• Tidak ada hasil yang ditemukan

bk_fadilah_gzg_p2u unisba_sv.pdf - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bk_fadilah_gzg_p2u unisba_sv.pdf - Repository UNISBA"

Copied!
282
0
0

Teks penuh

Kerana zakat fitrah sentiasa berkaitan dengan isu ibadah yang berkaitan dengan ketuhanan dan jarang dilihat dari sudut ibadah yang berkaitan dengan kemanusiaan. Adapun yang berkaitan dengan zakat fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, selewat-lewatnya sebelum orang selesai menunaikan solat hari raya.

Zakat Mal (Zakat Harta)

Manfaat Zakat

Manfaat Diniyah (Segi Agama)

Manfaat Khuqiyah (Segi Akhlak)

Pembayar zakat biasanya sinonim dengan sifat rahmah (belas kasihan) dan lemah lembut terhadap saudara mereka yang tiada. Adalah realiti bahawa mendermakan sesuatu yang bermanfaat baik harta mahupun jasad kepada umat Islam akan melapangkan dada dan melapangkan jiwa, kerana sudah pasti dia akan menjadi orang yang disayangi dan dihormati mengikut tahap pengorbanannya.

Manfaat Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

Mustahik Zakat

  • Fakir
  • Miskin
  • Amilin
  • Mualaf
  • Riqob
  • Gharimin
  • Fii Sabilillah
  • Ibnu Sabil

Orang miskin adalah orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya (sehari-hari) karena tidak mampu melakukan cashab (usaha). Ibnu Sabil adalah orang yang melakukan perjalanan tanpa ongkos dan biaya serta tidak dapat mempergunakan hartanya.

Bahan Evaluasi Materi

Gharimin adalah orang yang tenggelam dalam hutang dan tidak mampu membayar, yang hutangnya bukan karena maksiat, pemborosan atau safahah (kebodohan, ketidakdewasaan, dan sebagainya). Seperti membantu para khatib dengan menyediakan tempat pelatihan dakwah, membagikan buku, komputer dan peralatan untuk menunjang pemahaman khatib serta mengoperasionalkan kegiatan positif lainnya yang bertujuan untuk menegakkan syariat Islam.

PENGELOLAAN ZAKAT

Latar Belakang Pengelolaan Zakat

BAB II

Fenomena Masalah Pengelolaan Zakat

Masih lemahnya sistem birokrasi dan pengelolaan zakat yang baik dalam kaitannya dengan pengelolaan zakat di Indonesia mengakibatkan rendahnya akuntabilitas dan transparansi LAZ. Salah satu upaya untuk menciptakan pengelolaan dana zakat yang baik adalah dengan menerapkan Total Quality Management.

Bahan Evaluasi Materi

Terakhir, untuk melanjutkan alur pemaparan dalam buku ini, diuraikan pilar-pilar pembentuk good governance dan tata kelola zakat yang baik yang diterapkan pada organisasi pengelola zakat baik BAZ maupun LAZ di atas yang menunjukkan komponen-komponen penerapan good governance. zakat. Pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tata kelola zakat yang baik akan dijelaskan pada Bab VI.

DESKRIPSI

ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT

BAB III

Badan Amil Zakat (BAZ)

  • Badan Pelaksana
  • Dewan Pertimbangan
  • Komisi Pengawas

Meskipun payung hukum tersebut di atas terkait dengan pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), namun secara otomatis akan terkait dengan Badan Amil Zakat yang berada di bawahnya (BAZDA). 4 Pendanaan yang dibebankan untuk melaksanakan tugas Badan Amil Zakat berasal dari anggaran Kementerian Agama (tergantung tingkat pemerintahan).

Lembaga Amil Zakat (LAZ)

  • Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat

Pada dasarnya desain struktur organisasi dan susunan pegawai Lembaga Amil Zakat (LAZ) tidak diatur dengan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia, namun diatur oleh masing-masing LAZ dengan memperhatikan peraturan yang berlaku berbeda-beda. Namun, bentuk struktur organisasi LAZ secara individu akan bergantung pada perkembangan dan kebutuhan LAZ yang bersangkutan.

DD NET

  • Program-Program Yang Ditawarkan Lembaga Amil Zakat
  • LAZ Rumah Zakat Indonesia (RZI) Bandung
  • LAZ Pusat Zakat Ummat (PZU) Bandung
  • LAZ Rumah Yatim Ar Rohman Bandung
  • LAZ Dompet Dhuafa (DD) Jakarta
  • LAZ Baitul Maal Pupuk Kujang Cikampek
  • LAZ Al Azhar Peduli Ummat Jakarta
  • LAZ Rumah Amal Salman ITB Bandung
  • LAZ Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU-DT) Bandung
  • Pengelompokkan Lembaga Amil Zakat

Program Pemberdayaan Ekonomi merupakan program pendirian Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Sinergi, Pengembangan Usaha Mandiri (BUM), Peternakan, Penyaluran Hewan Kurban (THK). Program Sahabat Ibu merupakan program yang terdiri atas pendidikan keluarga, pendidikan keterampilan ekonomi, dan pelayanan kesehatan ibu hamil.

PENGELOLAAN ZAKAT DI INDONESIA

Sejarah Pengelolaan Zakat di Indonesia

BAB IV

  • Perkembangan Zakat di Era Pemerintah Kolonial (Sebelum 1945), Tahap I: Tahap Pengelolaan Zakat Secara Individu
  • Perkembangan Zakat di Era Pemerintahan Orde Lama (1945- 1967), Tahap II: Tahap Pengelolaan Zakat Secara Individu
  • Perkembangan Zakat di Era Orde Baru (1968-1998), Tahap III: Tahap Kesadaran
  • Perkembangan Zakat di Era pemerintah Transisi (1999-2000), Tahap IV: Tahap Institusional Pengelolaan Zakat
  • Perkembangan Zakat di Era Pemerintahan Reformasi (2001-Sekarang) Tahap V : Tahap Penguatan Institusi dan Sinergi
  • Pengelolaan Zakat Berdasarkan UU No 23 Tahun 2011
  • Kode Etik Amil Zakat Indonesia
    • Prinsip Etika Profesi
    • Kode Etik Profesi Amil Zakat Indonesia (i) Standar Umum
  • Bahan Evaluasi Materi

D/291/2000 tentang Teknis Pengelolaan Pengelolaan Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah dengan Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang menyelenggarakan zakat pada tingkat nasional.

KONSEP DAN PRINSIP GOOD ZAKAT GOVERNANCE

Pengertian Good Zakat Governance

BAB V

Urgensi dan Teori Dasar Good Zakat Governance

Dari peristiwa inilah kemudian dikenal istilah good governance dan good corporate governance di Amerika Serikat pasca krisis ekonomi Amerika pada tahun 1930an. Kerangka tata kelola yang baik telah semakin disempurnakan, meskipun masih belum sempurna dan masih menghadapi berbagai tantangan. Tata kelola yang baik membentuk hubungan antara berbagai pemangku kepentingan yang digunakan untuk mengendalikan arah strategis dan kinerja perusahaan.

Dalam konsep good governance terdapat dua teori utama yang terkait, yaitu teori stewardship dan teori keagenan (Daniri, 2005).

Prinsip-Prinsip Good Zakat Governance

  • Pertanggungjawaban (Resposibility)
  • Akuntabilitas (Accountability)
  • Keadilan (Fairness)
  • Transparansi (tranparancy)
  • Kemandirian (Independency)

Akuntabilitas menjelaskan peran dan tanggung jawab serta mendukung upaya untuk memastikan keseimbangan antara kepentingan manajemen dan pemegang saham, yang dipantau oleh dewan pengawas. Selain itu, menurut Sukrisno Agoes (2005:15), prinsip tanggung jawab menunjukkan bahwa setiap individu dalam organisasi harus mempertanggungjawabkan segala tindakannya, terutama yang berkaitan dengan peran dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Hunger dan Wheleen berpendapat bahwa tanggung jawab mencakup tanggung jawab hukum dan tanggung jawab sosial.

Akuntabilitas dalam pelaksanaannya harus terstruktur, artinya setiap staf organisasi mempunyai tanggung jawab langsung terhadap berbagai aspek organisasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN GOOD ZAKAT GOVERNANCE

BAB VI

Implementasi Pengendalian Intern

  • Pengertian Pengendalian Intern
  • Tujuan Pengendalian Intern
  • Komponen Pengendalian Intern

Untuk mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu: (a) efektivitas dan efisiensi kegiatan; (b) keandalan informasi; dan (c) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, manajemen wajib menerapkan komponen pengendalian internal dalam setiap aktivitasnya. Menurut COSO, komponen pengendalian internal terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi seluruh komponen pengendalian internal lainnya, yang membentuk disiplin dan struktur.

Kelima komponen pengendalian internal yang dijelaskan sebelumnya saling berhubungan dan muncul dari suatu proses manajemen.

Implementasi Budaya Organisasi

  • Pengertian Budaya Organisasi
  • Nilai Dasar Budaya Organisasi
  • Pembentukan Budaya Organisasi
  • Fungsi Budaya Organisasi
  • Manfaat Budaya Organisasi
  • Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi juga dianggap sebagai alat penentu arah organisasi, arah apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sistem nilai dan norma yang sudah ada dalam sistem organisasi tentu saja berbeda dengan budaya organisasi masing-masing anggotanya. Dari pengertian budaya organisasi yang telah disampaikan, belum jelas ada ciri-ciri yang dapat diukur secara konkrit.

Kemudian, budaya organisasi merupakan nilai dan norma yang disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen LAZ.

Implementasi Total Quality Management

  • Pengertian Total Quality Management
  • Komponen Total Quality Management

Total Quality Management merupakan filosofi manajemen yang tujuan utamanya adalah kepuasan pelanggan atas barang dan jasa. Pernyataan di atas dengan jelas menunjukkan bahwa manajemen kualitas total adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi harapan pelanggan. Pernyataan ini didasarkan pada definisi total quality management sebagai sebuah konsep yang memiliki dua sisi kualitas.

Untuk melihat bagaimana penerapan Total Quality Management (TQM) pada LAZ yang diteliti sangat jelas terlihat dari kesadaran LAZ untuk selalu melakukan perbaikan secara terus menerus.

Implementasi Internal Audit

  • Pengertian Internal Audit
  • Kode Etik Audit Internal

Bagi profesi audit internal, kode etik sangat penting dan diperlukan dalam pelaksanaan tugas profesionalnya, terutama yang menyangkut manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola yang baik/zakat. Selain itu, pengelolaan zakat yang baik yang diterapkan pada organisasi pengelola zakat terdiri dari seperangkat mekanisme yang saling terkait yang terdiri dari seluruh pemangku kepentingan seperti amil (BAZ dan LAZ), muzak dan musahik, pemerintah dan masyarakat umum. Mekanisme pengelolaan zakat yang baik menjamin tindakan manajerial akan selalu ditujukan untuk meningkatkan nilai organisasi dan sebagai bentuk perhatian seluruh pemangku kepentingan organisasi terhadap pengelolaan zakat.

Selain itu, auditor internal memberikan keyakinan bahwa prinsip yang harus dianut dalam mekanisme tata kelola zakat yang baik adalah transparansi, akuntabilitas dan tanggung jawab, yang harus dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan.

Bahan Evaluasi Materi

4 Kompetensi Auditor internal menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan jasa audit internal. Berbagai bentuk umpan balik pada saat melakukan pengawasan pada seluruh tahapan mekanisme penerapan tata kelola zakat yang baik akan mencakup: hasil penilaian sistem, hasil analisis dan survei, hasil implementasi konsep, dan hasil evaluasi.

STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT DI INDONESIA

Strategi Pendayagunaan Zakat

BAB VII

Masalah Mindset

Hal terpenting yang masih mendasari pemanfaatan zakat secara umum hanyalah transparansi dan kepatuhan para mustahik yang menjadi sasaran para penyalur zakat. Akibat mentalitas seperti ini, seringkali program pendayagunaan zakat berkembang ke arah yang tidak diinginkan bahkan tidak memenuhi kebutuhan penerima manfaat. Ia harus dilengkapi dengan target yang menunjukkan dampak yang diharapkannya dari penggunaan zakat di bawah mustahik yang ditujunya.

Pendekatan kerangka logis (LFA) dapat digunakan sebagai alat dalam merumuskan strategi optimalisasi pemanfaatan zakat.

Menyusun dan Menjawab Pertanyaan Kunci

LFA juga membangun partisipasi pihak-pihak terkait/stakeholder yang terlibat dalam perancangan dan pengelolaan program, yang merupakan syarat penting bagi keberlanjutan program. Karena analisis kerangka logisnya dimulai dari tahap perencanaan bersama pemangku kepentingan atau pihak terkait, ternyata masyarakatlah yang menjadi prioritas utama. Selain itu, hal ini memungkinkan untuk menganalisis dan mengatur informasi secara terstruktur, sehingga memungkinkannya berfungsi sebagai alat bantu berpikir.

Mengembangkan kerangka logis dengan partisipasi semua pihak yang berkepentingan dapat membantu membangun sebuah program di mana semua pihak terkait dapat berbagi gagasan tentang arah program dan mengapa kegiatan ini diperlukan.

Rincian Tahap Analisis a. Analisis Stakeholder

Hal ini memastikan bahwa potensi tujuan program didasarkan pada serangkaian diskusi dan prioritas masalah nyata yang teridentifikasi dengan jelas. Ini diikuti dengan analisis strategi, yang merupakan fase analisis yang paling menantang karena melibatkan pengambilan keputusan tentang penerapan strategi yang paling efektif. Pemilihan strategi yang paling tepat merupakan kunci pengambilan keputusan, karena seluruh formulasi proses selanjutnya akan mengikuti strategi tersebut.

Ketika memilih strategi alternatif, hal-hal berikut harus dipertimbangkan: total biaya, manfaat bagi kelompok sasaran, kemungkinan mencapai tujuan dan risiko sosial.

Rincian Tahap Perencanaan

Proses penyusunan matriks perencanaan program adalah sebagai berikut: (1) penentuan tujuan akhir (goals) yang ingin dicapai dengan kontribusi program, (2) penentuan tujuan antara (tujuan) yang ingin dicapai dengan program, ( 3) ) menentukan hasil (output) untuk mencapai tujuan tersebut, (4) menentukan kegiatan untuk mencapai setiap efek, (5) melakukan pemeriksaan logika vertikal dengan menggunakan metode “If. Kegiatan atau kegiatan adalah serangkaian kegiatan atau tindakan program yang direncanakan yang diperlukan untuk mengubah masukan program menjadi keluaran yang direncanakan selama jangka waktu tertentu. Menurut definisinya, program apa pun yang dijelaskan oleh kerangka logis didasarkan pada logika jika/maka atau sebab-akibat.

Konsistensi penentuan pendanaan berdasarkan kategori yang disepakati memudahkan analisis efektivitas pendanaan, sehingga menghindari perbedaan dasar penentuan dana untuk program yang berbeda dengan menyusun anggaran.

Monitoring dan Evaluasi

Memantau pengelolaan program, menyasar masalah kepatuhan terhadap prosedur, efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya kelembagaan. Alat pemantauan tersebut antara lain meliputi: jadwal aspek-aspek yang akan dipantau dan pelaksanaannya; indikator program; catatan kunjungan lapangan; akun; laporan kemajuan program (diperiksa dengan manajer program). Evaluasi berkaitan dengan pengumpulan dan analisis informasi mengenai perubahan yang terjadi sesuai rumusan tujuan program.

Ruang lingkup evaluasi: perubahan apa yang terjadi, intervensi apa yang telah dilaksanakan untuk mewujudkan perubahan tersebut.

Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Amil

  • Tantangan Zakat Pada Masa Depan
  • Kompetensi Sumber Daya Manusia Zakat yang Diperlukan
  • Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Zakat

Terkait dengan sumber daya manusia zakat, kita dapat menghitung jumlah sumber daya manusia zakat (amil) dengan memproyeksikan jumlah OPZ di Indonesia. Menyelenggarakan seminar dan lokakarya mengenai isu-isu terkini mengenai zakat. Penyelenggaraan seminar dan workshop untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia zakat Indonesia harus selalu dilakukan. Penugasan ke luar negeri ini akan memberikan pengalaman baru dan peningkatan wawasan yang akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia zakat di Indonesia.

Setelah seluruh tahapan pengembangan kompetensi amil dilalui, tahap selanjutnya adalah menyelesaikan sertifikasi kompetensi SDM Zakat Indonesia.

Strategi Pengelolaan Zakat Berbasis Komunitas

  • Pengelolaan Zakat Berbasis Masjid
  • Pengelolaan Zakat Berbasis Perusahaan
  • Pengelolaan Zakat Berbasis Kepanitiaan Musiman
  • Jalan Tengah Yang Harus Ditempuh

Dalam literatur fiqih, amil adalah orang yang mempunyai kriteria tertentu dan memenuhi syarat dalam hal mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan zakat. Menurutnya, amil adalah mereka yang bekerja mengelola zakat, menghimpunnya, menghitungnya, mencari orang yang membutuhkan (asnaf), dan menyalurkannya kepada mereka. Pendapat lain diungkapkan Fathurrahman Djamil, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dalam sambutannya di hadapan panitia zakat 'Ad Hoc', ia menyoroti bahwa panitia zakat yang muncul di bulan Ramadhan umumnya bersifat pasif.

Pakar fiqh perbandingan ini menekankan bahawa pada zaman Rasulullah, yang dipanggil amil ialah orang yang memungut dan mengagihkan zakat.

Strategi Pengelolaan Zakat Melalui Sinergi

  • Urgensi Amil Zakat
  • Persyaratan Amil Zakat
  • Sinergi Pengelolaan Zakat
  • Bentuk-Bentuk Sinergi

23 Tahun 2011 (revisi UU No. 38 Tahun 1999) menyebutkan bahwa organisasi pengelolaan zakat Badan Amil Zakat (BAZ) dibantu oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ). Amil zakat yang baik adalah amil zakat yang menjalankan tugasnya secara penuh waktu, tidak sambil lalu dan tidak paruh waktu. Banyaknya penerima zakat paruh waktu di masyarakat kita membuat para penerima zakat menjadi pasif dan hanya menunggu kedatangan muzakki untuk membayarkan zakat atau infaqnya.

Insya Allah jika ngotot akan membuat penghimpunan zakat menjadi besar dan dipercaya masyarakat.

HASIL-HASIL PENELITIAN TERDAHULU TENTANG GOOD ZAKAT GOVERNANCE

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Flamholtz (2001)

BAB VIII

  • Apfelther, Muller and Rehder (2002)
  • Hannifa and Cooke (2002)
  • Samdin (2002)
  • Jiun.2002
  • Budi Budiman (2002)
  • Jan Hoesada (2002)
  • Zahirul Hoque (2003)
  • Rohm Howard (2004)
  • Suryo Pratolo (2006)
  • Joshua Tarigan (2006:26)
  • Wahyudin Zarkasyi (2007)
  • Christian Herdinata (2008)
  • Rindang W dan Asteri P (2008)
  • Michelon, Baretta and Bozollan (2009)
  • Muliathy Briany (2009)
  • Cristian Petrovits, Chaterine Shakespeare and Aimee Shih (2010)
  • Dikdik Tandika (2009)
  • Manguns (2010)
  • Manguns (2010)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara budaya perusahaan, tata kelola perusahaan dan praktik penyediaan informasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara budaya organisasi dan tata kelola perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan keterbukaan informasi (akuntabilitas). Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan budaya organisasi (perguruan tinggi) dalam mencapai tata kelola yang baik (IT governance).

Penelitian ini menguji hubungan komite audit dan audit internal dalam penerapan good corporate governance dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam praktek penghimpunan dan distribusi dana zakat, infak dan dana sosial lainnya, LAZ Ummul Quro didukung oleh mitra-mitra LAZ yang jumlahnya sudah mencapai 20-an lembaga.26 Dana