BODY SHAMING PERSPEKTIF HADIS NABI SAW (Kajian Ma‘ani al-Hadis Riwayat Ibnu Mas‘u>d)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Agama Jurusan Ilmu Hadis
pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Oleh:
DIAN ISLAMIYAH NIM: 30700117092
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dian Islamiyah NIM : 30700117092
Tempat/Tgl. Lahir : Simbula, 22 Mei 1998
Prodi : Ilmu Hadis
Fakultas/Program : Ushuluddin, Filsafat dan Politik
Alamat : Jl. Karaeng Makkawari. Samata. Somba opu. Gowa Judul : Body shaming Perspektif Hadis Nabi saw (Kajian
Ma‘ani al-Hadis pada Riwayat Ibnu Mas’u>d)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, 5 Januari 2022 Penyusun,
Dian islamiyah NIM: 30700117092
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul, ‚Body shaming Perspektif Hadis Nabi saw (Kajian Ma‘ani al-Hadis pada Riwayat Ibnu Mas’u>d)‛ yang disusun oleh Dian Islamiyah NIM : 30700117092, mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa 15 februari 2021, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama, dalam Jurusan Ilmu Hadis.
Gowa, 14 Februari 2021 Ketua Sidang : Dr. Muhsin, S.Ag, M.Th.I (...) Sekretaris : Dr. Muhammad Ali, M.Ag (...) Munaqisy I : Dr. Muhammad Ali, M.Ag (...) Munaqisy II : Dr. Risna Moseba Lc., M. Th.I (...) Pembimbing I : Dr. H. A Darussalam, M.Ag (...) Pembimbing II: Dr. Hj. Fadlina Arif Wangsa, Lc., M.Th.I (...)
Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar.
Dr. Muhsin, M.Th.I
NIP. 197111251997031001
iv
KATA PENGANTAR
مي ِحَّرلا ن َم ْحَّرلا الله مسِب
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, pemberi karunia dan nikmat. Maha pengasih dan maha penyayang, sang menerima taubat dan mwngabulkan doa hambanya.
Salawat serta salam tak lupa penulis limpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw. Nabi sekaligus yang telah menyampaikan risalah, amanat dan nasehat keislaman kepada seluruh manusia. Semoga Allah memberinya wasilah, kebaikan, keutamaan, kedudukan dan kemuliaan yang tinggi.
Penyelesaian skripsi ini merupakan berkat dari doa dan semangat oleh kedua orang tua penulis, Mulyadi dan Harlina keduanya merupakan bagian terpenting dalam hidup penulis, semoga mereka senantiasa diberikan kesehatan.
Selanjutnya, kepada kakak penulis Mulfiana Hidayati, Musyafir dan kakak ipar Irwanto yang senantiasa menjadi penyemangat dan tak bosan memberikan motivasi disetiap harinya agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian studi Strata 1 Program Studi Ilmu Hadis di UIN Alauddin Makassar:
1. Prof. Dr. Musafir Pabbabari, M.Si; Prof. Mardan, M. Ag., Prof. Dr. H.
Lomba Sultan, M. A; Prof. Dr. Sitti Hj. Aisyah, M. A., Ph. D; Prof. Dr.
Hamdan, Ph. D; selaku Rektor, wakil Rektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar (periode 2014-2019). Prof. Drs. Hamdan Juhanis M.A., Ph.D; Prof. Dr. Mardan, M. Ag; Dr. Wahyuddin, M. Hum; Prof. Dr.
Darussalam, M. Ag; Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M. Ag. Selaku Rektor, wakil Rektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar (periode 2019-2024).
v
2. Prof. Dr. H. Natsir Siola, M. A; Dr. Tasmin Tangngareng, M. Ag; Dr. H.
Mahmuddin M. Ag; Dr. Abdullah, M. Ag. selaku Dekan, wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik (periode 2014-2019).
Dr. Muhsin Mahfudz, M. Ag; Dr. Hj. Rahmi Damis, M.Ag; Dr.
Darmawati H., S. Ag., M. HI. Selaku dekan, wakil dekan I, II, dan III Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik (periode 2019-2024).
3. Andi Muh. Ali Amiruddin, S.Ag. M.A. dan Dr. Muhamad Ali, M. Ag.
Selaku ketua dan sekertaris jurusan Ilmu Hadis UIN Alauddi Makassar (periode 2019-2024).
4. Dr. H. Andi Darussalam M.Ag dan Dr. Hj. Fadhlina Arief Wangsa, M.Ag.
Selaku pembimbing I dan II. Penulis sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala perhatian dan arahan dari para pembimbing dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Dr. Muhammad Ali, M. Ag dan Dr. Risna Mosiba, Lc. M.Th.I. selaku penguji I dan II yang telah memberi masukan serta saran yang membangun terhadap skripsi ini.
6. Sitti Syakirah Abu Nawas, M.Th.I. selaku pembibing akademik penulis yang dengan sabar selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan studi segera dengan baik.
7. M. Yususf Assagaf, S.Ag. M.Ag. salah seorang senior motivator yang juga berperan penting dalam skripsi ini, masukan serta saran beliau sangat menunjang penyelesaian skripsi ini.
8. Terkhusus teman penulis I Gusti Bagus Agung Perdana Rayyn S.Ag.
merupakan partner kuliah yang sangat baik, mau dengan sabarnya menuntun teman-temannya untuk menyusul ketertinggalan dalam perkuliahan. Dalam hal penyelesaian skripsi ini beliau juga berperan
vi
penting memberikan semangat,komentar membangun serta arahan yang baik.
9. Teman-teman penulis, khususnya kelas Ilmu Hadis Reguler 2, terima kasih untuk kisah 4 tahun ini yang penuh dengan canda tawa, haru dan semangat. Mereka sengat berarti dalam hidup penulis, berkat mereka penulis dapat merasakan namanya bersosialisasi dengan nyaman dan bahagia tanpa adanya perasaan menutup diri karena penolakan dari citra diri dan perihal strata sosial. Dari mereka, penulis belajar arti berteman tanpa melihat suku, kebiasaan, kekurangan bahkan kelebihan sekalipun.
Karena saat kita bersama semua serasa saurada.
Sebagai suatu karya ilmiah, penulis menyadari skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan di dalamnya, baik yang berkaitan dengan materi maupun metodologi penulisan. Karena itu, perlu adanya kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan karya ilmiah ini.
Samata, 14 Desember 2021 Penulis
Dian Islamiyah NIM: 30700117092
vii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN ... ix
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.-14 A.Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Pengertian Judul ... 7
D.Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. E. Metodologi Penelitian ... 10
F. Tujuan dan Kegunaan... 14
BAB II TINJAUAN UMUM ... 15-32 A.Body shaming ... Error! Bookmark not defined. B.Kaidah Kesahihan Hadis ... 23
BAB III KUALITAS HADIS TENTANG BODY SHAMING RIWAYAT IBNU MAS‘U>><>D ... 33-68 A.Takhri>j al-H{adi>s\ ... 33
B.Takhri>j al-H{adi>s\ Terhadap Objek Kajian ... 42
C.I‘tiba>r al-H{adi>s\ ... 45
D.Kritik Sanad ... 53
E. Kritik Matan ... 60
BAB IV ANALISIS KANDUNGAN HADIS TENTANG BODY SHAMING .... 68-86 A.Celaan Sahabat terhadap ‘Abdullah bin Mas‘u>d ... 69
B.‘Abdullah bin Mas‘u>d dan Keutamaannya ... 72
C.Implikasi Hadis tentang Body shaming ... 82 BAB V PENUTUP ... 86-87
viii
A.Kesimpulan ... 86 B.Implikasi Penelitian... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 88
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN A. Transliterasi Arab-Latin
Berikut adalah daftar huruf bahasa Arab beserta transliterasinya dalam bahasa latin:
1. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkanب
Ba B Beت
Ta T Teث
s\a s\ es (dengan titik di atas)ج
Jim J Jeح
h}a h} ha (dengan titik di bawah)خ
Kha Kh ka dan haد
Dal D Deذ
z\al z\ zet (dengan titik di atas)ر
Ra R Erز
Zai Z Zetس
Sin S Esش
Syin Sy es dan yeص
s}ad s} es (dengan titik di bawah)ض
d}ad d} de (dengan titik di bawah)ط
t}a t} te (dengan titik di bawah)ظ
z}a z} zet (dengan titik di bawah)ع
‘ain ‘ apostrof terbalikغ
Gain G Gex
ؼ
Fa F Efؽ
Qaf Q Qiؾ
Kaf K Kaؿ
Lam L Elـ
Mim M Emف
Nun N Enك
Wau W Weق
Ha H Haء
Hamzah ’ Apostrofم
Ya Y YeHuruf hamzah (ء) yang terletak pada awal kata mengikuti vokal kata tanpa diberi tanda apapun. Apabila ia terletak pada tengah maupun akhir kata, akan ditulis menggunakan tanda koma atas (’).
2. Vokal
Huruf vokal pada bahasa Arab sama dengan vokal yang dimaksud dalam bahasa indonesia. Huruf ini memiliki dua macam jenis yakni vokal monoftong atau vokal tunggal dan vokal diftong atau rangkap atau
Transliterasi pada bahasa arab yang memiliki lambang dalam bentuk tanda dan harakat, memiliki transliterasi sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َىا
fath}ah a Aًَا
Kasrah i Iَيا
d}ammah u UVokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
xi
ٍَىىى
fath}ah dan ya>’ Ai a dan iٍَوىػى
fath}ah dan wau Au a dan iContoh:
َىفٍيىك
: kaifaؿٍوىى
: haula3. Maddah
Maddah adalah vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda:
Harakat dan
Huruf Nama Huruf dan
Tanda Nama
لَ ى...ََ ى...
fath}ah dan alif atau ya>’ a> a dan garis di atasل
kasrah dan ya>’ i> i dan garis di atasويى
d}ammah dan wau u> u dan garis di atas Contoh:َىتاىم
: ma>taىىمىر
:rama>َىلٍيًق
:qi>laَيتٍويىيَ
:yamu>tu 4. Ta>’ marbut}ahUntuk ta>’ marbu>t}ah aterdapat dua macam transliterasi yakni: ta>’
marbu>t}ah dengan harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].
Sedangkan ta>’ marbu>t}ah dengan harakat sukun, maka transliterasinya ialah [h].
Apabila kata memiliki akhiran ta>’ marbu>t}ah yang kemudian diikuti dengan kata sandang al- dan kedua kata itu dibaca terpisah, maka ta>’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan menjadi (h).
xii Contoh:
ًَؿافٍطىلأٍاَيةىضٍكىر
: raud}ah al-at}fa\>lَيةىنٍػيًدىمٍلىا
َيةىلًضاىفلا
: al-madi>nah al-fa\>d}ilahَيةىمٍكًٍلْىا
: al-h}ikmah5. Syaddad (Tasydi>d)
Syaddah atau tasydi>d dalam pebulisan bahasa arab disimbolkan menggunakan tanda tasydi>d (
ٌَّ
). Transliterasi ini ditandai dengan adanya konsonan ganda yang diberi tanda syaddah.Contoh:
َىانَّبىر
: rabbana>َىانٍيَّىنَ
: najjaina>َ قىٍلْىا
: al-h}aqqَىمٌعيػن
َ : nu‘‘imaَ كيدىع
: ‘aduwwunJika huruf
ل
ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (ًَّ
), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.Contoh:
َ يًلىع
: ‘Ali@ (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)َ ًبىرىع
: ‘Arabi@ (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)6. Kata Sandang
Dalam bahasa arab, kata sandang disimbolkan menggunakan huruf
ؿا
(aliflam ma‘rifah). Kata sandang dakam pedoman ini ditransliterasi seperti umumnya, al- yang diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah.
xiii
Pelafalan kata sandang tidak dengan mengikuti langsung bunyinya. Penulisan kata sandang selalu menggunakan tanda penghubung sebelum kata yang mengikutinya.
Contoh:
َيسٍمَّشلىا
: al-syams (bukan asy-syamsu)َيةىلىزٍلَّزٍلىا
َ : al-zalzalah (az-zalzalah)َيةىفىسٍلىفٍلىا
: al-falsafahَيدىلاًبٍلىا
:al-bila>d 7. HamzahBerdasarkan transliterasi, hamzah yang berada di tengah serta akhir kata akan menjadi apostrof (’). Sedangkan hamzah yang terletak di awal tidak akan did dilambangkan.
Contoh:
َىفٍكيريمٍىتَ
: ta’muru>nَيءٍوَّػنلىا
: al-nau‘َهءٍىىش
: syai’َيتٍرًميأ
: umirtu8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia Transliterasi bahasa Arab hanya diperkenankan pada kalimat, istilah maupun kata yang tidak memiliki bentuk baku dalam bahasa Indonesia. Kalimat, istilah dan kata yang sudah lazim dalam bahasa Indonesia serta digunakan dalam dunia akademik tertentu sehingga tidak ditulis menurut cara transliterasi seperti di atas lagi. Misalnya, kata al-Qur’an, alhamdulillah, dan munaqasyah. apabila kata-kata tersebut dirangkai dalam bahasa Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:
Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n
xiv Al-Sunnah qabl al-tadwi@n
9. Lafz} al-Jala>lah (
الله
)Kata ‚Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
َياللَينٍيًد
di>nulla>hًَاللًبِ
billa>hAdapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al- jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:
ًَاللًَةىٍحْىرًٍَفٍَِميى
hum fi> rah}matilla>h 10. Huruf KapitalPenulisan yang diserap dari bahasa Arab tidak menggunakan huruf kapital (huruf kapital semua), penulisan ini merujuk pada penulisan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonsia) saat ini ketika ditransliterasikan. Penggunaan huruf kapital hanya pada huruf pertama pada awal kalimat serta nama orang, nama daerah, dan lain sebagainya. Nama yang diawali dengan artikel al- akan tetap ditulis kapital untuk huruf pertamanya “Al-“. Selain nama orang, penggunaan awalan al- kapital
juga diperuntukkan kepada judul rujukan baik dalam teks maupun dalam biografi rujukan. Contoh:
Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l
Inna awwala baitin wud}i’a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n
Nas}i>r al-Di>n al-T}u>si>
Abu> Nas}r al-Fara>bi>
Al-Gaza>li>
xv Al-Munqiz\ min al-D}ala>l
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abu>
adalah nama kedua terakhirnya, maka nama tersebut harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar referensi.
Contoh:
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt. = subh}a>nahu> wa ta’a>la>
saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al-sala>m
H = Hijrah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
L = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun
QS.../...: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<l ‘Imran/3: 4 HR = Hadis Riwayat
Abu> al-Wali@d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al- Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali@> Muh}ammad Ibn) Nas}r H}a>mid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu> Zai@d, Nas}r H}a>mid (bukan: Zaid,
Nas}r H}a>mi>d Abu> )
xvi ABSTRAK Nama : Dian Islamiyah
Nim :30700117092
Prodi : Ilmu Hadis
Fakultas : Ushuluddin dan Filsafat
Judul : Body shaming Perspektif Hadis Nabi saw (Kajian Ma‘ani al- Hadis pada Riwayat Ibnu Mas’u>d)
Body shaming adalah sebutan yang mengarah kepada aktivitas mengecam serta mengkritik. Tindakan ini biasanya dilontarkan kepada bentuk fisik seseorang yang bersifat negatif. Tindakan ini dapat secara verbal maupun non verbal. Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui kualitas Hadis yang berkaitan dengan body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d, 2) Untuk mengetahui kandungan Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d, 3) Untuk mengetahui implikasi Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d.
Dalam menjawab masalah masalah tersebut peneliti menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan ilmu Hadis. Penelitian ini berbasis kepustakaan. Jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang diperoleh berasal dari kitab-kitab Hadis serta berbagai kitab atau literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
Setelah melakukan penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa Hadis yang menjadi objek penelitian memiliki 21 jalur dari 11 mukharri>j. Kemudian melontarkan komentar sanad dan matan ditemukan bahwa Hadis sebagai objek penelitian dinilai s}ah}i>h}. Lidzatihi. Pada Hadis yang diteliti, Ibnu Mas’u>d menerima kritikan fisik dalam bentuk non verbal sedangkan beliau merupakan sahabat Nabi saw yang memiliki segudang keutamaan. Perbedaan merupakan suatu keniscayaan terlebih hal itu menyangkut fisik, maka dari hal itu hendaknya untuk bisa mengenal sesama, bukan hanya sekedar melihat atau menilai fisik, agar terhindar dari sikap mencela dan dapat saling memuliakan antara satu sama lain.
Terkait masalah body shaming secara umum masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait pada dampak psikologis yang terhadap korban body shaming . Sedangkan secara khusus, mengenai masalah body shaming juga masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut dikarenakan Hadis-Hadis terkait body shaming Memiliki redaksi yang beragam abaik dari segi teks maupun dari segi konteksnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hidup di era pesatnya perkembangan teknologi informasi menjadi sebuah tantangan nyata untuk bisa beradaptasi. Adanya perubahan-perubahan diberbagai aspek kehidupan mengharuskan kita untuk bisa beradaptasi dan bertahan terutama di era pesatnya perkembangan teknologi informasi. Perkembangan ini membuat semua pekerjaan lebih praktis di berbagai bidang. Mulai dari penyaluran informasi, komunikasi, perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informatika, bahkan perhitungan secara geometri sudah dapat dilakukan dengan mudah yang praktis karena telah tersedia perangkat lunak yang canggih dan kompleks yang dapat digunakan untuk penghitungan aritmatika.1
Islam diperkenalkan sebagai ajaran yang ekstensif bagi umat manusia.
Islam telah menolong kita dari keterlibatan secara individual terhadap semua entitas yang ada.2 Adanya perbedaan penafsiran di antara masyarakat menjadikan islam sebagai agama yang menghargai adanya multitafsir yang berkembang terhadap pemahaman sumber ajaran yang interpreteble dalam menerima banyak penafsiran.3
Islam begitu kaya akan ajaran intelektualnya. Islam adalah agama universal, bukan agama individualis untuk oknum-oknum khusus. Ajaran Islam
1‚Abu Yazid, Islam Akomodatif Rekonstruksi Pemahaman Islam sebagai Agama Universal (Cet. I; Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2004), h. 1.‛
2‚Sholeh Suaidi,‚Islam dan Modernisme‛, Islamuna: Jurnal Studi Islam. 1, no. 1 (2014):
h. 59. http://114.7.64.20/index.php/islamuna/article/view/558/539 (Diakses 18 Juni 2020 – 23.46 wita).‛
3‚Sholeh Suaidi,‛‚Islam dan Modernisme‛, Islamuna: Jurnal Studi Islam 1, no. 1 (2014):
h. 59. http://114.7.64.20/index.php/islamuna/article/view/558/539 (Diakses 18 Juni 2020 – 23.46 wita).‛
mampu mencakup seluruh lini kehidupan manusia. Pada hakikatnya, terdapat dua ajaran utama islam yang menjadi dasar atau landasan kehidupan, yakni Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad saw.
Terdapat beberapa pilar utama dalam penataan aspek kehidupan, salah satunya adalah hadis Nabi Muhammad saw. Hadis ini membahas mengenai akhlak, moral, ibadah, muamalah, sampai kepada hal-hal yang lebih kompleks.
Sebagai pengantar risalah Islam kepada seluruh umat manusia, Nabi Muhammad saw. telah menggembleng umatnya dengan segala sesuatu yang melibatkan aspek kehidupan manusia melalui Hadis-Hadis yang beliau sebarkan.
Perihal akhlak, kita seharusnya dapat mengontrol cara berprilaku kepada sesama umat mmanusia, menjaga privasi masing-masing, saling menghargai perbedaan yang ada di sekeling, tidak mencela kondisi fisik seseorang dan melakukan tindakan rasisme yang menyinggung kelompok etnis ataupun individu tertentu. Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. al-Hujurat/49: 11 yang berbunyi:
ِّن ٞءٓا َصِن لََو ۡمٍُۡيِّن اٗ ۡيَۡخ ْاَُىَُلَي نَ َ
أ َٰٓ َسََع ٍمََۡق وِّن ٞمََۡق ۡرَخ ۡصَي لَ ْاَُيَناَء َويَِ لَّٱ اٍَُّيذ َ أَٰٓ َي اٗ ۡيَۡخ ذوُلَي نَ
أ َٰٓ َسََع ٍءٓا َصِّن و
ٍُۡيِّن ذل وَنَو ِِۚوَٰ َميِلۡٱ َدۡعَب ُقَ ُصُفۡلٱ ُمۡش ِلِٱ َسۡئِة ِِۖبَٰ َقۡلَ ۡلۡٱِة ْاوُزَةاَيَت َلََو ۡمُلَصُفىَأ ْآوُزِهۡلَت َلََو َّۖذوۡ ُمٌُ َ ِكََْٰٰٓٓوُوَأ ۡبُبَي ۡم
َنَُهِلَٰ ذظلٱ ١١
Terjemahannya:
‚Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.4‚
4‚Kementrian Agama RI, Mushaf Fami bi Syauqin, (Cet. I; Tangerang: Forum Pelayan Al-Qur’an, 1434 H/2013 M), h. 516.‛
3
Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah swt. memerintahkan umatnya untuk tidak saling mencela antara satu sama lainnya sebab pandangan Allah dan umatnya berbeda, bisa jadi yang tidak baik bagi manusia itu malah baik bagi Allah swt. dan apa yang yang di pandang baik disisi Allah swt belum tentu manusia memandang buruk hal tersebut. Ayat tesebut juga bermakna, untuk tidak memanggil orang lain menggunakan gelar atau nama yang tidak mereka sukai.5
Hal ini juga senada dengan Hadis Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:
ًَنٍبَىةىمىلٍسىمَينٍبًَاللَيدٍبىعَاىنىػثَّدىح
ًََنٍبًَرًماىعَ ىلٍَوىمَ،وديًعىسَ ًبىأٍَنىعَ،وسٍيىػقَىنٍباَ ًنٍِعىػيَيديكاىدَاىنىػثَّدىحَ، وبىنٍعىػق
َيشىجاىنىػتَ ىلَىكَ،اكيدىساىىتََ ىلََ:ىمَّلىسىكًَوٍيىلىعَياللَىَّلىصًَاللَ يؿويسىرَ ىؿاىقَ:ىؿاىقَ،ىةىرٍػيىريىَ ًبىأٍَنىعَ،وزٍيىريك
َ ىلَىكَ،او
َكيرىػباىدىتَ ىلَىكَ،اويضىغاىبىػت
َ،ًمًلٍسيمٍلاَويخىأَيمًلٍسيمٍلاَننًاىوٍخًإًَاللَىداىبًعَاوينويكىكَ،وضٍعىػبًَعٍيىػبَىىلىعٍَميكيضٍعىػبٍَعًبىيَ ىلَىكَ،ا
ًَرٍماَ ًبٍسىًبَِ وتاَّرىمَ ىث ىلاىثًَهًرٍدىصَ ىلًَإَييرًشييىكَاىنيىاىىَلىوٍقَّػتلاَيهيرًقٍىيََ ىلَىكَ،يويليذٍىيََ ىلَىكَيويمًلٍظىيَ ىلَ
ًٌَرَّشلاَىنًمَوئ
َ
.)ملسمَوجرخا(َ.يويضٍرًعىكَ،يويلاىمىكَ،يويمىدَ،هـاىرىحًَمًلٍسيمٍلاَىىلىعًَمًلٍسيمٍلاَ ليكَ،ىمًلٍسيمٍلاَيهاىخىأَىرًقٍىيٍََفىأ
َ
6Artinya:
‚'Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab Telah menceritakan kepada kami;
Dawud yaitu Ibnu Qais Telah menceritakan kepada kami, Abu Sa'id dari budak 'Amir bin Kuraiz dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina.
Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.‛(HR. Muslim, no. 2564).
Hadis di atas adalah Hadis yang sangat agung yang harus dijadikan acuan para umat Muslim dalam berinteraksi dengan saudara sesama umat muslim sebab
5‚Syekh Manshur Ali Nashif, al-Ta>j al-Ja>mi‘ li al-Us}u>l fi> Ah}a>di>s\ al-Rasu>l, terj. Bahrun Abu Bakar, dkk, Mahkota Pokok-Pokok Hadis Rasulullah, Jilid 4 (Cet. I; Bandung: Sinar zBaru Algensindo, 1996), h. 743.‛
6‚Muslim bin Hajjaj Abu al-Hasan al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, Juz 4 (Beirut: Dar Ihya’ al-Turas al-‘Arabi, t. th), h. 1986. (CD Room Maktabah Syamilah versi. 3.65).‛
hadis tersebut mengandung arahan-arahan dari Nabi Muhammad saw,7 pantangan membenci terhadap sesama maka sebaliknya diperintahkan untuk saling mencintai,8 larangan tidak saling berseteru, baik secara fisik ataupun dengan hati.
Perilaku tersebut termasuk tidak terpuji karena menimbulkan sifat apatis, mencela hingga memungkinkan timbulnya rasa saling membenci.9
Namun beberapa tahun terakhir marak terjadi body shaming . Body shaming merupakan istilah baru yang trend dikalangan masyarakat terutama anak muda beberapa tahun terakhir. Jika dilihat dari sifatnya, body shaming tergolong tindakan bullying yang dapat memberikan efek tidak baik seperti malu hingga stress terhadap korban. Body shaming merupakan pribahasa yang mengarah pada tindakan mengkritik atau mengomentari secara negatif atau mengejek bentuk fisik orang lain, hingga cara berpenampilan olang lain.10 Sekitar 966 kasus body shamming telah tercatat di tahun 2018, kasus ini menimpa masyarakat indonesia dengan 374 kasus telah diselesaikan dalam rana hukum pada saat itu.11
Walaupun tindakan body shaming banyak terjadi di kalangan anak muda, namun tindakan ini juga diterima segela jenjang strata sosial masyarakat dari kanak-kanak hingga lansia. Berdasarkan tempat, body shaming dapat terjadi
7‚Muh}ammad S{alih} bin al-Us\aimin, Syarh al-Arba‘i>n al-Nawawiyyah, terj. Umar Mujtahid, Syarah Hadits Arba‘ìn Imam al-Nawawi> (Cet. I: Jakarta: Ummul Quro, 2013), h. 444‚
8‚Muh}ammad S{alih} bin al-Us\aimin, Syarh al-Arba‘i>n al-Nawawiyyah, terj. Umar Mujtahid, Syarah Hadits Arba‘ìn Imam al-Nawawi>, h. 447. ‚
9‚Muh}ammad S{alih} bin al-Us\aimin, Syarh al-Arba‘i>n al-Nawawiyyah, terj. Umar Mujtahid, Syarah Hadits Arba‘ìn Imam al-Nawawi>, h. 448. ‚
10‚Ni Gusti Agung Ayu Putu Rismajayanthi dan I Made Dedy Priyanto, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penghinaan Citra Tubuh (Body Shaming) Menurut Hukum Pidana Indonesia, E Journal Ilmu Hukum Karta Wicara Fakultas Hukum Universitas Udayana 9, no. 1 (2019): h. 2-3. https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/48230 (Diakses 18 Juni 2020 – 03.31 wita) ‚ ‚
11‚Audrey Santoso, Polisi Tangani 966 Kasus Body Shaming Selama 2018 detiknews, 28 November‚2018, https://news.detik.com/berita/d-4321990/polisi-tangani-966-kasus-body- shaming-selama-2018. (15 desember 2021). ‚
5
dimanapun terutama lingkungan sosial yang ramai. Salah satu contohnya adalah kasus body shaming yang biasa terjadi di lingkungan sekolah pada kalangan anak kecil berusia belasan tahun yang rentan mengganggu kesehatan psikis anak-anak.
Hal ini membuktikan bahwa perlakuan seperti ini sangatlah tidak baik untuk mental health korban body shaming .
Body shamming tidak hanya terjadi pada lingkungan tempat tinggal kita sehari-hari tetapi juga dapat berasal dari dunia maya. Pesatnya perkembangan jejaring sosial memudahkan kita dalam berkomunikasi dimanapun dan kapanpun sehingga fenomena besar terhadap arus informasi terjadi dengan cepat.
Pertumbuhan jejaring sosial terutama perangkat komunikasi telah membawa trend baru dalam masyarakat sebagai perantara terjadinya bullying secara online yang biasa disebut sebagai cyber bullying. Cyberbullying atau kekerasan dunia maya adalah tindakan-tindakan negatif yang terjadi melalui perangkat teknologi informasi. Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, Cyberbullying ternyata membawa dampak yang lebih buruk dan menyakitkan daripada tindak kekerasan berbentuk fisik. Cyberbullying memberi dampak yang signifikat terhadap korban seperti mula-mula semas, terisolasi, mersa depresi hingga merasa tidak berdaya ketika diperlakukan buruk melalui media sosial.12
Body shaming awalnya hanya dijadikan trend dan candaan baru dikalangan muda, Namun, ternyata lama kelamaan tindakan tersebut tidak lagi menjadi bahan candaan, melainkan menjadi bahan ejekan atau hinaan dan tindakan yang bertujuan untuk mempermalukan orang lain. Pada akhirnya,
12‚Dela Geofani, ‚Pengaruh Cyberbullying Body Shaming Pada Media Sosial Instagram Terhadap Kepercayaan Diri Wanita Karir Di Pekanbaru‛,‚Jurnal Online Mahasiswa Fakultaas Ilmu Sosial dan Politik Univ. Riau 6, edisi. 11 (Desember 2019): h. 2.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/25588 (Diakses pada 18 Juni 2020 – 21:52 wita). ‚
tindakan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada orang tersebut, yang merupakan tindakan body shaming .
secara tidak langsung merusak banyak aspek dari dirinya sebagai makhluk sosial. Hal ini dapat menyebabkan kerugian psikologis bagi korban body shaming . Korban body shaming mengalami trauma dan sulit berkomunikasi serta berbaur dengan orang-orang di sekitarnya. Perasaan dikucilkan, takut dihina, atau tindakan representasi oleh orang lain. Hal semacam ini jelas secara tidak langsung menghancurkan banyak aspek dirinya sebagai makhluk sosial.
Setelah melihat uraian-uraian tersebut, sangat besarnya dampak yang ditimbulkan dari perbuatan body shaming . Hal ini juga jelas bertentangan dengan ajaran Islam sebagai agama yang toleran yang memelihara perdamaian dan melindungi hak asasi manusia pemeluknya. Hal yang sama berlaku dengan yang diajarkan Nabi Muhammad saw. untuk saling menjaga dan saling menghormati sesaa manusia.
Pada penelitian ini penulis berusaha untuk mengkaji Hadis yang terkait dengan body shaming yaitu:
ًَنىعَ،وشٍيىػبيحًَنٍبًٌَرًزٍَنىعَ،ومًصاىعٍَنىعَ،هداَّىحَْاىنىػثَّدىحَ: ىلَاىقَ،ىىسويمَينٍبَينىسىحىكَ،ًدىمَّصلاَيدٍبىعَاىنىػثَّدىح
ًَنٍبا
،ودويعٍسىم
َىقٍلاَىكًحىضىفَ،يهيؤىفٍكىتَيحيًٌرلاَ ًتىلىعىجىفَ،ًٍيْىػقاَّسلاَىقيًقىدَىفاىكىكَ،ًؾاىرىٍلأاَىنًمَانكاىوًسَ ًنِىتٍىيََىفاىكَيوَّنىأ َ
َيـٍو
َ:ىمَّلىسىكًَوٍيىلىعَياللَىَّلىصًََّللَّاَ يؿويسىرَ ىؿاىقىػفَ،يوٍنًم
؟ىفويكىحٍضىتََّمًم «
ََّقًدَ ٍنًمَ،ًَّللَّاًََّبِىنَ ىيََ:اويلاىق َ»
َ،ًوٍيىػقاىسًَة
َ: ىؿاىقىػف
َوديحيأٍَنًمًَفاىزيًمٍلاَ ًفَِيلىقٍػثىأَاىميىلََ،ًهًدىيًبَيًسٍفىػنَمًذَّلاىك «
» .)دحْاَوجرخا(َ.
َ
13Artinya:
Abdush Shamad dan Hasan bin Musa Telah menceritakan kepada kami keduanya berkata; Hammad Telah menceritakan kepada kami 'Ashim dari Zirr bin Hubaisy dari Ibnu Mas’u>d bahwa ia memetik siwak dari pohon Arak dan ia memiliki betis yang kecil, tiba-tiba angin menyingkap kedua kakinya lalu orang-orang menertawakannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apa yang kalian tertawakan?" Mereka menjawab;
Wahai Nabiyullah, kami menertawakan betisnya yang kecil, maka beliau
13‚Abu> ‘Abdilla>h Ah}mad bin Muh}ammad bin H{anbalَ bin Hala>l bin Asad al-Syaiba>ni>, Musnad Ah}mad, Juz 7, (Cet. I; t.t: Muassasah al-Risa>lah. 1421 H/2001 M), h. 98. (CD Room Maktabah Syamilah versi 3.65). ‚
7
bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat timbangannya dari gunung Uhud."
Oleh karena itu, penulis menilai perlunya dilakukan penelitian terhadap Hadis yang berkaitan dengan body shaming dengan pendekatan ilmu Ma‘ani al- Hadis agar dapat memberikan pemahaman yang komperhensif melalui sebuah penelitian dengan judul ‚Body shaming Perspektif Hadis Nabi saw (Kajian Ma‘ani al-Hadis pada Riwayat Ibnu Mas’u>d)‛.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan larat belakang tersebut, penulis merrangkum beberapa problematika pada penelitian ini yang tercantum berikut:
1. Bagaimana kualitas Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d?
2. Bagaimana kandungan Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d?.
3. Bagaimana implikasi Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d?.
C. Pengertian Judul
Skripsi ini berjudul ‚Body Shaming Perspektif Hadis Nabi saw (Kajian Ma‘ani al- Hadis pada Riwayat Ibnu Mas’u>d)‛ Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul skrpsi ini, penulis menguraikan judul skripsi tersebut sebagai berikut:
1. Body shaming
Maksud dari body shaming di sini ialah tindakan mencela atau memberi komentar miring terhadap bentuk fisik yang dimiliki seseorang secara sengaja maupun tak disengaja14 tindakan ini banyak mengarah pada fisik yang telah
14‚Eva Nur Rachmah dan Fahyuni Baharuddin, Faktor Pembentuk Perilaku Body Shaming di Media Sosial, Prosidng Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019 (Mei 2019): h. 66. http://fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Eva-Nur.pdf (Diakses 18 Juni 2020 – 02.59 wita). ‚
distandarisasi atau tidak sesuai dengan bentuk-bentuk fisik yang umumnya di anggap bagus.15
2. Perspektif Hadis
Kata ‚perspektif‛ berdasarkan KBBI adalah metode pelukisan suatu benda di permukaan yang rata. Sebagaimana mata akan melihatnya seperti tiga dimensi; sudut pandang; pandangan.16 Sedangkan kata Hadis secara etimologi adalah ‚khabar‛ dalam artian berita atau perihal baru. Secara istilah, Hadis merupakan segala yang dinisbahkan pada Rasulullah. Mau itu berupa tutur kata, tingkah laku, persetujuan/pandangan beliau.17
Perspektif hadis dalam penelitian ini adalah penilaian atau pandangan mengenai masalah body shaming yang berdasar pada Hadis Nabi Muhammad saw.
3. Ma‘ani al-Hadis
Disiplin Ilmu yang mempelajari mengenai ihwal lafal disebut sebagai ma’ani al-Hadis. Dimana meiliki makna yang didalamnya terkandung beberapa al-matn Hadis yang sejalan pada arahan kodisinya.18
Merujuk pada pengertian judul tersebut, maksud dalam penelitian ini yakni untuk mengkaji lebih dalam mengenai body shaming berdasarkan Hadis Nabi Muhammad saw. Yang telah diriwayatkan Ibnu Mas‘u>d dengan
15‚Ni Gusti Agung Ayu Putu Rismajayanthi dan I Made Dedy Priyanto, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penghinaan Citra Tubuh (Body Shaming) Menurut Hukum Pidana Indonesia, E Journal Ilmu Hukum Karta Wicara Fakultas Hukum Universitas Udayana 9, no. 1 (2019): h. 5. https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/48230 (Diakses 18 Juni 2020 – 03.31 wita). ‚
16‚KBBI Offline V 0.3.2. Badan Pembinaan Bahasa dan Pembukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016-2019.‚
17‚Khalil Nurul Islam, Jangan Dibaca Ini Jadi Terlalu Mudah (t.d), h. 6. ‚
18‚Arifuddin Ahmad, Metodelogi Pemahaman Hadis: Kajian Ilmu Ma’ani al-Hadis (Cet.
II; Makassar, Alauddin University Press, 2013), h. 6. ‚
9
menggunakan pendekatan ilmu Ma‘ani al-Hadis untuk menginterpretasikan Hadis tersebut secara tepat.
D. Kajian pustaka
Kajian literatur telah dilakukan sebelumnya, namun belum ditemukan adanya studi dan pembahas antentang body shaming dalam riset ilmiah dalam perspektif Hadis (kajian Ma‘ani al- Hadis pada Hadis Nabi saw. Riwayat Ibnu Mas‘u>d. Namun ditemukan adanya literatur terdahulu terkait yang akan dilakukan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti berikut:
Riananda Regita Cahyani dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Cognitive Behavior Therapy Untuk Menurunkan Tingkat Body Shame.19 Penelitian ini menjelaskan seberapa efektif Cognitive Behavior Therapy dalam upaya mengurangi efek body shaming yang terjadi pada korban body shaming .
Skripsi yang ditulis oleh Tuti Mariana Damanik dengan judul Dinamika Psikologis Perempuan Mengalami Body Shame.20 Penelitian ini mendeskripsikan tentang perubahan dinamika perempuan ketika mengalami body shame.
Skripsi yang ditulis oleh Surya Ananda Fitriana dengan judul Dampak Body shaming Sebagai Bentuk Kekerasan Pada Perempuan.21 Penelitian ini mendeskripsikan tentang dampak yang ditimbulkan bagi perempuan kekerasan secara verbal bagi perempuan.
Skripsi yang ditulis oleh Auwalul Makhfudhoh dengan judul Body shaming Perspektif T{a>hi>r Ibnu ‘Ashu>r (Studi Analisis Qur’an Surah al-
19‚Riananda Regita Cahyani, Efektivitas Cognitive Behavior Therapy Untuk Menurunkan Tingkat Body Shame, Skripsi (Malang: Fak. Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim, 2018). ‚
20‚Tuti Mariana Damanik, Dinamika Psikologis Perempuan Mengalami Body Shame, Skripsi (Yogyakarta: Fak. Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2018).‚
21‚Surya Ananda Fitriana, Dampak Body Shaming Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan, Skripsi (Jakarta: Fak. Ilmu Sosial dan Politik UIN Syarif Hidayatullah, 2019). ‚
Hujurat(49): 11 dalam Kitab at-Tahir wa at-Tanwir).22 Penelitian ini mendeskripsikan tentang pandangan Ibnu Ashur tentang body shaming dengan menganalisa QS. al-Hujurat: 11. Adapun pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan tematik.
Jurnal dari Dela Geofani dengan judul Pengaruh Cyberbullying Body Shaming Pada Media Sosial Instagram Terhadap Kepercayaan Diri Wanita Karir di Pekanbaru. Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang maraknya body shaming yang terjadi di media sosial instagram khususnya pada wanita karir di pekanbaru sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap korban.23
E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi literatur (library research) dengan mengumpulkan informasi berbentuk data. Data yang dikumpulkan memiliki korlelasi yang kuat dengan objek. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan bertumpuh pada kualitas data.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian disasarkan pada syara diterima atau tidaknya sebuah Hadis. Langkah yang penulis lakukan yaitu dengan melihat ketersambungan antar sanad Hadis, para periwayat Hadisnya bersifat ‘adl24 dan
22‚Auwalul Makhfudhoh, Body Shaming Perspektif T{a>hi>r Ibnu ‘Ashu>r (Studi Analisis Qur’an Surah al-Hujurat(49): 11 dalam Kitab at-Tahir wa at-Tanwir), Skripsi (Surabaya: Fak.
Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, 2019). ‚
23‚Dela Geofani, Pengaruh Cyberbullying Body Shaming Pada Media Sosial Instagram Terhadap Kepercayaan Diri Wanita Karir Di Pekanbaru, Jurnal Online Mahasiswa Fakultaas Ilmu Sosial dan Politik Univ. Riau 6, edisi. 11 (Desember 2019). ‚
24‚Maksud dari keadilan perawi ialah perawi yang berperilaku adil/lurus dalam agama serta memenuhi kriteria seperti muslim, balig, berakal, selamat dari sebab-sebab kefasikan dan menjaga muru’ah. Abustani Ilyas, dkk, Epistemologi Kritik Sanad Antara Normativitas dan Historisitas (Cet. I; Gowa: Pustaka Almaida, 2019), h. 48-49. ‚
11
d}abit, tidak terdapat syaz25 dan ‘illat.26 Kemudian adanya Pendekatan Ma‘ani al- Hadis yang bertujuan untuk menjelaskan tentang perihal lafal serta makna yang terkandung pada al-matn Hadis yang sinkron terhadap kondisi sehingga mendapatkan pemahaman secara komperhensif.
3. Metode Pengumpulan Sumber Data
Untuk mengumpulkan sumber data, penulis akan menelusuri sebanyak- banyaknya Hadis tentang body shaming secara takhri>j al-h}adi>s.27 Sumber data primer penulis berasal dari Al-Hadis standar (kutub al-tis‘ah) dan kitab syarah.
Sedangkan sumber data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari kitab-kitab fikih maupun riset-riset yang berkaitan dengan apa yang akan dikaji. Penulis hanya menggunkan 2 metode dalam penelitian ini yaitu:
a. Takhri>j dari lafal pertama pada al-matn Hadis mengikut dwngan kitab Jam‘
al-Jawa>mi‘ karya Imam Jala>l al-Di>n al-Suyu>ti>.
b. Takhri>j berdasarakan kunci pada al-matn Hadis dengan melihat di kitab al- Mu’jam al-Mufahras li AlFaz} al-H{adi>s\ al-Nabawi> karya A.J. Wensick. Kitab ini mengarak kepada kutu>b a-tis’ah.28
25‚Menurut Imam al-Syafi>’i>, suatu Hadis tidak dinyatakan sebagai mengandung syuz\uz\, bila Hadis itu hanya diriwayatkan oleh seorang periwayat yang s\iqah, sedang periwayat yang s\iqah lainnya tidak meriwayatkan Hadis itu.‚Barulah suatu Hadis dinyatakan mengandung syuz\uz\, bila Hadis yang diriwayatkan oleh seorang periwayat yang s\iqah tersebut bertentangan dengan Hadis yang diriwayatkan banyak periwayat yang juga bersifat s\iqah. M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 2014), h. 144. ‚
26‚Pengertian Illat menurut istilah ilmu Hadis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibn al-S{alah} dan al-Nawawi>, ialah sebab yang tersembunyi yang merusakkan kualitas Hadis.
Keberadaannya menyebabkan Hadis yang pada lahirnya tampak berkualitas sahih menjadi tidak sahih. M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 152. ‚
27‚Takhri>j H}}adi>s adalah penelusuran atau pencarian Hadis dalam berbagai kitab Hadis (sebagai sumber asli dan Hadis yang bersangkutan), baik menyangkut materi atau isi (matan) maupun jalur periwayatan (sanad) Hadis yang dikemukakan. ‚M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis (Cet. III; t.t: Pustaka Setia, 2017), h. 191. ‚
28{Kutub al-tis‘ah yaitu:1) S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, 2) S{ah}i>h Muslim, 3) Sunan al-Turmiz\i>, 4)
Sunan Abu> Da>wud, 5) Sunan al-Nasa>’i>, 6) Sunan Ibnu Ma>jah}, 7) Sunan al-Da>rimi>, 8) Muwat}t}a’
Imam Ma>lik, dan 9) Musnad Ah}mad ibn H{anbal.}
c. Takhri>j melalui periwayat pertama Hadis atau biasa disebut juga takhri>j rawi a’la> mengacu pada kitab Tuh}fat al-Asyra>f bi Ma’rifat al-At}ra>f karya Ima>m al-Mizzi>.
d. Takhri>j menurut tema Hadis atau biasa disebut juga takhri>j maud}u>’i>(takhri>j tematik) dapat dilihat di kitab Kanz al-‘Umma>l fi> Sunan al-Aqwa>l wa al- Af‘a>l karya Imam al-Muttaqi>.
e. Takhri>j berdasarkan status Hadis dengan merujuk pada kitabSilsilah al-H{adi>s\
al-S{ah}i>h} karya Na>s}ir al-Di>n al-Alba>ni>.
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Data yang terkumpul dari proses takhri>j al-h}adi>s\ selanjutnya diklasifikasi dan diindentifikasi.
b. Selanjutnya dilakukan i’tiba>r29 terhadap sanad30 agar dapat menentukan sya>hid dan muta>bi‘ melalui pembuatan alur sanadnya.
c. Mencoba mempertimbangkan sanad Hadis pada Hadis yang diteliti.
d. Mencoba mempertimbangkan al-matn Hadis di setiap pelafalan Hadis yang diriwayatkan, agar dapat mengetahui terjadinya ziyadah,31 dan inqila>b,32 Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui terjadinya periwatan secara lafal (riwayah bi al-lafz}) serta priwayatan secara inti sari (riwayah bi al-ma’na>).
29‚Proses observasi atau penyelidikan terhadap beberapa jalur isna>d yang diduga sendirian (fard), untuk mengetahui apakah ada orang lain yang meriwayatkan Hadis atau tidak, sehingga nantinya diketahui apakah Hadis tersebut mempunyai muta>bi‘ atau sya>hid (penguat atau pendukung) atau tidak. M. Mashuri Mochtar, Kamus Istilah Hadis, h. 80. ‚
30‚Menurut istilah ahli Hadis ialah jalan yang menyampaikan kita kepada matan Hadis.‛
Teungku‚Muhammad Hasbi ash-Ashiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, edisi ketiga (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 147. ‚
31‚Ziya>dah adalah penambahan perkataan perawi yang s\iqah. M.
Mashuri Mochtar, Kamus Istilah Hadis, h. 173. ‚
32‚Maqlu>b atau Inqila>b ialah Hadis yang di dalamnya terjadi pergantian lafal dengan lafal lain, atau mengakhirkan sebuah lafal dan mendahulukan lafal yamg lain. M. Mashuri Mochtar, Kamus Istilah Hadis, h. 307. ‚ ‚
13
e. Untuk memahami kandungan al-matn Hadis Rasulullah saw., sehingga dirasa perlu menggunakan teknik interpretasi. Pada penelitian ini dapat dugunakan teknik interpretasi berikut:.
1) Interpretasi Tekstual
Pandangan atau tafsiran pada interpretasi ini bdidasarkan pada teks terhadap al-matn Hadis, dalam hal ini berlaku bagi yang dilafalkan secara makna dengan melihat cakupan serta bentuk dari makna tersebut. Dapat pula berupa lafal yang diriwayatkan. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, interpretasi memiliki kekurangan tersendiri yaitukadang-kadang teknik ini tidak mengacuhkan sebab akibat dari munculnya hadis dan dalil lainnya.33
2) Interpretasi Intertekstual
Pandangan atau tafsiran pada al-matn Hadis merupakan interpretasi secara intertekstual. Interpretasi intertekstual selalu mempertimbangkan sistematika keterkaitan antara matan hadis, atau tanawwu’ serta keterkaitan ayat-ayat yang terkandung dalam al-Qur’.34
3) Interpretasi Kontekstual
Pandangan ini didasarkan pada al-matn Hadis dengan mempertimbangkan situasi pada masa kehidupan Rasul; waktu, kejadian peristiwa, pelaku sejarah, lokasi atau model kejadian pada saat itu seperti apa) serta situasi terkini.35
Teknik pengolahan data yang penulis gumakan adalah metode deduktif yaitu, proses berpikir atau menalar untuk menarik kesimpulan yang dimulai dari kaidah bersifat umum ke yang khusus. Dalam pengertian yang lebih sederhana,
33‚Arifuddin‘Ahmad,‘Metodologi Pemahaman Hadis; Kajian Ilmu Ma’ani al-Hadis,h. ‚
34‚Arifuddin‘Ahmad,‘Metodologi Pemahaman Hadis; Kajian Ilmu Ma’ani al-Hadis, h. ‚
35‚Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadis; Kajian Ilmu Ma’ani’al-Hadis, h.
117. ‚
deduktif merupakan paragraf dengan ide pohon di awal kalimat yang diikuti oleh kalimat pelengkap serta penjelas.36
F. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan
a. Untuk mengetahui kualitas Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d.
b. Untuk mengetahui kandungan Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d
c. Untuk mengetahui implikasi Hadis tentang body shaming riwayat Ibnu Mas’u>d
2. Kegunaan
a. Diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan tentang Hadis-Hadis yang berkaitan dengan body shaming .
b. Diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang dampak buruk body shaming terhadap individu tertentu.
c. Diharapkan dapat memetik pembelajaran tentang larangan melakukan body shaming ke siapapun.
36‚Imam Machali, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. I; Yogyakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, 2017), h. 10. ‚
15 BAB II TINJAUAN UMUM A. Body shaming
1. Pengertian Body shaming
Secara etimologi ‚body shaming‛ adalah bahasa inggris dimana mencakup dua suku kata yakni ‚body‛ dan ‚shaming‛. Kata ‚body‛ berarti tubuh atau badan37 sedangkan kata ‚shaming‛ merupakan verb (kata kerja) shame (malu) tambah –Ing yang dalam bahasa indonesia berarti memalukan38. Body shamming dalam Oxford Dictionary dijelaskan bahwa hal tersebut adalah aktivitas mengomentari fisik yang dimiliki orang lain, baik itu terhadap individu ataupun kelompok. Baik itu dilakukan dengan kesengajaan dalam bentuk verbal39 maupun non verbal.40 Kamus Psikologi juga menyatakan bahwa body shaming merupakan perbuatan mengecam penampilan fisik yang dimiliki suatu individu 41 Menurut Honigham dan Castle, perilaku body shamming adalah representasi mental seseorang mengenai wujud tubuh serta kecenderungan seseorang untuk menggambarkan dan mengevaluasi sesuatu yang dipikirkannya
37‚‚body‛ The Web's Largest Dictionary Https://Www.Kamus.Net/English/Body (23 November 2021). ‚
38‚ ‚Shaming‛ The Web's Largest Dictionary
Https://Www.Kamus.Net/English/Shaming (23 November 2021). ‚
39‚Komunikasi Verbal (Verbal Communication) Adalah Bentuk Komunikasi Yang Disampaikan Komunikator Kepada Komunikan Dengan Cara Tertulis (Written) Atau Lisan (Oral). Komunikasi Verbal Menempati Porsi Besar.‛Karena Kenyataannya, Ide-Ide, Pemikiran Atau Keputusan, Lebih Mudah Disampaikan Secara Verbal Ketimbang Nonverbal.‛Dengan Harapan, Komunikan (Baik Pendengar Maun Pembaca) Bisa Lebih Mudah Memahami Pesan- Pesan Yang Disampaikan. ‚
40‚Nonverbal Juga Bisa Diartikan Sebagai Tindakan-Tindakan Manusia Yang Secara Sengaja Dikirimkan Dan Diinterpretasikan Seperti Tujuannya Dan Memiliki Potensi Akan Adanya Umpan Balik‛(Feed Back)‛Dari Penerimanya.Dalam Arti Lain, Setiap Bentuk Komunikasi Tanpa Menggunakan Lambang-Lambang Verbal Seperti Kata-Kata, Baik Dalam Bentuk Percakapan Maupun Tulisan. Komunikasi Non Verbal Dapat Berupa Lambang-Lambang Seperti Gesture, Warna, Mimik Wajah Dll. Ma, Xin, 2001, Bullying And Being Bullied To What Extend Are Bullies Also Victims?, Terj. Risma Jayanthi, Vol 387, Issue 10038, P2594, Sage Publication, London, h.7. ‚
41‚4 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Press, 2005), h.129. ‚
berdasarkan penilaian orang lain. Menurut Fredrickson dan Robbert, body shaming merupakan tindakan penilaian terhadap manifestasi yang dimiliki seseorang tentang standar ideal kecantikan yang diciptakan orang-orang disekelilingnya.42 Body shamming merupakan sebutan yang mengacu pada aktivitas menilai dan mengecam orang lain dengan tidak positif terhadap kondisi fisik yang dimilikinya, atau perbuatan negatif seperti mengolok-olok kondisi fisik baik berupa bentuk, warna, proporsi maupun ukuran tubuh yang dimiliki seseorang dan mengkritik atau menghinanya bentuk tubuh sesorang43. Body shaming tidak hanya ditemui pada dunia nyata namun dapat pula di temui pada dunia maya atau dalam hal ini media sosial.
Dari berbagai konsep body shaming yang disebutkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa tindakan body shaming adalah sebutan terhadap tindakan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan tindak pengkritikan atau mengomentari kondisi fisik dan penampilan orang lain karena tidak sesuai dengan standarisasi atau persepsi orang pada umumnya tentang bentuk tubuh yang ideal atau tidak sesuai degan standarisasi kecantikan baik secara verbal maupun nonverbal.
2. Bentuk-bentuk Body shaming
Diantara banyaknya jenis pengelompokan body shaming beberapa diantaranya diuraikan seperti berikut :
a. Verbal 1) Fat Shaming
42‚Sumi Lestari, Bullying Or Body Shaming? Young Women In Patient Body Dysmorphic Disorder Philanthrophy Journal Of Psychology, Vol 3 Nomor 1 (2019), h. 60.‛
http://dx.doi.org/10.26623/philanthropy.v3i1.1512. (3 januari 2022) ‚
43‚Lisya Chairani, 2018, Body Shame Dan Gangguan Makan Kajian Metaanalisis,
Buletin Psikologi, Vol.26, No. 1, h.12-
17.‛https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/27084/pdf (3 Januari 2022) ‚
17
Fat shaming merupakan bentuk body shamming terhadap ukuran tubuh yang umumnya paling banyak dilontarkan seseorang. Fat shaming merupakan teguran yang bersifat negatif mengenai ukuran tubuh yang tergolong gemuk44 2) Skinny / Thin Shaming
Skinny / Thin Shaming merupakan komentar negatif pula terhadap ukuran tubuh seseorang. Body shaming jenis ini sering didapatkan oleh individu yang memiliki bentuk tubuh yang tergolong kurus mapun terlalu kurus.45
3) Rambut Tubuh
Seseorang yang cenderung memiliki rambut tubuh lebih banyak sering mendapat sorotan publik karena dianggap memiliki rambut yang berlebihan pada bagian tubuh. Baik itu pada lengan, kaki, wajah hingga pada ketiak yang umunya memang memiliki rambut. Keadaan ini lebih tidak diwajarkan kepada perempuan karena akan dianggap tidak menarik bagi sebagian besar orang jika memiliki rambut-rambut yang berlebihan.46
4) Warna Kulit
Warna kulit juga sering menjadi dasar terjadinya body shaming. Situasi ini dipici karena adanya variasi warna kulit yang menciptakan adanya standarisasi terhadap warna kulit yang di anggap bagus. Contohnya warna kulit yang terlalu gelap atau hitan dan warna kulit yang terlalu pucat umumnya akan mendapatkan komentar yang negatif. 47
44‚Tri Fajariani Fauzia, Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja
Perempuan, Interaksi online Vol 7, No 3 2019, h.5.‛
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/24148 (3 Januari 2022).
45‚Tri Fajariani Fauzia, Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja Perempuan, Interaksi online, h.5.‚
46‚Tri Fajariani Fauzia, Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja Perempuan,‛Interaksi online. h.5.‚
47‛Tri Fajariani Fauzia, Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja Perempuan,‛Interaksi online , h.5.
b. Non Verbal
Komunikasi nonverbal terjadi melalui gerakan tubuh, gerakan mata atau kualitas suara. Kode-kode ini dapat mengirimkan pesan hanya jika ditampilkan saat terjadi. Nada suara juga dapat menunjukkan sikap seseorang. Body shaming seringkali terajdi dalam bentuk tindakan yang membuat orang lain tidak nyaman.
Seperti seseorang yang mengendarai sepeda dengan tubuh gemuk, dan ketika dia mengendarai sepeda, sepedanya kempes dan tiba-tiba orang-orang di sekitarnya menertawakannya.48
3. Penyebab Terjadinya Body shaming 1. Penyebab Body shaming Menurut Ahli
Menurut Pengamat Sosial Ketua Program Studi Vokasi Komunikasi UI Dr.
Devie Rahmawati secara umum terdapat beberapa alasan body shaming terjadi yakni adanya pandangan patriaki, kebiasaan patron klien, minimnya edukasi tentang body shaming dan dampaknya yang merupakan tindakan tidak benar, serta post kolonial.49
a. Sifat Patriarki
Pandangan patriarki merujuk pada konstruksi sosial yang memberi laki-laki previlege sebagai penyandang kekuasaan tertinggi dibanding perempuan sehingga menciptakan paradigma bahwa perempuan lebih lemah dari segala aspek, hal itu menyebabkan terjadinya deskriminasi gender antara laki-laki dan perempuan itu sendiri.
48‚Melati Dodo Manting dan Amalia Djuwita.‛Semiotika Roland Barthes dalam Penelitian Analisis Body Shaming Pada Film Imperfect. e-Proceeding of Management‛: Vol.8, No.4 (Agustus 2021). h. 4145. https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.
php/management/article/view/15402(Diakses 25 januari 2022 – 23:02 Wita) ‚
49‚Eva Nur Rachmah Dan Fahyuni Baharuddin, Faktor Pembentuk Perilaku Body Shaming Di Media Sosial, Prosidng Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019 (Mei 2019):‛h. 68. Http://Fppsi.Um.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2019/07/Eva-Nur.Pdf(Diakses 20 November 2021 – 21.59 Wita). ‚
19
b. Kultur Patron Klien
Merupakan orang yang berstatus sosial yang tinggi atau dapat dikatakan memiliki kekayaan yang berlebih, memiliki ketenaran, serta kekuasaan yang dapat melakukan apapun.
c. Pengetahuan Body shaming Merupakan Perilaku yang Buruk
Beberapa pihak meyakini bahwa perilaku body shaming adalah hal yang lumrah, sehingga dapat mengganggu kesadaran bahwa body shaming sebenarnya adalah sesuatu yang harus segera dihentikan karena dapat meningkatkan bullying. Korban yang tidak sengaja berbuat salah. Dan sekarang ada undang- undang yang mengatur dan pelaku bisa dihukum jika ada pesan dari korban.
d. Post Kolonial
Berbeda dari adanya sifat patriarki dan minimnya edukasi body shaming, post kolonial justru menjadi kebiasaan yang mewabah, dimana setiap masyarakat cenderung menstandarirasi ciri-ciri idaman seperti yang dimiliki orang Barat, dalam hal ini standar ideal seperti hidung putih mancung yang tinggi adalah ideal. Di sisi lain, orang kulit hitam besar kecil itu buruk karena masyarakat telah menganut konsep tubuh yang sempurna, berbeda dengan yang dipengaruhi oleh banyak iklan produk kosmetik, yang membangun pikiran sebagian orang
Melalui internet atau jejaring sosial lainnya seperti Instagram, Facebook dan Twitter, Anda bisa membual tentang segala hal mulai dari kemewahan hingga jalan-jalan ke luar negeri hingga kehidupan glamor yang terkadang membuat orang lain iri. Juga di Indonesia, seorang wanita atau pria dianggap tampan atau tampan jika mereka memiliki kulit putih, rambut lurus dan tubuh yang ramping dan wajar, yang menyebabkan rasa iri karena mereka percaya bahwa mereka memiliki kehidupan yang sempurna. Selain itu, melalui media sosial akan mudah untuk melihat bentuk tubuh ideal yang ada di negara lain dan
dengan demikian menciptakan standar baru yang berkembang di daerah tersebut.
Banyaknya iklan produk kosmetik yang muncul hampir terus-menerus di media, baik di TV maupun di media sosial, mendorong masyarakat untuk mengikuti pedoman periklanan dengan semua produk kecantikan mereka untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara tidak langsung, media membuat tubuh manusia membutuhkan lebih banyak kosmetik dan ketampanan untuk mencapai standar ideal, setelah itu gagasan tentang konsep standar diterima dan disepakati oleh masyarakat50.
Tren mengenai gaya hidup yang berkembang di kalangan anak muda dan dewasa berujung pada bullying terhadap individu yang tidak mengikuti tren body image proporsional pria dan wanita untuk menjaga penampilan, yang kemudian berujung pada body shaming karena tidak sesuai dengan standar ideal. Adanya globalisasi yang tidak dapat difilter membuat budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia. Masuknya budaya asing di Indonesia membawa perubahan pada cara hidup masyarakat yang semakin kebarat-baratan (westernisasi), serta di masyarakat khususnya di kalangan anak muda yang lebih menyukai produk luar dan mengikuti trend fashion untuk itu terkait dengan perkembangan zaman.
gambar tubuh manusia51. 2. Dampak Body shaming
50A.A.‛Gede Surya Wijaya, Ni Luh Nyoman Kebayantini , I Gusti Ngurah Agung Krisna Aditya Dalam‚Body Shaming Dan Perubahan Perilaku Sosial Korban (Studi Pada Remaja Di Kota Denpasar) Jurnal Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Udayana.‛Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Sosiologi 2020‚h.6 https://ojs.unud.ac.id/index.php/sorot/article/view/6903 (15 Desember 2021). ‚
51‚A.A.‛Gede Surya Wijaya, Ni Luh Nyoman Kebayantini , I Gusti Ngurah Agung Krisna Aditya Dalam Body Shaming Dan Perubahan Perilaku Sosial Korban (Studi Pada Remaja Di Kota Denpasar) Jurnal Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Udayana Vol 1 No 2‚ (2020): Jurnal Sosiologi 2020 h.7 https://ojs.unud.ac.id/index.php/sorot/article/view/6903 (15 Desember 2021) ‚