• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Pariwisata Dan Sumut

N/A
N/A
Nanda Julia

Academic year: 2024

Membagikan "Budaya Pariwisata Dan Sumut"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. IDENTITAS

Nama : Nanda Julia Citra Waruwu NIM : 2223210042

Kelas : Sastra Indonesia B’22

Mata Kuliah : Budaya Pariwisata Dan Sumut B. SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat sadar wisata.

2. Uraikanlah ciri universal suku Batak yang membedakannya dari suku lainnya yang ada di Sumatra Utara

3. Provinsi Sumatera Utara dihuni oleh berbagai ragam etnis/ suku bangsa, baik sebagai etnis asli maupun etnis pendatang. Etnis asli Sumatera Utara terdiri dari 8 (delapan). Kedelapan etnis tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Jelaskan ciri-ciri khas yang dimaksud.

4. Masyarakat etnik di Sumatera Utara memiliki bangunan tradisi yang khas, buatlah analisa ringkas tentang bentuk dan karakter visual masing-masing bangunan dimaksud

5. Parawisata apakah yang paling populer dalam tahun 2035? Uraian argumentasi Saudara yang mendukung prediksi atau prakiraan ke depan itu

JAWABAN

1. Masyarakat sadar wisata adalah masyarakat yang memiliki kesadaran dan pemahaman tentang pariwisata, serta memiliki peran aktif dalam pengembangan pariwisata di suatu wilayah.

Masyarakat sadar wisata memiliki sikap mental atau moral yang membuat wisatawan merasa nyaman dan betah, seperti ramah, sopan, dan santun. Mereka juga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan pariwisata, seperti keterampilan dalam bidang kuliner, kerajinan tangan, dan seni budaya.

Secara umum, masyarakat sadar wisata memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pariwisata, termasuk potensi dan permasalahannya.

2. Memiliki sikap mental atau moral yang positif terhadap pariwisata, seperti sikap ramah, sopan, dan santun.

3. Memiliki keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan pariwisata.

(2)

4. Berpartisipasi aktif dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya.

5. Masyarakat sadar wisata memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata.

Mereka dapat berperan sebagai:

1. Pelindung dan pengawal kebudayaan dan lingkungan.

2. Pengusaha dan penyedia jasa pariwisata.

3. Peserta dan konsumen pariwisata.

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mewujudkan masyarakat sadar wisata.

Pemerintah dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pariwisata, seperti melalui pendidikan, pelatihan, dan promosi. Masyarakat dapat berperan aktif dengan mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi masyarakat. Pengembangan masyarakat sadar wisata merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia. Dengan adanya masyarakat sadar wisata, pariwisata di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas.

2. Ciri universal suku Batak yang membedakannya dari suku lainnya yang ada di Sumatra Utara adalah sebagai berikut:

Sistem kekerabatan

Suku Batak memiliki sistem kekerabatan yang patrilineal, yaitu garis keturunan dihitung berdasarkan garis ayah. Hal ini tercermin dalam penggunaan marga, yaitu nama keluarga yang diturunkan dari ayah. Marga merupakan identitas penting bagi orang Batak, dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pernikahan, upacara adat, dan kegiatan sosial lainnya.

Bahasa

Suku Batak memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Batak. Bahasa Batak memiliki kosakata dan tata bahasa yang unik, yang berbeda dengan bahasa Melayu. Bahasa Batak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti percakapan sehari-hari, upacara adat, dan seni budaya.

Rumah adat

Suku Batak memiliki rumah adat yang khas, yaitu rumah bolon. Rumah bolon berbentuk panggung dan memiliki atap yang besar dan melengkung. Bagian depan rumah biasanya dihiasi dengan ukiran- ukiran yang indah. Rumah bolon merupakan simbol status sosial dan kekayaan pemiliknya.

Pakaian adat

(3)

Suku Batak memiliki pakaian adat yang khas, yaitu ulos. Ulos adalah kain tenun yang memiliki ragam hias yang unik. Ulos digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, upacara kematian, dan upacara adat lainnya.

Tarian

Suku Batak memiliki berbagai tarian tradisional yang khas, seperti tari tor-tor, tari sigale-gale, dan tari manuk dadali. Tari tor-tor adalah tarian yang dilakukan oleh pria dan wanita, yang menggambarkan kegembiraan dan kebersamaan. Tari sigale-gale adalah tarian yang dilakukan oleh seorang pria yang mengenakan topeng, yang menggambarkan cerita rakyat Sigale-gale. Tari manuk dadali adalah tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang, yang menggambarkan keindahan burung dadali.

Upacara adat

Suku Batak memiliki berbagai upacara adat yang khas, seperti upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara adat lainnya. Upacara adat suku Batak biasanya dilakukan secara besar-besaran dan melibatkan seluruh anggota keluarga.

3. Delapan etnis asli Sumatera Utara adalah:

Suku Batak Toba, mendiami sebagian besar wilayah Sumatera Utara, termasuk Kota Medan, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Tapanuli Utara.

Suku Batak Karo, mendiami sebagian wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, dan Kabupaten Simalungun.

Suku Batak Simalungun, mendiami sebagian wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Toba Samosir.

Suku Batak Mandailing, mendiami sebagian wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Suku Batak Angkola, mendiami sebagian wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara.

Suku Nias, mendiami Pulau Nias dan Pulau Simeulue.

Suku Pakpak, mendiami sebagian wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

(4)

Masing-masing etnis asli Sumatera Utara memiliki ciri khas tersendiri, yang tercermin dalam berbagai aspek, seperti:

Bahasa

Suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Angkola memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Batak. Bahasa Batak memiliki kosakata dan tata bahasa yang unik. Suku Nias dan Pakpak memiliki bahasanya masing-masing, yang juga memiliki kosakata dan tata bahasa yang unik.

Budaya

Suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Angkola memiliki budaya yang mirip, dengan beberapa perbedaan. Budaya Batak dikenal dengan kekayaan tradisinya, seperti rumah adat, tarian, dan lagu. Suku Nias memiliki budaya yang unik, seperti tradisi lompat batu dan tari perang. Suku Pakpak memiliki budaya yang juga unik, seperti tradisi tarian perang dan tarian panen padi.

Pakaian adat

Suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Angkola memiliki pakaian adat yang mirip, dengan beberapa perbedaan. Pakaian adat Batak biasanya terbuat dari kain tenun dengan ragam hias yang unik. Suku Nias memiliki pakaian adat yang unik, dengan ciri khasnya berupa baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari kain tenun. Suku Pakpak memiliki pakaian adat yang juga unik, dengan ciri khasnya berupa baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari kain tenun dengan ragam hias yang unik.

Makanan khas

Suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Angkola memiliki makanan khas yang mirip, dengan beberapa perbedaan. Makanan khas Batak biasanya terbuat dari daging babi, ikan, dan sayuran.

Suku Nias memiliki makanan khas yang unik, seperti lawar, sambal roa, dan omelet khas Nias. Suku Pakpak memiliki makanan khas yang juga unik, seperti nasi bungkus Pakpak dan ikan asin.

4. Bangunan Tradisi Masyarakat Etnik di Sumatera Utara

Masyarakat etnik di Sumatera Utara memiliki bangunan tradisi yang khas dan unik. Bangunan- bangunan tersebut memiliki bentuk dan karakter visual yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat setempat. Berikut adalah analisa ringkas tentang bentuk dan karakter visual masing- masing bangunan tradisi masyarakat etnik di Sumatera Utara:

• Rumah Bolon. Rumah Bolon adalah rumah adat masyarakat Batak Toba. Rumah ini berbentuk panggung dan memiliki atap yang besar dan melengkung. Bagian depan rumah biasanya dihiasi

(5)

dengan ukiran-ukiran yang indah. Rumah Bolon merupakan simbol status sosial dan kekayaan pemiliknya.

• Rumah Gadang. Rumah Gadang adalah rumah adat masyarakat Minangkabau. Rumah ini berbentuk persegi panjang dan memiliki atap yang melengkung. Bagian depan rumah biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah. Rumah Gadang merupakan simbol status sosial dan kekayaan pemiliknya.

• Rumah Limas. Rumah Limas adalah rumah adat masyarakat Melayu. Rumah ini berbentuk panggung dan memiliki atap yang berbentuk limas. Bagian depan rumah biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah. Rumah Limas merupakan simbol status sosial dan kekayaan pemiliknya.

• Rumah Adat Nias. Rumah adat Nias memiliki bentuk dan karakter visual yang unik. Rumah ini biasanya berukuran besar dan memiliki atap yang menjulang tinggi. Bagian depan rumah biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan kekuatan dan keberanian. Rumah adat Nias merupakan simbol status sosial dan kekayaan pemiliknya.

• Rumah Adat Pakpak. Rumah adat Pakpak memiliki bentuk dan karakter visual yang unik.

Rumah ini biasanya berbentuk panggung dan memiliki atap yang berbentuk segitiga. Bagian depan rumah biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan kehidupan masyarakat Pakpak. Rumah adat Pakpak merupakan simbol status sosial dan kekayaan pemiliknya.

5. Menurut prediksi dari World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata berkelanjutan akan menjadi jenis pariwisata yang paling populer di tahun 2035. Pariwisata berkelanjutan adalah jenis pariwisata yang menghormati lingkungan dan budaya lokal. Jenis pariwisata ini semakin populer karena kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya semakin meningkat.

Ada beberapa alasan yang mendukung prediksi ini, yaitu:

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meningkat. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk lingkungan di destinasi wisata. Hal ini mendorong mereka untuk memilih jenis pariwisata yang lebih ramah lingkungan, seperti pariwisata berkelanjutan.

Ketersediaan teknologi yang mendukung pariwisata berkelanjutan semakin meningkat.

Teknologi, seperti sistem pemantauan lingkungan dan teknologi transportasi yang ramah

(6)

lingkungan, semakin tersedia dan terjangkau. Hal ini memudahkan para pelaku usaha pariwisata untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan.

Pemerintah semakin mendukung pariwisata berkelanjutan. Pemerintah di berbagai negara semakin mendukung pariwisata berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai kebijakan dan insentif yang mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Selain pariwisata berkelanjutan, beberapa jenis pariwisata lain yang juga diperkirakan akan populer di tahun 2035 antara lain:

Pariwisata minat khusus, seperti wisata alam, wisata budaya, dan wisata olahraga. Jenis pariwisata ini semakin populer karena menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi wisatawan.

Pariwisata digital, seperti wisata virtual dan wisata realitas virtual. Jenis pariwisata ini semakin populer karena menawarkan pengalaman yang lebih interaktif dan immersive bagi wisatawan.

.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kertas karya ini, penulis mencoba mengemukakan beberapa bagian dari adat yaitu pakaian adat dan rumah adat Batak Toba yang menjadi ciri khas suku Batak Toba yaitu Ulos

(Bentuk budaya Suku Batak Toba dan Batak Simalungun yakni memberikan Ulos kepada pengantin yang disebut dengan Titim Marangkup ).. (Peta Kabupaten Simalungun

Kehadiran Sub Etnis Batak Toba di daerah Simalungun yaitu Desa Bah Jambi sebagai daerah percampuran budaya yang relatif berbeda dengan yang lainnya.Sub Etnis Batak Toba sebagai

Penduduk asli Sumatera Timur adalah suku bangsa Melayu, Batak Karo, 18 dan Batak Simalungun. Suku bangsa Melayu banyak mendiami daerah Pantai

Kelompok Etnis yang menempati desa Pegajahan tergolong masyarakat yang heterogen dengan latar belakang yang berbeda, yaitu Etnis Simalungun (etnis lokal), Etnis Batak, Etnis

PERSEPSI MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA DAN BATAK KARO DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa

[1] Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah

Provinsi Nama Suku 1 Nangroe Aceh Darussalam Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan Pulau 2 Sumatera Utara Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak,