BLOG MULAI DIRI DIAGRAM TRAPESIUM USIA
TUGAS MODUL 1.2.a.3. Mulai dari Diri
EVI RAHAYU, S.Pd.
CGP Angkatan 10 Barito Utara Kalimantan Tengah Tujuan Pembelajaran Khusus
1. CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.
2. CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing
Diagram Trapesium Usia saya
Menikah 26 th
Usia lulus Sarjana Usia Pensiun 60 th
22 th dari ULM Bjm 26 th jadi CPNS 36 th 16-18 th MAN 2 Model Banjarmasin
13 th Peristiwa Positif (selisih 23 th)
13-15 th MTsN Banjar Selatan
10-12 th Peristiwa Negatif (selisih 26 th) 6-12 th SDN Kertak Hanyar 1-2
5-6 th TK Pertiwi Kertak Hanyar Usia saat ini 36 th Usia TK-SMA 5 th – 18 th
Tugas 1. REFLEKSI SAYA TERHADAP DIAGRAM TRAPESIUM USIA
Pada kesempatan kali ini, sebagai pemenuhan tugas modul 1.2 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 yang saya ikuti, adalah membuat Refleksi Diagram Trapesium Usia .
Sungguh hal ini adalah pengalaman baru bagi saya. Hal ini bertujuan agar saya sebagai CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadi saya dan dapat menjelaskan peran diri sebagai seorang guru di dalam lingkungan sekolah masing- masing.
Berikut pertanyaan pemantik yang akan saya refleksikan :
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
Ada satu peristiwa yang sangat membekas dalam hidup saya yaitu peristiwa negatif dan peristiwa positif.
Hal buruk yang menjadi peristiwa negatif yang saya ceritakan di sini sudah terjadi sangat lama, yaitu pada saat saya masih duduk di bangku SD antara kelas 4-6 dan lebih tepatnya saat saya berusia sekitar10 tahun. Mungkin dulu saya tidak mengenal istilah dari perundungan atau pembullyan, yang saya tahu saya diejek dan dihina oleh beberapa orang teman sekelas saya dan ada satu orang yang setiap hari tidak bosan-bosannya mengejek saya. Saya hanyalah seorang anak dari ayah yang merupakan pedagang kecil di pasar (berjualan dengan memakai lapak kecil di lantai pasar dengan menjual tambal panci/wajan, racun tikus, dll) dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Saya memiliki banyak saudara yaitu tujuh orang dan semuanya bersekolah sehingga membuat kehidupan kami tidak seberuntung kebanyakan teman-teman di sekolah saya. Sebut saya teman saya itu “Kumbang” (nama samara), dia hampir setiap hari mengejek bahkan mengajak teman-teman yang lain untuk mengejek saya. Ejekan yang masih saya ingat adalah saya sering disebut dengan sebutan “ATT” atau Anak Tukang Tambal sambal diteriaki karena kebetulan juga pada saat itu merk sepatu sekolah saya adalah Pro ATT. Saya hanya bisa diam dan berusaha kuat untuk tidak menangis karena saya paling malu untuk meneteskan air mata. Saat pulang ke rumah saya hanya bisa bercerita kepada ibu dan kakak tertua saya yang sudah berkuliah. Ada kalimat yang sangat saya ingat dan berkesan sekali pada saat beliau menasihati saya, yaitu “Dek, orang yang berkecukupan bahkan memiliki harta yang lebih untuk jadi sukses itu adalah hal yang mudah dan biasa, tetapi jika kita yang dalam keadaan pas-
pasan bahkan kadang kekurangan untuk menjadi suskses itu adalah hal yang luar biasa.” Dari kejadian tersebut saya bertekad dan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak ingin menghiraukan ejekan yang ditujukan kepada diri saya. Saya juga berjanji ingin membuktikan kalau saya bisa berprestasi dan sukses suatu saat nanti.
Peristiwa positif yang saya alami saat sekolah adalah saat saya duduk di bangku kelas 1 MTs/SMP, saat itu saya berusaha dan lebih giat lagi dalam belajar karena pengalaman buruk yang pernah terjadi saat saya duduk di bangku SD. Usaha dan doa saya Alhamdulillah berbuah hasil karena saya mendapatkan peringkat 1 dan di tahun ajaran yang baru saya masuk di kelas teladan yang dulu mungkin untuk masuk ke kelas tersebut sangatlah sulit karena harus memiliki nilai-nilai pelajaran yang bagus.
Hal tersebut berlanjut sampai saya duduk di bangku MAN/SMA dengan selalu mendapatkan peringkat tiga besar dan juga membuat saya mendapatkan beasiswa berprestasi. Sungguh hal tersebut sangat membantu saya untuk biaya sekolah karena orang tua saya saat itu memiliki kesulitan ekonomi dan saudara saya yang lain membutuhkan banyak biaya untuk berkuliah. Saya juga sangat beruntung memiliki teman sebangku yang sangat baik dan pintar yang tidak pelit ilmu dalam berbagi saat pelajaran walaupun saat itu rangking saya tergeser olehnya tetapi kami tetap bersahabat dan saling berbagi ilmu. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya.
2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
• Peristiwa negatif: teman saya yang bernama “Kumbang”, kedua orang tua, dan kakak tertua saya.
• Peristiwa positif: teman sebangku.
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang?
Dampak emosi yang saya rasakan saat itu adalah jika melihat dari roda emosi Plutchik:
• Peristiwa negatif: sedih, marah, benci, teror, takut, kecewa, dan jengkel.
• Peristiwa positif: senang, gembira, optimis, cinta, percaya, dan kagum.
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
• Peristiwa negatif: momen perundungan tersebut memiliki kesan yang mendalam bagi saya karena ada rasa trauma dan sakit hati serta tak terlupakan. Sehingga saat saya menjadi seorang guru, saya sangat peduli dalam menindaklanjuti suatu perundungan/pembullyan yang ada di sekolah salah satunya dengan menjadi anggota TPKK sekolah.
• Peristiwa positif: ada perasaan bahagia dan bangga yang sangat mempengaruhi kehidupan saya sampai di titik ini serta terus menjadi motivasi saya.
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Dengan membuat trapesium usia dan roda emosi tersebut, saya merasa seperti sedang menjelajahi perjalanan hidup saya beserta peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam 36 tahun usia saya sekarang ini. Dalam setiap peristiwa ada dampak emosi yang timbul baik berupa kesan yang indah maupun yang traumatis. Saat usia tersebut adalah usia anak sekolah yang menurut saya adalah tahapan pencarian jati diri, tahap pertumbuhan, dan perkembangan sosio emosional. Sehingga jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, sebagai seorang pendidik/guru, maka saya ingin menjadi guru yang dinamis yang dapat memahami karakter murid dan dapat mengenal lebih mendalam sosio emosional murid saya. Bahwasannya guru tidak hanya berperan mengajar saja dan tidak hanya mendidik kecerdasan intelektual saja, melainkan peran guru adalah menuntun murid agar kelak dapat selamat dan bahagia dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan serta tuntunan yang mengandung nilai- nilai pancasila berbudi pekerti luhur. Selain itu, guru juga harus mampu berkolaborasi dengan guru lainnya, orang tua, dan masyarakat.
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna",
"peran"?
Seorang guru memiliki peran untuk menuntun murid agar selamat dan bahagia sesuai dengan kodrat yang dimilikinya dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna dan diintegrasikan dengan sosio kultur sehingga dapat mewujudkan murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Tugas 2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK MENURUT SAYA 1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan
guru, dan komunitas sekolah saya?
a. Saya merupakan seorang guru yang dinamis, saya selalu ingin belajar dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi, baik profesional, pedagogik, sosial, dan emosional. Contohnya adalah saya mengikuti pelatihan- pelatihan mandiri untuk peningkatan kompetensi saya.
b. Saya termasuk sosok yang kreatif dan inovatif. Dalam hal tersebut mampu menerapkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi murid saya, baik memalui model pembelajaran inovatif, media yang menarik, dan berbagai macam sumber belajar baik lingkungan sekolah maupun media elektronik dan media sosial,
yang saya aplikasikan di kelas sehingga pembelajaran menjadi kreatif dan menyenangkan.
c. Saya memiliki sifat yang kolaboratif karena selalu dengan senang hati bekerja sama dengan berbagai pihak, misalnya dengan orang tua murid, dengan rekan sejawat, dengan guru dari sekolah lain maupun dengan instansi terkait dan masyarakat.
d. Saya orang yang bertanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan kepada saya dan senang menerima saran dan masukan dari orang lain.
e. Saya juga orang yang peduli kepada peserta didik, rekan sejawat, dan lingkungan sekolah.
2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
a. Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia saya selalu berusaha menggali potensi, memotivasi, dan mendampingi murid saat mengikuti ajang lomba atau festival baik di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Sebagai wali kelas saya membimbing murid selain dalam belajar juga dalam menanamkan budi pekerti dengan melakukan beberapa keyakinan atau kesepakatan kelas.
c. Sebagai Guru Pembimbing Khusus saya selalu berusaha untuk membagikan dan memberikan masukan kepada rekan sejawat tentang penanganan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) di sekolah inklusi dengan cara melakukan kegiatan sosialisasi dan berkolaborasi dengan stakeholder.
d. Sebagai guru saya sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak agar dapat memperoleh ilmu tentang bagaiamana menjadi agen perubahan secara langsung yang dapat membawa pengaruh besar terhadap perubahan ekosistem di sekolah maupun di masyarakat.