• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Latar Historis

Pada jaman Hindia Belanda kecamatan Perbaungan ini termasuk kedalam wilayah Kesultanan Serdang. Pada tanggal 29 Juli 1889, Sultan Serdang (Sultan Sulaiman) mendirikan istana Darul Arif dalam kraton kota Galuh. Pada masa sebelumnya Istana Darul Arif, berada dalam wilayah Rantau Panjang. Sejak tahun 1894 yaitu dengan selesainya istana Darul Arif di kota Galuh, maka ibu kota kesultanan Serdang dipindahkan dari Rantau Panjang Ke Perbaungan9.

Sebelum Jepang menduduki Indonesia, Sultan Sulaiman beserta permaisurinya pernah menghadap kaisar Jepang Meijitenno untuk meminta bantuan mengusir penjajah Belanda dari bumi Serdang. Kaisar memberikan hadia kepada sultan yaitu sebuah photo kaisar yang telah ditandatanganinya. Foto itu lalu dibesarkan sultan dan diletakkan dibelakang singgahsana sultan. Ketika Jepang berkuasa, tentara Jepang datang menemui sultan dan ketika mereka masuk mereka melihat foto kaisar mereka terpampang di belakang singgahsana sultan. Dengan spontanitas, mereka tunduk dan memberi hormat kepada sultan. Sejak itu kesultanan serdang mendapat kedudukan yang istimewa. Tentara Jepang tidak menangkap rakyat Serdang untuk dijadikan kerja paksa atau romusha.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, sultan serdang menyatakan kepada presiden Republik Indonesia bahwa kesultanan serdang bersama rakyatnya berdiri di belakang pemerintahan Republik Indonesia. Semua

9

Lukman Sinar, Makalah Disampaikan pada seminar Rencana Relokasi Rancang Bangun Istana Sultan Serdang, Perbaungan 28 Juli 2005. Hlm. 2

(2)

kantor dan rumah-rumah warga menaikkan bendera sangsaka merah putih dan kepada keluarga sultan dan bangsawan diperintahkan aktif masuk dalam berbagai kesatuan organisasi rakyat.

Pada tanggal 28 Juli 1947, Belanda mengadakan agresi militer pertama menyerang wilayah Republik Indonesia, dan pasukan KNIL mendarat di muara Seibogan untukmerebut kota Perbaungan dan Sungai Ular. Tempat ini diaggap sangat strategis guna memotong pengunduran pasukan Indonesia dari fron Medan Area. Sebelum tempat dapat direbut oleh pasukan Belanda, datang perintah dari panglima besar Jenderal Sudirman untuk membumihanguskan istana dan seluruh bangunan kraton kota Galuh beserta toko-toko dan rumah-rumah di pekan Perbaungan agar jangan dimanfaatkan oleh musuh10.

Selama tiga hari tiga malam, api membakar istana dan melalap semua bangunan istana dan perumahan dalam kraton kota Galuh dan sekaligus punahlah khazanah budaya Melayu Serdang yang tersimpan selama kurang 300 tahun yang takternilai harganya itu.

Kini kesultanan Serdang dan Istanahnya hanyalah tinggal sejarah dan ibu kota kesultanan Serdang (perbaungan) sekarang menjadi kecamatan Perbaungan.

Kecamatan Perbaugan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan kecamatan yang ada di kabupaten Deli Serdang. Jarak kecamatan Perbaungan dari kota Medan sekitar 38 KM, dengan keadaan ketinggian digolongkkan sebaagai daerah pesisir pantai dan dataran rendah. Keadaan tanah yang tergolong subur, menjadikan wilayah ini sangat potensial untuk dijadikan sebagai wilayah lahan

10

(3)

perkebunan, sedangkan pada bagian pantai daerah ini sangat mendukung dijadikan sebagai sebagai areal pertambakan udang dan perikanan. Daerah dataran rendah dimanfaatkan sebagai areal perkebuanan sawit, coklat, perikanan dan daerah industri. Sangat sedikit sekali lahan yang tidak dimanfaatkan menjadi areal pertanian dan perkebunan dikecamatan Perbaungan.

Desa Pegajahan merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan perbaungan. Desa ini pertama sekali dibuka oleh masyarakat Simalungun yang bermarga Saragih, Purba dan Sinaga. Proses perpindahan ini berlatar-belakang dari konflik sesama etnis Simalungun di Raya tahun 1700an.

Nama Pagajahan merupakan penamaan kontekstual yang berasal dari bahasa Simalungun yaitu pargajahan, artinya tempat gaja. Daerah Pegajahan pada awalnya dibuka masyarakat Simalungun tepatnya di dusun Harapan dua. Kelompok masyarakat pertama ini menjumpai beberapa gajah ekor gajah liar di sekitar dusun. Hal inilah yang melatar-belakangi mereka menyebutkan tempat tersebut sebagai pargajahan sekitar 1760-an11

Nama Pargajahan seiring waktu mengalami perubahan penyebutan, menjadi Pergajahan hingga tahun 1974 nama daerah ini berubah kembali penyebutannya menjadi Pegajahan sampai saat ini, karena proses sosial masyarakat, dimana kelompok masyarakat yang menempati desa Pegajahan semakin heterogen, dan kelompok Etnis Simalungun mengalami pergeseran. Masyarakat pendatang memperlebar wilayah Pegajahan dengan membuka hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman.

11

(4)

2.2 Profil Wilayah Desa Pegajahan

Letak wilayah Pegajahan berada ditengah-tengah kecamatan Perbaungan, dan wilayahnya merupakan bagian dari areal perkebunan PTPN II, yaitu Kebun Melati II, Perkebunan PT. London Sumatera dan perkebunan Rumah-Tangga penduduk Pegajahan.

Desa Pegajahan tergolong wilayah yang sangat luas untuk ukuran desa. Hal ini dibuktikan sejak Januari tahun 2007, wilayah Pegajahan berubah administrasi menjadi kecamatan, dari kecamatan Perbaungan yang melakukan pemekaran menjadi dua kecamatan yaitu kecamatan Perbaungan dan kecamatan Pegajahan, tanpa menambah wilayah-wilayah. Hal ini disetujui setelah melakukan perhitungan.

Luas wilayah Desa Pegajahan adalah 798 Hektar, dengan batas-batas wilayah dengan wilayah lainnya adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lestari Dadi - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Suka Sari - Sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan PTPN II - Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan PTPN II

Kelompok masyarakat yang ada di Pegajahan pada dasarnya hidup berbaur bersama dengan beberapa kelompok etnis lainnya dalam suatu dusun. Desa Pegajahan terdiri dari 6 dusun, diantaranya:

(5)

Tabel 1: Daftar Dusun di Desa Pegajahan No Nama Dusun Luas dusun (Ha) 1 Dusun I Perjuangan 190

2 Dusun Harapan I 19 3 Dusun Harapan II 47 4 Dusun III Sri Asih 37 5 Dusun IV Karang Sari 325

6 Dusun V Pelita 180

Sumber: Profil Desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan 1990 Wilayah 6 dusun yang terdapat di desa Pegajahan pada dasarnya luas arealnya berbeda. Hal ini dilatar belakangi oleh umur desa yang berbeda. Dari tabel diatas kita dapat memperoleh keterangan bahwa dusun Perjuangan I adalah wilayah yang paling luas dan wilayah pertama yang ada di Desa Pegajahan, sedangkan dusun Perjuangan I luas arealnya 19 Hektar sebagai dusun yang wilayahnya paling sempit dari lima dusun lainnya yang ada di Pegajahan. Dusun IV Karang Sari menempati posisi kedua dengan luas 325 Hektar, disusul dengan wilayah Dusun V Pelita dengan luas wilayah 180 Hektar, sedangkan Dusun Harapan II tidak jauh beda dengan Dusun disebelahnya dusun Harapa I yaitu 47 Hektar.

(6)

2.3 Keadaan Penduduk

Secara umum, penduduk dapat dikatakan sebagai kelompok orang yang menempati areal tertentu yang sifatnya menetap ataupun hanya bersifat sementara. Mengetahui keadaan penduduk dalam suatu wilayah akan memberikan kita keterangan lebih luas lagi tentang keadaan disekitarnya. Karena itulah berikut ini dilakukan pengkajian terhadap keadaan penduduk yang menempati desa Pagajahan.

Penduduk desa Pegajahan setiap tahunnya mengalami perkembangan, baik jenis etnis maupun jumlah penduduk. Hal disebabkan karena proses kelahiran, mapun proses perpindahan kelompok etnis dari berbagai daerah. Pada tahun 1990, desa Pegajahan dihuni oleh penduduk yang heterogen sebanyak 774 kepala keluarga, dengan perincian laki-laki 1.807 jiwa, sedangkan perempuan berkisar 1825 jiwa. Jumlah seluruhnya penduduk yang menempati Desa Pegajahan sebanyak 3.632 jiwa.

Proses pertambahan yang tergolong pesat di desa Pegajahan dilatar belakangi situasi desa yang dekat dengan areal PT. Perkebunan Negara dan perkebunan swasta lainnya. Latar belakang ini menjadikan penduduk Pegajahan bersifat heterogen.

Kelompok Etnis yang menempati desa Pegajahan tergolong masyarakat yang heterogen dengan latar belakang yang berbeda, yaitu Etnis Simalungun (etnis lokal), Etnis Batak, Etnis Karo, Melayu, Jawa dan Etnis Hindu Bali sebagai kelompok Etnis yang paling minim Jumlahnya, hanya masyarakat yang berlatar belakang kontrak kerja (sebutan masyarakat lokal) dengan PTPN II tahun 1963.

(7)

2.3.1 Komposisi Penduduk Menurut Etnis

Masyarakat Perbaungan merupakan kelompok masyarakat yang dapat digolongkan sebagai masyarakat yang hetorogen, meskipun beberapa suku yang mendiami wilayah ini adalah sebagai kelompok etnisitas yang dominant, seperti yang diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2: Penduduk Desa Pegajahan Menurut Kelompok Etnis

No Jenis Etnis/Suku Jumlah Dalam %

1 Jawa 81 2 Melayu 2,3 3 Batak 9 4 Karo 2,1 5 Nias 0.3 6 Bali 2,2 7 Banjar 3,06 Jumlah keseluruhan 100%

Sumber: Profil desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan 1990

Data kependudukan desa Pagajahan pada tahun 1980 membuktikan bahwa masyarakat Jawa adalah masyarakat yang jumlahnya sebagai kelomok yang dominan, dengan jumlah 81%. Berbeda darikelompok etnis yang lainnya yang berasal dari Sumatera Utara yaitu Batak, dengan persentase 9,0%, belum termasuk etnis Karo. Kelompok masyarakat yang posisinya posisi ketiga adalah masyarakat Banjar, yaitu etnis yang berasal dari Kalimantan. Jumlah masyarakat Banjar sekitar 3,06%, sedikit lebih besar jumlahnya dari masyarakat Melayu yaitu 2,3%.

(8)

Kelompok masyarakat yang lainnya adalah masyarakat Karo yang jumlahnya hanya sekitar 2,1%, kemudian disusul dengan masyarakat Bali yang jumlahnya hanya 2,2%, pada dasarnya adalah masyarakat korban letusan Gunung Agung yang bermigrasi kedaerah ini. Masyarakat Nias adalah masyarakat yang jumlahnya paling minim, hanya sekitar 0,30%.12

Penduduk kecamatan desa Pegajahan setiap tahunnya selalu mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh etnis pendatang yang akan bekerja sebagai buruh perkebunan. Sektor ini mengalahkan pertambahan penduduk dari proses kelahiran.13

2.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Agama

Masyarakat yang tinggal di desa Pegajahan pada dasarnya menganut kelima agama yang diakui di Indonesia, yaitu Katolik, Islam Kristen Protestan, Hindu dan Buda yang terbagi seperti tabel di bawah ini;

Tabel 3: Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Pegajahan No Agama Persentase (%)

1 Islam 90, 0

2 Kristen Protestan 3,9

3 Katolik 3,0

4 Hindu/Budha 3,1

Sumber : Profil desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan 1990

12

Sekretaris Desa Pegajahan, Profil Desa Pegajahan Tahun 1990 (tidak diterbitkan).1990. Hal.2

13

(9)

Tabel diatas menggambarkan bahwa masyarakat yang menempati desa Pegajahan mayoritas beragama Islam dengan persentase 90%. Masyarakat penganut agama Islam di desa Pegajahan adalah etnis Jawa dan masyarakat Melayu yang jumlahnya dominan di Pegajahan, sedangkan yang terkecil persentasenya adalah agama Katolik dengan jumlah 3,0%. Masyarakat yang menganut agama Kristen Protestan berjumlah 3,9%, menempati urutan kedua setelah Agama Islam. Agama Hindu/Budha berjumlah 3,1%.

Dalam proses kehidupan keagamaan setiap harinya masyarakat terlihat akur, sebab konflik antar sesama umat beragama belum pernah terjadi di wilayah desa Pegajahan kecamatan Perbaungan.

2.3.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani dan berkebun baik sebagai penyewa maupun pemilik tanah. Masyarakat yang lainnya ada yang bekerja sebagai buruh dalam perkebunan yang ada di Perbaungan yaitu PTPN II (kebun Melati), PT London Sumatera, PTPN IV, dan perusahaan perkebunan lainnya. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian akan diuraikan dalam tabel berikut ini:

(10)

Tabel 4: Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Pegajahan Tahun 1980

No Mata pencaharian Persentase (%)

1 Petani 40 2 Karyawan/Buruh 45 3 Pegawai Negri 5 4 Nelayan 0,01 5 Dagang 5,7 6 Dan lain-lain 5,29

Sumber: Profil Desa Pegajahan dan arsip kantor kecamatan Perbaungan 1980

Dengan memperhatikan tabel diatas, bahwa penduduk Pegajahan mayoritas bekerja sebagai Karyawan dan buruh di Perkebunan PTPN II dan perkebunan Swasta sebanyak 45% dari jumlah penduduk. Masyarakat petani menempati posisis kedua yaitu sebanyak 40%, disusul kelompok kerja disektor lain sebanya 5,29%. Kelompok masyarakat pedagang berjumlah 5,7% dan yang penduduk yang paling minim adalah nelayan hanya 0,01%.

Jumlah masyarakat yang berpropesi sebagai nelayan di Pagajahan sangat kecil, hal ini dilatar belakngi tempat mereka nelayan hanya di sekitas sungai yang ada di pegajahan, dan mereka masihmempunyai pekerjaan lain yang sifatnya adalah pekerjaan tambahan.14

14

(11)

2.4 Struktur Pemerintahan Desa Pegajahan

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, yang didasari oleh hukum dan sistem sosial, yang dipimpin langsung oleh seorang Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri.

Sebagai unit terendah dari sistem administrasi pemerintahan, desa dipimpin oleh Kepala Desa, dengan beberapa aturan yaitu sebagai berikut:

- Karangka atau struktur pemerintahan desa yang menjadi wadah kerja sama

- Pembagian tugas dan fungsi serta wewenang dan tanggung jawab - Pengaturan dan penyusunan staf pelaksana

- Pengaturan hubungan kerja antara antara satuan kerja organisasi dan suatu tata hubungan kerja15

Desa Pegajahan juga mempunyai struktur organisasi pemerintahan yang unsur-unsurnya, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Kepemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Umum, dan Kepala Dusun. Semua unsur pemerintahan desa Pegajahan ini saling kerja sama satu sama lain.

Pada pelaksanaan pemerintahan di desa Pegajahan, unsur yang sering aktif menjalankan tugasnya adalah Kepala Desa dan Sekretaris Desa, sedangkan unsur-unsur yang lainnya kurang aktif. Bagan yang seharusnya dilaksanakan dalam suatu desa adalah sebagai berukut:

15

C. S. T Kansil, Undang-undang No 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa, Jakrta: Ghalia Indonesia, 1983, Hal.3

(12)

BAGAN I

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA PEGAJAHAN

KEPALA DESA K UMUM K PEMBANGUNAN K.PEMERINTAHAN SEKDES LKMD LMD K DUSUN

DUSUN I DUSUN II DUSUN DUSUN IV DUSUN V DUSUN VI

Sumber: Kantor kepala Desa Pegajahan 1990

Gambar

Tabel 1: Daftar Dusun di Desa Pegajahan  No  Nama Dusun  Luas dusun (Ha)  1  Dusun I Perjuangan  190
Tabel 2: Penduduk Desa Pegajahan Menurut Kelompok Etnis
Tabel 3: Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Pegajahan  No   Agama  Persentase (%)
Tabel 4: Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa  Pegajahan Tahun 1980

Referensi

Dokumen terkait

Supriadi (2004) memprediksikan bahwa kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia diperkirakan 70-80% merupakan akibat perbuatan manusia. Selanjutnya dijelaskan bahwa

Untuk itu dengan dibuatnya karya ilmiahini diharapkan warga masyarakat dapat sadar dan segera meninggalkan atau mengurangi kebiasaan mereka yang tidak

The population of Sumatran rhino has declined from year to year and based on the Sumatran Rhino Crisis Summit in Singapore in 2013, the Asian Rhino Range State Meeting in Lampung

Sebuah pusat pelatihan atlet bulutangkis tidak hanya dibutuhkan lapangan bulutangkis saja, namun dibutuhkan juga fasilitas penunjang yang memenuhi kebutuhan para

Setiap individu tentu memiliki uraian pekerjaan masing-masing, dan setiap uraian pekerjaan haruslah memiliki satuan pengukuran pencapaian uraian pekerjaan tersebut, sering

pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari

Umpan balik yang di dapatkan mengenai penerimaan pesan tidak terlalu baik karena tidak semua pengunjung pernah melihat pesan promosi yang disampaikan, hanya saja respon

Pengaturannya dinyatakan dalam Pasal 21 UULH bahwa: "Dalam beberapa kegiatan yang menyangkut jenis sumber daya tertentu tanggung jawab timbul secara mutlak pada perusak