• Tidak ada hasil yang ditemukan

Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang menyampaikan ajaran Islam agar umat Islam mendapat petunjuk di jalan yang lurus baik di dunia maupun di akhirat. Zulkarnain Dali, M.Pd selaku Pj Rektor IAIN Bengkulu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengembangkan ilmu di IAIN. Asnaini, MA, selaku Pj Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan arahan, bimbingan dan kebijakan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Desi Isnaini, MA selaku Pj Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang menyempatkan diri membimbing dan memberi bimbingan dalam penulisan tugas akhir ini. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang telah mengajar, membimbing dan menyebarkan berbagai ilmu dengan penuh keikhlasan. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam hal administrasi.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari berbagai pihak. Seperti lalat lainnya, lalat tentara memakan apa saja yang telah dikonsumsi manusia, seperti sisa makanan, sampah, makanan fermentasi, sayuran, buah-buahan, daging, bahkan tulang (lunak), bahkan memakan bangkai hewan. Sedangkan larva BSF dapat secara mandiri langsung mengkonsumsi sampah organik, kemudian menghasilkan bahan organik terurai yang dapat dimanfaatkan oleh biomassa mikroba untuk membuat kompos menjadi lebih matang.

Larva BSF mampu mengurai sampah organik termasuk limbah peternakan dengan efisien karena larva tersebut merupakan hama yaitu organisme pemakan tumbuhan dan hewan yang telah mengalami pembusukan. Dibandingkan dengan larva dari keluarga lalat Muscidae dan Calliphoridae, larva ini tidak mengeluarkan bau yang menyengat dalam proses penguraian sampah organik sehingga dapat diproduksi di dalam rumah atau pemukiman.

Gambar  1.1  Skema  Pembudidayaan  Larva  Lalat  Black Soldier Fly (BSF)
Gambar 1.1 Skema Pembudidayaan Larva Lalat Black Soldier Fly (BSF)

Perumusan masalah

Tujuan program

Kegunaan Penelitian

PENELITI TERDAHULU

SISETEMATIKA PENULISAN

PENDAHULUAN

KAJIAN TEORI

METODE PELAKSANAAN

Analisa Produk

Tahapan telur pada larva BSF menandai dimulainya siklus hidup sekaligus berakhirnya tahap kehidupan sebelumnya dimana lalat jenis ini menghasilkan kelompok telur (biasa disebut juga ovipositing). Pada umur 1 (satu) minggu, larva BSF mempunyai toleransi yang jauh lebih baik terhadap suhu yang lebih rendah. Setelah berumur 10 hari, larva ini akan mampu bersaing dengan larva dewasa lainnya di kolam penangkaran.

Selama masa pertumbuhannya, larva BSF mengalami 5 tahap molting (instar) dengan perubahan warna dari putih krem ​​​​menjadi coklat kehitaman pada instar terakhir. Pada kondisi ideal, larva BSF akan mencapai tahap prapupa dan ukuran maksimal pada hari ke-14 setelah menetas, namun pada kondisi iklim tertentu hal ini mungkin memerlukan waktu hingga 10 hari. Beberapa kondisi tidak ideal yang dapat menghambat pertumbuhan larva BSF antara lain suhu yang kurang optimal, kualitas nutrisi yang rendah, kelembaban yang tidak memadai, dan adanya bahan kimia yang tidak cocok bagi larva untuk bertahan hidup (Sipayung, 2015).

Larva BSF membutuhkan bahan organik yang mudah terurai untuk makanannya, seperti kompos, sampah, feses, bangkai hewan, sayur-sayuran dan buah-buahan busuk. Kemampuan larva BSF dalam memakan berbagai jenis bahan organik kemudian diubah menjadi protein, lemak dan kalori disebabkan oleh adanya enzim protease, lipase dan amilase dalam sistem pencernaannya. Setelah berganti kulit hingga instar keenam, larva BSF akan mempunyai kulit yang lebih keras dari kulit sebelumnya yang disebut dengan puparium, dimana larva mulai memasuki tahap prapupal.

Pada tahap ini, prapupa akan mulai bermigrasi mencari tempat yang lebih kering dan gelap sebelum mulai menjadi kepompong. BSF betina dan BSF jantan mempunyai tampilan yang tidak jauh berbeda, yaitu ukuran tubuh BSF betina lebih besar dan ukuran ruas kedua perutnya lebih kecil dibandingkan BSF jantan. Larva BSF yang dikumpulkan dari alam dan ditumbuhkan pada media organik dengan kualitas cukup memiliki kinerja lebih baik dibandingkan larva dari koloni laboratorium.

Berat larva BSF yang diberi pakan terbatas tidak berbeda nyata dengan bobot larva BSF yang diberi pakan berlimpah. Namun lalat dewasa yang menetas dari kelompok larva yang makanannya terbatas mempunyai umur yang lebih pendek (3-4 hari). Namun terkadang larva BSF akan bergerak secara vertikal untuk mengambil nutrisi yang dihasilkan dalam air lindi dari pembusukan sisa makanan yang disediakan.9.

Lokasi Usaha/Program

Analisa Keuntungan

Namun terkadang larva BSF akan bergerak secara vertikal untuk mengambil nutrisi yang dihasilkan dalam air lindi dari pembusukan sisa makanan yang disediakan.9. Bahkan orang awam pun sudah familiar dengan laporan keuangan. Tidak hanya itu, standar akuntansi keuangan juga mencakup data keuangan lainnya. Titik impas (BEP) merupakan suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak memperoleh keuntungan dalam operasionalnya dan juga tidak mengalami kerugian.

10 Danti Wibowo, “Tentang Laporan Keuangan: Memahami dan Menggunakan,” https://www.jojonomic.com/blog/financial-statement/ (diakses di. Menurut Kasmir, ada beberapa keuntungan dari titik impas (BEP) analisis manajemen usaha, antara lain 11 Heru Maruta, “Analisis Titik Impas (bep) Sebagai Dasar Perencanaan Laba Bagi Manajemen,” https://media.neliti.com/media/.

12 Vivin Ulfathu Choiriyah Moch dan Dzulkirom AR, Raden Rustam Hidayat, “Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Penjualan Pada Tingkat Keuntungan yang Diharapkan” (Studi Kasus Industri Multipleks Perhutani di Kediri Tahun https://media.neliti.com/media/ publikasi /86979-ID-titik impas-analisis-sebagai-alat-p 1 Juni 2021). Berbeda dengan laba atas investasi yang berfungsi sebagai analisis seberapa efisien modal yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis digunakan, analisis BEP membantu menentukan bagaimana bisnis dapat mengefisienkan produksinya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Fungsi atau tujuan penghitungan Break Even Point (BEP) adalah sebagai berikut. a) Pengusaha dapat menentukan besarnya sisa kapasitas produksi setelah BEP tercapai sehingga perusahaan dapat memperkirakan keuntungan maksimalnya.

Ada empat komponen yang membentuk perhitungan titik impas (BEP), yaitu biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan pendapatan. 13 Rusdiono, “Break Even Point (BEP): Pengertian dan Cara Menghitungnya” (https://www.rusdionoconsulting.com/break-even-point/ 3 Juni 2021). Kapasitas produksi yang dapat dihasilkan pada bulan pertama adalah 40 kg yang terbagi menjadi dua jenis produk yaitu larva basah : 20 kg dan larva kering : 13 kg.

Sedangkan kapasitas produksi 60 kg pada bulan kedua dibagi menjadi dua jenis produk yaitu mesin potong basah: 35 kg dan mesin potong kering: 15 kg. Setelah dilakukan proses analisis perhitungan titik impas (BEP) dengan menggunakan pendekatan matematis berdasarkan data-data yang diperoleh pada saat penelitian atau observasi terhadap Usaha Ulat Maggot (BSF), diperoleh hasil analisis BEP sebagai berikut: Pada bulan pertama, Bisnis Ulat Maggot (BSF) telah mencapai titik impas dalam Rupiah Penjualan produk ulat maggot basah harus mampu menjual produk setara dengan Rp.994.545,- atau lebih dari penjualan tersebut dan mencapai unit yang dapat terjual tersebut agar produk ulat basah tidak mengalami kerugian maka harus mampu menjual 55 kg dan untuk mencapai titik impas penjualan rupee produk ulat kering harus mampu menjual hasilnya. Sedangkan pada bulan kedua, Usaha Ulat Maggot (BSF) untuk mencapai titik impas penjualan rupiah produk ulat maggot basah harus mampu menjual produknya setara dengan Rp628.736,- atau lebih dari penjualan tersebut dan untuk mencapai unit yang bisa dijual untuk produk ulat maggot basah, jika tidak mengalami kerugian harus mampu menjual 55 kg dan untuk mencapai titik impas penjualan rupiah produk ulat maggot kering harus mampu mampu menjual produk setara Rp 575.789 atau lebih dari penjualan tersebut dan untuk mencapai unit yang bisa terjual agar ulat maggot kering tidak mengalami kerugian maka harus mampu terjual sebanyak 9 kg.

Jadwal Kegiatan

Hasil yang Dicapai Berdasarkan Luaran Program 1. Dengan mengambil metode BEP (break even point)

Setelah menggunakan perhitungan metode BEP, kami menggunakan komponen-komponen berupa titik impas yaitu: biaya tetap, biaya variabel, harga jual, pendapatan. Dan setelah menerapkan metode ini pada bisnis ulat bulu, kelompok kami dapat melihat peningkatan laporan keuangan setelah menggunakan metode BEP (break even point).

Potensi Keberlanjutan Program

BEP rupiah = , sehingga mengakibatkan : Pada bulan pertama, Usaha Ulat Maggot (BSF) untuk mencapai titik impas penjualan rupiah produk ulat maggot basah, harus mampu menjual produknya setara dengan Rp 994.545,- atau lebih banyak dari penjualan tersebut dan untuk mencapai unit yang bisa terjual agar produk ulat ulat basah tidak merugi harus mampu menjual 55 kg dan untuk mencapai titik impas penjualan rupiah produk ulat ulat kering harus mampu menjual 55 kg dan untuk mencapai titik impas penjualan rupiah produk ulat ulat kering harus mampu terjual menjual produk sebesar Rp.621.591,- atau lebih dari penjualan tersebut dan untuk mencapai satuan yang bisa terjual agar ulat maggot kering tidak mengalami kerugian harus mampu menjual 9 kg. Sedangkan Bisnis Ulat Maggot (BSF) seharusnya bisa mencapai titik impas pada bulan kedua dengan penjualan produk ulat maggot basah dalam rupiah.

Evaluasi

Mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan peternakan larva (lalat las hitam) dengan metode BEP (BREAK EVEN POINT), mengetahui upaya perbaikan laporan keuangan peternakan cacing (lalat las hitam) dengan metode BEP (POINT PRESENTED). ). Meskipun masih terdapat kelemahan pada beberapa aspek, namun dengan analisa laporan keuangan budidaya larva (lalat solder hitam) dengan menggunakan BEP (break even point), para pelaku usaha mengalami pertumbuhan pada laporan keuangannya. Dari analisa rasio keuangan usaha budidaya larva (lalat hitam) dengan menggunakan BEP dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan usaha budidaya maggot (lalat hitam) mengalami peningkatan dari bulan pertama ke bulan kedua dan dengan menggunakan metode BEP kita dapat mengetahui berapa banyak setiap produk yang harus dijual untuk bisnis tersebut. Hal ini dapat mengembalikan modal, tidak mengalami kerugian dan mendatangkan keuntungan.

Saran

  • Riwayat Pendidikan Formal dan Non Formal

Diakses pada 14 Mei 2021, dari media.neliti.com: https://media.neliti.com/media/publications/7 0513-ID-production-dalam-perspeksi- Ekonomi-islam.pdf Vivin Ulfathu Choiriyah dan Moch. ANALISIS BREAK-EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN PENJUALAN PADA TINGKAT KEUNTUNGAN YANG DIHARAPKAN (Studi Kasus Industri Plywood Perhutani Kediri 2013-2014).

Gambar

Gambar  1.1  Skema  Pembudidayaan  Larva  Lalat  Black Soldier Fly (BSF)
Tabel 3.2   Jadwal Kegiatan PKM  NO  Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan titik dalam kurva biaya pendapatan.. yang menunjukkan

Laporan akhir ini berjudul “ Analisis Perhitungan Break Even Point Pada Usaha Kerupuk Rambak Al Ghaniy Palembang” yang berisikan tentang perhitungan klasifikasi

Perhitungan Break Event Point (BEP) dalam Jumlah Unit dan Rupiah pada Usaha Genteng “SRI” di Talang Kelapa ... Perencanaan Laba pada Usaha Genteng “SRI” di Talang

Untuk itu penulis memberikan saran untuk mengklasifikasikan biaya tetap dan biaya variabel terlebih dahulu agar dapat melakukan perhitungan Break Even Point (BEP), dan

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN (Studi Kasus pada Usaha Kerupuk Rambak UD Wahyu Abadi).. adalah hasil karya saya

Break-even Point atau BEP adalah sebuah kondisi di mana jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil

AKHYAR DYNI ZAKYAH Oleh: Arlika Desfitri Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan Break Even Point BEP atau titik impas pada biaya jasa perawatan di Klinik drg.. Akhyar

Dari perhitungan Break Even Point BEP pada Bab IV, pendapatan untuk Pemeriksaan Gigi, Perawatan Syaraf Gigi Anak, Pencabutan Gigi Anak dengan Anastesi Topikal, Perawatan Gigi Goyang,