunyai tiga program yaitu : Program Pelayanan Rutin, Program Pelayanan Khusus dan Program Pelayanan Siang Hari. Yang mengarah pada kegiatan pembinaan, pemeliharaan dan peningkatan kerohanian orang lanjut usia yang berusia 60 tahun ke atas dan beragama Islam, baik yang masih sehat jasmani maupun yang sudah tidak mampu lagi melakukan kegiatan apa pun atau sedang sakit. dan tinggal di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. Yang bertempat di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur yang mempunyai salah satu program unggulan yaitu pengajaran agama yang petugasnya didatangkan khusus dari luar negeri.
Selain itu Unit Budi Luhur PSTW Yogyakarta mempunyai tim seleksi khusus lansia sehingga jumlah lansia yang tinggal sangat terbatas. Jika lansia sudah mampu hidup mandiri, maka Unit Budi Luhur PSTW Yogyakarta akan mengembalikan lansia tersebut kembali ke keluarga.
Rumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam bidang bimbingan dan konseling Islam, khususnya dalam permasalahan atau permasalahan yang berkaitan dengan bimbingan agama bagi lansia. Manfaat praktisnya, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan pertimbangan bagi para konselor di unit PSTW Yogyakarta Budi Luhur, dalam pengembangan bimbingan keagamaan bagi lansia, dan bagi para konselor di instansi atau di daerah lain dalam pengembangan keagamaan. kegiatan bimbingan.
Kajian Pustaka
Tesis tahun 2008 yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Bimbingan Spiritual di Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta”, membahas tentang nilai-nilai yang terkandung dalam proses pelayanan kesehatan dan pelayanan spiritual bagi pasien di Rumah Sakit. Membahas tentang layanan bimbingan rohani Islam di RSI Hidayatullah, nilai-nilai pendidikan Islam, serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan rohani Islam. 19 Istiqomah, “Studi Kasus Adaptasi Lansia di Panti Sosial Tresna Wreda Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta”, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
20 Isnaini Soliqah, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Bimbingan Kerohanian di Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta”, skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. Sementara itu, disini penulis memfokuskan pembahasan pada implementasi keagamaan bimbingan bagi lansia muslim di unit PSTW Yogyakarta Budi Luhur.
Kerangka Teori
Berdasarkan uraian tentang pentingnya kepemimpinan agama di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan agama adalah segala upaya dan tindakan yang mengarah pada kegiatan dalam pembentukan, pelestarian, dan peningkatan keadaan spiritual seseorang ke arah menghayati nilai-nilai Islam. ajaran agama, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, guna memperoleh keamanan dunia dan akhirat. Program atau proses kepemimpinan agama tentunya mempunyai tujuan agar proses tersebut berjalan lancar dan sesuai rencana. Mengingat tujuan di atas, maka dapat dirumuskan fungsi dan manfaat kepemimpinan agama sebagai berikut: 26.
Dalam proses pembelajaran agama tentunya materi sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pengajaran agama. Evaluasi kegiatan pengajaran agama merupakan suatu proses untuk mengetahui derajat kualitas kemajuan kegiatan pengajaran agama dengan mengacu pada standar atau kriteria program yang telah ditetapkan. Tujuan dilakukannya evaluasi dalam pembelajaran agama adalah:34.. a) Pertama, memberikan masukan kepada guru agama sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran agama dari segi metode, objek, cakupan materi atau aspek lain yang pada hakekatnya meningkatkan atau meningkatkan. pengetahuan dan keterampilan lansia.
34Firman Nugraha dan Cecep Hilman, Teknik Pengembangan Alat Monitoring, Pendataan dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Keagamaan, (Jakarta: Balai Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia , 2009 ), hal. 98. . materi laporan kegiatan yang sesuai dengan tujuan utama yang dituangkan dalam visi, misi dan kegiatan kepemimpinan keagamaan. Dilihat dari aktivitas sesepuh selama pelaksanaan bimbingan agama dalam sebulan terakhir atau empat kali pertemuan, yaitu ada 6 sesepuh yang aktif. Tujuan penelitian ini adalah implementasi bimbingan keagamaan bagi lansia muslim di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta unit Budi Luhur.
Data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode observasi yaitu penulis memperoleh data letak geografis, kondisi para ustadz dan lansia, serta untuk mengetahui pelaksanaan petunjuk agama tersebut. Dan untuk mendapatkan data tentang latar belakang PSTW dalam menciptakan suasana nyaman dalam kegiatan orientasi keagamaan pada lansia. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai struktur organisasi, kondisi penyuluh dan lansia, kondisi sarana dan prasarana, serta program orientasi keagamaan lansia muslim di Unit PSTW Yogyakarta Budi Luhur.
Dalam penelitian ini diperoleh dokumentasi dari pegawai Unit PSTW Yogyakarta Budi Luhur berupa: arsip tentang gambaran umum, profil PSTW, pengurus struktur organisasi, arsip sarana, arsip sarana dan prasarana, agenda kegiatan lansia dan kurikulum pengajaran agama. Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis data deskriptif 53 yang artinya data yang diperoleh melalui tulisan tentang pelaksanaan ajaran agama, dilaporkan apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran tentang fakta yang ada.
Kesimpulan
Saran-saran
Bagi Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Budi Luhur Yogyakarta, penulis sangat mengapresiasi Unit Budi Luhur PSTW Yogyakarta karena telah melaksanakan kegiatan bimbingan keagamaan semaksimal mungkin, sehingga sangat membantu dalam memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi para lansia, serta serta seluruh keluarga besar PSTW Yogyakarta Unit Budi Sublime. Dengan terciptanya suasana penuh kasih sayang di PSTW yang akan menambah semangat menatap masa depan, maka para lansia akan mendapat kasih sayang yang cukup, jiwa yang tenang dan mudah-mudahan dapat meninggal dengan khusnul khotimah (akhir yang baik). Bagi penulis selanjutnya yang berminat untuk meneliti hal yang sama dengan penulis ini, hendaknya memperluas ruang lingkup penelitiannya, tidak terbatas pada ruang lingkup Penerapan Bimbingan Keagamaan saja, namun hendaknya menambahkan aspek Kedamaian Rohani.
Sebab penulis melihat masih banyak lansia yang memerlukan bimbingan agama untuk meningkatkan ketenangan jiwa. Selain itu, PSTW perlu mendapatkan dukungan lebih karena PSTW sangat membantu para lansia mendapatkan kepercayaan diri, cinta dan ketenangan pikiran.
Kata Penutup
Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Seumur Hidup atau Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Seumur Hidup, trans. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Pedoman Penulisan Tesis Diploma Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010. Isnaini Soliqah, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kepemimpinan Spiritual di Hidayatullah Islam Rumah Sakit Yogyakarta", Karya Ijazah, tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.
Istiqomah, “Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia di Panti Sosial Tresna Wreda Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta”, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. Nishfi Fauziah Rochmah, “Bimbingan Agama bagi Penyandang Disabilitas di SLB Negeri 2 Yogyakarta”, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
Instruktur Keagamaan
Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses pelaksanaan bimbingan keagamaan, baik dari segi kondisi fisik maupun psikis lansia?
Lansia
Kegiatan Bimbingan Keagamaan
Situasi bebas (Istirahat)
Dari hasil wawancara dengan beliau, penulis memperoleh data-data mengenai pelaksanaan bimbingan agama, meliputi tujuan diadakannya bimbingan agama, materi yang disampaikan, metode yang digunakan, media yang digunakan dan evaluasi. Menurutnya, tujuan diadakannya bimbingan agama adalah agar para Simbah (sesepuh atau kliennya) tetap kokoh keislamannya, hingga akhir nanti ketika sudah beragama Islam, selalu bisa menjadi orang yang kuat beribadah, dan bisa mengantarkan para lansia khusnul. khatimah (akhir yang baik). Dalam setiap kegiatan bimbingan keagamaan, ia rajin mencatat apa yang menurutnya penting karena dapat dipelajari kembali, sehingga bila diperlukan ia mempunyai catatan untuk dijadikan pengingat, bagi dirinya sendiri atau untuk mengingatkan lansia lainnya karena ada pedoman catatan tentang apa yang ia lakukan. terima ketika mengikuti tuntunan agama.
Menurutnya, dengan adanya pelajaran agama tersebut, ia yang tadinya sibuk mencari nafkah tanpa mempedulikan akhirat, kini punya keinginan untuk mempelajari agama lebih dalam. Ia antusias mengikuti kegiatan bimbingan agama ini karena ia merasa sebelumnya hatinya kosong dari agama atau bahkan merasa hatinya kosong, kini dengan bimbingan agama ini ia merasa hatinya terisi, hatinya tenang. Dengan adanya kegiatan bimbingan keagamaan di PSTW, ia merasa semakin bersemangat dan terbantu untuk terus belajar tentang agama dan memperbaiki diri untuk kehidupan kedepannya.
Kerana bimbingan agama adalah salah satu program yang sangat membantunya menyiapkan bekalan dunia akhirat. Maka beliau merasai manfaat dengan adanya program bimbingan agama ini, menjadikan beliau lebih yakin dengan takdir yang diberikan oleh Pencipta (Allah SWT). Sedikit demi sedikit, dia dapat mengaplikasikan rezeki yang diterima daripada tunjuk ajar agama ini dalam kehidupan seharian, bermula dengan perintah solat, berzikir dan sebagainya.
Menurutnya, kegiatan bimbingan keagamaan memberikan semangat lebih untuk menjalankan perintah Allah SWT. Beliau antusias mengikuti seluruh kegiatan panti asuhan, salah satunya kegiatan orientasi keagamaan. Dalam setiap kegiatan pengajaran agama, ia rajin mencatat apa saja yang menurutnya penting karena dapat dipelajari kembali, sehingga bila diperlukan ia mempunyai catatan untuk dijadikan pengingat, untuk dirinya sendiri atau untuk mengingatkan senior yang lain karena ada catatan petunjuknya. dari apa yang diperolehnya dengan mengikuti ajaran agama.
Aula PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
Ruang Ketrampilan PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
Kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Keagamaaan
Simbah Harjo
Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal