• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Data Perspektif Gender Kabupaten Agam Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Data Perspektif Gender Kabupaten Agam Tahun 2018"

Copied!
293
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

LATAR BELAKANG B. TUJUAN

SUMBER DATA

DATA PERSPEKTIF GENDER BIDANG KEPENDUDUKAN

Penutup

Latar Belakang

Tujuan pembangunan gender yang ingin dicapai adalah tercapainya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Menyusul permasalahan di atas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan sebagai upaya memfasilitasi dan meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan ketersediaan data gender berdasarkan gender di daerahnya. melalui Peraturan Menteri Nomor 06 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data Gender dan Anak.

Sumber Data

Meningkatkan pemahaman seluruh pihak terkait akan pentingnya data gender bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program daerah di wilayah Kabupaten Agam. Meningkatkan komitmen penggunaan statistik dan analisis gender dalam perencanaan dan pemantauan berbagai program dan kegiatan di Kabupaten Agam.

Gambaran Umum Kondisi Daerah .1 Aspek Geografi

  • Letak Geografis Dan Batas Administrasi Wilayah

Ketinggian 500-1000 m dpl seluas 43,49% berada di Kecamatan Baso, Ampek Angkek, Canduang, Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuh, Banuhampu dan Sungai Pua. Daerah dengan kemiringan sangat curam (>45%) berada pada jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Marapi dan Gunung Singgalang terletak di sebelah selatan dan tenggara Kabupaten Agam.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Agam
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Agam

Komposisi Umur dan Jenis Kelamin

Rasio ketergantungan yang tidak terlalu tinggi berarti jumlah penduduk tidak produktif yang harus ditanggung oleh penduduk usia kerja juga tidak terlalu tinggi. Rasio ketergantungan yang rendah menunjukkan tingginya proporsi penduduk usia kerja dibandingkan penduduk usia non-produktif.

Gambar 3.1. Angka Ketergantungan menurut jenis kelamin, 2017
Gambar 3.1. Angka Ketergantungan menurut jenis kelamin, 2017

Jumlah Penduduk Menurut Dokumen Kependudukan a. Kepemilikan KTP

Jumlah penduduk laki-laki yang memiliki akta kelahiran adalah 30,13% dari total penduduk laki-laki, dan jumlah penduduk perempuan adalah 30,40%. Pada tahun 2017 di Kabupaten Agam terbukti 100% korban meninggal telah diberikan akta kematian, baik laki-laki maupun perempuan. Akta nikah adalah suatu surat yang dibuat dan diterbitkan oleh Dinas Kependudukan yang secara pasti dan sah membuktikan pencatatan perkawinan seseorang setelah perkawinan menurut agama dan kepercayaannya.

Pada tahun 2017 Kabupaten Agam menunjukkan jumlah penduduk yang mendaftarkan dan melaporkan perkawinannya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Agam sebanyak 16,39%, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 18,21% dari total penduduk laki-laki, dan perempuan sebanyak 14 orang, 62% dari total penduduk. populasinya adalah perempuan. Pada tahun 2017 Kabupaten Agam menunjukkan jumlah penduduk yang terdaftar dan melaporkan perceraian pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Agam sebesar 7,47%, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 17,27% dari total penduduk laki-laki, dan perempuan sebesar 5,40% dari jumlah penduduk. seluruh populasi perempuan. Jumlah penduduk yang mempunyai akta cerai menurut jenis kelamin per kecamatan di Kabupaten Agam pada tahun 2017.

Pada tahun 2017 di Kabupaten Agam, terlihat bahwa penduduk yang terdaftar sebagai pendatang adalah laki-laki, yaitu lebih dari dua kali lipat penduduk perempuan.

Tabel 3.2.  Jumlah  Penduduk yang memiliki KTP                        menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan                        di Kabupaten Agam Tahun  2017
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk yang memiliki KTP menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Agam Tahun 2017

Komposisi Menurut Status Perkawinan

Komposisi penduduk ditinjau dari status perkawinan (Tabel 3.9) menunjukkan lebih dari separuh penduduk berumur 10 tahun ke atas, yaitu 53,91 persen, sudah menikah. Jika dilihat dari jenis kelamin, proporsi laki-laki menikah sebesar 54,46 persen, sedangkan perempuan lebih rendah yakni 53,38 persen. Sementara laki-laki lajang lebih banyak 41,46 persen dibandingkan perempuan lajang, yaitu 29,62 persen.

Di sisi lain, jumlah perempuan yang bercerai, baik cerai maupun meninggal dunia, sebanyak 17.00, empat kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki (4,08 persen).

Umur Perkawinan Pertama

Persentase perempuan usia 20-24 tahun yang pernah menikah berdasarkan status perkawinan dan usia kawin pertama di Kabupaten Agam pada tahun 2017. Sebagian besar perempuan usia 20-24 tahun ke atas yang pernah menikah di Kabupaten Agam melakukan perkawinan pertama pada usia tersebut. berusia 18 tahun atau lebih. Meski demikian, masih terdapat perempuan yang menikah pertama kali pada usia di bawah 18 tahun dengan angka sebesar 27,29 persen.

Jika dikelompokkan berdasarkan status perkawinan perempuan, proporsi perempuan yang pertama kali menikah pada usia di bawah 18 tahun lebih tinggi.

Gambar 3.2. Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Pernah                        Kawin Menurut Status Perkawinan dan Usia Perkawinan                       Pertama di Kabupaten Agam Tahun 2017
Gambar 3.2. Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Pernah Kawin Menurut Status Perkawinan dan Usia Perkawinan Pertama di Kabupaten Agam Tahun 2017

Keluarga Berencana

Gambar di atas juga menunjukkan bahwa peserta KB aktif masih didominasi oleh perempuan (6,18% orang) dan laki-laki sebesar 6,18%. Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa warga PKB di Kabupaten Agam berjumlah 25 orang, dengan 20% (6 orang) dari PKB tersebut adalah laki-laki. Oleh karena itu, kepala rumah tangga perempuan umumnya berpendidikan lebih rendah dibandingkan kepala rumah tangga laki-laki.

Secara umum rumah tangga yang dikepalai laki-laki relatif lebih sejahtera dibandingkan rumah tangga yang dikepalai perempuan. Anak yang memiliki akta kelahiran menurut kabupaten dan jenis kelamin di Kabupaten Agam tahun 2016 (data belum tersedia). Jumlah anak (usia <18 tahun) yang memiliki akta kelahiran berdasarkan jenis kelamin menurut kabupaten/kota di Kabupaten Agam pada tahun 2016.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut kelompok umur dan 16-18 tahun) dan jenis kelamin menurut kecamatan di Kabupaten Agam tahun 2017.

Gambar 3.3. Perempuan Pernah Kawin menurut Penggunaan                            Alat/Cara KB (persen), 2014-2017
Gambar 3.3. Perempuan Pernah Kawin menurut Penggunaan Alat/Cara KB (persen), 2014-2017

Melek Huruf dan Buta Huruf

Dari data di atas terlihat bahwa guru SD laki-laki dan perempuan yang belum memiliki sertifikat mengajar (sertifikasi) lebih banyak dibandingkan dengan yang bersertifikat. Dilihat dari jumlah guru SD bersertifikat, terlihat 13,22% guru SD laki-laki bersertifikat dan 86,78% guru SD perempuan bersertifikat. Dari data di atas terlihat bahwa guru SMA laki-laki dan perempuan yang memiliki sertifikat mengajar (sertifikasi) lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak bersertifikat.

Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah guru SMP perempuan dibandingkan laki-laki, dimana guru SMP perempuan sebanyak 77,12% dan laki-laki 22,88%. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa guru SMA laki-laki dan perempuan yang memiliki sertifikat mengajar (sertifikasi) lebih banyak dibandingkan yang tidak. Dilihat dari jumlah guru SMA bersertifikat, terlihat 29,68% guru SMA laki-laki bersertifikat dan 70,32% guru perempuan bersertifikat.

Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah guru SMA perempuan dibandingkan laki-laki, dimana guru SMA perempuan sebanyak 72,19% dan laki-laki sebanyak 27,81%.

Gambar 4.28.  Angka Melek Huruf (AMH) Menurut                            Jenis Kelamin, 2014-2017
Gambar 4.28. Angka Melek Huruf (AMH) Menurut Jenis Kelamin, 2014-2017

PENDAHULUAN

  • Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
  • Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) dengan Kompetensi Kebidanan
  • Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (Ante Natal Care)
  • Angka kematian Bayi (AKB) dan Anak Balita (AKABA)
  • Bayi dengan ASI Eksklusif (0-6 Bulan)
  • Penderita HIV/AIDS

Dari tabel diatas terlihat jumlah kematian ibu sebanyak 10 kasus kematian ibu pada masa nifas (42 hari setelah kelahiran). Dibandingkan tahun 2016, terjadi peningkatan angka kematian ibu sebesar 3 kasus, yaitu dari 7 kasus menjadi 10 kasus. Cakupan kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Linakes) di Kabupaten Agam sampai tahun 2017 sebanyak 7293 kelahiran atau 99,78%.

Ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus tumbuh kembang anak, begitu pula ibu hamil. Sedangkan cakupan pemeriksaan ibu hamil (K4) penuh pada periode yang sama sebanyak 7.294 orang atau 70,81%. No Puskesmas Kabupaten Persentase Ibu Hamil yang mendapat imunisasi TT TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 TT2+.

Persentase anak usia di bawah 2 tahun yang mendapat ASI dan rata-rata durasi menyusui, 2017.

Tabel 5.1     Cakupan Angka Kematian Ibu Maternal                          Per Kecamatan, Kab
Tabel 5.1 Cakupan Angka Kematian Ibu Maternal Per Kecamatan, Kab

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM KOPERASI

Dari data di atas terlihat bahwa partisipasi perempuan dan laki-laki sebagai anggota koperasi hampir berimbang, bahkan partisipasi perempuan lebih tinggi. Pada koperasi multiusaha, koperasi pasar, koperasi wanita, koperasi tentara, koperasi pesantren, koperasi penerima upah dan koperasi lainnya, partisipasi perempuan lebih dari 50 orang. Salah satu jenis koperasi yaitu Koperasi Wanita (Kopwan), mempunyai 100% anggota perempuan, hal ini menggambarkan bahwa perempuan cukup berminat untuk menjadi anggota koperasi, diharapkan hal ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan dan dapat meningkatkan peran perempuan dalam masyarakat.

Ke depan, peran perempuan dalam berpartisipasi dalam koperasi diharapkan terus meningkat, sehingga perempuan dapat menjadi lebih maju dan berdaya. Dari sekian banyak koperasi yang ada, mereka berhasil menyerap tenaga kerja/karyawan yang syarat dan ketentuannya seperti pada tabel di atas. Data di atas menunjukkan bahwa secara umum perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yang bekerja sebagai pekerja koperasi.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mampu bersaing secara kompeten dengan laki-laki dalam dunia kerja, terutama pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan ketertiban, perempuan tetap mempunyai keunggulan.

Tabel 6.1. Partisipasi Perempuan sebagai Anggota Koperasi   Menurut Jenis Koperasi Kab
Tabel 6.1. Partisipasi Perempuan sebagai Anggota Koperasi Menurut Jenis Koperasi Kab

KIPRAH PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)

Dari data di atas terlihat bahwa perempuan juga berperan dalam industri skala kecil dan menengah di Kabupaten Agam, khususnya sentra industri makanan dan garmen. Hal ini terlihat dari jumlah manajer perempuan di pusat tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manajer laki-laki. Pada sentra bordir dan makanan kering, hampir seluruh pengelolanya adalah perempuan, dan jumlah pengelola perempuan hampir sama dengan jumlah pengelola laki-laki pada sentra bordir dan makanan kering.

Namun di beberapa sentra perempuan tidak banyak berpartisipasi, hal ini mungkin disebabkan karena beberapa sentra tersebut memerlukan kekuatan fisik, sehingga perempuan semakin cenderung memilih usaha yang sesuai dengan sifat dan kemampuan fisiknya. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan juga dapat berpartisipasi di perusahaan yang didominasi oleh laki-laki, misalnya di perusahaan manufaktur. Pada industri batu bata dan gula merah, banyak unit usaha yang juga dipimpin oleh perempuan, namun dalam merekrut pengelola sentra batu bata, pelaku usaha biasanya memilih manajer sesuai dengan kebutuhannya yang berjenis kelamin dominan di perusahaan tersebut.

Tabel 6.5. Kiprah Perempuan Dalam Pengelolaan                      Sentra   Industri Kecil Menengah
Tabel 6.5. Kiprah Perempuan Dalam Pengelolaan Sentra Industri Kecil Menengah

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERIKANAN

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM SEKTOR KEHUTANAN 1. Kelompok Tani Kehutanan

  • ELNIFERI

Kecamatan Ampek Angkek belum mempunyai kelompok petani kehutanan karena kondisi wilayahnya yang tidak menawarkan potensi hutan. Dari jumlah tersebut, anggota kelompok tani tersebut terdiri dari laki-laki sebanyak 1.175 orang dan perempuan sebanyak 746 orang. Hal ini mengurangi peluang perempuan untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui kelompok tani, padahal tujuan pembentukan kelompok tani adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh anggotanya.

Pada tahun 2017, UPTD KPHL Agam Raya belum melaksanakan kegiatan yang berfokus pada gender karena kegiatannya masih terpusat di kantor provinsi. Pembuatan Locus Gardens ini dilakukan pada 2 kelompok tani dengan jumlah bibit pada masing-masing kelompok sebanyak 2.500 bibit yang terdiri dari bibit kayu dan MPTS (tanaman penghasil buah selain produksi kayu). Perhutanan Sosial di Kabupaten Agam Tahun 2017 adalah Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Nagari yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Data kelompok perhutanan sosial tahun 2017 menunjukkan bahwa kelompok perhutanan sosial belum responsif gender karena masih banyak anggotanya yang berjenis kelamin laki-laki, hal ini mungkin disebabkan oleh lokasi kegiatan di kawasan hutan.

Tabel 6.9. Jumlah  Kelompok Tani Kehutanan Menurut Jenis      Kelamin  Per Kecamatan  di Kab
Tabel 6.9. Jumlah Kelompok Tani Kehutanan Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kab

PERAN PEREMPUAN DALAM DUNIA KERJA 1. Angkatan Kerja

  • Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
  • Lapangan dan Status Berusaha

Jika dibedakan berdasarkan gender, angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, masing-masing sebesar 77,31 persen berbanding 53,35 persen. Di sisi lain, perempuan yang bukan angkatan kerja lebih banyak dibandingkan laki-laki, yaitu 46,65 persen berbanding 22,69 persen. Banyaknya perempuan yang tidak termasuk dalam angkatan kerja disebabkan oleh banyaknya jumlah ibu rumah tangga yaitu 51.667 orang atau 55,94 persen dari total jumlah perempuan yang tidak termasuk dalam angkatan kerja (Gambar 6.1).

Jika dilihat berdasarkan gender, sebagian besar perempuan dalam kelompok usia kerja adalah berusia 30 tahun ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi (pasar kerja) lebih rendah dibandingkan laki-laki. Sebanyak 18,89 persen angkatan kerja berpendidikan SD, 19,36 persen berpendidikan SLTA, dan 30,58 persen berpendidikan SLTA.

Status ketenagakerjaan terendah pada angkatan kerja adalah pekerja lepas di bidang pertanian sebesar 3,96 persen.

Tabel 6.13.  Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut
Tabel 6.13. Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut

Gambar

Tabel 3.4.   Jumlah  Penduduk yang memiliki Akte Kelahiran                        menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan
Tabel 3.6.  Jumlah  Penduduk yang memiliki Akte Perkawinan                       menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan
Gambar 3.2. Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Pernah                        Kawin Menurut Status Perkawinan dan Usia Perkawinan                       Pertama di Kabupaten Agam Tahun 2017
Gambar 3.3. Perempuan Pernah Kawin menurut Penggunaan                            Alat/Cara KB (persen), 2014-2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laurent Prevot CNRS, Université de Toulouse Byong-Rae Ryu Chungnam National University Shu-chuan Tseng Academia Sinica Jie Xu Huazhong Normal University Eun-Jung Yoo Seoul National