BOOK CHAPTER
HAKIKAT PERKEMBANGAN KOGNITIF
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Perkembangan Kognitif Dosen Pengampu : Dr. Wahyudin, M. Pd
Disusun oleh :
Samsiah (22245720)
Nanda Rembulan (22245727) Rahma Fadiatunnajmi (22245734) Siti Patonah (22245737) Desi Ratnasari (222457__) Lina Haerani (222457__)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-ITTIHAD
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan Book Chapter Hakikat Perkembangan Kognitif ini. Shalawat beserta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dan membantu dalam menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Strategi Perkembangan Kognitif ini.
Buku Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ini memuat tentang berbagai hal tentang perkembangan kognitif, mencakup tentang definisi, tujuan dan manfaat, serta aspek-aspek perkembangan kognitif pada anak usia dini Kepada pembaca diharapkan kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan buku ini di masa yang akan datang.
Cianjur, Oktober 2024
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
A. DEFINISI PERKEMBANGAN KOGNITIF ... 2
B. TUJUAN DAN MANFAAT PERKEMBANGAN KOGNITIF ... 4
C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ... 5
1. Aspek Kognitif Usia 4-5 Tahun ... 5
2. Aspek Kognitif Usia 5-6 Tahun ... 6
BAB III PENUTUP ... 8
Kesimpulan ... 8
DAFTAR PUSTAKA ... iii
1
BAB I PENDAHULUAN
Kognitif adalah bagaimana anak mampu mencari tahu, berpikir dan mengeksplorasi sesuatu. Ini adalah merupakan perkembangan aspek-aspek penting pada anak, seperti pengetahauan, kemampuan, mengatasi masalah, dan watak, yang akan mmembantu mereka untuk berpikir dan memahami dunia disekeliling meraka yang mereka temui. Serupa dengan aspek-aspek perkembangan lainnya, kemampuan kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap yang harus dilewati. Secara sederhana, pada buku karangan dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuanmelakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangannya kemampuan kognitif ini memudahkan peserta didik menguasai pengetahauan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan. Kemampuan kognitif sanagt penting dikembangkan sedini mungkin.
Anak pada masa usi dini rasa keingintahuan sangat tinggi terhadap apaun yang dilihatnya sehingga anak tersebut selalu ingin bertanya-tanya apa yang mereka tidak tahu.
Pengembangan kognitif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bepikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahauan akan ruang dan waktu, mengembangkan imajinasi melalu bermacam-macam kegiatan yang bisa dilakukan, memberikan kesempatan untuk mengelolah lingkungan dengan dan membangun dunianya secara aktif, agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan tuhan.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif merupakan salah satu dari enam aspek perkembangan pada anak usia dini. Perkembangan merupakan perubahan yang akan dialami oleh setiap individu atau sekelompok orang dalam menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation). Kognitif berasal dari kata cognition yang merupakan sinonim dari kata knowing yang memiliki arti mengetahui. Dengan kata lain, kata cognition memiliki makna perolehan, penataan, dan pengetahuan.
Kognitif juga disebut sebagai pengetahuan yang luas, kemampuan daya nalar, kemampuan kreativitas atau daya cipta, kemampuan berbahasa, serta kemampuan daya ingat. Kemampuan ini dapat memudahkan anak dalam menguasai pengetahuan yang lebih luas sehingga dapat digunakan anak dalam kehidupannya sehari-hari.
Perkembangan kognitif yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur kognitif yang melibatkan aktivitas mental seperti berpikir, mengingat, berimajinasi, memecahkan masalah, kreativitas, bahasa, intelegensi, dan membuat alasan.
Perkembangan kognitif tidak lepas dari proses berpikir yang terjadi di bagian otak manusia. Perkembangan kognitif dibagi menjadi tiga konsep utama, yaitu:
1) konsep pengetahuan umum dan sains 2) konsep bilangan, lambang, dan huruf
3) konsep warna, ukuran, bentuk, dan pola (Khadijah, 2016).
Perilaku manusia erat kaitannya dengan kemampuan intelektual yang dapat dilihat pembagiannya di bawah ini.
1. Idiot, IQ 0-29. Kemampuan intelektual ini dimiliki oleh seorang individu terbelakang yang paling rendah sehingga ia tidak mampu berbicara atau mengucapkan beberapa kata. Biasanya individu ini tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Perkembangan inteligensi individu ini rata-rata sama dengan
3
inteligensi anak normal usia 2 tahun. Biasanya, usia kelompok ini tidak lama, fisiknya juga lemah terhadap penyakit.
2. Imbecile. IQ 30-40. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini lebih tinggi di atas kelompok idiot. Individu mampu berbahasa dan dapat mengurus dirinya sendiri meskipun tetap dengan bantuan. Kecerdasan kelompok ini setara dengan anak normal yang berusia 3-7 tahun. Biasanya individu pada kelompok ini bersekolah di sekolah khusus.
3. Moron atau debil, IQ 50-69, Kemampuan intelektual individu pada tahap ini sebagian besar dapat belajar membaca, menulis, kemampuan berhitung sederhana, dan dapat diberikan pekerjaan rutin.
4. Bodoh, IQ 70-79. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini berada di atas kelompok terbelakang dan di bawah kelompok normal.
Kelompok ini dapat menyelesaikan sekolah lanjutan pertama meskipun dengan beberapa kendala dan sulit dalam menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP
5. Normal rendah, IQ 80-89. Kemampuan individu pada tahap ini termasuk dalam kelompok normal. Namun, cenderung lebih lambat dalam hal belajar.
6. Normal sedang, IQ 90-109. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini termasuk kelompok normal yang paling besar persentasenya dalam populasi penduduk.
7. Normal tinggi, IQ 110-119. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini termasuk kelompok normal, tetapi berada pada tingkat yang tinggi.
8. Cerdas, IQ 120-129. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi dalam pekerjaan sekolah.
Individu ini sering sekali ditemui di dalam kelas.
9. Sangat cerdas, IQ 130-139. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini termasuk kemampuan yang lebih baik dalam membaca, memiliki pengetahuan dalam hal bilangan, memiliki perbendaharaan kosakata yang luas, serta cepat dalam memahami sesuatu yang bersifat abstrak Pada umumnya,memiliki kesehatan yang baik dan ketangkasan menonjol dibanding kan dengan anak seusia mereka pada umumnya.
4
10. Jenius, IQ 140 ke atas. Kemampuan intelektual individu pada tahap ini termasuk kemampuan yang luar biasa. Pada umumnya, kelompok ini mampu memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dan dapat menemukan hal yang baru meskipun mereka tidak bersekolah (Indrawan, 2022).
B. TUJUAN DAN MANFAAT PERKEMBANGAN KOGNITIF
Menurut Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Pasal 10 ayat (4), kognitif meliput:
1) belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru
2) berpikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab dan akibat; dan
3) berpikir simbolis, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.
Studi oleh Diamond, dkk. (2007) mengemukakan bahwa anak-anak dengan perkembangan kognitif yang kuat cenderung memiliki kemampuan belajar yang lebih baik dan hasil akademik yang lebih tinggi. Studi oleh Blair dan Razza (2007) menunjukkan bahwa perkembangan kognitif yang baik pada usia dini dapat memprediksi keterampilan pemecahan masalah yang kuat pada masa remaja. Lonigan, dkk. (2000) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif yang baik pada usia dini berhubungan dengan peningkatan kemampuan berbahasa pada masa sekolah. Menurut Pons, dkk. (2003) perkembangan kognitif yang baik berhubungan dengan kemampuan sosial yang lebih baik pada anak-anak. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan kognitif yang baik membawa manfaat yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan individu
C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI Aspek kognitif dalam pembelajaran anak usia dini ada tiga, yaitu proses belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis, serta berpikir simbolis.
5
Aspek perkembangan kognitif yang terkait dengan belajar dan pemecahan masalah adalah kemampuan individu untuk memperoleh, mengolah, dan menggunakan informasi untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan menyelesaikan masalah secara efektif.
Berpikir logis merupakan aspek penting dalam perkembangan kognitif karena memungkinkan anak untuk memahami hubungan sebab dan akibat, mengidentifikasi kontradiksi atau kesalahan logika, dan mengambil keputusan yang berdasarkan penalaran yang rasional. Berpikir logis melibatkan beberapa aspek sebagai berikut.
1. Identifikasi pola. Kemampuan anak untuk mengenali pola dalam data atau informasi yang diterima.
2. Penalaran deduktif. Kemampuan anak untuk menerapkan aturan dan prinsip-prinsip umum pada situasi khusus atau spesifik.
3. Penalaran induktif. Kemampuan anak untuk menggeneralisasi informasi spesifik menjadi aturan atau prinsip umum.
4. Pemecahan masalah. Berpikir logis juga terkait dengan kemampuan individu untuk memecahkan masalah dengan menggunakan penalaran dan strategi yang sistematis
Aspek perkembangan kognitif berpikir simbolis melibatkan kemampuan individu untuk menggunakan simbol-simbol yang mewakili objek konsep, atau ide yang ada di dunia nyata atau dalam pemikiran abstrak.
Masing-masing aspek tersebut dapat dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran agar dapat digunakan oleh guru PAUD dalam menyusun tujuan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah beberapa aspek kognitif dalam pembelajaran PAUD
1. Aspek Kognitif Usia 4-5 Tahun a. Belajar dan Pemecahan Masalah
Adapun kategori belajar dan pemecahan masalah yang dimaksudkan pada anak usia 4-5 tahun adalah:
1) mampu mengenal benda berdasarkan fungsi
2) mampu menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolis 3) mampu mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
6
4) mampu mengetahui konsep banyak dan sedikit,
5) mampu mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri dengan mengaitkan berbagai pemecahan masalah
6) mampu mengamati benda dan gejala dengan rasa ingin tahu 7) mampu mengenal pola kegiatan dan menyadari pentingnya wakt 8) mampu memahami posisi kedudukan dalam keluarga, ruang, dan
lingkungan sosial.
b. Berpikir Logis
Dalam berpikir secara logis, anak usia 4-5 tahun diharapkan:
1) mampu mengklasifikasikan benda berdasarkan warna
2) mampu mengenal gejala sebab dan akibat yang terkait dengan dirinya 3) mampu mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan dua variasi;
4) mampu mengenal pola (misal, ab-ab atau abc-abc) dan mengulanginya 5) mampu mengurutkan benda berdasarkan lima seri ukuran atau warna.
c. Berpikir Simbolis
Berpikir simbolis merupakan kemampuan anak untuk berpikir tentang suatu objek/peristiwa meskipun objek/peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik di hadapannya. Pada aspek ini, anak usia 4-5 tahun diharapkan:
1) mampu membilang banyak benda satu sampai sepuluh 2) mampu mengenal konsep bilangan
3) mampu mengenal lambang bilangan 4) mampu mengenal lambang huruf.
2. Aspek Kognitif Usia 5-6 Tahun a. Belajar dan Pemecahan Masalah
Terdapat beberapa kategori belajar dan pemecahan masalah yang dimaksudkan pada anak usia 5-6 tahun, yaitu:
1) mampu menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti apa yang terjadi ketika air ditumpahkan)
2) mampu memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial
7
3) mampu menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru
4) mampu menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan, dan sebagainya).
b Berpikir Logis
Dalam berpikir secara logis, harapan untuk anak usia 5-6 tahun yaitu:
1) mampu mengenal perbedaan berdasarkan ukuran, seperti "lebih dari,
"kurang dari", dan "paling atau ter-";
2) mampu menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti, "Ayo, kita bermain pura-pura seperti burung");
3) mampu menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan;
4) mampu mengenal sebab dan akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah
5) mampu mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (tiga variasi):
6) mampu mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok ber- pasangan yang lebih dari dua variasi;
7) mampu mengenal pola abcd-abcd; dan
8) mampu mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil sampai paling besar atau sebaliknya.
c. Berpikir Simbolis
Harapan untuk anak usia 5-6 tahun pada aspek ini yaitu:
1) mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10;
2) mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung:
3) mampu mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan:
4) mampu mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan 5) mampu merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil) (Laksana, et. al., 2021).\
8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak. Terdapat beberapa aspek perkembangan kognitif.
Pertama, belajar dan pemecahan masalah, yaitu mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan dapat diterima secara sosial serta mampu menerapkan pengetahuan atau pengalamannya dalam konteks yang baru. Kedua, berpikir logis, yaitu kemampuan dalam membedakan, mengklasifikasikan, membentuk/mengenal pola, memiliki inisiatif, menyusun rencana, serta mengenal sebab dan akibat. Ketiga, berpikir simbolis, yaitu kemampuan dalam mengenal, menyebutkan, menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam ke dalam bentuk gambar.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Azmita, M., dan Mahyuddin, N. 2021. “Peningkatan Penilaian Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-6 tahun di Taman Kanak-Kanak”.
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 156-164
Budianingsih, A. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Burhanuddin, Wahyuni, N., dan Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Ar-Ruzz Media
Dahar, R. W. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Fridani, Lara dan Nurbiana Dhieni. 2014. “Hakikat Perkembangan Bahasa Anak.”
Metode Pengembangan Bahasa, 1-28.
Laksana, D. N. L., Dhiu, K. D., dkk. 2021. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini.
Jawa Tengah: Penerbit NEM.