• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Positif Implementasi Segitiga Restitusi dalam menyelesaikan permasalan Peserta Didik (5) (1)

N/A
N/A
BUDI KURNIAWAN

Academic year: 2023

Membagikan "Budaya Positif Implementasi Segitiga Restitusi dalam menyelesaikan permasalan Peserta Didik (5) (1)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BUDI KURNIAWAN, S.Pd.SD

Budaya Positif Implementasi Segitiga Restitusi

Kasus 1 . Murid Sering berbuat Gaduh di Kelas saat pembelajaran

Budaya Positif Implementasi Segitiga Restitusi

Kasus 1 . Murid Sering berbuat Gaduh di Kelas saat pembelajaran

Pada awal tahun pelajaran 2022-2023 Saya ditugaskan mengajar di kelas IV, ketika proses pembelajaran berlangsung saya menghadapi salah satu peserta didik di kelas empat yang sering berbuat gaduh serta mempunyai minat belajar yang kurang sehingga kemampuan akademik peserta tersebut jauh tertinggal oleh peserta didik yang lain, selain itu proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara maksimal karena terganggu oleh tingkah murid tersebut.

.

Disiplin positif merupakan unsur utama dalam konsep budaya positif.

Kata disiplin identik dengan kepatuhan, kata disiplin jika dibawa dalam kegiatan pembelajaran maka yang terbayang adalah murid patuh pada tata aturan sekolah, patuh dengan tata aturan kelas. Jika melanggar maka akan mendapat hukuman.

Sebagai seorang guru Saya memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut sehingga anak tersebut bisa belajar secara normal dan mempunyai semangat belajar. untuk itu saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.

Untuk mengatasi masalah tersebut saya menyelesaikannya dengan pendekatan Segitiga Restitusi sesuai konsep dan tahapan serta tindakan sebagai berikut :

1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity

Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses.

Anak yang sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat seperti :

Berbuat salah itu tidak apa-apa, Tidak ada manusia yang sempurna

• Tidak ada manusia yang sempurna

• Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.

• Kita bisa menyelesaikan ini.

• Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.

• Kamu berhak merasa begitu.

• Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

2. Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior

Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar. Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka sikap seorang anak yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu telah memenuhi kebutuhan anak tersebut. Kalimat kalimat di bawah ini mungkin terdengar asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan memvalidasi kebutuhan mereka.

(2)

JUARA 1 TINGKAT KECAMATAN

Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”

Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu”.

Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru. Guru menyuruh anak untuk menghentikan sikap yang tidak baik.

Dalam tahapan ini kita bisa bertanya seperti : 1.

2.

3.

3. Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Pada dasarnya kita sebagai seorang guru membuat peserta didik termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga

Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?

Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?

Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?

Kamu mau jadi orang yang seperti apa?

Penting untuk menanyakan ke anak, kehidupan seperti apa nantinya yang mereka inginkan?

Apakah kamu ingin menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, atau bisa dipercaya?

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kebanyakan anak akan mengatakan “Iya,” Tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya menjadi orang seperti itu. Guru dapat membantu dengan bertanya, seperti apa jika mereka jadi orang seperti itu. ketika anak sudah mendapat gambaran yang jelas tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, guru dapat membantu anak-anak tetap fokus pada gambaran tersebut

Setelah saya melakukan praktik segitiga restitusi saya mendapatkan informasi yang cukup, ternyata anak tersebut bersikap seperti itu terobsesi terhadap salah satu pelawak yaitu SULE . karena ingin diperhatikan serta senang kalau orang di sekelilingnya tertawa. Maka untuk menyalurkan keinginan serta minat anak tersebut saya mencoba berkomunikasi dengan kepala sekolah agar membuat sebuah wadah sehingga minat anak tersebut dapat tersalurkan.

Bertepatan dengan diselenggarakannya Festival Tunas Bahasa Ibu yang di selenggrakan di kabupaten garut cabang Borangan, berkat bimbingan secara rutin yang dilakukan peserta didik tersebut berhasil menjadi juara 1 tingkat Kecamatan serta menjadi perwakilan dari kecamatan talegong untuk berlaga ditingkat kabupaten .

LOMBA TINGKAT KABUPATEN

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) rata-rata kemampuan pemecahan masalah materi segitiga peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan

Pendekatan disiplin positif mengajak para pendidik dan orang tua untuk menyadari dan meyakini, bahwa tidak ada anak yang nakal, yang ada adalah tingkah baik dan

Tes tertulis dan praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik baik pada kelas eksperimen

MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT (Studi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang menjadi hambatan implementasi budaya religius di MTs Negeri 2 Kabupaten Gorontalo yaitu sulitnya mengontrol

Pengawasan (controlling) merupakan proses pengawasan yang perlu dilaksanakan agar anggota organisasi dapat bekerjasama dengan baik, dan pergerakan yang sama ke arah

Penguasaan keterampilan baik, terutama dalam Mengemukakan penjelasan tentang cara memelihara kesehatan 3 90 B 89 B Matematika Penguasaan pengetahuan baik, terutama dalam Menjelaskan

Penguasaan keterampilan baik, terutama dalam Melafalkan bunyi vokal, konsonan dalam kata bahasa indonesia 3 90 B 90 B Matematika Penguasaan pengetahuan baik, terutama dalam