TUGAS AKHIR
HADIAH HUJAN EMAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP ANIMO MENABUNG MASYARAKAT PADA
BRI SYARIAH TANJUNG KARANG
Oleh :
CINDY OCTAVIA NPM. 1294468
Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H / 2016 M
ii
HADIAH HUJAN EMAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP ANIMO MENABUNG MASYARAKAT PADA
BRI SYARIAH TANJUNG KARANG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Syariah (A.Md.Sy)
Oleh:
CINDY OCTAVIA NPM. 1294468
Pembimbing I : Netty Hermawati, SH., MA., MH Pembimbing II : Imam Mustofa, M.SI
Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syari’ah Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H / 2016 M
Jutul Tugas AI&ir
Nama NPM
hogre
StudiJuusan
Pernbimbing I
u],,a ul*- !,
Net$"[Iermawati. SH., MA.. MH NIP. 1974{D04 200003 2 082
PERSETIIJUAN TUGAS AI(HIR
' : HADIAH HUJAN EIt_mS DAI.I DAMPAKNYA
TERHADA} A}.IIMO MENABUNG II{,{SYAITAIL{T PADA BRI SYARIAH TANJUNG KARANG
: Cindy Octavia :1294458
: Diplma Trga (D.If$
Pshkan
Syari'ah : Syariah dm EkonomiIslm
Ittlenyctqiui
Untuk dimuaaqosyahkan dalasr sidang munaqosyatr Jurusan Symiah dan Ekonorni Islam STAIN Jurai Siwo Metro.
Imrm Mustaf+ &UltI
FrP. 19820412 2m901
I
016I1I
Pembimbing
il
SEI(OLAH TING€I AGAMA ISLAM
I\-EGERI(sTAr9firRAr SIWOMETRO
Jln. Ki. Hajar Dewantara Kampus l5 A lringmulyo Kota Metro Lampung 341I I
Telp- (0725) 41507, For. (0725) 47296 Email: [email protected] Website: www.stainmetro.ac.id
PENGESAHAN
No:ftf .ob /f * / qs7
/>nt|
Tugas Akhir dengan judul: HADIAH HUJAN EMAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP ANIMO MENABUNG }VL{SYAIL{K{T PADA BRI SYARIAH TANJUNG KARANG, Disusun Oleh : Cindy Octavia" NPM. 1294468, Program Studi : Diploma Tiga (D-IID Perbankan Syariah diujikan dalam sidang tugas akhir Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Pada han/tanggal : Jumat,
ll
Maret 2016Ketua
Sekretaris Penguji I
Penguji II
...)
Mengetahui,
Jurai Siwo Metro
lv
TIM PENGU4
lalur 'lce
NetB Hermawati, SH., MA.,
^&*
? lsn
Hotmrtn, M.E.,
Sy.
I E#
IEF
Nizarudin, SAg.,
MH
|*Ei
,*iY
lmam Mustofa,
M.SI ,if d(-\
HADIAH HUJAN EMAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP ANIMO MENABUNG MASYARAKAT PADA
BRI SYARIAH TANJUNG KARANG ABSTRAK
Oleh:
CINDY OCTAVIA
Hadiah hujan emas adalah salah satu program yang terdapat di BRI Syariah. Program ini hanya diperuntukkan bagi nasabah penabung. Program ini tentunya untuk menambah minat nasabah penabung agar meningkatkan saldo tabungannya. Pada awalnya produk hadiah hujan emas mengalami berbagai dilema sebelum diaplikasikan. Sebelumnya menggunakan nama hadiah produk hadiah hujan emas awalnya berslogan undian. Strategi hadiah hujan emas adalah bagian dari setragi pemasaran BRI Syariah, secara spesifik strategi pemasaran seperti halnya hadiah hujan emas disebut sebagai strategi diferensial. Strategi ini banyak dipakai perusahaan dengan tujuan untuk menarik minat pasar (animo) sekaligus sebagai pengikat loyalitas konsumen. Oleh sebab itu, penelitian ini mengacu pada produk layanan hadiah hujan emas terhadap animo masyarakat terhadap produk tabungan-faktor-faktor yang perlu diketahui antara indikasi- indikasi minat menabung masyaraat.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang. Manfaat penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan serta wawasan praktik Bank khususnya dalam hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang, sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi kepada pembaca dan penulis sendiri mengenai hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Tekhik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti layanan hadiah hujan Emas loyalitas nasabah dan animo masyarakat mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Karena dianggap efektif meningkatkan animo masyarakat, Hadiah Hujan Emas BRI Syariah Tanjung Karang pada tahun 2014 mendapatkan penghargaan. Kendala-kendala yang dihadapi BRI Syariah Tanjung Karang yaitu kurang tersosialisasinya produk perbankan syariah kepada masyarakat luas.
Layanan hadiah hujan emas sendiri mengalami kendala saat promo dikarenakan konsep hadiah sendiri yang menjadi pertanyaan dari masyarakat apakah hadiah atau undian.
ORISINALITAS PEITELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama NPM
Jurusan Prodi
Cindy Octavia 1294pi68
Syariah dan Ekonomi Islam
Program Diploma (D-IID Perbankan Syariah
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini secarakeseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali, bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbemya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Metro,9 Maret 2016 -- - " -Yang me,nyatakan,
iindv
octaviavl
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa [4]; 29).1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang:CV. Asy Syifa’, 2000), h. 36
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan memohon ridho Allah SWT serta rasa bahagia peneliti persembahkan Tugas Akhir ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih kepada :
1. Kedua orang tua peneliti yaitu Bapak Joko Wiyono dan Ibu Purmayani.
Keluarga besar dan saudara perempuan Desita Tri Lestari yang memberikan motivasi, bimbingan dan do’a sehingga peneliti dapat bertahan untuk melanjutkan pendidikan.
2. Teman-teman se-angkatan D III Perbankan Syariah yang selalu memberikan semangat kepada peneliti
3. Almamater STAIN Jurai Siwo Metro.
Terima kasih atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan cinta, kasih sayang dan doanya untuk peneliti. Terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanannya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat. Amin.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Hadiah Hujan Emas Dan Dampaknya Terhadap Animo Menabung Masyarakat Pada BRI Syariah Tanjung Karang”. Sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Jurai Siwo Metro guna memperoleh gelar A.Md.Sy.
Dalam penyelesaian penulisan tugas akhir ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menghaturkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Ketua STAIN Jurai Siwo Metro.
2. Ibu Siti Zulaikha, S.Ag., MH selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Jurai Siwo Metro.
3. Ibu Zumaroh, M.E.Sy selaku Ketua Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah.
4. Ibu Netty Hermawati, SH., MA., MH selaku Dosen Pembimbing I dan Imam Mustofa, M.S.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi dukungan, bantuan, perhatian dan bahan masukan yang bersifat membangun bagi kesempurnaan dalam menyusun Tugas Akhir ini.
5. Hadi Susilo Manajer Marketing BRI Syariah Tanjung Karang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan karyawan
serta BRI Syariah Tanjung Karang yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi tentang penelitiafl ini.
6.
Teman-teman D3 Perbankan Syariah angkakn 2012 yang selalu memberikan semangat kepada peneliti.7.
Almamater STAIN Jurai Siwo Metro.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan datam laporan penelitian ini, maka peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran positif yang dapat membantu memperbaiki hasil penelitian
ini.
Akhir kata peneliti selaluberharap semoga hasil-hasil
dari
penelitianini
dapat bermanfaat datam pengembangan ilmu pendidikan Perbankan Syariah.Me-[o,09 Mmet 2016 Peneliti,
q/@
Ciudv Octavia NPM. 1294468
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN ORISINILITAS... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat ... 6
D. Metode Penelitian ... 7
1. Jenis Penelitian ... 7
2. Sifat Penelitian... 7
3. Sumber Data ... 7
4. Teknik Pengumpulan Data ... 8
5. Teknik Analisis data ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Konsep Dasar Hadiah ... 12
1. Definisi Hadiah ... 12
2. Dasar Hukum Hadiah ... 14
3. Bentuk-bentuk Hadiah ... 16
B. Program Hadiah Hujan Emas BRI Syariah ... 20
1. Pengertian Program Hadiah Hujan Emas BRI Syariah . 20 2. Tujuan Hadiah Hujan Emas BRI Syariah ... 20
3. Manfaat ... 21
4. Fasilitas ... 21
C. Konsep Dasar Tabungan... 21
1. Pengertian Tabungan ... 21
2. Jenis-jenis Tabungan ... 22
D. Tabungan Dalam Perbankan Syariah... 23
1. Dasar Hukum Tabungan ... 24
2. Bentuk-bentuk Tabungan dalam Perbankan Syariah.... 25
xii
BAB III PEMBAHASAN ... 28 A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 28 1. Sejarah Berdirinya Bank BRI Syariah Tanjung Karang 28 2. Visi, Misi dan Tujuan Bank BRI Syariah Tanjung Karang 29 3. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Tanjung Karang 30 4. Job Description Bank BRI Syariah Tanjung Karang... 32 B. Produk Layanan Hadiah Hujan Emas BRI Syariah ... 37 C. Hadiah Hujan Emas BRI Syariah Tanjung Karang Dan
Dampaknya terhadap Animo Menabung Masyarakat ... 41 D. Hasil Analisis Hadiah Hujan Emas BRI Syariah Tanjung Karang dan Dampaknya terhadap Animo Menabung Masyarakat... 45 BAB IV PENUTUP ... 48 A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Struktur Organisasi BRI Syariah KC. Tanjung Karang ... 31 2. Peningkatan Nasabah Tabungan iB Faedah BRI Syariah Tanjung Karang .... 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Pembimbing Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Persetujuan Perubahan Redaksi Judul/Lokasi Penelitian Lampiran 3 Outline
Lampiran 4 Alat Pengumpul Data (APD) Lampiran 5 Surat Tugas
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Konfirmasi Izin Penelitian Lampiran 8 Surat Bebas Pustaka
Lampiran 9 Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir Lampiran 10 Brosur BRI Syariah KC. Tanjung Karang Lampiran 11 Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berbasis syariah Islam.
Secara makro bank syariah memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Di satu sisi bank syariah mendorong di sisi lain bank syariah aktif untuk melakukan investasi di masyarakat. Selain itu secara mikro bank syariah merupakan lembaga keuangan yang menjamin seluruh operasinya, termasuk produk dan jasa keuangan yang ditawarkan, telah sesuai dengan prinsip syariah.
Perbankan syariah telah dikenal secara luas di belahan dunia muslim dan Barat. Perbankan syariah merupakan bentuk perbankan dan pembiayaan yang berusaha memberi pelayanan kepada nasabah dengan bebas bunga.1 Perbankan syariah juga dikembangkan berdasarkan hukum Islam yang bertolak dari larangan untuk tidak memungut maupun meminjam uang dengan tambahan bunga (riba), serta larangan berinvestasi pada usaha yang dikategorikan haram dimana hal ini tidak dijamin dalam sistem perbankan konvensional. Perbankan Syariah adalah segala yang menyangkut tentang bank syariah dan segala unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.2
1Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 1.
2Ibid., h. 2.
2 Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah yaitu tidak menerima atau membebani bunga (riba) kepada nasabah, tetapi bank syariah menerima dan membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang diperjanjikan untuk nasabah. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada Al-Qur’an danAl-Hadis. Bahkan semua produk dan jasa yang ditawarkan pun tidak boleh bertentangan dengan isi al-Qur’an dan hadis Rasulullah.3
Bank syariah memiliki tiga fungsi utama, yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan (al-wadiah) dan dalam bentuk investasi (al-muradharabah). Yang kedua, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Dan fungsi yang ketiga adalah pelayanan jasa bank.
Aktivitas pelayanan jasa, merupakan aktivitas yang diharapkan oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas pelayanan jasa bank.4
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada
3Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 29-32
4Ibid., h. 39-42
kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah.5
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.
Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian, PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Pada tanggal 20 Januari 2008 operasional Kantor Cabang di Tanjung Karang Sudirman dimulai. Meskipun baru 5 tahun beroperasi, namun eksistensi PT. Bank BRI Syariah KC Tanjung Karang telah mampu sejajar dengan bank-bank umum lainnya yang lebih dahulu beroperasi.6
Salah satu produk perbankan syariah yang dikembangkan oleh BRI Syariah dan diterapkan pada setiap cabangnya adalah produk tabungan.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan
5www.brisyariah.co.id Diakses Pada Tanggal 1 Oktober 2015
6 Wawancara dengan Bapak Hadi Waluyo pada bagian Manager Marketing, Terkait Sejarah Dan Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KC Tanjung Karang, Jum’at,06 November 2015
4 yang dimaksud dengan tabungan syariah itu sendiri adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.7
Berbagai pengembangan produk pada produk tabungan pada BRI Syariah diterapkan salah satu dari pengembangannya adalah dengan meluncurkan program hadiah hujan emas untuk menarik animo masyarakat terhadap minat menabung masyarakat di BRI Syariah.
Hadiah hujan emas adalah salah satu program yang terdapat di BRI Syariah. Program ini hanya diperuntukkan bagi nasabah penabung. Program ini tentunya untuk menambah minat nasabah penabung agar meningkatkan saldo tabungannya.8
Pada awalnya produk hadiah hujan emas mengalami berbagai dilema sebelum diaplikasikan. Sebelumnya menggunakan nama hadiah produk hadiah hujan emas awalnya berslogan undian. Namun karena menuai berbagai kritikan dari berbagai pihak dan setelah didiskusikan dengan Majelis Ulama Indonesia mengenai nama dan teknis manajerial dan pelayanan program undian emas beralih nama menjadi hadiah hujan emas.9
7 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), ed. IV, Cet. 7, h. 345
8www.brisyariah.co.id Diakses Pada Tanggal 1 Agustus 2015
9Ibid.
Strategi hadiah hujan emas adalah bagian dari strategi pemasaran BRI Syariah, secara spesifik strategi pemasaran seperti halnya hadiah hujan emas disebut sebagai strategi diferensial.10
Strategi Pemasaran menurut W. Y. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Strategi adalah penetapan arah keseluruhan dari bisnis, sedangkan taktik ialah implementasi dan strategi dan menekankan pada bagian-bagian tertentu dalam kegiatan bisnis tersebut. Didalam taktik pemasaran terdapat unsur pemasaran yaitu: Diferensiasi, Bauran pemasaran (marketing mix), dan Personel selling.11
Adanya Strategi pemasaran diferensial ini dilakukan dengan tujuan menarik minat masyarakat terhadap produk yang dipasarkan. Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Tujuan strategi ini adalah untuk menarik minat pasar (animo) sekaligus sebagai pengikat loyalitas konsumen.12
Mengacu dari uraian yang telah dipaparkan, maka perlu diadakan penelitian mengenai produk layanan hadiah hujan emas terhadap animo masyarakat terhadap produk tabungan, faktor-faktor yang perlu diketahui antara indikasi-indikasi minat menabung masyarakat.
10Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), cet ke-7, h. 145.
11Philip Kotler & Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta:
Erlangga, 2008), h. 32.
12Ibid., h. 145
6 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini yaitu, bagaimana dampak hadiah hujan emas terhadap animo masyarakat untuk menabung di BRI Syariah Tanjung Karang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan serta wawasan praktik Bank khususnya dalam hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang.
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi kepada pembaca dan penulis sendiri mengenai hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). “Penelitian lapangan (Field Research), pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat.13 Peneliti melakukan penelitian di BRI Syariah tentang Hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif, di mana dalam penelitian ini berupaya menjelaskan hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat yang mengacu pada teori dan konsep yang ada. Menurut Sumadi Suryabrata bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk membuat pencandraan secara sistematis, struktural dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.
3. Sumber Data
Mengutip Mc. Leod (1995), pengertian data dari sudut ilmu sistem informasi sebagai fakta-fakta maupun angka-angka yang secara relatif tidak berarti pemakai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.14
13Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 32
14 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis/Bisnis, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), h. 41
8 a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.15 Dalam Hal ini peneliti melakukan penelitian langsung di BRI Syari’ah Tanjung Karang, sumber data primer yang peneliti temui di lapangan yaitu kepada Ibu Anggrek (Customer Service BRI Syariah Tanjung Karang), Bapak Hadi Susilo (Manajer Marketing BRI Syariah Tanjung Karang), Bapak Subli (Manajer Opersional BRI Syariah Tanjung Karang).
b. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.16 Sumber data sekunder diharapkan dapat menunjang peneliti dalam mengungkapkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga sumber data primer menjadi lengkap. Adapun yang menjadi acuan sumber data sekunder dalam penelitian adalah buku-buku yang berkaitan dengan Hadiah dan Tabungan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Didalam penelitian ilmiah, ada beberapa teknik pengumpulan data beserta masing-masing perangkat pengumpulan datanya. Namun peneliti hanya menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:
15Ibid., h. 42
16 Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13, ( Yogyakarta:
Andi, 2006), Ed. 1 h. 11
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan yang lain. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist.17
Secara garis besar ada dua macam pedoman:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci.18
Dalam hal ini peneliti, melakukan pedoman wawancara tidak terstruktur terkait dengan hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat pada BRI Syariah Tanjung Karang guna untuk memperoleh informasi.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.19 Teknik ini peneliti gunakan untuk menggali sumber- sumber dan data-data yang berkaitan dengan profil BRI Syariah Tanjung Karang.
17Husein Umar, Metode Penelitian., h. 51
18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 227
19Ibid., h. 231
10 Dalam penelitian ini data yang dicari dan dikumpulkan peneliti merupakan data yang terkait dengan hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat di BRI Syariah Tanjung Karang, yang meliputi foto kopi/ tanda bukti yang menjelaskan adanya ketentuan hadiah hujan emas dan formulir wawancara sebagai bukti bahwa benar praktisi tersebut telah diwawancarai oleh peneliti.
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan empiris dengan teknik analisis kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.20
Analisis data ini penting artinya karena dari analisis ini data yang diperoleh dapat memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian yang terkait dengan hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat. Sedangkan data hasil dokumentasi digunakan untuk menunjang hasil wawancara. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan pola berfikir induktif, yaitu
20Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), Ed. 1, h. 248
dalam penelitian kualitatif data yang bersifat khusus digunakan untuk membangun konsep, wawasan dan pengertian baru yang bersifat lebih umum.
Dengan cara berfikir induktif, peneliti mencoba untuk membangun konsep dan wawasan. Oleh karena itu, peneliti meneliti Hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat di BRI Syariah Kota Tanjung Karang.
Hal ini dapat diketahui setelah peneliti mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dari Manager dan pihak-pihak yang bersangkutan dengan penelitian ini. Kemudian peneliti mendapat kesimpulan mengenai bagaimana Hadiah hujan emas dan dampaknya terhadap animo menabung masyarakat di BRI Syariah Tanjung Karang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Hadiah 1. Definisi Hadiah
Hadiah dalam bahasa Arab berasal dari kata ﺔﯾدﺎھ. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, hadiah diartikan sebagai bentuk pemberian, ganjaran (karena memenangkan suatu perlombaan); pemberian dalam rangka kenang-kenangan; cendera mata.1 Hadiah dalam Islam kerap kali diserupakan dengan hibah dan sedekah karena dianggap memiliki makna yang sangat berdekatan. Seperti yang diutarakan Abdul Aziz Muhammad Azzam dalam bukunya “Fiqh Muamalah; Sistem Transaksi dalam Islam” bahwa hibah, pemberian (‘athiyah) dan sedekah maknanya sangat berdekatan. Semua berupa pemberian atas hak milik seseorang sewaktu masih hidup tanpa ada ganti. Karena penyebutan nama pemberian (‘athiyah) mencakup semuanya baik sedekah (zakat), dan hadiah.2
Ensiklopedi hukum Islam menyebutkan bahwa hadiah merupakan pengertian dari hibah, yang mana hibah dimaknai sebagai suatu pemberian atau hadiah yang dilakukan secara sukarela dalam
1 Suharso dan Ana Retningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2011), h. 160.
2 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalah; Sistem Transaksi dalam Islam, (Jakarta : Amzah, 2010), h. 437.
mendekatkan diri kepada Allah SWT tanpa mengharapkan balasan apapun.3
Sayyid Sabiq mendefinisikan hadiah sebagai bentuk hibah yang tidak ada keharusan bagi pihak yang diberi hibah untuk menggantinya dengan imbalan.4 Sementara itu, menurut Imam Syafi’i yang disebut dengan hadiah adalah pemberian kepada orang lain dengan maksud untuk dimiliki sebagai bentuk penghormatan. Pemberian untuk dimiliki tanpa minta ganti disebut hadiah.5
Wahhab Az- Zuhaili membedakan antara hibah, hadiah, sedekah, dan athiyah meskipun kesemuanya merupakan bentuk pemberian.
Wahab Az- Zuhaili mengatakan jika seseorang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan, maka itu adalah sedekah. Jika sesuatu tersebut dibawa orang yang layak mendapatkan hadiah sebagai hadiah untuk menciptakan keakraban, maka itu adalah hibah. Sedangkan ‘athiyah adalah pemberian seseorang yang dilakukan ketika dia dalam keadaan sakit menjelang kematian.6
Sama halnya yang tertuang dalam Ensiklopedi Fiqh Muamalah membedakan hadiah dengan hibah. Karena hadiah merupakan pemberian tanpa imbalan yang dibawa kepada orang yang diberi sebagai bentuk
3Abdul Aziz Dahlan, Et.al. Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1996), h. 540.
4Ibid, h. 540.
5 Sayyid Sabiq, Fiqh as- Sunnah 5, Terj. Abdurrahim dan Masrukhin, (Jakarta:
Cakrawala Publishing, 2009), h. 58.
6Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalah., h. 437.
14 penghormatan dan kemuliaan, sedangkan hibah adalah pemberian tanpa disertai imbalan. Oleh karena itu, pemberian harta tidak bergerak tidak termasuk hadiah.
Berdasarkan keterangan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hadiah adalah suatu bentuk pemberian yang diberikan secara sukarela sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan terhadap pihak penerima tanpa disertai dengan penggantian. Hadiah merupakan bagian dari hibah, sedekah dan athiyah karena masing-masing memiliki persamaan dan perbedaan pada substansinya.
2. Dasar Hukum Hadiah a. Al- Qur’an
Ayat-ayat al-Qur’an dan al-Hadits banyak yang menganjurkan penganutnya untuk berbuat baik dengan cara tolong menolong dan salah satunya dengan bentuk tolong menolong adalah memberikan harta kepada orang lain yang membutuhkan, kaitannya dalam hal ini adalah pemberian hadiah yang dimaknai sebagai pemberian sukarela, Firman Allah:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah: 2).7 b. As-Sunnah
Rasulullah saw telah mempraktekkan hadiah dan beliau pun menganjurkannya, seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a.:
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda : “ Saling memberi hadiahlah kamu sekalian, niscaya kalian akan saling mencintai. “ (Diriwayatkan oleh al- Bukhari dalam Al- Adabul Mufrad dan Abu Ya’la dengan sanad yang hasan).8
Rasulullah saw biasa menerima hadiah dan membalasnya beliau menyerukan supaya menerima hadiah dan mendorong supaya membalasnya. Dari ayat di atas, ulama’ berpendapat bahwa makruh
7Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Duta Ilmu, 2005), h. 141-142.
8Al- Hafizh Ibnu Hajar al- Ashqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Terj. Abdul Rosyad Siddiq,“ Terjemahan Lengkap Bulughul Maram”, Cet. 7, (Jakarta: Akarmedia, 2012), h.
252.
16 hukumnya menolak hadiah jika tidak ada penghalang yang bersifat syar’i.9
3. Bentuk-bentuk Hadiah
Ada beragam corak hadiah terutama dalam konteks promosi yang sering dipraktekkan di masyarakat pada masa kini, baik dilakukan dengan cara diundi maupun kontan, sekurang-kurangnya ada tiga jenis :
a. Hadiah yang mensyaratkan sesuatu untuk mendapatkannnya.
Hadiah disertakan dalam produk yang dijual, dalam hal ini pun ada dua bentuk yang digunakan:
1) Hadiah yang bentuk dan jenisnya diketahui, sebagai contoh : Pada tiap pembelian satu pack sabun konsumen berhak mendapatkan satu buah gelas.
2) Bentuk dan jenisnya tidak diketahui, dalam model seperti ini dibagi lagi menjadi dua bentuk, yaitu :
a) Hadiah terkandung pada setiap produk yang dijual, artinya pada setiap pembelian produk apa saja, konsumen berhak menerima hadiah sehingga ada kalanya hal semacam ini belum diketahui hadiahnya dan dapat menimbulkan unsur gharar;
b) Hadiah hanya terkandung pada sebagian produk saja.
9Abdul Aziz, Fiqh Muamalah., h.89.
3) Hadiah dilakukan dengan cara di undi
a) Undian berhadiah yang dikemas, seolah-olah dengan menunjukkan lomba Ilmiah. Ini kerap kali terjadi pada kuis-kuis berhadiah di televisi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang dibuat terlalu mudah dan ada bentuk lainnya disertakan dengan jawabannya. Jadi, undian ini tidak benar-benar menjadi sebuah kompetisi ilmiah, tetapi sebuah promosi untuk meningkatkan angka penjualan saja.10
b) Investasi (Saham Berhadiah).
Investasi (saham berhadiah) adalah salah satu produk bank berupa lembaran saham atau tawaran investasi kepada masyarakat dengan harga tertentu, dan konsumen sendiri bisa mencairkan investasinya ini sewaktu-waktu. Setiap konsumen yang membeli, ia diikutkan ke dalam undian dengan bukti lembaran saham tadi, yang penarikannya dilakukan setiap bulan.11
b. Hadiah yang tidak mensyaratkan sesuatu untuk mendapatkannya.
Bentuk hadiah semacam ini dapat berbentuk sebagai berikut:
1) Undian yang diadakan oleh penyelenggara, baik produsen, toko, mall, dan lainnya tanpa mensyaratkan apapun kepada konsumen
10Ibid., h. 89.
11Ibid., h. 90.
18 yang hendak mengikutinya. Seolah-olah merupakan bentuk pemberian cuma-cuma pihak penyelenggara.12
2) Sebuah promosi yang dilakukan oleh sebuah instansi atau lainnya dengan cara membagikan kupon undian atau perlombaan, maupun kupon berseri secara berurutan tanpa mengambil pungutan dan timbal balik apapun dari konsumen. Serta tanpa adanya unsur yang membeda-bedakan antara konsumen yang satu dengan yang lainnya dalam pembagian. Seolah-olah dibagikan secara acak agar undian segera sampai kepada konsumen. Selanjutnya pada tahap akhir dilakukan pengundian atau penarikan kupon untuk menentukan pemenangnya.13
Yusuf Qardhawi juga menyebutkan ada 3 (tiga) bentuk undian berhadiah, yaitu :
a) Bentuk yang diperbolehkan syariat
Menurut Yusuf Qardhawi bentuk yang diperbolehkan dan diterima oleh syara’adalah hadiah-hadiah yang disediakan untuk memotifasi dan mengajak kepada peningkatan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan amal shaleh. Contohnya seperti hadiah yang disediakan bagi pemenang dalam perlombaan menghafal al-Quran, serta sumbangan yang menyangkut bidang keislaman, keilmuan, sastra, dan lain-
12Ibid., h. 90.
13 Muhammad bin Ali Al-Kamili, Promosi dengan Menggunakan Hadiah, www.fiqhislam.com diunduh pada tanggal 11 Desember 2015.
lain.28 Pada dasarnya menurut pendapat Yusuf Qardhawi ini melihat konteks tujuan pemberian hadiahnya, asalkan untuk kegiatan yang positif maka boleh.
b) Bentuk yang diharamkan tanpa adanya perselisihan
Bentuk yang tidak lagi diragukan keharamannya adalah dengan menggunakan kupon yang dijual pada harga tertentu, banyak maupun sedikit, tanpa ada gantinya melainkan hanya untuk ikut serta dalam memperoleh hadiah yang disediakan.
Misalnya seperti mobil, emas, dan lainnya. Bahkan hal ini, merupakan suatu larangan serius (bagi yang melakukannya dianggap sebagai dosa besar). Karena termasuk ke dalam perbuatan judi yang dirangkaikan dengan khamar (minuman keras) dalam al-Qur’an.14
Firman Allah menyebutkan dalam Qur’an Surat al- Maidah: 90-91 menyebutkan sebagai berikut15:
14 Yusuf Qardhawi, Hadyul Islam Fatawi Mu’ashirah, Terj. Abdul Hayyi Al- Kattani, dkk,“Fatwa-Fatwa Kontemporer”, (Jakarta: Gema Insani, 2002), Cet. Ke-1, h. 499.
15Ibid, h. 536.
20 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, berkorban untuk berhala,mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaanitu)”(QS. Al-Maidah: 90-91).16 c. Bentuk yang masih diperselisihkan
Bentuk yang masih diperselisihkan hukumnya adalah berupa kupon undian yang diberikan kepada pelanggan karena pembelian sesuatu, misalnya yang terjadi pada sebuah toko, pom bensin, atau mengikuti pertandingan bola dengan membayar tiket masuk disertai dengan pemberian kupon.17
B. Program Hadiah Hujan Emas BRI Syariah
1. Pengertian Program Hadiah Hujan Emas BRI Syariah
Program Hujan Emas Tabungan BRI Syariah iB adalah program yang memberikan kesempatan kepada nasabah pemilik Tabungan BRI Syariah iB untuk memperoleh hadiah emas murni.
2. Tujuan Hadiah Hujan Emas BRI Syariah Ada beberapa tujuan diberikannya hadiah yaitu:
a. Menarik para pembeli baru.
b. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
16Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dandan Terjemahannya., h. 123.
17Yusuf Qardhawi, Hadyul Islam., h. 450.
c. Menghindarkan konsumen lari ke merk lain. Mempopulerkan merk atau meningkatkan loyalitas.
d. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas “Market Share” jangka panjang.
3. Manfaat
Ketenangan serta kenyamanan yang penuh nilai kebaikan serta lebih berkah karena pengelolaan dana sesuai syariah.
4. Fasilitas18
Program ini didukung dengan FAEDAH (Fasilitas Serba Mudah), merupakan fasilitas-fasilitas menarik yang diberikan kepada Nasabah Tabungan BRI Syariah iB berupa:
a. Ringan, Setoran Awal Minimal Rp50.000.
b. Gratis Biaya Administrasi Bulanan Tabungan.
c. Gratis Biaya Bulanan Kartu ATM.
d. Gratis Biaya Tarik Tunai di ATM BRI.
e. Gratis Biaya Transfer di ATM BRIS, Jaringan Bersama & PRIMA.
f. Gratis Biaya Debit PRIMA.
C. Konsep Dasar Tabungan 1. Pengertian Tabungan
Tabungan adalah simpanan dana yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak
18Brosur BRI Syariah Tanjung Karang
22 dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / alat lain yang dipersamakan dengannya.19 Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro, dan/ alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara syari’ah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. Sehingga bisa dikenal dengan tabungan mudharabah dan tabunganwadi’ah.20
2. Jenis-jenis Tabungan
Sebelum Pakto 27/1998 (Paket Deregulasi Perbankan 27 Oktober tahun 1998) jenis tabungan yang ada dalam dunia perbankan Indonesia adalah:
a. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
Tabanas adalah tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan. Tabanas terdiri atas : 1) Tabanas umum yaitu Tabanas yang berlaku bagi perorangan yang
dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.21
2) Tappelpram yaitu Tabanas khusus yang dilakukan secara kolektif.
19 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor, Galia Indonesia, 2012), h. 205.
20Ibid, h. 205.
21Pakto 27 / 1998 (Paket Deregulasi Perbankan 27 Oktober tahun 1998) jenis tabungan.
Jbtunikom.pdf. diunduh pada tanggal 27 Desember 2015
b. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)
Tabungan Ongkos Naik Haji adalah tabungan atas nama calon jemaah haji yang bersangkutan.
c. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska)
Tabungan Asuransi Berjangka adalah bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa.
Ketiga jenis tabungan tersebut diberlakukan seragam oleh bank- bank pelaksananya. Setelah Pakto 27/1998 tabungan, jenis bank, nama maupun persyaratan / ketentuan bebas ditetapkan oleh masing-masing bank penyelenggaranya. Oleh karena itu, pada masa pasca Pakto 27/1998, semua bank menerbitkan produk tabungan sendiri-sendiri dengan segala nama dan aneka ragam promosinya.22
D. Tabungan dalam Perbankan Syariah
Tabungan dalam produk-produk perbankan syariah merupakan bagian dari konsep barang titipan atau biasa disebut dengan wadi’ah. Barang titipan (al-wadi’ah), secara bahasa ialah sesuatu yang ditempatkan bukan pada pemiliknya supaya dijaga, berarti bahwa al-wadi’ahialah memberikan.23 Kata wadi’ah berasal dari kata wada’a asy-syai’ jika ia meninggalkannya pada orang yang menerima titipan. Adapun wadi’ah secara etimologis, yaitu
22Ibid.
23Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, Jilid I, Cet. 1 (Bogor: Galia Indonesia, 2010), h. 479.
24 pemberian kuasa oleh penitip kepada orang yang menjaga hartanya tanpa konpensasi (ganti).24
1. Dasar Hukum Tabungan
Dasar hukum tabungan adalah bagian dari dasar hukum wadi’ah (barang titipan). Tabungan atau simpanan yang merupakan bagian dari unsur-unsurwadi’ah dalam perbankan syariah adalah bagian dariwadi’ah yad adh-dhamanah (guarante depository), sebelumnya penulis akan menjelaskan pembagian dan dasar hukum dan pembagianwadi’ah.
a. Dasar Al-Qur’an
Menitipkan dan menerima titipan hukumnya boleh (jaiz).
Bahkan, disunahkan bagi orang yang dapat dipercaya dan mengetahui bahwa dirinya mampu menjaga titipan. Dasarnya adalah Q.S. an-Nisaa ayat delapan sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”.
b. Dasar hadis yaitu hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikut: “Sampaikanlah amanat orang kepada orang yang memberi amanat kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orang-orang yang mengkhianatimu”.25
c. Dasar dari ijma’. Yaitu bahwa ulama sepakat diperbolehkannya wadi’ah. Ia termasuk ibadah sunah. Dalam kitab mubdi disebutkan : ijma’ dalam setiap masa memperbolehkanwadi’ah. Dalam kitab ishfah
24Ismail Nawawi, Fikih Muamal,. h. 209.
25Mardani, Fikih Muamalah, (Jakarta: Prenada Media, 2013), h. 284.
disebutkan : ulama sepakat bahwawadi’ahtermasuk ibadah sunah dan menjaga barang titipan itu mendapatkan pahala.26
2. Bentuk-bentuk Tabungan dalam Perbankan Syariah a. GiroWadi’ah
Giro wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya. Karakteristik giro wadi’ah ini mirip dengan giro pada bank konvensional, ketika kepada nasabah penyimpanan diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti: cek, bilyet giro, kartu ATM, atau dengan menggunakan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan tanpa biaya. Bank boleh menggunakan dana nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari keuntungan dalam kegiatan yang berjangka pendek atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, selama dana nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari keuntungan dalam kegiatan berjangka pendek atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, selama dananya tersebut tidak ditarik karena sifatnya yang jangka pendek.27
b. TabunganWadi’ah
TabunganWadi’ahadalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (saving
26Ibid., h. 284.
27Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2015), h. 113.
26 account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadi’ah, tetapi tidak sefleksibel tabungan wadi’ah, karena nasabah
tidak dapat menarik dananya dengan cek. Karakteristik tabungan wadi’ah ini juga mirip dengan tabungan pada bank konvensional ketika nasabah penyimpan dengan tabungan pada bank konvensional ketika nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti kartu ATM, dan sebagainya tanpa biaya.28
c. Tabungan dengan Prinsip Qordh
Simpanan giro dan tabungan juga dapat menggunakan prinsip qordh, ketika bank dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai pemilik modal. Bank dapat memanfaatkan dana pinjaman dari nasabah deposan untuk tujuan apa saja, termasuk kegiatan produktif mencari keuntungan. Sementara itu, nasabah deposan dijamin akan memperoleh kembali dananya secara penuh sewaktu-waktu nasabah ingin menarik dananya.
d. Tabungan Mudharabah
Simpanan nasabah dalam bentuk rekening tabungan (saving acount) dengan prinsip bagi hasil keuntungan dari keuntungan simpanan yang digunakan oleh pihak bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai kesepakatan, dan kerugian ditanggung oleh pemilik dana atau nasabah.29 Mudharabah mempunyai dua bentuk, yakni
28Ibid., h. 112.
29Ibid., h. 113.
mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Bank syari’ah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Bank syari’ah dalam kapasitasnya sebagaimudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain.30
30Ibid., h. 113
BAB III PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Bank BRI Syariah Tanjung Karang
Berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan ijin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari bank umum konvensional mejadi bank umum syariah yang diberi nama PT. Bank Syariah BRI (yang disebut dengan nama BRI Syariah) pada tanggal 17 November 2008.1
Nama BRI Syariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung hubungan Bank dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, selanjutnya disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. BRI Syariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. BRI Syariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia yang melayani kebutuhan masyarakat Indonesia menggunakan prinsip-prinsip syariah.2
Pada tanggal 19 Desember 2008, telah ditandatangani akte pemisahan unit usaha Syariah. Penandatanganan akte pemisahan telah dilakukan oleh Sofyan Basir selaku Direktur Utama Bank Rakyat
1Dokumentasi BRI Syariah Tanjung Karang, tanggal 21 Januari 2016
2Ibid.
Indonesia Ventje Rahardjo selaku direktur Utama BRI Syariah.
Sebagaimana akte pemisahan No 27 tanggal 19 Desember 2008 dibuat Notaris Fathiah Helmi S.H di Jakarta.3
Peleburan unit usaha syariah Bank Rakyat Indonesia ke dalam BRI Syariah ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Sebagai bagian dari keluarga besar Bank Rakyat Indonesia, BRI Syariah Mendapatkan dukungan penuh dari Bank Rakyat Indonesia sebagai pemegang saham sebagaimana tercermin dari penambahan modal setor dilakukan dua kali di tahun 2008, sehingga saat ini BRI Syariah menjadi salah satu bank syariah dengan struktur permodalan yang kuat. Didukung oleh 55 cabang, 534 karyawan pada saat itu dan pemegang saham yang kuat, BRI Syariah siap memberikan warna lain bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah ke bawah yang menjadi sasaran utama.4
2. Visi, Misi dan Tujuan Bank BRI Syariah Tanjung Karang a. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan financial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah, untuk kehidupan lebih bermakna.5
b. Misi
1) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan financial nasabah.
2) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai prinsip-prinsip Syariah.
3Ibid.
4Ibid.
5Ibid.
30 3) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun,
dan dimanapun.
4) Menjadikan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran.6
3. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Tanjung Karang
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.7
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara setiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.8
Dari kedua definisi di atas penulis menyimpulkan struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan setiap posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan dikerjakan.
6Ibid.
7Ibid.
8Ibid.
Gambar 1.
Struktur organisasi BRI Syariah KC. Tanjung Karang.9
Keterangan:
a. MM : Manager Marketing b. MO : Manager Operasional c. FSM : Financial Support Manager d. MMM : Mikro Marketing Manager e. AO : Account Officer
f. BOS : Branch Operational Support g. CS : Customer Service
h. LO : Loan Operational i. UH : Unit Head
9Ibid.
Kepala Cabang
MM FRM MO FSM MMM
AO AFO
UFO BOS
BRANCH ADMIN TELLER
CS LO
UH
RO
SO
REPORT ACUSTODY
ADP APRAISAL LEGAL
OFFICER
GADAI COLLECTION
32 j. RO : Relation Officer
k. FRM : Finance Risk Manager l. AFO : Area Financial Officer m. BA : Branch Admin
n. RC : Report Custody o. ADP : Administrasi p. LO : Legal Officer
4. Job Description Bank BRI Syariah Tanjung Karang a. Kepala Cabang
1) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dalam mengelola perseroan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar perorangan dengan berpedoman kepada kebijaksanaan pokok yang ditetapkan oleh dewan komisaris dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2) Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal segala kejadian.10
Secara garis besar tugas kepala cabang adalah perwakilan dari dewan komisaris sebagai pelaksanaan langsung kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan tujuan perusahaan di daerah.11
10Ibid.
11 Wawancara dengan Bapak Hadi sebagai Manajer Marketing BRI Syariah Tanjung Karang tanggal 15 Februari 2016
b. Manajer Marketing (MM) Tugas manajer marketing:
1) Membantu direksi dalam menyusun perencanaan dan program marketing (pemasaran bank).
2) Mengkoordinir penyusunan program aktivitas dan strategi pemasaran serta rencana kerja lingkup pemasaran untuk periode berikutnya.12
Tugas manajer marketing merupakan tugas yang paling penting dalam terlaksananya target pasar. Kebijakan atau peran manajer marketing dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah disesuaikan dengan aturan-aturan dewan komisaris adalah ujung tombak perusahaan.13
c. Manajer Operasional (MO)
Tugas Asisten Manager Operasional:
1) Membantu semua kegiatan operasional dan menjamin lancarnya alur kerja di bagian operasional perbankan.
2) Mengkoordinir, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personil di bawahnya.
3) Meneliti dan melegalisir hasil-hasil kerja rutin di lingkungan urusan operasional sebelum diajukan pada tingkat kepala cabang.
12Dokumentasi BRI Syari’ah Tanjung Karang, tanggal 21 Januari 2016
13Wawancara dengan Bapak Hadi Bagian Manager Marketing, tanggal 15 Februari 2016
34 4) Membuat dan menyusun rencana kerja serta program aktivitas dalam ruang lingkup urusan operasional untuk periode tahun berikutnya.14
d. Financing Support Manager (FSM) Tugas Financing Support Manager:
1) Mengawasi serta membina personil di bawahnya.
2) Memeriksa proposal pembiyaan yang dicairkan agar sesuai dengan ketentuan.
3) Monitoring segal hal terkait pembiyaan pasca pencairan dilaksanakan, termasuk pelaporan ke pihak eksternal.
e. Mikro Manager Marketing (MMM) 1) Ikut mensurvei usaha nasabah.
2) Mengkoordinir seluruh tim bisnis untuk pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan oleh perusahaan.15
f. Account officer (AO) Tugas account officer:
1) Menyalurkan pembiayaan pada masyarakat yang membutuhkan dana dengan landasan pola pembiayaan syariah serta tetap mengacu pada prinsip perbankan.
2) Memproses permohonan pengajuan pembiayaan calon mitra hingga tuntas.
3) Melakukan survei dan taksiran agunan (jaminan).
14Dokumentasi BRI Syariah Tanjung Karang, tanggal 21 Januari 2016
15Ibid.
4) Menangani legalitas berkas-berkas yang berkaitan dengan persiapan penyaluran dan pembangunan pembiayaan bank.
5) Membina dan memelihara mitra bank agar efektif dan memenuhi segala peraturan yang ditetapkan oleh bank berkaitan dengan kelancaran pengembangan pembiayaan mitra kerja.
6) Melaksanakan kegiatan penagihan kepada mitra pembiayaan bank.
g. Branch Operational Support (BOS)
1) Mengawasi serta membina personil di bawahnya.
2) Memantau semua kegiatan operasional dan menjamin lancarnya alur kerja di lingkungan urusan operasional.
h. Branch Administration (BA)
1) Mengatur jadwal kepala cabang.
2) Mengawasi personil di bawahnya.
i. Customer Service (CS)
1) Memberikan pelayanan dan informasi pada nasabah tentang informasi produk bank.
2) Memberikan pelayanan pada pembukaan rekening dan penutupan rekening nasabah.16
j. Teller
1) Memberikan pelayanan pada nasabah dalam hal menerima dan membayarkan uang atas nama bank dengan memperlihatkan kesahan dari dokumen atau warkat keuangan tersebut.
16Ibid.
36 2) Menghitung dan menerima uang setoran dari nasabah berupa
tabungan, deposito, serta setoran.17
3) Membayarkan uang atas nama bank kepada nasabah yang menarik uangnya dari bank baik berupa tabungan, deposito setelah persetujuan.
4) Menyelenggarakan pencatatan jurnal kas harian dan buku kas.
5) Menghitung dan menyesuaikan bukti-bukti transaksi keuangan yang dicatat dalam mutasi kas harian, baik uang keluar maupun uang masuk.
k. Loan Operational (LO)
1) Mengecek DHN (Daftar Hitam Nasabah).
2) Mencairkan pembiayaan.
3) Membuat advise pelunasan.
l. Legal Officer
1) Mengecek dokumen pembiayaan.
2) Mencairkan pembiayaan.
3) Membantu KPR.
m. Gadai
1) Melayani nasabah yang ingin bermitra dengan menggadaikan emasnya pada pihak bank.
2) Menafsirkan harga emas dan keabsahan dari barang gadai.
3) Mencari nasabah yang ingin bermitra dengan cara menggadaikan emas.
17Ibid.
n. Unit Head
1) Mensurvei usaha nasabah yang akan ikut dalam pembiayaan.
2) Menandatangani atau yang bertanggung jawab atas pengajuan pembiayaan.
3) Mengawasi serta mengarahkan semua personil di bawahnya.
o. Relation Officer
1) Menjaga hubungan baik dengan nasabah.
2) Mengambil dan menagih angsuran kepada nasabah.
3) Membuat laporan pelunasan dipercepat.
p. Sales Officer
1) Mencari nasabah untuk bergabung menjadi nasabah pembiayaan.
2) Ikut mensurvei usaha nasabah dan jaminan yang digunakan.
3) Mengumpulkan persyaratan untuk pembiayaan yang diajukan nasabah sebelum di proses UFO.18
B. Produk Layanan Hadiah Hujan Emas BRI Syariah
Bank syari’ah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah. Selain itu Bank syari’ah juga bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, yaitu meningkatkan keadilan, kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.19
Bank Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah”, dalam Bank syari’ah mengalami
18Ibid.
19 http://www.hukumonline.com/UU_21_08_PerbankanSyari’ah.pdf diakses 12 Juni 2014,